Teror Yayan

Di saat membuntuti Abiyasa, Yayan merasa ada yang aneh pada adiknya Aji itu. Sudah beberapa kali dia melihat Abiyasa yang sedang menghubungi seseorang dengan raut wajah biasa, bukan raut wajah seseorang yang idiot, yang selama ini ia tampilkan.

Yayan jadi curiga bahwa semua ini hanya sandiwaranya Abiyasa saja. Apalagi saat Abiyasa pergi sendirian dan ke arah kantor polisi, sama seperti yang pernah dia buntuti bersama dengan mama mertuanya waktu itu.

'Sepertinya keadaan Abiyasa ini sesuai dengan kekhawatiran pak Aji. Aku sendiri curiga, setelah mengikutinya beberapa kali.'

'Tapi, apa tidak gegabah jika aku membunuhnya sekarang?'

Pertanyaan demi pertanyaan kini muncul di benak Yayan. Dia juga tidak tahu, bagaimana seharusnya memutuskan langkah selanjutnya.

'Sebaiknya aku menghubungi pak Aji dulu. Meskipun dia memintaku untuk membunuh adiknya, tapi dia harus tahu keadaan yang sebenarnya terlebih dahulu.'

Kecurigaan Yayan bertambah besar karena penampilan biasa juga tidak biasa, karena kedua tangan biasa menggunakan sarung tangan hitam.

'Kenapa juga dia mengenakan sarung tangan? Dan dia juga mengenakan topi kupluk. Apa yang sebenarnya dia lakukan?'

Akhirnya Yayan menghubungi Aji terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan-tindakan yang akan dia lakukan untuk tugasnya. Dia ingin memastikan apakah yang akan dilakukannya nanti sesuai dengan yang di intruksikan Aji atau tidak.

Tut tut tut

..."Ya halo, ada apa Yan?"...

..."Pak Aji, saya ingin melaporkan tentang Abiyasa."...

..."Apa yang terjadi dengan Abiyasa? apa ada sesuatu yang terjadi?"...

..."Saya mencurigai bahwa dia hanya bersandiwara saja selama ini."...

..."Apa maksudmu?"...

..."Ya, Pak Aji. Adik Anda ini ternyata hanya akting saja, karena yang ia tampilkan hanyalah tipuan belaka. Saya sering melihat dia menghubungi seseorang dengan raut wajah biasa, bukan orang idiot seperti yang dia tunjukkan jika ada di depan banyak orang."...

..."Apakah kamu yakin?"...

..."Sangat yakin, Pak Aji. Saya tidak percaya dia benar-benar adalah seorang idiot."...

..."Baiklah, saya akan memeriksa hal ini lebih lanjut. Tetapi, mengingat perintah saya, jika benar bahwa Abiyasa telah melakukan sesuatu yang tidak benar, maka kita harus bertindak tegas. Apakah kamu siap untuk melakukan tindakan yang diperlukan?"...

..."Ya, Pak. Saya siap melakukan apa yang diperlukan."...

..."Baiklah. Tapi jika ditemukan sesuatu yang mencurigakan dan itu berbahaya bagi saya, bunuh saja dia!"...

..."Oh, baiklah."...

Klik

Ternyata berdasarkan perintah Aji, jika ditemukan keanehan atau sesuatu yang m mencurigakan pada abiyasa, maka Yayan diminta untuk membunuh Abiyasa langsung.

'Apa yang dilakukan orang itu? kenapa sih dari tadi membuntutiku?' tanya Abiyasa, karena dia sadar jika sedang diikuti oleh seseorang.

Sesekali Abiyasa melihat ke belakang dan mengamati lingkungan sekitar untuk memastikan, apakah orang yang membuntunya masih mengikutinya atau tidak. Dia juga berjalan dengan cepat, bahkan setengah berlari untuk segera tiba di rumah dengan lebih cepat.

Abiyasa tidak ingin kepergok mama mertuanya ataupun Ajeng sendiri, jika dia sedang luar rumah sendiri tanpa mereka.

'Aku harus secepatnya sampai di rumah!'

Saat Abiyasa yang tiba di rumah, dia terlihat sangat lega tanpa menghidupkan sekitar dan langsung masuk. Dia lupa jika gerbang rumah ternyata tidak terkunci dan dia masuk tanpa kesusahan.

'Semoga dia langsung pergi setelah aku tiba di rumah. Aku tidak mau jika ada sesuatu yang terjadi di rumah ini, apalagi dia adalah pembunuh Bram.'

Di saat Abiyasa masuk ke dalam rumah, keadaan rumah yang sepi membuat Yayan lebih mudah untuk ikut masuk ke dalam. Dia ingin menghabisi nyawa Abiyasa di dalam rumah mertuanya, kemudian membuat seperti sebuah kecelakaan atas kecerobohan Abiyasa sendiri sebagai seseorang yang menderita keterbelakangan mental.

Yayan semakin berani dan merasa memiliki keuntungan karena rumah sedang kosong. Dia bisa bergerak dengan lebih cepat dan lebih diam-diam, mencari keberadaan Abiyasa yang tadi sudah masuk terlebih dahulu.

"Ke mana si bodoh tadi?" gumam Yayan bertanya-tanya, karena keadaan rumah sepi.

Abiyasa sendiri, yang akhirnya tahu jika orang yang sedang membuntutinya itu adalah orang yang sudah membunuh Bram, segera pulang ke rumah dan masuk ke dalam kamar dengan tampang bodoh seperti biasanya. Dia telah selesai dengan urusannya untuk mencari berbagai macam bukti tentang pembunuhan Bram. Dia langsung masuk ke dalam kamar tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya. Dia juga lupa jika biasanya pagar rumah selalu terkunci tidak ada orang. Dia tidak tahu jika Ajeng sudah pulang dan ada di rumah. Istrinya itu sedang berada di dapur untuk mengambil minum dan tidak tahu jika Abiyasa juga tidak ada di rumah dan baru saja kembali.

Abiyasa yang terlihat bingung dan tidak terfokus pada apa pun di sekitarnya, sehingga langsung masuk ke dalam kamar tanpa memeriksa apakah ada orang di rumah atau tidak, yang kemungkinan akan mendapatkan serangan jika orang yang tadi mengikutinya tidak menemukan keberadaannya.

"Hai, siapa kamu?" tanya Ajeng terkejut dengan keberadaan Yayan yang tiba-tiba ada di rumahnya.

"Siapa kamu?!" tanya Ajeng dengan berteriak.

"Aku mencari Abiyasa!" bentak Yayan dengan tatapan mata yang tajam seperti sedang mengintimidasi.

"Mas Abi? Aku... aku belum melihatnya." Ajeng gugup karena penampilan Yayan yang tampak menyeramkan.

"Aku tidak peduli. Kamu juga harus disingkirkan!"

Ternyata Yayan justru menyerang Ajeng yang masih memegang gelas. Apa yang dikatakan oleh Yayan membuat Ajeng bingung. Dia tidak mengenal siapa pria ini, tapi justru pria ini langsung memberikan ancaman.

"Ada apa? siapa kamu?" tanya Ajeng dengan wajah ketakutan..

"Tidak perlu banyak bicara!"

Yayan menerjang Ajeng, tapi Ajeng segera berlari menuju ke dapur kemudian menutup pintunya. Dia tidak pikiran untuk berlari dan masuk ke dalam rumah, karena pintu kamar dengan dapur dari tempatnya berada tadi lebih dekat dengan ruangan dapur.

Blummm

Pintu yang dapur yang ditutup Ajeng terdengar berdentum keras. Tapi Yayan masih berusaha untuk mendobrak pintu tersebut.

Brakkk brakkk

Dug dung dung

Yayan terus berusaha membuka pintu dengan mendobraknya. Yayan mengandalkan tubuhnya dengan mendorong pintu tersebut, tapi lama-lama dia merasa kehabisan waktu sehingga kesal sendiri.

Yayan justru menyerang Ajeng tanpa aba-aba terlebih dahulu, karena tadi tidak menemukan Abiyasa. Dia mengambil meja kecil kemudian menggunakan pintu tersebut untuk mendobrak pintu dapur.

Brakkk brakkk brakkk

"Pergi! Pergi kamu dari sini! Aku tidak mengenalmu." Ajeng berteriak-teriak dari dapur, mengusir Yayan.

Tapi Yayan justru semakin brutal seperti orang kesurupan saat mendobrak pintu dapur yang menjadi tempat persembunyian Ajeng. Dia sudah kepalang basah sehingga harus menyingkirkan Ajeng juga.

"Kamu harus mati, dasar wanita bodoh!"

Yayan memaki-maki Ajeng karena menyulitkan pekerjaannya. Dia tidak sabar ingin menghabisi adik iparnya Aji, yang telah memergoki dirinya.

Ajeng merasa ketakutan di dapur, apalagi dia sendirian. Dia tidak tahu dimana keberadaan suaminya, dan seandainya ada Abiyasa sekalipun, Ajeng tidak yakin jika suaminya itu mampu menyelamatkan dirinya.

Bagaimana nasib Ajeng???

Terpopuler

Comments

Edy Sulaiman

Edy Sulaiman

Idiot bin Tolol Mcnya.

2024-10-17

0

Hadimulya Mulya

Hadimulya Mulya

klo ini crita emang org idiot,bukan nyamar,nyatanya pintu. aja gk di kunci katanya takut ketahuan

2024-01-11

0

Samadi Kelana

Samadi Kelana

kenapa MC nya tidak segera mengungkapkan kesembuhannya ? sehingga ia bisa bertindak normal tanpa pura pura lagi ... emang apa gak capek terus menerus berperan jadi orang idiot ?

2023-10-22

1

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Yang Berubah
2 Usaha Terselubung
3 Rencana Licik
4 Rencana Yang Diketahui
5 Kekacauan Di Restoran
6 Planning Selanjutnya
7 Sesuatu Dengan Rencana
8 Deduksi
9 Masuk Lingkaran Planning
10 Kekhawatiran Aji
11 Tragedi Tak Terduga
12 Bram Menghilang
13 Rencana Abiyasa
14 Teror Yayan
15 Melawan
16 Menghilangkan Jejak
17 Tetap Menjadi Rahasia
18 Paman Rian
19 Ada Rasa
20 Masuk Ke Dalam Jebakan
21 Indra Herlambang
22 Langkah Pertama
23 Kegundahan Ajeng
24 Perubahan
25 Naik Darah
26 Excited Meeting With Indra
27 Kejadian Tak Terduga
28 Rescue Mission Begins
29 Upaya Penyelamatan Ajeng
30 Video Penggerebekan Viral
31 Rencana Besar
32 Kebakaran Dan Cemburu
33 Malu Mengakui
34 Perasaan Yang Sesungguhnya
35 Cinta Merubah Takdir
36 Tempat Tinggal
37 Rencana Dan Rencana
38 Drama Endang
39 Impian Menggapai Bintang
40 Langkah Pertama
41 Menjebak Elok
42 Emosi Rian
43 Ketegangan
44 Pamer
45 Rencana Ke Dua
46 Kejutan Besar
47 Semakin Tegang
48 Rahasia Yang Terbuka
49 Rencana Untuk Serangan Balik
50 Memanipulasi Hukum
51 Semua Bisa Direncanakan
52 Dalangnya
53 Racun
54 Negosiasi
55 Beraksi
56 Ketakutan Ajeng Diculik
57 Nasehat
58 Memang Berbeda
59 Fugitive Seeks Safe Haven
60 Tugas Yang Seharusnya
61 Meminta Maaf
62 Resort Romantis
63 Rian Tertangkap
64 Aji Mabuk di Pesta
65 Situasi Yang Berbeda
66 Tidak Betah
67 Bertemu Aji
68 Akhirnya Berkelahi
69 Mencintaimu
70 Terbakar
71 Investigasi
72 Di Klub Malam
73 Terulang Lagi
74 Semua Ulahnya
75 Mencoba Memahami
76 Rian's Manipulations
77 Kepergian Elok
78 Rekaman Video
79 Semua Bisa
80 Rumor
81 Jangan Terpengaruh
82 Serangan Ruhian
83 Pasca Serangan
84 Kerja Cepat
85 Nona Anna
86 Ada Titik Terang
87 Bermain Cantik
88 Kemarahan Yang Meledak
89 Rumah atau Markas
90 Terbatas
91 Pertimbangan
92 Simpati
93 Makan Malam
94 Suasana Yang Tercipta
95 Canggung dalam Perjalanan
96 Perasaan Yang Seharusnya
97 Keadaan Aji
98 Emosi Rian
99 Rencana Balas Dendam
100 Beda Rasa
101 Ulah Aji
102 Banding
103 Sidang Banding
104 Bantahan
105 Rian Bebas dan Bersorak
106 Dendam dan Rencana
107 Frustasi
108 Rencana Pembukaan Hotel Baru
109 Izin Ikut
110 Pembukaan Hotel
111 Kekacauan
112 Panik
113 Keadaan Aji Pasca Tusukan
114 Hubungan Yang Seharusnya
115 Kabar Yang Menyakitkan
116 Situasi Sulit
117 Kecelakaan
118 Rasa Sesal
119 Suasana Duka
120 Menyertai Abiyasa dengan Setia
121 Promo Novel Baru TK
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Kehidupan Yang Berubah
2
Usaha Terselubung
3
Rencana Licik
4
Rencana Yang Diketahui
5
Kekacauan Di Restoran
6
Planning Selanjutnya
7
Sesuatu Dengan Rencana
8
Deduksi
9
Masuk Lingkaran Planning
10
Kekhawatiran Aji
11
Tragedi Tak Terduga
12
Bram Menghilang
13
Rencana Abiyasa
14
Teror Yayan
15
Melawan
16
Menghilangkan Jejak
17
Tetap Menjadi Rahasia
18
Paman Rian
19
Ada Rasa
20
Masuk Ke Dalam Jebakan
21
Indra Herlambang
22
Langkah Pertama
23
Kegundahan Ajeng
24
Perubahan
25
Naik Darah
26
Excited Meeting With Indra
27
Kejadian Tak Terduga
28
Rescue Mission Begins
29
Upaya Penyelamatan Ajeng
30
Video Penggerebekan Viral
31
Rencana Besar
32
Kebakaran Dan Cemburu
33
Malu Mengakui
34
Perasaan Yang Sesungguhnya
35
Cinta Merubah Takdir
36
Tempat Tinggal
37
Rencana Dan Rencana
38
Drama Endang
39
Impian Menggapai Bintang
40
Langkah Pertama
41
Menjebak Elok
42
Emosi Rian
43
Ketegangan
44
Pamer
45
Rencana Ke Dua
46
Kejutan Besar
47
Semakin Tegang
48
Rahasia Yang Terbuka
49
Rencana Untuk Serangan Balik
50
Memanipulasi Hukum
51
Semua Bisa Direncanakan
52
Dalangnya
53
Racun
54
Negosiasi
55
Beraksi
56
Ketakutan Ajeng Diculik
57
Nasehat
58
Memang Berbeda
59
Fugitive Seeks Safe Haven
60
Tugas Yang Seharusnya
61
Meminta Maaf
62
Resort Romantis
63
Rian Tertangkap
64
Aji Mabuk di Pesta
65
Situasi Yang Berbeda
66
Tidak Betah
67
Bertemu Aji
68
Akhirnya Berkelahi
69
Mencintaimu
70
Terbakar
71
Investigasi
72
Di Klub Malam
73
Terulang Lagi
74
Semua Ulahnya
75
Mencoba Memahami
76
Rian's Manipulations
77
Kepergian Elok
78
Rekaman Video
79
Semua Bisa
80
Rumor
81
Jangan Terpengaruh
82
Serangan Ruhian
83
Pasca Serangan
84
Kerja Cepat
85
Nona Anna
86
Ada Titik Terang
87
Bermain Cantik
88
Kemarahan Yang Meledak
89
Rumah atau Markas
90
Terbatas
91
Pertimbangan
92
Simpati
93
Makan Malam
94
Suasana Yang Tercipta
95
Canggung dalam Perjalanan
96
Perasaan Yang Seharusnya
97
Keadaan Aji
98
Emosi Rian
99
Rencana Balas Dendam
100
Beda Rasa
101
Ulah Aji
102
Banding
103
Sidang Banding
104
Bantahan
105
Rian Bebas dan Bersorak
106
Dendam dan Rencana
107
Frustasi
108
Rencana Pembukaan Hotel Baru
109
Izin Ikut
110
Pembukaan Hotel
111
Kekacauan
112
Panik
113
Keadaan Aji Pasca Tusukan
114
Hubungan Yang Seharusnya
115
Kabar Yang Menyakitkan
116
Situasi Sulit
117
Kecelakaan
118
Rasa Sesal
119
Suasana Duka
120
Menyertai Abiyasa dengan Setia
121
Promo Novel Baru TK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!