"Ck, kemana dia? kenapa tidak memberi kabar lagi?" Aji uring-uringan, setelah dua hari tidak ada kabar dari Yayan.
Biasanya Yayan memberikan kabar setiap hari. Tapi setelah menghubunginya kemarin siang, di saat Yayan memberikan informasi tentang keanehan tingkah laku Abiyasa, Yayan tidak menghubunginya lagi hingga esok hari bahkan sampai besoknya lagi.
Yayan seperti menghilang ditelan bumi, karena tiba-tiba tidak ada kabar. Membuat Aji merasa khawatir. Ia mulai berpikir bahwa semua ini ada hubungannya dengan Abiyasa.
Akan tetapi ia juga ragu, jika Abiyasa dapat menyingkirkan Yayan, yang terkenal sebagai master pencak silat.
"Yayan tiba-tiba menghilang, dan tidak ada kabar sama sekali. Apa yang terjadi padanya?" gumam Aji sambil memegangi dagunya sendiri.
Di dalam pikirannya, Aji mencurigai Abiyasa. Bisa saja ini ada kaitannya dengan adiknya yang idiot. Apalagi laporan terlahir yang diberikan oleh Yayan, Abiyasa itu normal, bukannya idiot.
"Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan. Apa yang harus aku lakukan sekarang supaya bisa menemukan Yayan?"
Aji kembali berpikir bahwa dia harus mencari tahu lebih banyak informasi tentang hilangnya Yayan terlebih dahulu sebelum membuat keputusan.
Akhirnya Aji menghubungi anak buahnya yang bernama Ruhian untuk menyelidiki hilangnya Yayan dan juga pamannya, Rian, yang selama ini selalu baik terhadap adiknya.
Aji mulai meragukan pamannya sendiri, Rian, yang selalu baik pada Abiyasa meskipun keluarga mereka telah membuang Abiyasa sejak mengalami kecelakaan yang membuatnya menjadi idiot.
Ini dilakukan Aji sebelum memutuskan tindakan lebih lanjut. Dia berpikir untuk mencari informasi yang lebih lengkap dan akurat untuk berjaga-jaga dalam jangka panjang dengan semua rencannya.
"Ruhian, kamu membantu aku untuk menyelidiki hilangnya Yayan dan juga paman. Aku sepertinya punya pikiran buruk tentang paman, apalagi Yayan sudah dua hari tidak bisa dihubungi." Aji memberikan tugas pada Ruhian, agar segera mencari informasi.
"Tentu, Pak Aji. Apa yang harus saya lakukan?" tanya Ruhian hati-hati.
"Saya curiga paman Rian terlibat dalam kepergian Yayan. Kamu bisa mulai dengan mencari tahu apakah Rian ada hubungannya dengan kepergian Yayan atau tidak."
Ruhian mengangguk mengerti. "Baik, saya akan mencari informasi tentang keberadaan Rian dan juga Yayan secepatnya. Apakah ada informasi tambahan yang perlu saya ketahui?" tanya Ruhian lebih lanjut.
"Ya, dan tolong berhati-hatilah dalam mencari tahu informasi ini. Saya tidak ingin ada masalah yang terjadi." Aji memberikan nasehat supaya Ruhian tidak gegabah.
"Saya mengerti, Pak Aji. Saya akan berhati-hati dan segera memberi tahu Anda jika saya menemukan informasi apa pun."
"Ingat Ruhian. Saya mengandalkan mu untuk membantu saya memecahkan misteri ini." Ruhian mengangguk untuk kesekian kalinya.
Aji perlu berhati-hati agar tidak membuat kesimpulan terlalu dini dan mengambil tindakan yang tidak tepat. Oleh karena itu, ia meminta bantuan pada orang yang dipercayainya untuk mencari informasi yang lebih akurat dan membantu memecahkan masalah ini. Dia tidak mau jika Yayan sampai berkhianat padanya.
***
Aji menghubungi anak buahnya, Ruhian, untuk membantunya menyelidiki kepergian Yayan dan pamannya sendiri, Rian, yang ia curigai terlibat dalam peristiwa hilangnya Yayan. Namun, di sisi lain, Rian justru datang mengunjungi keponakannya, Abiyasa, bersama sekretarisnya, Elok. Rian sering mengunjungi Abiyasa setiap bulannya, tetapi baru kali ini ia membawa Elok bersamanya.
Aji semakin curiga dan kebingungan dengan perilaku pamannya tersebut. Namun, ia tidak ingin menarik kesimpulan terlalu dini dan melakukan tindakan yang tidak tepat. Sebagai seseorang yang selalu bersikap hati-hati, Aji perlu berpikir tenang dan mencari informasi yang akurat sebelum mengambil keputusan.
Elok sendiri adalah sekretaris baru Rian. Dan dirinya sendirilah yang meminta izin untuk ikut menemui Abiyasa.
Di kantor sendiri, posisi Rian adalah seorang Direktur Komisaris. Ia termasuk orang penting di perusahaan dan satu-satunya orang yang masih care dengan Abiyasa selama ini.
Rian yang sudah selesai dengan kesibukannya di kantor, berniat untuk mengunjungi Abiyasa yang berada di rumah mertuanya.
"Elok, ada acara lain tidak untuk kegiatanku setelah ini?" tanya Rian memastikan.
Elok melihat jadwal harian Rian, kemudian menjawab. "Tidak ada, Pak."
"Baiklah. Saya mau pergi keluar kantor sebentar. Saya mau melihat keadaan Abiyasa." Rian pamit memberitahukan tujuannya pada Elok.
Elok, yang mengenal Abiyasa sejak kecil, telah menjadi teman sekolah dari SD hingga sekolah SMA. Elok buru-buru meminta ijin untuk ikut serta mengunjungi Abiyasa di rumahnya. "Bolehkah saya ikut, Pak?"
Rian terkejut karena sebelumnya Elok tidak pernah meminta izin untuk ikut mengunjungi keponakannya. Rian merasa ada sesuatu yang tidak beres dan memutuskan untuk bertanya kepada Elok.
"Kenapa kamu ingin mengunjungi Abiyasa, Elok?" tanya Rian.
"Sebenarnya, Pak Rian, saya ingin melihat kondisi mas Abiyasa yang tidak begitu baik. Dan, saya ingin membantunya jika ada sesuatu yang bisa saya bantu," jawab Elok dengan suara lirih.
Rian terdiam sejenak. Dia tahu bahwa Elok memang mencintai Abiyasa, tetapi Abiyasa tidak pernah merespon perasaannya. Bahkan di saat Abiyasa sudah divonis idiot sekalipun, Elok masih mau seandainya dinikahkan dengan Abiyasa.
"Elok, aku mengerti perasaanmu terhadap Abiyasa. Tapi, aku harus jujur denganmu. Abiyasa tidak akan bisa merespon kedatangan mu dan juga perasaan mu," kata Rian mengingatkan.
Elok terlihat sedih mendengar kata-kata Rian. Dia tahu bahwa Rian benar dan Abiyasa tidak akan merespon kedatangannya. Namun, Elok masih ingin mengunjungi Abiyasa.
"Pak Rian, saya tahu bahwa Abiyasa tidak mencintai saya sedari dulu. Tapi, saya masih ingin melihatnya. Tolong izinkan saya pergi bersama Anda," ucap Elok dengan penuh keyakinan.
Rian melihat keberanian Elok dan merasa terharu. Dia tahu bahwa Elok sangat mencintai Abiyasa, meskipun sudah dalam keadaan seperti orang yang tidak punya akal. Rian tidak ingin mengecewakan Elok.
"Baiklah, Elok. Kita akan pergi bersama. Tapi, kamu harus berjanji padaku bahwa kamu tidak akan merusak hubungan istrinya dan Abiyasa," kata Rian memperingatkan dengan tegas.
Elok tersenyum lega mendengar persetujuan Rian. Dia tahu bahwa Rian adalah satu-satunya orang yang bisa membantunya untuk bertemu dengan Abiyasa. Elok berjanji untuk tidak merusak hubungan antara Abiyasa dengan istrinya..
"Makasih, Pak Rian. Saya berjanji untuk tidak merusak hubungan mas Abiyasa dengan istrinya," kata Elok dengan senyum bahagia di wajahnya.
Rian mengangguk. Dia merasa lega bahwa Elok telah berjanji untuk tidak merusak hubungan mereka. Dia ingin melindungi Abiyasa demi rencananya selama ini. Dia sudah merencanakan ini sejak lama, sejak kedua keponakannya itu ditinggal mati oleh kedua orang tuanya.
"Mari kita pergi bersama, Elok. Kita akan menjenguk Abiyasa bersama-sama," ucap Rian sambil tersenyum.
Elok tersenyum dan mengikuti Rian ke mobil. Mereka berdua pergi ke rumah Endang, mertuanya Abiyasa.
Dih, rencana apa ya yang dimiliki Rian???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Dilan dah
serasa ada hawa jhon wicknya
2023-06-23
0
Navis
rencana buruk apa baik ya kira"🤔🤔🤔🤔
2023-06-22
0
Rianoir⏳⃟⃝㉉
Rencana memiliki elok🤣🤣🤣🤣
2023-04-08
0