Bab 16 NGIDAM

Alea terbangun dari pingsannya setelah beberapa saat, Kepala Alea masih terasa sedikit pusing. Alea membuka matanya dan menyapu bersih isi ruangan tersebut, berapa kagetnya Alea setelah sadar jika dirinya tidak berada di kamarnya. Ada hal lain yang membuat Alea tiba-tiba menjadi panik, Alea kini sedang berada di ruangan yang tidak pernah di kenalnya.

Alea mencoba mengingat kembali dimana dirinya berada kini namun semakin Alea memperhatikan ruangan tersebut membuat kepanikan Alea bercampur dengan rasa takut. Bayangan kejadian beberapa minggu lalu kini menghantui pikiran dan perasaan Alea.

Ahhhhh....!

Tiba-tiba Alea berteriak sekencang mungkin.

Pak Eh dan bu Siti dan juga mantri yang mendengar teriakkan Alea langsung bergegas menghampiri Alea di ruang rawat. Bu Siti bisa melihat kepanikan di wajah Alea, bu Siti langsung mendekati Alea.

"Ada apa Alea?" tanya bu Siti khawatir.

"Aku dimana bu?" Alea balik bertanya.

"Ini di tempat mantri Alea, tadi kamu pingsan," terang bu Siti. Alea menyebar pandangan matanya mencari sesuatu yang bisa meyakinkan dirinya bahwa ia sedang berada di klinik.

Wajah Alea yang tadinya terlihat sangat panik kini mulai tenang, Alea percaya jika dirinya benar-benar berada di klinik kesehatan.

"Maaf sudah membuat bapak sama ibu khawatir," ucap Alea tulus.

"Tak apa Alea, yang terpenting sekarang kamu sudah sadar. Satu lagi mulai saat ini kamu tidak boleh capek-capek ingat di perut kamu sedang ada calon bayi," ujar bu Siti panjang lebar.

Mata Alea langsung terbelalak mendengar ucapan bu Siti, Alea sangat terkejut dengan berita yang di sampaikan oleh bu Siti.

"Aku hamil?" ucap Alea tak percaya. Di raut wajah Alea tergambar jelas kepanikan dan penolakan.

"Betul Alea, sebentar lagi kamu akan punya anak. Itu berarti akan ada cucu buat bapak sama ibu," ujar pak Eh sambil tersenyum.

Pak Eh dan bu Siti bisa menyambut kehadiran anak Alea akan tetapi berbeda dengan Alea, Alea justru tidak menginginkan anak dalam kandungannya itu lahir. Alea berfikir anak itu adalah sebuah aib besar, Alea tidak menginginkan anak dalam kandungannya lahir.

"Tidaaaaak....!" teriak Alea sambil memukul perutnya yang masih rata.

Melihat tingkah Alea dengan cepat pak Eh segera meraih tangan Alea dan memegangnya erat.

"Alea....Alea.... tenang ya," ucap pak Eh.

"Aku nggak mau anak ini ....," ucap Alea sambil menangis. Bu Siti memeluk tubuh Alea, bu Siti paham dengan apa yang Alea rasakan saat ini. Bagaimana mungkin seorang gadis yang masih terbilang muda harus menanggung beban yang sangat berat, Alea sudah di perkos4 oleh seseorang dan saat ini Alea sedang mengandung anak dari hasil pemerkos4an.

Alea terus menangis tidak bisa menerima keadaannya saat ini, Alea beberapa kali mencoba memukul perutnya tapi berhasil di hadang oleh pak Eh.

"Pak, bu bagaimana ini, Aku pasti akan lebih menyusahkan bapak sama ibu," ratap Alea sedih.

"Alea, kamu itu anak kami kamu itu bukan beban buat kami dan anak dalam perutmu itu adalah cucu kami. Jangan sakiti diri kamu dan calon cucu kami ya," ucap bu Siti. Bu Siti mengatakan kalimat panjang itu dari lubuk hatinya dan pak Eh menganggukkan kepalanya menyetujui ucap istrinya.

Tangis Alea sudah reda matanya membengkak hidungnya juga ikut memerah.

"Maafkan aku," ucap Alea.

"Tak ada yang salah Alea, kamu nggak usah khawatir ada kami disini untuk jaga kamu," ucap pak Eh meyakinkan Alea, bahwa Alea tidak sendirian.

Alea sungguh sangatlah beruntung bisa menemukan keluarga pak Eh yang bisa menerimanya dengan segala kekurangannya. Tak bisa di bayangkan jika pada saat kejadian malam itu Alea bertemu dengan orang jahat, bisa di pastikan Alea pasti akan hidup menderita.

Setelah merasa lebih baik Alea di bawah pulang ke rumah oleh pak Eh di bantu bu Siti dan Nur. Sepanjang perjalanan menuju rumah tangga Alea di genggaman erat oleh bu Siti takut Alea berbuat nekad. Mengetahui Alea hamil pak Eh segera mengabarkan berita ini kepada pak rt, pak Eh tidak ingin menutupi keadaan Alea dari siapapun karena tidak ingin menimbulkan fitnah buat Alea dan keluarganya.

Keesokan paginya Alea bangun agak kesiangan, pak Eh sudah berangkat kerja sedangkan bu Siti sedang sibuk di dapur di bantu oleh Nur untuk menyiapkan makanan yang akan di jual hari ini. Hari ini bu Siti resmi membuka warung menjual makan. Warungnya berada di depan rumah memanfaatkan halaman yang kosong.

"Maaf bu, Alea kesiangan," ucap Alea. Alea sedang berusaha menerima keadaannya saat ini, beruntung keluar barunya tidak merasa beban akan kehamilannya.

"Sudah duduk aja, biar ibu siapin sarapan ya," ujar Siti.

"Mau makan sesuatu, misalnya mangga muda atau yang asem-asem?" tawar bu Siti, karena memang sebagai perempuan hamil muda pasti mengalami yang namanya ngidam.

"Nggak bu, Alea cuma mau sarapan yang biasanya," jawab Alea. Alea sesungguhnya tidak merasakan ngidam seperti wanita hamil mudah.

Di tempat yang berbeda Olan bagun dengan kepala yang sangat sakit, Olan berusaha bangun dari tidurnya tapi terasa sulit. Karena sudah waktunya sarapan pagi semua anggota keluarga sudah duduk di kursi meja makan tinggal menunggu Olan ikut bergabung.

"Kak Olan tumben belum turun," ujar Beby adiknya Olan.

"Sebentar lagi ya, mungkin Olan kesiangan bangunnya," ucap bu Linda.

Dan mereka pun menunggu beberapa saat lagi, tapi setelah sepuluh menit Olan belum juga turun membuat bu Linda khawatir.

"Apa Olan sakit atau kesiangan ya pah?"

"Coba periksa dulu mah," Ravlin meninta istrinya mengecek kondisi putranya.

Bu Linda segera kelantai dua untuk membangunkan Olan.

Tok

Tok

Tok

"Olan....!" panggil bu Linda dari balik pintu. Tak ada jawaban dari Olan

Tok

Tok

Tok

"Olan... bangun sayang ini udah siang," ujar bu Linda. Lagi-lagi tak ada jawaban dari Olan.

Bu Linda memutuskan untuk masuk kedalam kamar anaknya.

"Olan...." panggil bu Linda lagi.Bu Linda terkejut melihat Olan sedang meringkuk di atas kasurnya.

"Sayang, kamu sakit," ucap bu Linda sambil mengecek kondisi kesehatan Olan.

"Kepala Olan sakit mah," ucap Olan.

"Ya udah kamu istirahat dulu, mama buatin bubur buat kamu. Sudah tidur aja lagi," ucap bu Linda.

Bu Linda pun turut ke lantai satu dan menemui suami dan putrinya yang sedang menunggu dari tadi.

"Olan sakit pah, mama mau buatin bubur dulu buat Olan sarapan," ucap bu Linda.

"Mungkin kecapean,"balas pak Ravlin.

Bu Linda segera membuat bubur sedangkan pak Ravlin dan Beby melanjutkan sarapannya.

Setelah selesai membuat bubur bu Linda segera membawa bubur itu untuk Olan. Tak lupa bu Linda juga membawakan obat sakit kepala karena tadi Olan mengeluh sakit kepala. Sampai di depan kamar bu Linda membawa nampan yang berisikan bubur yang masih mengebul karena masih panas.

"Olan sarapan dulu," ucap bu Linda. Olan pun merubah posisi tidurnya menjadi duduk. Tapi sungguh di luar dugaan saat Olan mencium aroma bubur membuat dirinya menjadi ingin muntah.

Huek. huek ..Olan merasakan mual.

"Olan, kenapa?" tanya bu Linda.

"Buburnya bau mah, bau banget," ujar Olan sambil menutup hidungnya. Bu Linda mengerutkan keningnya karena binggung.

"Ini bubur yang biasa mama buat" ucap bu Linda binggung.

"Tapi buburnya bau banget mah, Olan nggak mau," tolak Olan.

"Terus kamu mau sarapan apa?" tanya bu Linda. Bu Linda tidak ingin perut Olan kosong karena harus minum obat.

"Olan mau manga muda atau jeruk yang asem mah," jawab Olan. Jawabannya Olan sukses membuat bu Linda terkejut.

Olan ada apa dengan mu...? (Thor bertanya)

Bersambung

Terpopuler

Comments

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Makin Seru Kk
Olan ngidam nih
Ry Benci Pakpol Mampir

2023-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!