Genap lima bulan pernikahan kedua ayahnya Alea tidak pernah lagi melihat rau wajah murung ataupun sedih di wajah ayahnya. Semua berjalan dengan semestinya keluarga pada umumnya. Hari-hari berlalu semua orang bisa melihat kebahagiaan keluarga baru itu.
Alea baru saja pulang sekolah hari ini adalah pengumuman hasil kelulusan sebagai seorang siswa sma. Alea pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri, Alea ingin memberikan kabar kelulusannya kepada ayahnya dan juga ibu tirinya.
Alea sudah berada di ujung gang yang akan menuju arah rumahnya. Langkah Alea terhenti sesaat setelah melihat banyak orang yang keluar dari halaman rumahnya. Alea mengerutkan keningnya menatap kearah rumah, Alea mencoba menerka-nerka apa yang terjadi di rumahnya. Namun semakin keras Alea berfikir Alea tidak menemukan jawabannya.
Perasaan Alea menjadi khawatir setelah melihat salah satu tetangganya keluar dari halaman rumah dengan wajah tampak murung. Alea semakin penasaran, dengan langkah seribu Alea mengayunkan langkah kakinya menuju ke arah rumah.
Ternyata di halaman rumah sudah banyak orang yang datang dan tamu-tamu yang datang saat itu yang si lihat Alea, wajah mereka semua terlihat sangat sedih. Ada beberapa orang menatap kedatangan Alea dengan perasaan ibah. Perasaan Alea menjadi tak karuan karena tatapan orang-orang itu.
Alea memberanikan dirinya masuk kedalam rumah, mata Alea langsung menangkap sosok ibu tirinya yang sedang duduk sambil menangis. Mata Laura sudah merah dan bengkak karena terlalu lama menangis.
"Ibu, ada apa...?" tanya Alea khawatir.
"Ayah,...ayah Alea.." ucap Laura ibu tiri Alea terbata-bata.
"Ayah kenapa bu?" tanya Alea lagi. Hati dan pikiran Alea kini menjadi cemas.
"Ayah sudah tidak ada lagi," jawab Laura dengan suara pelang seolah sedang berbisik.
Bum
Seperti ada bom yang baru saja meledak di hati Alea.
"Tidak, itu tidak mungkin," ucap Alea. Alea menolak kata-kata ibu tirinya.
"Dimana ayah, aku ingin melihat ayah...," Alea pergi meninggalkan ibu tirinya yang sedang duduk merata.
"Ayah.....Ayah....Ayah....!" Alea berteriak memanggil ayahnya. Alea mengelilingi ruangan yang ada di dalam rumah.
"Ayah... Ayah...Ayah Alea pulang yah. Alea lulus yah...!" seru Alea lagi. Alea masih terus mencari keberadaan ayahnya.
Semua pelayat yang ada dalam rumah merasa kasihan pada Alea. Mereka tau bagaimana dekatnya Alea dengan Mack ayahnya.
"Alea...." panggil salah satu tetangganya.
Alea membalikkan badannya dan menatap orang yang memanggilnya.
"Dimana ayah Alea?" tanya Alea, Alea masih menolak kenyataan jika ayahnya sudah meninggal.
"Alea, ayahmu lagi di dalam kamar. Ada dokter yang sedang memeriksa," ujar tetangganya.
Alea dengan cepat berlari menuju ke kamar tempat ayahnya. Setelah tiba di depan pintu kamar ayahnya Alea langsung berdiri kaku. Sebelum masuk kedalam kamar Alea melihat dengan jelas ayahnya sedang terbaring di atas tempat tidur.
"Ayah..." panggil Alea lirih.
"Maaf nona, ayah nona sudah tiada," ucap dokter yang memeriksa ayah Alea.
"Tiiiidaaakkk...!" Alea berteriak sekencang-kencangnya.
"Ayah, bangun...Ayah bangun jangan tinggalin Alea ayah," Alea menangis sambil memeluk tubuh ayahnya yang sudah kaku.
"Ayah....ayah bangun. Ayah jangan tinggalin Alea sendiri," Alea meratap.
"Alea, ikhlas ayah nak. Ayah sudah bersama ibumu sekarang," ucap Laura mencoba menenangkan Putri tirinya.
"Sekarang Alea dengan siapa jika ayah pergi?" Alea bertanya diselah tangisnya.
"Ada aku sama Sandra. Kamu tidak sendirian Alea, kami ini juga keluargamu," ucap Laura.
Alea mengangkat kepalanya dan menatap wajah ibu tirinya dengan mata sembab.
"Ibu terimakasih sudah mau menerima Alea," ucap Alea. Wajah Alea kini sudah memerah karena menangis matanya pun sudah sembab.
Hari seharusnya menjadi hari bahagia bagi Alea tetapi kini berubah menjadi hari yang menyedihkan. Bagaimana tidak orang yang di sayangnya kini telah tiada menyusul ibu kandungnya yang sudah lebih dulu kembali kepada sang pencipta. Hati Alea benar-benar merasakan kehilangan, hati Alea menjadi kosong.
Pemakaman Mack ayahnya Alea berjalan dengan semestinya, banyak pelayat yang datang memberikan penghormatan terakhir untuk ayah Alea. Banyak dukungan yang Alea terima dari pelayat yang datang.
Kini hanya tinggal Alea sendiri di kuburan ayahnya, Alea engan untuk pulang ke rumah. Hati Alea benar-benar terpukul menerima kenyataan bahwa ayahnya sudah bersama dengan ibunya.
"Alea, kita pulang yuk," ajak Laura mencoba membujuk Alea.
*Alea masih ingin di sini bu," tolak Alea halus.
"Sudah sore Alea, kita harus pulang sekarang," Laura mengingatkan Alea.
"Sebentar lagi bu, Alea masih ingin menemani ayah disini," tolak Alea lagi.
Menerima penolakan Alea hati Laura merasa tidak suka. Laura bahkan mengepalkan kedua tangannya di samping tubuhnya. Namun meski demikian Laura berusaha menahan emosinya supaya tidak meledak. Di sekitar makan masih ada beberapa orang pelayat yang mengatakan suaminya.
Laura menarik nafasnya dalam-dalam supaya bisa menekan emosinya. Laura tersenyum terpaksa.
"Alea, jangan seperti ini. Kamu akan membuat ayahmu sedih," ucap Laura.
Alea memalingkan wajahnya dan menatap wajah ibu tirinya dengan perasaan sedih.
"Ibu, jika ibu ingin pulang, pulang saja. Alea tidak apa-apa," tolak Alea lagi.
Ingin rasanya Laura menyeret Alea sekarang juga tapi niatnya itu hanya bisa disimpan di dalam hatinya.
*Ibu akan menunggumu di sana," ujar Laura sambil menunjuk kearah mobil yang terparkir. Alea hanya mengangguk kepadanya sebagai jawaban.
Laura meninggalkan Alea dengan hati dongkol. Sebenarnya Laura sudah ingin cepat kembali ke rumah ada hal yang ingin dilakukannya sesegera mungkin dan itu harus tanpa sepengetahuan Alea.
Alea menatap batu nisan yang bertuliskan nama ayahnya, rasa sedih itu semakin membuat Alea menangis kembali.
"Ayah, Alea pasti akan sangat rindu dengan ayah.Jaga Alea dari sana ya ayah. Alea sangat menyayangkan ayah," kata-kata perpisahan itu terucap dari bibir Alea yang bergetar. Alea tidak ingin jauh dari ayahnya.
Setelah mengucapkan kalimat perpustakaan Alea bangkit berdiri dari posisi jongkok. Alea melambaikan tangannya sebelum melangkah pergi meninggalkan pusara Mack.
Alea menghampiri ibunya yang sudah menunggunya.
"Kita pulang sekarang," ujar Laura dengan suara dingin. Alea tidak memperhatikannya sama sekali, Alea masih diliputi perasaan kehilangan
Mobil segera melaju meninggalkan taman pemakaman. Di dalam mobil semuanya hening tak ada yang bersuara. Alea sibuk dengan lamunannya sedangkan Laura justru sedang menyusun rencana untuk melakukan aksinya.
Mobil yang di tumpangi Alea, Laura dan saudara tirinya memasuki halaman rumah. Sesampai di rumah ternyata masih ada tamu pelayat yang datang dan mereka menunggu kedatangan Alea dan Laura.
Alea segera turun dari mobil setelah mobil terparkir.Alea segera masuk kedalam kamarnya tanpa menemui tamu yang datang. Meskipun demikian tamu-tamu itu merasa lumrah dengan sikap Alea.
Kedatangan tamu-tamu ini justru sangat tidak di sukai oleh Laura, Laura punya alasannya sendiri. Laura dengan berat hati melayani tamu-tamu tersebut, sesekali Laura memberikan senyum palsu dan tatapan sedih kepada tamu yang hadir.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Dewi Payang
ibu tirinya sepertinya jahat
2023-05-14
0
R.F
2like hadir semangat kk
2023-03-30
0
Rahma AR
like
2023-03-29
0