Happy Reading 🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡
Cia memutuskan pulang kampung sendirian untuk memberitahu bahwa akan ada yang melamarnya sebelum kedua orangtuanya jantungan melihat siapa yang datang.
"Kakak ikut ya?" Tawar Adit membantu Cia memasukkan barang-barang nya kedalam tas miliknya.
"Enggak usah Kak, Cia naik bis kok. Nanti pas samping simpang dijemput Kak Dhany," tolak Cia.
"Kamu yakin?" Adit menghela nafas panjang.
Cia mengangguk sambil memgantung tas nya dipunggung.
"Kak, Cia pamit ya. Jangan kangen-kangenan sama Cia. Cia enggak lama kok paling juga satu minggu," Cia menyalami tangan Adit.
Adit terkekeh pelan. Dia harus menahan rindu selama seminggu kedepan karena tidak ada Cia. Cia selalu bisa menghidupkan suasana yang canggung menjadi hidup kembali.
"Iya kamu hati-hati. Kalau sudah sampai jangan lupa kabarin Kakak. Dikampung ada sinyal 'kan?" Adit mengusap rambut pendek gadis itu.
Cia mengangguk. Lalu dia keluar dari kamar sambil menenteng tas slepang nya yang dia gunakan untuk menyimpan dompet dan ponsel.
"Cia tunggu," Zaenab datang dengan membawa dua ekor ayam didalam keranjang.
"Iya Bu?"
"Nihh bawa buat Ibu kamu. Titip salam sama Ibu ya,"
Krok krok krok
Cia mendelik ketiga dua Ayam itu mengeluarkan suaranya. Memang sudah sering dia kalau pulang kampung membawa ayam yang diberikan oleh Zaenab sebagai oleh-oleh darinya.
"Makasih Bu," Cia menyambut dua ayam yang sudah dimasukkan kedalam ranjang ini, "Bu, bau amat?" Cia menutup hidungnya
"Ck, namanya juga ayam," ketus Zaenab
"Tapi_"
Tin tin tin tin tin tin tin tin tin
Ketiga orang itu menatap sebuah mobil mewah yang berhenti didepan kontrakan. Mata ketiga membulat sempurna saat melihat seorang pria tampan keluar dari dalam mobil itu.
Siapa lagi, kalau bukan Delvano. Dia memakai baju putih dan kaca hitam yang bertengger dihidung mancungnya. Wajah nya tampak dingin tak tersentuh.
"Om," Cia masih tercenggang melihat pria itu.
"Kamu udah siap Sayang?" Delvano tersenyum, "Selamat siang Bu," sapanya pada Zaenab.
"Om," Cia menatap Delvano tak berkedip. Dari mana pria ini tahu kalau dia mau pulang kampung
"Kenapa Sayang, ehem?" Delvano menyelipkannya anak rambut Cia.
Adit memalingkan wajahnya kesembarangan arah. Tangannya terkepal kuat dan rahangnya mengeras menahan amarah dan cemburu yang menggebu didalam sana.
"Sayang apa itu?" Delvano menutup hidungnya
"Ayam Om," jawab Cia mengangkat ranjang ayam itu.
"Ck, jauh-jauh," Delvano mengibaskan tangannya. Rasanya dia mau muntah mencium bau tai ayam itu
"Om ini mau dibawa ke kampung buat Ibu," jelas Cia. Dia menutup mulut menahan tawa.
"Okkhy," teriak Delvano.
"Iya Tuan, ada yang bisa saya bantu?" Okkhy dengan cepat menghampiri Delvano.
"Bawa ayam nya," tingkah Delvano, "Ambilkan hand sanitizer dan tissue!" Suruh Delvano.
"Baik Tuan," Okkhy segera membawa ayam itu dan memasukkan nya kedalam bagasi mobil.
"Ini Tuan," Okkhy memberikan hand sanitizer dan tissue kepada Delvano.
Delvano mengambil benda itu dengan wajah kesalnya. Dia paling tidak mencium bau-bau yang membuat hidungnya gatal.
"Sini tanganmu," Delvano menarik tangan Cia.
Lelaki itu menggelap tangan Cia dengan tissue basah lalu menyemprotkan hand sanitizer ditangan gadis itu. Hingga tangan Cia wangi kembali.
Cia melonggo melihat Delvano yang membersihkan tangannya. Begitu juga dengan Zaenab dan Adit.
"Sini tas kamu," Delvano mengambil tas Cia dari punggung gadis itu.
"Okkhy,"
"Baik Tuan," Okkhy segera mengambil tas Cia dan membawa nya masuk kedalam mobil.
"Lain kali jaga kesehatan jangan pegang barang sembarangan. Kalau kamu sakit gimana? Kamu ini udah besar juga masih kayak anak kecil," omel Delvano sambil memperbaiki baju dan rambut Cia yang berantakan.
"Om," Cia benar-benar dibuat tak berkutip.
"Ayo," Delvano merangkul bahu Cia.
"Bu. Kak Adit, Cia berangkat yaaa. Titip salam buat para perusuh itu," ucap Cia berpamitan
"Iya Cia kamu hati-hati. Ingat jaga diri baik-baik," tegas Zaenab
"Siap Bu," .
Setelah berpamitan Delvano membawa Cia masuk kedalam mobil tanpa peduli dengan gadis itu yang masih menggerutu karena dirinya.
"Berhenti menggerutu. Tidak boleh menolak permintaan calon suami," goda Delvano sambil terkekeh.
"Lagian Om tahu dari mana sih kalau Cia pulang kampung?" Gadis itu melipat kedua tangannya didada
"Emangnya kenapa?" Sahut Delvano santai. "Kamu itu durhaka, pulang kampung aja enggak izin sama calon suami. Gimana kalau kamu enggak balik-balik kesini?" Gerutu Delvano.
Cia menghentak-hentakkan kakinya kesal.
"Lagian kalau Om ikut ntar yang ada Cia langsung di demo sama satu kampung. Apalagi bawa cowok cakep kayak Om," ujar Cia.
"Ehem saya emang tampan," lelaki itu tersenyum senang saat Cia memuji jika dirinya tampan.
Cia memutar bola matanya malas. Dia sudah membayangkan akan heboh satu kampung melihat kedatangan Delvano. Pasti Cia akan jadi artis dadakan. Siap-siap lah dia akan di serang habis-habisan oleh tentangga Ibu nya.
Sedangkan Delvano tersenyum penuh kemenangan. Untung saja diam-diam dia mengutus seseorang untuk mengawasi kegiatan Cia sehingga dia bisa tahu apa saja yang dilakukan gadis itu. Ketika tahu Cia pulang kampung sendirian secepatnya Delvano membatalkan semua urusan pekerjaan nya agar bisa pulang dengan gadis kecilnya itu. Delvano takkan biarkan Cia pulang sendirian. Bagaimana kalau dia tidak kembali ke Jakarta bisa stress dia tanpa gadis kecil itu.
"Om itu keterlaluan. Pemaksaan. Cia itu pengen pulang sendiri. Om ngapain sih pakai acara ikut segala. Senang amat ya tuh muka diliat banyak orang," Cia masih menggerutu. Entah kenapa Cia tidak suka saat ada orang lain yang menatap damba wajah tampan Delvano apalagi jika itu wanita membuat moodnya buruk saja.
"Ehem, kamu cemburu?" Delvano menaik turunkan alisnya.
"Idih, Om ge-er banget. Cia enggak cemburu yaa Om... Cia," gadis itu menggaruk kepalanya, "Cia aja enggak tahu cemburu itu apa," gadis itu tersenyum malu. Apakah itu cemburu? Cia tidak tahu yang jelas dia tidak suka kalau ada wanita yang menatap Delvano dengan senyuman damba
Delvano terkekeh pelan. Dia senang kalau Cia cemburu artinya Cia sudah mulai memiliki perasaan padanya.
"Om," Cia terkejut saat lelaki itu menarik nya kedalam pelukannya.
"Diam. Kamu mau saya cium?" Ancam Delvano.
Alhasil ancaman Delvano langsung membuat gadis itu bungkam. Cia mengangguk dan tanpa sadar tangannya melingkar di pinggang Delvano dan memeluk lelaki itu.
"Om, kenapa ya kalau Cia peluk Om. Rasanya hangat dan nyaman banget Om?" Gadis itu memejamkan matanya memeluk Delvano.
"Ehem, mungkin karena saya tampan," Delvano terkekeh sambil mengusap kepala Cia.
Sedangkan Okkhy menggeleng saja. Kedua orang dibelakang nya sama-sama polos dan sama-sama belum pernah merasakan jatuh cinta. Mungkin ini yang pertama bagi keduanya.
Bersambung....
Follow akun author gaessss
FB : Fitriani Yuri.
IG : fitrianiyurikwon_
TikTok : @fitrianiyuri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Sandisalbiah
si polos bar-bar ketemu si polos dingin... bikin gagal fokus krn ngakak terus.. 😂😂
2023-09-15
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘯𝘨𝘢𝘬𝘢𝘬 🤣🤣🤣
2023-05-20
0
Atik Marwati
lucu banget sih mereka...
2023-04-27
0