Bab 13 MENCARI YANG PERGI

Hari menjelang malam Laura dan putrinya Gabby baru saja tiba di rumah, hari ini mereka berdua baru saja pulang dari salah satu mall. Laura hari ini habis melakukan apa yang dikatakan oleh Alea, Laura baru saja melakukan spa. Sedangkan Gabby baru saja berbelanja. Jangan di tanya dari mana uang yang mereka gunakan untuk berfoya-foya, sudah bisa di pastikan jika uang yang mereka hambur-hamburkan merupakan hasil dari menjual Alea kepada seorang mucikari dan juga uang simpanan Alea di bank.

Gabby masuk sambil menenteng belanjaannya, Gabby duduk di sofa yang ada di ruang tamu, sedangkan Laura langsung menuju ke kamarnya. Laura masuk kedalam kamar dengan perasaan letih, ketika Laura hendak duduk di sisi ranjang matanya langsung tertuju pada sebuah benda berbentuk kotak yang terbuat dari besi. Mata Laura terbelalak setelah melihat brangkas sudah terbuka lebar.

"Maling.....maling....! teriak Laura. Gabby yang mendengar teriakkan ibunya langsung bergegas menghampiri ibunya

"Ada apa, bu?" tanya Gabby.

"Ada maling masuk rumah tadi," ujar Laura.

"Tapi bagaimana bisa, bukankah saat kita masuk tadi pintu rumah masih terkunci?" ucap Gabby binggung.

"Liat itu,.." Laura menunjuk brangkas yang terbuka.

"Liatkan semua dokumen hilang, termasuk sertifikasi rumah ini," terang Laura mulai panik.

"Tapi bagaimana maling bisa masuk, dari mana kira-kira maling itu masuk?" tanya Gabby sambil mengerutkan keningnya.

Laura dan Gabby terdiam sesaat mereka berdua sedang berusaha berpikir dari mana maling bisa masuk.

"Tunggu dulu, apakah Alea baru saja pulang, bu?" ucap Gabby spontan.

"Tidak mungkin, seandainya Alea tadi pulang Alea tidak bisa masuk ke rumah karena semua kunci pintu sudah ibu ganti," terang Laura.

"Bu, brangkas tidak akan terbuka jika ada kata sandi," ujar Gabby. Laura langsung berfikir setelah mendengar ucapan putrinya.

"Periksa kamar Alea sekarang," ujar Laura. Rasa panik kini melanda Laura. Jelas Laura ketakutan saat ini jika Alea menjual rumah yang dia tempati saat ini Laura tidak tau harus kemana dan tinggal di mana.

Laura dan Gabby langsung bergegas menuju kamar Alea. Sampai di kamar Alea Laura dan Gabby langsung memeriksa lemari pakaian Alea.

"Kan bu, apa aku bilang. Tadi pasti Alea pulang ke rumah," ucap Gabby. Gabby berkata demikian karena setelah memeriksa lemari pakaian Alea Gabby melihat beberapa pakaian Alea yang tergantung di dalam lemari sudah tidak ada di tambah lagi koper milik Alea juga menghilang.

Laura terduduk lemas di ranjang Alea. Laura binggung memikirkan apa yang akan di lakukan oleh Alea dengan surat-surat yang dibawanya.

"Anak itu benar-benar menyusahkan," gerutu Laura. Laura kembali terdiam sesaat kemudian dengan tiba-tiba Laura segera bangun dari duduknya dan langsung berlari kembali ke kamarnya. Gabby pun ikut berlari di belakang Laura.

Sampai di kamar Laura menujuh lemari pakaiannya, setelah membuka lemari tangan Laura seperti gurita yang sedang merayap seolah sedang mencari sesuatu. Tangan Laura kini mulai menarik isi lemari dan melemparkan baju-baju kelantai.

"Bu, apa yang di cari?' tanya Gabby sambil terus memperhatikan tingkah ibunya.

"Kotak perhiasan..." jawaban singkat dan jelas di ucapkan Laura.

"Perhiasan? perasaan ibu tidak membeli perhiasan," ujar Gabby binggung.

"Ibu mencari perhiasan yang ditinggalkan oleh mamanya Alea," jawab Laura sambil tangannya masih sibuk mencari di dalam lemari.

"Astaga bu, bagaimana ini. Kalau Alea ikut mengambilnya kita harus bagaimana?" ujar Gabby khawatir.

"Bantu ibu mencari kotak itu," perintah Laura. Gabby langsung menuruti permintaan ibunya.

Meskipun isi lemari sudah tergeletak si lantai kamar, Laura dan Gabby tidak juga menemukan kotak perhiasan yang dimaksud. Di dalam kamar kini sudah seperti kapal pecah, baju-baju kini sudah berserakan hampir si seluruh lantai kamar. Laura dan Gabby terduduk lemas.

"Kota itu sudah tidak ada," ujar Laura lemas.

"Sekarang kita harus bagaimana bu, uang kita sudah menipis," ujar Gabby.

"Soal itu ibu tidak khawatir, yang ibu khawatirkan jika Alea menjual rumah ini, dimana kita akan tinggal," ucap Laura.

****

Sementara itu sejak kejadian malam itu Olan tidak bisa tidur dengan nyenyak, bukan hanya tidak bisa tidur nyenyak kehidupan Olan juga ikut terganggu. Olan selalu saja bermimpi buruk. Kerap kali Olan terbangun dengan kondisi tubuhnya yang sudah banjir dengan keringat karena mimpinya. Olan ingat saat dirinya terbangun saat itu Olan masih berada di dalam kamar yang asing baginya, saat itu kepala Olan masih terasa pusing akan tetapi dirinya masih bisa melihat dengan jelas keadaan disekitarnya, mata Olan menyapu setiap sudut kamar itu hingga matanya menatap sebuah noda berwarna merah diatas seprai berwarna putih.

Olan berusaha keras mencoba mengingat kembali apa saja yang sudah terjadi malam itu, Olan ingat saat dirinya si sodorkan segelas air minum oleh Tommy dan beberapa saat kemudian dirinya hilang kendali, terakhir Olan masih ingat bahwa dirinya di bawah oleh Tommy dan teman-teman kesebuah ruangan sampai disini Olan tidak ingat apa-apa lagi hingga Olan bangun keesokkan harinya.

Sebelum pulang Olan sempat menemui pemilik club tersebut, Olan meminta untuk menunjukkan cctv yang terpasang di lorong tempat dirinya menginap. Beruntung pemilik club mau menerima permintaan Olan, dari rekan cctv Olan tau jika semalam dirinya tidur dengan seorang wanita. Olan mengambil gambar wajah wanita yang keluar dari dalam kamarnya dengan menggunakan handphone miliknya. Setelah selesai Olan pulang ke rumahnya.

Olan berdiri di balkon kamarnya pikirannya sedang berkeliaran entah kemana, Olan saat ini memikirkan bagaimana caranya supaya bisa menemukan wanita itu. Sudah banyak batang rokok yang tergelak diatas meja tapi Olan seakan tak ingin berhenti mengisap batang rokok.

Entah dari mana tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya, segera Olan meraih handphone miliknya dan langsung memencet tombol pada layar handphone. Olan menghubungi seseorang. Setelah panggilan itu terhubung Olan menunggu jawaban dari balik telpon genggamnya.

"Halo..." sapa seseorang dari telpon.

"Angga .." ucap Olan.

"Olan...? tumben sekali menelpon ku apa lagi ini sudah malam," ujar Angga. Olan memang menghubungi Angga, Angga adalah temannya yang bekerja di bidang penyidikan di kepolisian.

"Aku mau minta tolong," ucap Olan.

"Minta tolong? tumben. Apa ada masalah dengan kantormu?" tanya Angga.

"Bukan masalah kerjaan, aku mau minta tolong sama kamu untuk mencari seseorang," ujar Olan.

"Seseorang, siapa?" tanya Angga.

"Aku tidak tau dia siapa, siapa namanya dan dimana dia tinggal. Tetapi aku perlu menemukannya," ujar Olan.

"Terus aku harus cari kemana kalau informasinya kurang," ucap Angga binggung.

"Aku punya fotonya," potong Olan.

"Kamu boleh mencarinya di mulai dari club malam," jelas Olan.

"Baiklah, kirim fotonya biar aku coba," jawab Angga. Panggilan terputus, Olan memutuskan percakapan itu tanpa mengatakan sepatah katapun. Setelahnya Olan mencari foto seorang gadis di aplikasi foto yang ada di handphonenya, setelah mendapatkan apa Olan cari gambar gadis itu langsung dikirim ke Angga.

"Tolong temukan dia, aku mohon," tulis Olan di bawah foto yang sia kirimkan kepada Angga.

Bersambung

Terpopuler

Comments

🤗🤗

🤗🤗

🌹🌹🌹 biar tambh semangat

2023-05-17

0

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Semoga Olan mau bertanggung jawab kalau ketemu Ale
Ry Benci Pakpol Mampir

2023-04-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!