Keesokan harinya hari masih pagi jam menunjukan pukul setengah delapa, di dalam kamar Alea terlihat sangat gelisah. Alea sudah beberapa kali melirik jam tangannya waktu terasa begitu lambat bagi Alea. Di dalam kamar Alea sedang berfikir bagaimana jika rencananya gagal, Alea takut jika terjadi sesuatu pada pak Eh dan pak rt pastinya akan ikut menanggung akibatnya Alea tidak bisa menerima itu.
Di ruang depan pak Eh dan istrinya sedang duduk mereka berdua sedang membicarakan segala kemungkinan yang akan terjadi nanti, mereka sudah siap menanggung apa pun resikonya nanti. Intinya pak Eh dan Siti ikhlas menolong Alea meskipun Alea bukanlah siapa-siapa mereka, yang pak Eh fan Siti tau saat ini adalah Alea membutuhkan pertolongan.
Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh pak Eh sudah siap tinggal menunggu Alea.
"Alea...." panggil Siti.
"Iya, bu. Alea sudah siap," jawab Alea, setelah itu Alea keluar dari kamarnya. Kamar Nur kini juga sudah menjadi kamarnya Alea.
"Bapak udah nunggu di depan, Alea sudah siap?" ucap Siti.
"Sudah bu..." jawab Alea.
Siti dan Alea menemui pak Eh.
"Sudah siap?" tanya pak Eh. Alea menganggukkan kepalanya membalas ucapan pak Eh.
"Kami pamit Siti, doakan semoga semua berjalan lancar," ujar pak Eh.
"Bu, saya pamit," ucap Alea sambil memeluk Siti. Ada rasa takut di hati Alea.
Selesai berpamitan sesuai dengan amanah pak rt, pak Eh dan Alea singgah terlebih dahulu di rumah pak rt. Sampai di depan rumah pak rt pak Eh dan Alea melihat ada beberapa pria berbadan tegap sudah ada di rumah pak rt.
"Pak rt.." sapa pak Eh.
"Sudah datang, mereka inilah yang akan membantu pak Eh dan nona Alea. Mereka bertugas untuk menjaga pak Eh dan nona Alea," terang pak rt. Alea dan pak Eh terkejut mendengar ucapan pak rt.
"Beneran pak? makasih banyak ya pak rt. Saya janji akan sangat berhati-hati," ujar Alea sebagai bentuk rasa terimakasihnya.
Karena tak ingin membuat waktu lagi mereka pun berangkat ke rumah Alea yang sebenarnya. Alea dan pak Eh di temani tiga orang pria yang tadi mereka temui di rumah pak rt. Sungguh di luar dugaan pak rt ternyata sudah menyiapkan mobil untuk di gunakan oleh Alea, Alea benar-benar bersyukur saat ini bagaimana tidak, Alea di pertemukan dengan orang-orang yang sangat baik. Di dalam hatinya Alea berhaji untuk membalas budi kebaikan mereka semuanya, entah itu kapan.
Hampir satu jam mereka ada dalam kendaraan hingga mobil yang mereka tumpangi memasuki kawasan perumahan, Pak Eh tak menyangka jika gadis yang datang di rumahnya ternyata tinggal di rumah yang besar. Pak Eh bisa menilai seperti itu karena sepanjang perjalanan di dalam kompleks pak Eh hanya melihat deretan rumah-rumah yang berukuran besar
Alea menatap pak Eh yang sedang terkesima dengan pemandangan matanya.
"Pak, saya lebih bahagia tinggal di rumah bapak," ucap Alea. Pak Eh tersenyum kecil mendengar ucapan Alea, pak Eh merasa tidak enak hati. Pak Eh merasa jika rumah tidak pantas untuk Alea tempati.
"Pak, jangan mikir yang aneh-aneh, sungguh aku bahagia tinggal sama bapak dan ibu. Rumah itu memang besar tapi tidak membuat aku bahagia," ujar Alea. Alea kini terlihat murung Alea takut jika setelah ini pak Eh akan menyuruhnya pergi dari rumah pak Eh.
"Terimakasih Alea mau tinggal di rumah bapak yang sangat sederhana," ucap Eh.
"Rumah bapak, lebih indah dari rumah ku. Setidaknya aky bisa merasakan kasih sayang dari pak Eh, bu Siti dan juga Nur," ucap Alea dari dalam hatinya.
Mobil yang membawa mereka pun sampai di salah satu jalan yang bercabang.
"Non Alea, kita belok kemana ini?" tanya supir yang merupakan salah satu pria yang bertugas menjaga Alea.
"Belok ke kiri, nanti bapak berhenti pas di belokan," terang Alea.
"Baik,..." jawab supir. Mobil pun melaju kembali sesuai arahan Alea.
"Pak, stop kita sudah sampai," ujar Alea.
Semua orang yang ada dalam mobil memperhatikan keadaan sekitar, perusahaan mewah itu meskipun banyak penghuninya tapi keadaan sekitar terlihat sangat sepi. Alea melirik jam tangannya.
"Sebentar lagi..." gumam Alea.
"Non, kita turun sekarang?" tanya salah seorang pengawal.
"Sebentar lagi, kita tunggu ibu tiri ku keluar dari rumah, mungkin sebentar lagi ibu tiri ku keluar," ujar Alea. Dan mereka pun tetap tinggal dalam mobil sambil terus mengawasi keadaan sekitarnya.
Tak butuh waktu yang lama, seperti yang di ucap Alea sebuah mobil sedan keluar dari dalam rumah. Alea memperhatikan mobil tersebut Alea yakin jika saat ini yang sedang di balik kemudi mobil itu adalah Laura ibu tiri Alea.
"Sebentar lagi, pak" ucap Alea. Mereka menunggu lagi di dalam mobil dengan perasaan mulai degdegan.
Setelah mobil itu pergi menjauh Alea bersiap untuk turun dari mobil.
"Pak Eh, tunggu aku di mobil aja dan lainnya tolong awasi liat kalau mobil itu kembali segera beri tau saya," ujar Alea.
"Alea, Alea masuk sendiri dalam rumah?" tanya pak Eh khawatir.
"Iya pak, nanti kalau terjadi sesuatu segera pergi dari sini, jangan tunggu Alea ya pak," pinta Alea.
"Tapi Alea, bapak nggak tega," ucap pak Eh.
"Pak, dirumah ada bu Siti dan Nur. Alea janji tidak akan kenapa-kenapa, secepatnya Alea keluar dari dalam rumah itu jika Alea sudah mendapatkan apa yang Alea cari," ujar Alea panjang.
"Baiklah, hati-hati. Jangan lupa cepat keluar ya kalau semua sudah beres," ucap pak Eh. Meskipun Alea sudah menyakinkan pak Eh tapi tetap saja pak Eh khawatir, pak Eh dan Siti sudah menganggap Alea adalah putrinya meskipun mereka baru saling kenal.
Alea turun dari mobil dengan langkah cepat Alea masuk kedalam halaman rumahnya, Alea sudah seperti maling di rumahnya sendiri. Alea melewati sampai rumah tujuannya adalah masuk kedalam rumah lewat jendela kamarnya. Sampai di samping jendela kamarnya Alea dengan sangat lihai membuka kunci jendela, Alea mempelajari membuka jendela dari ayahnya.Ayah Alea sengaja mengajari Alea membuka jendela takut jika suatu saat Alea pulang kemalaman dan ayahnya tidak mendengarkan Alea pulang.
Alea berhasil masuk kedalam rumah, dengan cepat Alea segera menuju kamar tidur ayahnya. Alea segera mencari brangkas penyimpanan dokumen berharga. Alea dengan cepat memasukkan sandi, pintu brangkas terbuka. Alea mengambil dokumen rumah dan dokumen lainnya yang dianggap penting. Setelah itu Alea membuka lemari baju ayahnya Alea mengambil satu kota perhiasan peninggalan ibunya. Setelah itu Alea kembali kedalam kamarnya, di dalam kamar Alea mengambil beberapa potong pakaian dan memasukkannya di dalam koper kecil miliknya.
Di dalam mobil pak Eh sudah merasa cemas menunggu Alea belum juga keluar dari dalam rumah itu. Mereka semua yang ada di dalam mobil mulai gelisah.
"Kenapa lama sekali Alea di dalam rumah itu," ucap pak Eh.
Setelah semuanya beres Alea segera bergegas keluar dari dalam rumah itu kembali lewat jendela. Dengan langkah setengah berlari Alea menyeret koper kecilnya. Alea segera menuju mobil yang sudah menunggunya. Semua yang menunggu Alea langsung bernafas lega setelah melihat Alea keluar dari rumah itu tanpa ada hal yang menghalangi.
Rencana Alea berjalan dengan lancar.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
🤗🤗
semakin seru kak
2023-05-17
0
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Alhamdulillah rencana Ale berjalan lancar
Ry Benci Pakpol Mampir
2023-04-01
0