Mendapati bahwa kekasihnya yang sangat di cintai berselingkuh membuat hati Olan menjadi tak karuan. Bagaimana hati Olan tidak merasa sakit, Olan memergoki kekasihnya sedang menari di atas tubuh seorang pria dalam keadaan tanpa busana.
Olan pergi meninggalkan apartemen Freya dengan perasaan terluka. Rencana hari ini benar-benar tidak berjalan seperti yang diharapkan Olan dan keluarganya. Olan mengendarai mobilnya tanpa arah, Olan tidak ingin pulang saat ini.
Sembari mengendarai mobilnya Olan berfikir bagaimana nantinya menjelaskan kepada orang tuanya jika saat uni Freya tidak datang ke rumah. Semakin keras Olan berfikir otak Olan semakin buntuh tidak menemukan jawabannya.
Sudah hampir dua jam Olan berkeliling kota tanpa tujuan. Pada akhirnya Olan memutuskan untuk pulang ke apartemen milik keluarganya yang tak jauh dari perusahaan milik keluarganya. Apartemen itu dulunya di beli ayahnya dengan alasan jika ada pekerjaan menumpuk maka Ravlin akan tinggal di apartemen itu.
Tiba di apartemen Olan membuka jasnya dan melemparkan jas itu disembarang tempat. Olan mencari sesuatu yang dia sendiri tidak tahu apa yang di carinya. Hingga Olan berhenti di sebuah lemari kaca yang isinya berisikan minuman yang mengandung alkohol. Tanpa ragu Olan meraih dua botol sekaligus dari dalam lemari kaca.
Olan membawa dua botol wine menuju sofa yang ada di ruangan tersebut. Olan membuka salah satu tutup botol dengan kasar setelah itu Olan langsung menegak isi botol tersebut. Cairan berwarna merah sudah masuk kedalam tubuh Olan.
"Aku membenci mu FREYA....!" teriak Olan. Olan menumpahkan emosinya dengan teriakan.
Satu botol wine sudah tuntas di telan Olan tapi nyatanya tidak membuat Olan mabuk. Mungkin efek dari rasa sakit hatinya membuat tubuh Olan kebal akan alkohol. Olan menatap jam dinding yang terpajang di dinding yang ada di ruangan tersebut, jam sudah menunjukkan pukul enam sore, hampir menjelang malam. Olan masih ingat bahwa sebentar lagi akan ada makanan malam bersama keluarganya
Olan dengan rasa engan meninggalkan apartemen, Olan kembali ke rumah. Dalam perjalanan pulang Olan masih mencari alasan yang tepat untuk menjelaskan pada orang tuanya jika dia dan Freya hubungannya sudah selesai. Tapi sampai mobilnya masuk ke halaman rumah Olan tidak menemukan cara menjelaskan kepada orang tuanya tentang Freya.
Olan memarkirkan mobilnya di halaman depan, dengan kondisi Olan saat ini sudah bisa di pastikan bahwa orang rumah pasti akan terkejut melihat penampilan Olan. Olan masuk kedalam rumah dengan kondisi kemeja yang dikenakannya tadi sudah berantakan di tambah lagi dengan wajah Olan yang terlihat kacau.
Olan langsung menuju ruang makan karena Olan yakin jika anggota keluarganya sudah berkumpul di sana.
Langkah kaki Olan masih stabil tidak seperti orang yang sedang mabuk. Sampai di ruang makan benar saja mananya, papanya dan adik kesayangannya sudah duduk manis mengelilingi meja makan.
Mama dan papa Olan memandang kearah Olan. Mata bu Linda langsung terbuka lebar setelah melihat putranya.
"Olan..." sapa bu Linda.
"Kamu kenapa Olan?" tanya bu Linda cemas.
"Mah, maaf Olan tidak bisa membawa Freya ke rumah," jawab Olan dengan ekspresi wajah sedih.
Bu Linda bangun dari duduknya, perasaannya langsung bisa menebak jika sudah terjadi sesuatu pada putranya. Bu Linda mendekati Olan dan langsung menggenggam tangan Olan.
"Tidak apa-apa, sekarang kamu duduk dulu ya," ajak bu Linda. Bu Linda bisa merasakan bahwa putranya sedang tidak baik-baik saja.
Olan duduk di kursi meja makan, kepala Olan tertunda.
"Olan, katakan pada mama apa yang terjadi?" tanya bu Linda dengan suara lembut.
"Dia selingkuh, mah," jawab Olan jujur.
"Ha...!"
Bu Linda Ravlin suaminya dan juga Gabby mengucapkan satu kata yang sama saking terkejut dengan jawaban Olan.
"Freya selingkuh," Olan mengulangi kata-katanya.
"Perempuan tidak tau diuntung," ujar bu Linda geram.
"Sudah mah, kasian Olan," Ravlin mencoba menenangkan istrinya.
Olan masih duduk tanpa mengangkat kepalanya. Semua orang yang ada dalam ruangan makan menjadi hilang selera makannya karena kejadian yang menimpa Olan.
"Olan, Olan mau makan atau mau mandi dulu?" tanya bu Linda hati-hati.
"Olan nggak nafsu makan, mah. Olan ke kamar dulu," ucap Olan. Setelah itu Olan meninggalkan ruang makan sambil diiringi tatapan mata keluarganya.
Setelah Olan pergi terjadi keheningan di ruang makan untuk beberapa saat.
"Dasar perempuan tidak tau diuntung, liat saja apa yang akan aku lakukan padanya," ujar bu Linda menumpahkan kekesalannya.
"Mah, sudah mah. Jangan berbuat yang aneh-aneh,"Ravlin menegur istrinya.
"Tidak bisa begitu, mama tidak akan berbuat macam-macam tapi perempuan itu harus menerima hukuman karena sudah menyakiti hati anakku," balas bu Linda. Acara makan malam akhirnya selesai tanpa ada satu orangpun yang menyentuh makanan, perasaan mereka ikut merasakan rasa sedih yang dialami oleh Olan.
Satu minggu sejak kejadian itu Olan menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Olan bahkan lembur setiap hari. Olan sengaja melakukan itu untuk mengalihkan pikirannya supaya tidak teringat akan penghianatan Freya terhadap dirinya. Olan menghabiskan waktunya dengan bekerja untuk menghilangkan rasa sakit hatinya.
Di dalam ruang kerjanya Olan sedang sibuk mengecek setiap map yang sudah bertumpuk diatas meja kerjanya sampai suara langkah kaki seseorang yang sedang memasuki ruangannya mengalikan pandangannya. Olan mengangkat kepalanya kearah depan melihat siapa yang masuk keruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Ekspresi wajah Olan berubah dingin setelah melihat siapa yang masuk keruangan kerjanya. Olan menatap orang yang masuk dengan ekspresi datar.
"Olan...," ucap Freya. Ya yang barusan masuk tadi adalah Freya.
"Untuk apa kamu datang menemui mu?" ucap Olan tanpa merubah ekspresi wajahnya.
"Olan, aku kesini mau minta maaf," ucap Freya jujur.
"Anggap saja aku sudah memaafkan mu, sekarang apa mau mu lagi," ucap Olan, Olan seolah enggan untuk berbasa-basi dengan Freya.
"Aku mau kita kembali lagi seperti dulu," tanpa rasa malu Freya mengucapkan kalimat itu.
"Ha,..."Olan tersenyum sinis mendengar ucapan Freya barusan.
"Olan, kamu tidak menyuruhku untuk duduk?" tanya Freya, Freya sama sekali tidak menghiraukan ekspresi wajah Olan.
"Duduk..? kamu tidak perlu duduk di ruang ini. Sekarang kamu cepat pergi dari sini!" usir Olan. Olan mulai tak tahan melihat Freya berdiri di hadapannya.
"Olan, aku minta maaf. Tolong maafkan aku. aku janji tidak akan mengulanginya lagi,"ucap Freya memohon. Sejujurnya Freya tidak ingin kehilangan Olan bukan karena mencintai Olan akan tetapi Freya tidak ingin kehilangan kesempatan untuk menikmati kekayaan yang dimiliki oleh Olan.
Olan berdiri dari kursinya melangkah maju mendekati Freya tanpa merubah ekspresi dingin di wajahnya. Olan melangkahkan melewati Freya yang masih berdiri. Olan menujuh pintu keluar.
Ceklek
Olan membuka pintu.
"Keluar...!" ucap Olan. Olan mengusir Freya.
"Olan, kamu mengusir ku?" ucap Freya tak percaya.
"Aku bilang keluar!" Olan sekali lagi mengusir Freya dari ruangannya
"Aku tidak mau, aku akan pergi jika kamu memaafkan ku dan mau kembali padaku," ujar Freya penuh percaya diri.
"KELUAAAR....!" akhirnya Olan berteriak mengusir Freya. Suara teriakan Olan langsung menggema di seluruh lantai tempat ruang kerjanya Olan.
"Aku bilang keluar sebelum aku memanggil satpam untuk menyeret mu keluar dari ruangan ku," ucap Olan dengan penuh penekanan.
Karena melihat ekspresi wajah Olan yang terlihat sangat marah dengan berat hati Freya kekuar dari ruangan Olan dengan perasaan kesal. Di depan ruangan Olan sudah ada beberapa orang yang berdiri mencari tahu siapa yang sudah mendapatkan kemarahan bos mudah mereka. Freya pergi meninggalkan Olan diiringi oleh tatapan mata karyawan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
anggita
ng👍like aja.
2023-10-04
0
Dewi Payang
dih, emang gak tau malu yah Freya
2023-05-16
0
Dewi Payang
ngomong apa adanya saja Olan
2023-05-16
0