Bab 19 CEMAS

Tak terasa usia kandungan Alea sudah memasuki sembilan bulan itu artinya Alea tinggal menghitung hari untuk melahirkannya. Kehidupan Alea selama tinggal bersama keluarga barunya sangat bahagia, meskipun kehidupannya tidak semewah dulu tapu di keluarga pak Eh dan bu Siti Alea mendapatkan kembali kasih sayang dari orang tua. Yang menjadi pembedanya kini adalah Alea memiliki seorang adik perempuan bernama Nur.

Kehidupan Alea memang bahagia saat ini tapi tak semulus yang dibayangkan, tentu saja kehadiran Alea di tempat itu menimbulkan suara-suara sumbang yang ditujukan untuk dirinya, suara sumbang itu berasal dari mulut emak-emak yang sudah terkenal sebagai tukang gosip di daerah itu. Tapi meskipun demikian Alea tidak menghiraukan ucapan sindiran untuk dirinya karena Alea sudah di berikan nasehat oleh pak Eh dan bu Siti

Pak rt dan istrinya pun ikut menasehati Alea supaya tidak terpengaruh oleh ucapan emak-emak tukang gosip.

Selama membuka warung makan kehidupan keluarga pak Eh ada perubahan, perekonomian mereka ada peningkatan itu terbukti adanya renovasi rumah tempat tinggal mereka. Makanan masakan bu Siti laris manis, hampir setiap hari masakan bu Siti laku terjual. Beberapa kali uang Alea yang di pakai untuk modal awal usaha ingin di kembalikan pada Alea tapi Alea selalu menolak untuk menerima uang tersebut.

Pagi-pagi seperti biasanya bu Siti dan Nur sibuk di dapur untuk memasak makanan yang akan mereka jual hari ini, karena perut Alea yang sudah besar Alea tidak diijinkan lagi untuk membantu bu Siti di dapur. Pagi ini Alea bangun dengan perutnya yang mulai merasa tak nyaman seperti orang mules tapi tidak ingin ke wc. Alea beberapa kali mengusap perutnya yang besar, tanpa di duga perut Alea tiba-tiba berdenyut di disertai dengan rasa sakit. Keringat dingin mulai keluar dari lubang pori-pori kulit Alea dan rasa sakit di bagian perutnya mulai bertambah. Tadinya Alea tidak ingin mengatakan kalau perutnya sakit pada bu Siti namun dikarenakan rasa sakit itu terus datang akhirnya Alea meringis kesakitan.

Suara Alea yang sedang menahan rasa sakit akhirnya sampai di telinga Nur, itupun karena Nur sedang berada di depan pintu kamar. Dengan cepat Nur membuka pintu kamar, setelah pintu terbuka Nur melihat Alea sedang meringkuk menahan rasa sakit diatas kasur.

"Bu....!" teriak Nur.

"Bu...ibu... Alea bu!" seru Nur panik.

Di dapur bu Siti mendengar teriakkan Nur langsung melepaskan Sutil di tangannya, bu Siti segera berlari menuju sumber suara Nur. Tiba di depan kamar putrinya bu Siti langsung masuk kedalam kamar.

"Ada apa Nur, jangan teriak Alea sedang tidu...." perkataan bu Siti terhenti setelah melihat Alea yang sudah menahan sakit.

"Alea...kamu kenapa nak?" tanya bi Siti cemas.

"Perut aku sakit, bu," Keluh Alea. Tubuh Alea kini sudah mulai basah karena keringat yang keluar dari tubuhnya.

"Kamu mau melahirkan, Nur cepat panggil bapak!" perintah bu Siti pada Nur

Nur pun langsung melaksanakan apa yang disuruh ibunya.

Dengan langkah setengah berlari Nur menemui bapaknya yang sedang berada di warung mereka.

"Pak...bapak....!" panggil Nur setengah berteriak.

"Pak....Alea pak...!" sekali lagi Nur memanggil pak Eh.

Dengan nafas memburu Nur menemukan bapaknya yang sedang membetulkan kaki meja yang miring.

"Apa Nur teriak-teriak masih pagi ini," ujar pak Eh memprotes Nur yang sudah berteriak.

"Pak...Alea pak," ucap Nur di selah-selah nafasnya yang ngos-ngosan.

"Ha,...Alea kenapa?" tanya pak Eh.

"Perut Alea sakit, katanya ibu Alea akan melahirkan," terang Nur. Tanpa menunggu lagi pak Eh langsung bergegas masuk kedalam rumah, pak Eh langsung bergegas menuju kamar tidur Alea dan Nur.

Tiba di depan kamar pak Eh langsung menghampiri Siti dan Alea.

"Bu..." ucap pak Eh.

"Pak, Alea mau melahirkan. Tolong cepat cari kendaraan buat bawa Alea ke rumah sakit," ujar bu Siti. Pak Eh pun langsung menuruti perkataan istrinya. Pak Eh menghubungi pak rt mengabarkan bahwa Alea akan melahirkan dan butuh kendaraan buat bawa Alea ke rumah sakit.

Tak berapa lama kemudian pak rt dan istrinya datang kerumahnya pak Eh sambil membawa kendaraan miliknya. Tubuh Alea langsung di papah masuk kedalam mobil. Alea meringis kesakitan karena perutnya terus-menerus merasakan pergerakan di dalam perutnya. Bersyukur Alea didampingi oleh orang-orang yang baik dan sayang padanya.

Alea di bawah ke rumah sakit yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat mereka tinggal. Sepanjang perjalanan Alea terus memegangi tangan bu Siti, dari genggaman bu Siti Alea seolah-olah mendapatkan kekuatan. Tiba di rumah sakit tubuh Alea langsung di pindahkan ke brangkar tempat tidur rumah sakit. Para suster langsung mendorong brangkar tersebut memasuki ruang persalinan. Mereka semua yang tadi sempat ikut mengantar Alea ikut mengekor di belakang para perawat.

Alea langsung di bawah masuk ke ruang persalinan, pak Eh bu Siti dan pak rt dan istrinya di suruh menunggu di luar ruangan. Mereka semua terlihat cemas akan kondisi saat ini. Pak Eh berjalan mondar-mandir di lorong rumah sakit, sedangkan bu Siti duduk tak tenang di ruang tunggu. Pak rt dan istrinya duduk sambil bergandengan tangan dan mereka semua berdoa dalam hatinya masing-masing berharap semoga persalinan Alea berjalan dengan lancar.

Sudah mampir satu jam pak Eh dan lainnya menunggu di luar ruangan tapi belum juga ada kabar mengenai Alea. Pak Eh mondar mandir tanpa berhenti jika bisa diukur mungkin pak Eh sudah berjalan bolak-balik dari rumah sakit kerumahnya.

Olan saat ini sedang menghadiri rapat di kantornya, sudah dari tadi Olan merasakan jika perutnya bermasalah tapi Olan mengabaikannya. Hingga kini saat Olan sedang meeting tiba-tiba perutnya merasakan rasa sakit yang luar biasa, sangking sakitnya Olan sampai berkeringat dingin.

"Ahhh...!" tiba-tiba Olan meringis. Perutnya di serang oleh rasa sak. Pak Ravlin langsung memandangi wajan Olan. Pak Ravlin bisa melihat Olan yang sudah berkeringat dingin dan wajah yang sudah pucat.

"Olan, kamu kenapa?" tanya pak Ravlin cemas.

"Perut Olan sakit banget," keluh Olan. Tangan Olan meremas pegangan kursi dengan sangat kuat.

"Meeting sampai disini dulu, maaf saya harus membawa Olan ke rumah sakit dulu," ucap pak Ravlin. Setelahnya Olan langsung di gotong keluar dari ruangan meeting dan langsung di bawah ke mobil pak Ravlin.

Mobil pak Ravlin melaju kencang membela jalan, beruntung jalanan saat ini sedang tidak macet. Hingga tiba-tiba di tengah perjalanan tubuh Olan menjadi lemas, namun di balik itu ada rasa lega yang dirasakan oleh Olan. Nafasnya mulai teratur kembali, pak Ravlin terkejut melihat perubahan Olan.

"Kenapa,apa sakit sekali? sabar ya sebentar lagi kita sampai di rumah sakit," ucap pak Ravlin.

"Olan, udah nggak papa . Rasa sakitnya sudah hilang," ucap Olan jujur. Pak Ravlin mengerutkan keningnya menatap Olan dengan tatapan binggung.

"Yakin, perutnya udah nggak sakit?" tanya pak Ravlin tak percaya.

"Olan udah baik-baik saja sekarang," jawab Olan.

"Tapi kita tetap ke rumah sakit," ujar pak Ravlin. Olan diam tak ingin membantah jika bapaknya.

Di rumah sakit Alea baru saja Mekah anaknya, persalinannya berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sama sekali. Kelahiran anak Alea di sambut gembira semua orang yang menunggunya.

"Sekarang kita udah punya cucu, bu," ujar pak Eh bahagia.

"Selamat ya, kami turut bahagia," ucap pak rt. mereka semua saling berjabat tangan mengucapkan selamat akan kehadiran anggota baru di keluarga pak Eh sekaligus kedatangan warga baru untuk pak rt.

Bersambung

Terpopuler

Comments

🤗🤗

🤗🤗

semangat up💪

2023-05-21

0

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Semoga Olan bs ketemu ama Ae
Ry Benci Pakpol Mampir

2023-04-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!