Rencana Abiyasa

Abiyasa merasa pusing. Ia tidak bisa mengontrol kekuatan barunya yang membuatnya bisa melihat masa lalu dan masa depan dari apapun yang ia sentuh.

Semua itu terjadi tanpa sepengetahuan Abiyasa secara pasti, bagaimana kekuatan itu dia miliki. Tahu-tahu, dia merasakan dan baru mengetahuinya sejak secara tidak sengaja menyenggol seorang pria sewaktu pulang dari kantor polisi bersama dengan Endang.

Namun, setelah beberapa saat, Abiyasa menyadari bahwa kekuatannya itu tidak bisa ia kendalikan. Setiap kali ia menyentuh sesuatu, ia bisa melihat sejarah dari benda tersebut, bahkan ia bisa melihat masa depan dari orang-orang yang pernah menyentuh benda tersebut. Itu membuat Abiyasa semakin pusing dan bingung. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk mengendalikan kekuatannya itu.

Ia bisa melihat rasa sakit, kebahagiaan, dan kesedihan dari orang-orang. Semua itu membuatnya semakin merasa pusing. Ia tidak tahu harus berbuat apa, ia merasa seperti terjebak dalam kekuatannya sendiri.

'Aku tidak mungkin harus merasakan rasa tersiksa seperti ini seterusnya. Tapi, apa yang harus aku lakukan untuk menanggulangi?'

Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Abiyasa memutuskan untuk menggunakan sarung tangan supaya ia tidak mendapatkan penglihatan lagi. Ia berharap dengan cara ini ia bisa hidup normal seperti orang lainnya. Meskipun kekuatannya itu masih ada, karena pada kenyataannya ia masih bisa merasakan energi dari benda yang ia sentuh. Ia masih bisa melihat sejarah dari benda-benda itu, tetapi ia tidak bisa melihat masa depan lagi.

Saat ini Abiyasa duduk di balkon kamarnya, memegang sarung tangan yang ia gunakan untuk menutupi kekuatannya yang bisa melihat masa lalu dan masa depan. Ia merenung sendiri, teringat dengan kejadian-kejadian yang dia lihat sejak memperoleh kekuatan tersebut.

"Apakah kekuatanku ini adalah anugerah atau kutukan?" gumam Abiyasa pada dirinya sendiri.

Ia terus memikirkan kekuatannya itu, mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri.

"Apa kegunaannya jika aku bisa melihat masa depan? Apakah aku bisa mengubahnya atau hanya menjadi penonton?" Abiyasa merasa semakin pusing.

Namun, di tengah-tengah renungannya, Abiyasa tiba-tiba merasakan energi yang aneh dari sarung tangannya. Ia melepaskan sarung tangan itu dan langsung memegang benda-benda di sekitarnya, mencoba menguji kekuatannya.

"Mungkin saja aku bisa mengubah masa depan," gumam Abiyasa pada dirinya sendiri.

Namun, kemudian ia menyadari bahwa ia tidak bisa mengendalikan kekuatannya dengan baik. Ia pernah melihat masa depan dari Ajeng saat diperkenalkan dengan Alex, sehingga dia bisa merubah keadaan yang dilihat sebelumnya.

Ajeng selamat dan tidak menjadi korban Alex.

"Apa dengan memiliki kekuatan ini aku bisa menggunakannya untuk merubah keadaan menjadi lebih baik?" Abiyasa bertanya pada dirinya sendiri.

Ia merenung sejenak, mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya.

"Apa yang akan terjadi jika orang lain mengetahui kekuatanku? Apakah mereka akan takut atau bahkan menganggap ku gila? Atau mereka justru akan memanfaatkan aku?" Abiyasa bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Ia merasa khawatir dengan kemungkinan reaksi orang lain. "Haruskah aku memilih untuk mengungkapkan kekuatanku pada orang lain atau tetap menyembunyikannya?" Abiyasa kembali memikirkan pertanyaannya sendiri.

Ia tidak tahu harus melakukan apa, tetapi ia berharap dapat menemukan jawaban atas pertanyaannya tersebut. Ia merasa perlu mempertimbangkan dengan matang sebelum membuat keputusan yang akan memengaruhi hidupnya.

Tapi karena rasa penasaran dengan sosok pria yang menjadi pembunuh Bram, Abiyasa berusaha menemukan bukti bahwa pria tersebut adalah pelaku pembunuh Bram. Karena polisi tidak mungkin percaya dengan kesaksiannya. Bisa-bisa dia yang dipenjara karena dianggap sebagai pelaku.

Sambil terus berpura-pura idiot, Abiyasa menyiapkan jebakan untuk Yayan.

Abiyasa memutuskan untuk bertindak diam-diam dan mempersiapkan jebakan untuk pria itu. Dia tahu bahwa pria tersebut akan merasa terancam jika ada bukti yang mengarah pada dirinya, sehingga Abiyasa memilih untuk menyiapkan jebakan yang bisa menjerat pria tersebut.

Abiyasa memutuskan untuk membuat jebakan, yang akan membantunya membuktikan bahwa pria yang pernah dia temui itu adalah pelaku pembunuhan Bram.

Tapi karena dia tidak mengenal siapa pria tersebut, Abiyasa harus mulai mencari tahu lebih dulu tentang siapa dia dan aktivitasnya selama beberapa minggu terakhir. Dia harus memantau pergerakan dan melacak aktivitas pria tersebut dengan menggunakan kemampuannya untuk melihat masa lalu dan masa depan.

"Aku harus mengetahui siapa sebenarnya dia, dan apa motifnya yang membuatnya harus membunuh Bram."

Abiyasa berusaha untuk mencari jalan yang terbaik serta cepat untuk mengungkap misteri kematian kekasih mama mertuanya, yang tidak diketahui oleh siapapun.

Pertama-tama, Abiyasa harus bisa menemukan sejumlah barang bukti atau apapun itu, yang pernah di pegang oleh pria tersebut. Dari barang-barang tersebut, dia akan mencoba kekuatannya untuk melihat kejadian yang sebenarnya.

"Tapi, kemana aku harus mencari barang-barang itu?" Abiyasa kebingungan sendiri untuk mencari benda yang bisa membantunya.

"Jika aku ke kantor polisi, maksudnya ke halte, kemudian memegang tempat duduk halte yang pernah didudukinya, apakah bisa?" Sekarang Abiyasa mulai berpikir keras.

Dia mencari cara supaya bisa keluar dari rumah ini tanpa sepengetahuan Endang maupun Ajeng. Abiyasa tidak mungkin bisa keluar dari rumah, dalam keadaannya yang berperan seperti orang idiot karena itu akan menimbulkan masalah untuk dirinya dan juga keluarga istrinya.

"Sebaiknya aku mengajak Endang atau Ajeng keluar rumah, kemudian aku kabur dan mencari cara sendiri."

Berbagai macam cara ada di dalam pikiran Abiyasa, agar bisa mendapatkan beberapa informasi tentang pria tersebut. "Jika aku tidak pergi keluar rumah, aku tidak bisa mencari tahu siapa sebenarnya pria tersebut."

Akhirnya Abiyasa bertekad untuk meminta Ajeng atau Endang, agar bisa mengajaknya keluar dari rumah.

Setelah memastikan rencananya akan berhasil, Abiyasa keluar dari dalam kamarnya. Tapi karena hari ini adalah hari kerja, Ajeng tidak mungkin berada di rumah. Dia harus bisa memastikan bahwa Endang bisa mengajaknya keluar rumah, entah untuk urusan apapun itu.

"Mana-mana..."

"Mama..."

Abiyasa memulai aktingnya dengan memanggil-manggil Endang. Tapi ternyata tidak ada sahutan sama sekali. Rumah ini dalam keadaan sepi seperti tidak ada penghuninya, kecuali dirinya sendiri.

"Ke mana Endang?"

"Apa dia mencari keberadaan Bram sendirian di luar sana? Dia sungguh nekad dan buta dengan perasaan cintanya."

"Apa dia lupa, jika Bram ternyata sudah memiliki keluarga? Aneh memang mama mertuaku itu!"

Akhirnya Abiyasa memutuskan untuk keluar sendiri, meskipun tidak bersama dengan Endang maupun Ajeng. Dia akan berusaha secepatnya kembali ke rumah setelah menemukan apa yang dia cari.

Dengan hati-hati Abiyasa memanjat pagar rumahnya, karena pagar rumah memang selalu dalam keadaan terkunci seandainya Endang pergi. Abiyasa selalu dibiarkan begitu saja di dalam rumah, karena tidak mau jika Abiyasa keluar dari rumah tanpa pantauan.

"Aku harus cepat."

Hup

Terpopuler

Comments

azizan zizan

azizan zizan

kan benar si Abi tu udah idiot bodoh lagi hahaha...orang sudah membututi pun tak sedar padahal pura pura tolol..kalau mau pura-pura lihat sekeliling dahulu apa aman ngak tololllllll....

2023-06-28

0

Rini Musrini

Rini Musrini

aksimu jangan sampai ketahuan yayan abi

2023-06-23

0

Navis

Navis

hem

2023-06-21

0

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Yang Berubah
2 Usaha Terselubung
3 Rencana Licik
4 Rencana Yang Diketahui
5 Kekacauan Di Restoran
6 Planning Selanjutnya
7 Sesuatu Dengan Rencana
8 Deduksi
9 Masuk Lingkaran Planning
10 Kekhawatiran Aji
11 Tragedi Tak Terduga
12 Bram Menghilang
13 Rencana Abiyasa
14 Teror Yayan
15 Melawan
16 Menghilangkan Jejak
17 Tetap Menjadi Rahasia
18 Paman Rian
19 Ada Rasa
20 Masuk Ke Dalam Jebakan
21 Indra Herlambang
22 Langkah Pertama
23 Kegundahan Ajeng
24 Perubahan
25 Naik Darah
26 Excited Meeting With Indra
27 Kejadian Tak Terduga
28 Rescue Mission Begins
29 Upaya Penyelamatan Ajeng
30 Video Penggerebekan Viral
31 Rencana Besar
32 Kebakaran Dan Cemburu
33 Malu Mengakui
34 Perasaan Yang Sesungguhnya
35 Cinta Merubah Takdir
36 Tempat Tinggal
37 Rencana Dan Rencana
38 Drama Endang
39 Impian Menggapai Bintang
40 Langkah Pertama
41 Menjebak Elok
42 Emosi Rian
43 Ketegangan
44 Pamer
45 Rencana Ke Dua
46 Kejutan Besar
47 Semakin Tegang
48 Rahasia Yang Terbuka
49 Rencana Untuk Serangan Balik
50 Memanipulasi Hukum
51 Semua Bisa Direncanakan
52 Dalangnya
53 Racun
54 Negosiasi
55 Beraksi
56 Ketakutan Ajeng Diculik
57 Nasehat
58 Memang Berbeda
59 Fugitive Seeks Safe Haven
60 Tugas Yang Seharusnya
61 Meminta Maaf
62 Resort Romantis
63 Rian Tertangkap
64 Aji Mabuk di Pesta
65 Situasi Yang Berbeda
66 Tidak Betah
67 Bertemu Aji
68 Akhirnya Berkelahi
69 Mencintaimu
70 Terbakar
71 Investigasi
72 Di Klub Malam
73 Terulang Lagi
74 Semua Ulahnya
75 Mencoba Memahami
76 Rian's Manipulations
77 Kepergian Elok
78 Rekaman Video
79 Semua Bisa
80 Rumor
81 Jangan Terpengaruh
82 Serangan Ruhian
83 Pasca Serangan
84 Kerja Cepat
85 Nona Anna
86 Ada Titik Terang
87 Bermain Cantik
88 Kemarahan Yang Meledak
89 Rumah atau Markas
90 Terbatas
91 Pertimbangan
92 Simpati
93 Makan Malam
94 Suasana Yang Tercipta
95 Canggung dalam Perjalanan
96 Perasaan Yang Seharusnya
97 Keadaan Aji
98 Emosi Rian
99 Rencana Balas Dendam
100 Beda Rasa
101 Ulah Aji
102 Banding
103 Sidang Banding
104 Bantahan
105 Rian Bebas dan Bersorak
106 Dendam dan Rencana
107 Frustasi
108 Rencana Pembukaan Hotel Baru
109 Izin Ikut
110 Pembukaan Hotel
111 Kekacauan
112 Panik
113 Keadaan Aji Pasca Tusukan
114 Hubungan Yang Seharusnya
115 Kabar Yang Menyakitkan
116 Situasi Sulit
117 Kecelakaan
118 Rasa Sesal
119 Suasana Duka
120 Menyertai Abiyasa dengan Setia
121 Promo Novel Baru TK
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Kehidupan Yang Berubah
2
Usaha Terselubung
3
Rencana Licik
4
Rencana Yang Diketahui
5
Kekacauan Di Restoran
6
Planning Selanjutnya
7
Sesuatu Dengan Rencana
8
Deduksi
9
Masuk Lingkaran Planning
10
Kekhawatiran Aji
11
Tragedi Tak Terduga
12
Bram Menghilang
13
Rencana Abiyasa
14
Teror Yayan
15
Melawan
16
Menghilangkan Jejak
17
Tetap Menjadi Rahasia
18
Paman Rian
19
Ada Rasa
20
Masuk Ke Dalam Jebakan
21
Indra Herlambang
22
Langkah Pertama
23
Kegundahan Ajeng
24
Perubahan
25
Naik Darah
26
Excited Meeting With Indra
27
Kejadian Tak Terduga
28
Rescue Mission Begins
29
Upaya Penyelamatan Ajeng
30
Video Penggerebekan Viral
31
Rencana Besar
32
Kebakaran Dan Cemburu
33
Malu Mengakui
34
Perasaan Yang Sesungguhnya
35
Cinta Merubah Takdir
36
Tempat Tinggal
37
Rencana Dan Rencana
38
Drama Endang
39
Impian Menggapai Bintang
40
Langkah Pertama
41
Menjebak Elok
42
Emosi Rian
43
Ketegangan
44
Pamer
45
Rencana Ke Dua
46
Kejutan Besar
47
Semakin Tegang
48
Rahasia Yang Terbuka
49
Rencana Untuk Serangan Balik
50
Memanipulasi Hukum
51
Semua Bisa Direncanakan
52
Dalangnya
53
Racun
54
Negosiasi
55
Beraksi
56
Ketakutan Ajeng Diculik
57
Nasehat
58
Memang Berbeda
59
Fugitive Seeks Safe Haven
60
Tugas Yang Seharusnya
61
Meminta Maaf
62
Resort Romantis
63
Rian Tertangkap
64
Aji Mabuk di Pesta
65
Situasi Yang Berbeda
66
Tidak Betah
67
Bertemu Aji
68
Akhirnya Berkelahi
69
Mencintaimu
70
Terbakar
71
Investigasi
72
Di Klub Malam
73
Terulang Lagi
74
Semua Ulahnya
75
Mencoba Memahami
76
Rian's Manipulations
77
Kepergian Elok
78
Rekaman Video
79
Semua Bisa
80
Rumor
81
Jangan Terpengaruh
82
Serangan Ruhian
83
Pasca Serangan
84
Kerja Cepat
85
Nona Anna
86
Ada Titik Terang
87
Bermain Cantik
88
Kemarahan Yang Meledak
89
Rumah atau Markas
90
Terbatas
91
Pertimbangan
92
Simpati
93
Makan Malam
94
Suasana Yang Tercipta
95
Canggung dalam Perjalanan
96
Perasaan Yang Seharusnya
97
Keadaan Aji
98
Emosi Rian
99
Rencana Balas Dendam
100
Beda Rasa
101
Ulah Aji
102
Banding
103
Sidang Banding
104
Bantahan
105
Rian Bebas dan Bersorak
106
Dendam dan Rencana
107
Frustasi
108
Rencana Pembukaan Hotel Baru
109
Izin Ikut
110
Pembukaan Hotel
111
Kekacauan
112
Panik
113
Keadaan Aji Pasca Tusukan
114
Hubungan Yang Seharusnya
115
Kabar Yang Menyakitkan
116
Situasi Sulit
117
Kecelakaan
118
Rasa Sesal
119
Suasana Duka
120
Menyertai Abiyasa dengan Setia
121
Promo Novel Baru TK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!