Laura benar-benar frustasi saat ini harapnya untuk bisa menguasai semua uang yang di wariskan kepada Alea justru berakhir menyedikan, Laura justru kehilangan benda berharga yang bisa menopang kehidupannya dan putrinya yaitu atm Alea.
Gabby putrinya Laura ikutan merasa pusing bagaimana tidak sebentar lagi batas jatuh tempo pembayaran uang kuliahnya, sebenarnya Laura ibunya sudah memberikan uang kuliah untuk Gabby sayangnya uang itu justru di pakai Gabby untuk berfoya-foya mentraktir teman-temannya.
Hari sudah mulai malam makan malam belum juga tersedia diatas meja makan, Laura tidak memasak hari ini. Gabby keluar dari dalam kamarnya menujuh ruang makan. Sampai di ruang makan Gabby mengecek meja makan ternyata tidak ada makanan disana, Gabby membuka kulkas berharap bisa menemukan sesuatu yang bisa mengganjal perutnya yang mulai merasakan lapar. Harapan Gabby hanya tinggal harapan di dalam kulkas pun tidak tersedia makanan yang bisa di makan oleh Gabby. Isi dalam kulkas hanyalah air mineral kemasan botol.
Karena tidak menemukan apa yang dicarinya Gabby menghampiri ibunya yang masih berada dalam kamar sejak tadi siang.
"Bu....ibu..!" panggil Gabby dari balik pintu. Tak ada sahutan dari dalam kamar.
Gabby kembali memanggil ibunya.
"Bu...bu....ibu!"
Laura terbangun karena mendengar panggilan putrinya.
"Iya...masuk!" ujar Laura.
Gabby masuk kedalam kamar ibunya dengan wajah sedih.
"Bu, aku lapar," ucap Gabby sambil memegang perutnya.
"Ya makan sana..." balas Laura.
"Mau makan apa? di dapur tidak ada makanan. Di dalam kulkas pun kosong," terang Gebby.
"Ya sudah tinggal beli makanan, itu aja repot," ujar Laura.
"Uangnya mana?" balas Gabby sambil mengulurkan tangannya.
"Kemarin perasaan ibu baru kasih kamu uang, masa sudah habis!" ucap Laura seakan tak percaya Gabby meminta uang padanya.
"Sudah habis bu, kemarin aku baru beli baju di butik," jawab Gabby jujur.
"Astaga ini anak, sekarang kita harus berhemat. Uang ibu tinggal sedikit!" ucap Laura.
Tak tega melihat Gabby putrinya kelaparan dengan berat hati Laura merogoh saku celananya dan mengambil uang di dalam sakunya.
"Ini, pesankan buat ibu juga. Ibu juga lapar," ucap Laura sambil menyodorkan selembar uang kertas berwarna pink. Gabby menerima uang itu dengan wajah berseri. Gabby pun tanpa membuang waktu lagi langsung memesan makanan lewat aplikasi online.
Sambil menunggu pesanan mereka datang Gabby dan Laura duduk menunggu di ruang tamu. Terjadi pembahasan tentang Alea.
"Bu, jadi atm Alea sekarang sama pengacara itu? bagaimana kita nanti, bu?" ujar Gabby resah.
"Ibu juga nggak tau harus bagaimana sekarang," jawab Laura.
"Bu, bagaimana kalau kita cari Alea!" Gabby memberikan saran.
"Ibu, tidak mau ," tolak Laura.
"Bu, kan atm Alea sekarang ada sama pengacara. Kita butuh uangnya Alea!" ujar Gabby.
"Terus..!"
"Bu, kita cari Alea dulu, nanti kalau sudah ketemu kita paksa Alea untuk membuat surat pernyataan kalau semua uangnya di berikan pada kita," Gabby memberikan penjelasan atas sarannya.
"Betul juga anak ibu memang pintar," ujar Laura senang. Laura menyetujui saran putrinya.
Laura dan Gabby terdiam bersamaan, mereka berdua bersama-sama sedang memikirkan bagaimana mencari keberadaan Alea.
"Bu, kemana kita akan mencari Alea?" tanya Gabby dengan wajah binggung.
"Nah, itu dia. Ibu nggak tau di mana anak itu tinggal. Dia masih hidup ataupun mati ibu tidak tau," jawab Laura.
*****
Di tempat yang berbeda ada seorang pria yang sedang duduk merenung di ruang kerjanya, siapa lagi kalau bukan Olan. Olan saat ini kondisinya sudah lebih baik jika di bandingkan tiga bulan yang lalu. Olan mengalami muntah-muntah di setiap pagi hari, bahkan ada yang lebih parah dari itu yang Olan rasakan. Pernah suatu malam, di malam buta Olan terbangun dati tidurnya karena ingin makan mangga muda, mamanya dan papanya keheranan melihat Olan saat itu.
Olan duduk sambil melihat layar handphonenya, di layar handphone terdapat sebuah gambar seorang gadis yang Olan cari selama ini. Foto yang di lihat Olan adalah fotonya Alea yang diambil Olan pada gambar cctv di clup waktu itu.
Olan menarik nafas berat sudah tiga bulan dirinya belum juga mendapatkan gambaran di mana Alea berada. Jangankan kabar tentang Alea, Alea tinggal di mana pun Olan tidak tau. Setelah puas memandangi wajah Alea di layar handphone miliknya Olan l
kembali menghubungi temannya yang dulu pernah Olan minta bantuannya untuk mencari Alea.
Olan menghubungi temannya itu untuk menanyakan tentang perkembangan pencarian Alea.
Kring
Kring
Panggil terhubung. Olan menunggu jawaban dari pemilik handphone yang dihubunginya.
"Halo..." sapa Angga
"Tom, bagaimana apakah sudah ada berita tentang gadis itu?" tanya Olan langsung tanpa basa-basi.
"Maaf, tapi aku belum menemukan gadis yang kamu cari, Olan," jawab Angga.
"Kamu sudah mencari di mana saja?" tanya Olan. Olan tak puas dengan jawaban Angga.
"Hampir tiap hari aku duduk nongkrong di mall dan clup malam. Dan sudah semua clup malam aku datangi tapu belum juga menemukan gadis yang kamu cari," Tommy mengatakan apa yang sudah dilakukannya selama mencari Alea. Olan menarik nafas panjang mendengar pengakuan Angga.
Olan memutuskan pembicaraan itu setelah selesai mendengar penjelasan Angga. Olan kembali menatap layar ponselnya dengan raut wajah lelah.
Jam kerja pun selesai Olan langsung membereskan dokumen-dokumen yang berserakan diatas meja kerjanya. Olan ingin cepat-cepat pulang ke rumah.
Olan pulang kerumahnya dengan membawa perasaan galau. Setelah memarkir mobilnya di garasi rumah Olan masuk ke dalam rumah dengan langkah berat.
"Olan, sudah pulang," sapa mamanya Olan.
"Sudah mah," jawab Olan dengan suara lesu.
"Kamu kecapean ya, sayang," ucap bu Linda. Bu Linda berfikir jika putranya tak bertenaga karena pekerjaan di kantor.
"Olan, ke kamar dulu ya mah," ujar Olan. Bu Linda hanya menganggukkan kepalanya menjawab ucapan Olan.
Olan langsung ke kamarnya yang berada di lantai dua. Di dalam kamar Olan tak langsung membersihkan dirinya tetapi Olan duduk di tepi ranjangnya. Olan kembali menyalakan handphone dan kembali menatap wajah Alea di layar ponselnya.
"Kemana kamu, keman aku harus mencari mu," ucap Olan lirih. Setelahnya Olan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Olan tertunduk sedih.
Sebenarnya Olan mencari keberadaan Alea bukan hanya untuk meminta maaf akan tetapi Olan merasa yakin jika Alea tengah mengandung anaknya, Olan yakin bahwa Alea sedang hamil itu di karenakan berdasarkan apa yang Olan alami selama tiga bulan terakhir. Keyakinan Olan pun bertambah setelah mendengar penjelasan mamanya. Pada saat Olan mengalami mual-mual di pagi hari dan fi setiap saat Olan mencari makanan yang asem-asem mamanya yakin jika Olan putranya mengalami ngidam. Keyakinan itupun semakin bertambah saat Olan di bawah ke dokter karena Olan terus memuntahkan makanan yang masuk ke dalam perutnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
🤗🤗
semakin seru kak, Duda somplak vs bocah tengil mampir
2023-05-21
0
Rahma AR
mampir lg... semangat...
2023-05-08
0
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Makin Seru Kk
Wajar aja Angga gk ketemu ama Ae
Carinya di Mall dan Club sih
Ry Benci Pakpol mampir
2023-04-08
0