Bram Menghilang

"Duh, kemana sih dia? Kenapa tidak bisa dihubungin, sih?!"

Sedari tadi Endang bergumam dengan marah-marah. Dia sedang kesal sendiri dengan ponselnya yang adem ayem sejak kemarin. Tidak ada nada dering panggilan telpon ataupun notifikasi pesan yang sedang dia tunggu-tunggu, yaitu dari Bram yang biasanya meramaikan ponselnya setiap saat.

"Abi... jangan ribut atau aku akan memukulmu!" teriak Endang kesal dengan mata melotot tajam, seakan-akan bola matanya siap untuk melompat keluar.

Sudah menjadi kebiasaannya jika sedang dalam keadaan kesal seperti ini, Abiyasa yang akan menjadi sasaran kekesalannya. Dan sekarang, Abiyasa juga menjadi bulan-bulanan kekesalan Endang karena kekasihnya tidak bisa dihubungi dan belum menghubunginya sejak dua hari lalu.

Saat ini Abiyasa sedang sarapan sendiri, karena Ajeng sudah berangkat ke kampus lebih awal. Katanya ada tugas penting mendadak yang baru diberitahukan pagi tadi.

Abiyasa masih menyuapkan makanan yang dia makan seperti tadi, yaitu sendoknya beradu dengan piring sehingga menimbulkan suara yang berisik. Abiyasa juga mengunyah makanannya dengan bersuara, tanpa menghiraukan ucapan mama mertuanya yang sedang marah-marah.

"Abi! Ah, apa sih gunanya kamu?!"

"Dasar bodoh! bisanya cuma bikin susah!"

Selesai memaki-maki Abiyasa, Endang masuk ke dalam kamarnya dengan membanting pintu saat menutupnya.

Brakkk

Abiyasa sampai kaget, tapi tak juga beranjak dari tempatnya makan. Dia membiarkan mama mertuanya menikmati rasa kesannya sendiri, karena dia sudah terbiasa menghadapi kelakuan mama mertuanya.

"Emang enak dicuekin pacar! hehehe... harusnya sih, mama mertua itu sadar diri. Bisa jadi, di Bram punya pacar baru yang butuh perhatian atau bisa juga ternyata sudah memiliki keluarga. Aneh memang mama mertuaku ini."

Abiyasa bergumam seorang diri sambil tersenyum menikmati makanannya. Dia tidak peduli dengan apapun yang terjadi pada mana mertuanya, yang selalu marah-marah dan tidak bisa bersikap baik dengannya.

Di dalam kamarnya, Endang mencoba untuk menghubungi beberapa teman-temannya yang mengenal Bram.

..."Hei, Anton. Apa kamu tahu kabar Bram? Aku mencoba menghubunginya sejak kemarin tapi tidak bisa."...

..."Tidak, aku tidak tahu. Apa kamu sudah mencoba menghubungi teman-temannya Bram yang lain?"...

..."Sudah beberapa orang yang aku hubungi, tapi mereka juga tidak tahu. Aku khawatir dia terluka atau celaka. Apakah kamu tahu, di mana biasanya dia berada jika sedang merasa sedih atau sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja, misalnya punya masalah atau bagaimana?"...

..."Aku tidak tahu. Paling dia hanya pergi ke klub atau pergi bersama dengan Alex."...

..."Oh, baiklah. Terima kasih, ya. Tolong beri kabar padaku jika kamu mengetahui kabar tentang keadaannya."...

Endang menghela nafas panjang saat selesai melakukan panggilan dengan teman satu tongkrongannya Bram. Dia tidak bisa menemukan petunjuk apapun tentang kekasihnya yang menghilang.

Dengan beberapa nomor teman Bram yang dia miliki, Endang kembali berusaha bertanya untuk mengetahui keberadaannya Bram.

..."Hai, apakah kamu melihat Bram dalam dua hari ini? Aku mencoba menghubunginya tapi tidak ada tanggapan sama sekali. Bahkan nomor ponselnya juga tidak aktif."...

..."Tidak, aku tidak melihatnya. Mungkin dia sedang sibuk dengan pekerjaannya."...

..."Tidak mungkin, karena biasanya dia selalu memberitahuku jika dia sibuk dengan pekerjaannya. Aku benar-benar khawatir tentang keadaannya."...

..."Coba kamu hubungi lewat keluarganya atau buatlah laporan ke polisi, karena ini sudah 2 hari. Itu berarti sudah dua kali 24 jam."...

Endang mulai berpikir dengan usulan temannya barusan. Dia tidak pernah mengetahui keluarga dari pacar mudanya itu, jadi tidak mungkin dia mencari tahu lewat mereka. Satu-satunya cara adalah dengan melaporkannya kepada pihak kepolisian, agar didaftarkan dalam pencarian orang hilang.

Tapi sepertinya Endang belum menyerah. Dia berusaha untuk menghubungi Alex, tapi ternyata Alex juga tidak tahu-menahu tentang Bram. Bahkan Alex sendiri juga sedang mencari keberadaannya Bram sedari kemarin-kemarin.

Akhirnya Endang mencoba matanya dengan satu temannya yang lain, berharap ada petunjuk tentang keberadaan kekasihnya itu.

..."Hai, apakah kamu melihat Bram di kantornya hari ini? Aku mencoba menghubunginya tetapi tidak ada tanggapan."...

..."Tidak, aku tidak melihatnya. Mungkin dia ada rapat di luar kantor atau sedang sakit? Dia adalah pekerja lapangan seperti tidak harus masuk ke dalam kantor untuk bekerja."...

..."Tidak, biasanya dia memberitahuku jika dia pergi keluar kota atau ada kegiatan lain. Aku benar-benar merasa cemas tentang keadaannya."...

Endang yang mulai khawatir dengan keadaan pacarnya, mulai berpikir untuk menghubungi polisi untuk melaporkan orang hilang, sama seperti usulan dari temannya yang tadi.

"Sepertinya aku memang harus melaporkannya ke kantor polisi supaya ada usaha untuk pencarian yang lebih luas."

Setelah memutuskan untuk pergi ke kantor polisi, Endang mencari keberadaan Abiyasa. Dia akan mengajak menantunya itu untuk teman perjalanan. Dia juga bisa memanfaatkan Abiyasa sebagai tempat pelampiasan kekesalan dan kemarahannya, jika nanti dia dalam keadaan marah dan kesal di perjalanan.

"Abi! Cepat cuci tangan dan cuci muka, kemudian ganti baju yang lebih bagus. Nanti ikut mama!" Endang memberikan perintah.

"Ikut? mana?"

Abiyasa justru bertanya dengan memiringkan kepalanya, mirip orang-orang idiot pada umumnya. Dia harus bisa berakting dengan baik saat ada di depan mama mertuanya.

***

Tiba di kantor polisi, Endang menyeret Abiyasa untuk masuk ke dalam ruangan petugas jaga. Dia akan membuat laporan, dengan mengisi daftar tamu yang melapor terlebih dahulu.

"Kamu duduk di sini dulu, ya! Awas, jangan kemana-mana!"

Mata Endang melotot sempurna, saat mendudukkan Abiyasa di kursi panjang sebagai tempat duduk untuk menunggu.

Endang yang sudah berdiri dan mau meninggalkan Abiyasa, diam mematung saat mendengar suara perempuan yang sedang membuat laporan pada petugas polisi yang berjaga.

Wanita tersebut menyebutkan nama Bram dengan komplit, persis seperti ciri-ciri yang dimiliki oleh pacarnya juga. Tapi perempuan itu menyebutkan identitasnya sebagai istrinya Bram, yang artinya, Endang hanyalah selingkuhan Bram saja selama ini.

Mata Endang sudah berkaca-kaca mendengar semua laporan perempuan tersebut. Dia memang tidak pernah menyelidiki status Bram sejak awal berkenalan.

Abiyasa sendiri juga mendengar suara perempuan tersebut, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah mama mertuanya. Dia tersenyum dalam hati dengan apa yang terjadi pada wanita yang selalu membentaknya dalam keadaan apapun.

Endang merasa shock dan kecewa mengetahui bahwa Bram telah menikah dan memiliki istri yang tidak pernah dia ketahui sebelumnya. Endang juga merasa ragu untuk melanjutkan rencananya, yaitu melaporkan kehilangan Bram ke polisi setelah mengetahui bahwa Bram telah menikah dengan orang lain, karena hal tersebut bisa menimbulkan masalah dan konflik dengan istri Bram. Dia merasa tidak nyaman dan bingung tentang bagaimana harus menghadapi situasi ini.

Melihat semua yang terjadi pada Endang ini, Abiyasa hanya tersenyum. Tapi ia juga merasa penasaran, dimana Bram sekarang.

'Jika tidak ada di rumah bersama dengan istrinya, lalu ke mana dia?' tanya Abiyasa dalam hati.

"Ayo, kita pulang!"

Tangan Abiyasa ditarik paksa, kemudian diseret ke luar dari dalam kantor polisi. Endang tidak jadi melapor atas hilangnya Bram, karena sudah ada yang melaporkan. Dan itu adalah istri sahnya Bram sendiri.

Saat menunggu taksi, Abiyasa tidak sengaja menyenggol seorang pria yang ada di dekat halte yang ada di kantor polisi. Dia mendapat penglihatan mundur bahwa pria tersebut pelaku pembunuhan Bram. Abiyasa bingung dengan kekuatan barunya, dengan penglihatan yang aneh dan mengejutkan ini.

Abiyasa merasakan suatu kekuatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, yang kemudian ia sebut sebagai psikometri. Kekuatan ini memungkinkannya untuk melihat masa lalu seseorang atau benda.

Abiyasa merasa sangat bingung dan takut dengan kekuatan barunya ini. Dia mungkin merasa terkejut dengan apa yang terjadi dan bertanya-tanya bagaimana kekuatan ini bisa muncul dalam dirinya. Dia merasa sedikit ketakutan dengan kemampuan psikometrinya karena tidak tahu bagaimana mengendalikannya atau bagaimana hal ini akan memengaruhi hidupnya nanti.

'Apa ini? Dan apa hubungannya pria itu dengan Bram? Siapa dia sebenarnya? Apa yang terjadi?' Abiyasa bertanya-tanya sendiri dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

MrQues Ques

MrQues Ques

48 jam..kok repot2 nulis(2 kali 24 jam)😂😂😂

2023-06-22

0

Navis

Navis

waduhhhh gawat darurat

2023-06-21

0

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Yang Berubah
2 Usaha Terselubung
3 Rencana Licik
4 Rencana Yang Diketahui
5 Kekacauan Di Restoran
6 Planning Selanjutnya
7 Sesuatu Dengan Rencana
8 Deduksi
9 Masuk Lingkaran Planning
10 Kekhawatiran Aji
11 Tragedi Tak Terduga
12 Bram Menghilang
13 Rencana Abiyasa
14 Teror Yayan
15 Melawan
16 Menghilangkan Jejak
17 Tetap Menjadi Rahasia
18 Paman Rian
19 Ada Rasa
20 Masuk Ke Dalam Jebakan
21 Indra Herlambang
22 Langkah Pertama
23 Kegundahan Ajeng
24 Perubahan
25 Naik Darah
26 Excited Meeting With Indra
27 Kejadian Tak Terduga
28 Rescue Mission Begins
29 Upaya Penyelamatan Ajeng
30 Video Penggerebekan Viral
31 Rencana Besar
32 Kebakaran Dan Cemburu
33 Malu Mengakui
34 Perasaan Yang Sesungguhnya
35 Cinta Merubah Takdir
36 Tempat Tinggal
37 Rencana Dan Rencana
38 Drama Endang
39 Impian Menggapai Bintang
40 Langkah Pertama
41 Menjebak Elok
42 Emosi Rian
43 Ketegangan
44 Pamer
45 Rencana Ke Dua
46 Kejutan Besar
47 Semakin Tegang
48 Rahasia Yang Terbuka
49 Rencana Untuk Serangan Balik
50 Memanipulasi Hukum
51 Semua Bisa Direncanakan
52 Dalangnya
53 Racun
54 Negosiasi
55 Beraksi
56 Ketakutan Ajeng Diculik
57 Nasehat
58 Memang Berbeda
59 Fugitive Seeks Safe Haven
60 Tugas Yang Seharusnya
61 Meminta Maaf
62 Resort Romantis
63 Rian Tertangkap
64 Aji Mabuk di Pesta
65 Situasi Yang Berbeda
66 Tidak Betah
67 Bertemu Aji
68 Akhirnya Berkelahi
69 Mencintaimu
70 Terbakar
71 Investigasi
72 Di Klub Malam
73 Terulang Lagi
74 Semua Ulahnya
75 Mencoba Memahami
76 Rian's Manipulations
77 Kepergian Elok
78 Rekaman Video
79 Semua Bisa
80 Rumor
81 Jangan Terpengaruh
82 Serangan Ruhian
83 Pasca Serangan
84 Kerja Cepat
85 Nona Anna
86 Ada Titik Terang
87 Bermain Cantik
88 Kemarahan Yang Meledak
89 Rumah atau Markas
90 Terbatas
91 Pertimbangan
92 Simpati
93 Makan Malam
94 Suasana Yang Tercipta
95 Canggung dalam Perjalanan
96 Perasaan Yang Seharusnya
97 Keadaan Aji
98 Emosi Rian
99 Rencana Balas Dendam
100 Beda Rasa
101 Ulah Aji
102 Banding
103 Sidang Banding
104 Bantahan
105 Rian Bebas dan Bersorak
106 Dendam dan Rencana
107 Frustasi
108 Rencana Pembukaan Hotel Baru
109 Izin Ikut
110 Pembukaan Hotel
111 Kekacauan
112 Panik
113 Keadaan Aji Pasca Tusukan
114 Hubungan Yang Seharusnya
115 Kabar Yang Menyakitkan
116 Situasi Sulit
117 Kecelakaan
118 Rasa Sesal
119 Suasana Duka
120 Menyertai Abiyasa dengan Setia
121 Promo Novel Baru TK
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Kehidupan Yang Berubah
2
Usaha Terselubung
3
Rencana Licik
4
Rencana Yang Diketahui
5
Kekacauan Di Restoran
6
Planning Selanjutnya
7
Sesuatu Dengan Rencana
8
Deduksi
9
Masuk Lingkaran Planning
10
Kekhawatiran Aji
11
Tragedi Tak Terduga
12
Bram Menghilang
13
Rencana Abiyasa
14
Teror Yayan
15
Melawan
16
Menghilangkan Jejak
17
Tetap Menjadi Rahasia
18
Paman Rian
19
Ada Rasa
20
Masuk Ke Dalam Jebakan
21
Indra Herlambang
22
Langkah Pertama
23
Kegundahan Ajeng
24
Perubahan
25
Naik Darah
26
Excited Meeting With Indra
27
Kejadian Tak Terduga
28
Rescue Mission Begins
29
Upaya Penyelamatan Ajeng
30
Video Penggerebekan Viral
31
Rencana Besar
32
Kebakaran Dan Cemburu
33
Malu Mengakui
34
Perasaan Yang Sesungguhnya
35
Cinta Merubah Takdir
36
Tempat Tinggal
37
Rencana Dan Rencana
38
Drama Endang
39
Impian Menggapai Bintang
40
Langkah Pertama
41
Menjebak Elok
42
Emosi Rian
43
Ketegangan
44
Pamer
45
Rencana Ke Dua
46
Kejutan Besar
47
Semakin Tegang
48
Rahasia Yang Terbuka
49
Rencana Untuk Serangan Balik
50
Memanipulasi Hukum
51
Semua Bisa Direncanakan
52
Dalangnya
53
Racun
54
Negosiasi
55
Beraksi
56
Ketakutan Ajeng Diculik
57
Nasehat
58
Memang Berbeda
59
Fugitive Seeks Safe Haven
60
Tugas Yang Seharusnya
61
Meminta Maaf
62
Resort Romantis
63
Rian Tertangkap
64
Aji Mabuk di Pesta
65
Situasi Yang Berbeda
66
Tidak Betah
67
Bertemu Aji
68
Akhirnya Berkelahi
69
Mencintaimu
70
Terbakar
71
Investigasi
72
Di Klub Malam
73
Terulang Lagi
74
Semua Ulahnya
75
Mencoba Memahami
76
Rian's Manipulations
77
Kepergian Elok
78
Rekaman Video
79
Semua Bisa
80
Rumor
81
Jangan Terpengaruh
82
Serangan Ruhian
83
Pasca Serangan
84
Kerja Cepat
85
Nona Anna
86
Ada Titik Terang
87
Bermain Cantik
88
Kemarahan Yang Meledak
89
Rumah atau Markas
90
Terbatas
91
Pertimbangan
92
Simpati
93
Makan Malam
94
Suasana Yang Tercipta
95
Canggung dalam Perjalanan
96
Perasaan Yang Seharusnya
97
Keadaan Aji
98
Emosi Rian
99
Rencana Balas Dendam
100
Beda Rasa
101
Ulah Aji
102
Banding
103
Sidang Banding
104
Bantahan
105
Rian Bebas dan Bersorak
106
Dendam dan Rencana
107
Frustasi
108
Rencana Pembukaan Hotel Baru
109
Izin Ikut
110
Pembukaan Hotel
111
Kekacauan
112
Panik
113
Keadaan Aji Pasca Tusukan
114
Hubungan Yang Seharusnya
115
Kabar Yang Menyakitkan
116
Situasi Sulit
117
Kecelakaan
118
Rasa Sesal
119
Suasana Duka
120
Menyertai Abiyasa dengan Setia
121
Promo Novel Baru TK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!