Happy Reading 🍡 🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡
Cia menatap pantulan dirinya didepan cermin lemari kamarnya.
"Nih baju apaan sih?" Dia mendelik ketika melirik lengannya terekspos "Pas sih ditubuh gue tapi aduhh ini gatal-gatal banget sih?" Dia menggaruk-garuk bagian tangannya.
"Tapi kalau gue enggak pake ntar Kak Rianti kecewa lagi." Dia mendengus kesal "Udahlah, lagian juga cuma sebentar. Selesai makan pulang," ujarnya menyambar tasnya diatas meja kamar kostnya.
Cia keluar dari kamarnya. Tak lupa mengunci kamar. Di kost kamar kalau tidak dikunci bisa-bisa besok dia telanjang tidak ada pakaian. Anak-anak kost suka nakal dan mengambil barang tanpa permisi.
"Loe cakep banget Cia. Mau kemana?" Netthy kagum melihat kecantikan gadis muda ini.
"Biasalah. Mau ketemu calon ipar gue." Jawabnya tersenyum kesem-kesem.
Netthy mendelik "Kagak usah mimpi. Noh dipanggil sama Ibu. Kalau mau keluar itu loe harus izin dulu." Netty menggandeng tangan Cia menuju meja makan.
"Malam Bu." Sapa Cia.
"Malam Cia." Zaenab menatap Cia dari ujung kaki sampai ujung rambut "Mau kemana kamu? Cantik malam ini." Dia memincingkan matanya curiga.
"Cia mau ketempat Kak Rianti Bu. Mau dikenalin sama adek nya yang baru datang dari luar negeri. Kali aja jodoh, Cia bisa langsung dilamar dan jadi Nyonya Aljuba," serunya
Semua yang ada di meja makan geleng-geleng kepala saja. Mereka memang tahu siapa Rianti yaitu Boss Cia. Tapi masalah adik Rianti tidak ada yang tahu.
"Awas pulang jangan malam-malam ntar enggak Ibu bukain pintu kamu," ucap Zaenab menatap Cia tajam. Anak-anak kost disini adalah tanggung jawab nya.
"Iya Bu. Cia enggak lama kok. Kalau lama juga dimaklumin soalnya main dirumah mertua." Gadis itu tersenyum menampilkan rentetan gigi putih nya.
"Kagak usah mimpi deh loe Cia," ujar Natha.
"Ehhh ada Kak Adit." Sapa Cia. Adit anak Zaenab yang bekerja diluar kota jarang pulang, pulang paling sebulan sekali.
"Malam Cia." Sapa Adit
"Malam Kak Adit. Makin ganteng aja Kak." Dia mengedipkan matanya jahil. Adit terkekeh geli.
"Kagak usah genit. Nih makan." Zaenab meletakkan piring berisi nasi didepan Cia.
"Cia enggak makan di rumah Bu. Ntar Cia makan dirumah calon mertua aja." Dia mendorong piring itu "Ya udah semua. Cia berangkat dulu ya. Jangan kangen-kangenan sama Cia. Cia enggak lama kok. Enggak nginap juga." Godanya berdiri sambil menggantung tas dibahu nya.
"Idih kepedean amat loe Cia." Cibir Netthy.
"Perlu Kakak antar?" Tawar Adit juga ikut berdiri.
"Enggak usah Kak. Cia dijemput kok sama supir nya Kak Rianti." Tolak Cia tersenyum hangat takut Adit tersinggung.
"Kakak antar sampai depan ya." Senyumnya.
"Sampai ke pelaminan juga boleh Kak." Balas Cia membuat Bima terkekeh lagi.
Sedangkan Zaenab hanya tersenyum saja. Cia walau membuat kesal dan naik darah setiap hari karena dirinya yang suka kesiangan dan terlambat. Tapi gadis ini bisa menularkan senyum pada siapa saja yang berada didekatnya.
"Bu, Cia pergi dulu ya." Dia menyalami tangan Zaenab
"Iya jangan pulang tengah malam." Zaenab menatap Cia tajam.
"Iya Bu."
Cia dan Bima berjalan kearah pintu keluar. Sambil mengobrol.
"Kapan Kakak datang kok Cia enggak tahu?" Tanya nya.
"Kakak datang tadi siang. Kan Cia belum pulang tadi." Jawab Adit "Gimana kuliah sama kerjaan kamu?" Tanya Adit tersenyum dan memasukkan kedua tangannya disaku celana.
"Kalau kuliah lagi ngajuin judul Kak. Tapi kalau kerjaan ya seperti biasalah Kak. Lancar-lancar aja." Jawab Cia.
"Mobil yang jemput Cia udah datang Kak. Cia pergi dulu ya." Cia menyalami tangan Adit. Dia sudah menganggap Adit sebagai Kakaknya sendiri.
"Kakak tunggu ya kamu pulang." Adit mengacak rambut Cia.
"Kakak, Cia udah susah-susah loe nariknya. Kakak malah berantakkin." Gerutu nya.
"Heheh Kakak minta maaf. Sini Kakak perbaiki." Adit memperbaiki rambut Cia yang memang berantakan karena dirinya.
"Ya udah Kak Cia berangkat dulu ya." Dia menjauh sambil melambaikan tangannya.
"Iya Cia hati-hati." Adit juga melambaikan tangan membalas Cia.
Adit tersenyum gemes melihat tingkah Cia. Gadis kecil yang sungguh menggemaskan. Setiap kali pulang ke rumah Ibu nya, Cia adalah orang pertama yang dia cari.
"Semoga Kakak bisa buat kamu jatuh cinta sama Kakak Cia. Kakak sayang sama kamu," ucap nya masuk kembali kedalam rumahnya.
.
.
.
.
.
Mobil yang ditumpangi Cia memasuki pekarangan rumah besar. Mata gadis itu berbinar-binar menatap kagum bangunan mewah itu.
"Rumah Kak Rianti gede banget." Dia berdecak kagum.
"Silahkan turun Nona." Sang supir membuka pintu dan mempersilahkan gadis didalam mobilnya untuk keluar.
"Makasih Kang." Jawab Cia tersenyum lalu turun.
"Kang ini beneran rumah Kak Rianti?" Cia menggeleng-gelengkan kepalanya dan dia tak berhenti menganggumi rumah mewah itu. Meski cukup dekat dengan Rianti tapi baru kali ini dia datang kerumah Rianti.
"Iya Nona." Jawab sang supir "Silahkan masuk Nona, udah ditunggu Nona Rianti." Sambil membungkuk mempersilahkan Cia masuk.
"Makasih Kang." Gadis itu ikut membungkuk.
Cia masuk kedalam. Dia terus berdecak kagum apalagi ada air mancur didepan rumah Rianti. Cia tidak tahu jika Boss nya ini sangat kaya.
Rianti anak pengusaha ternama. Orangtua nya memiliki beberapa perusahaan diberbagai Negara. Jadi tak heran jika rumah nya bisa semewah dan sebesar ini.
"Cia." Seru Rianti.
"Kakak."
Rianti menyambut Cia dengan pelukkan hangat. Dia pikir Cia tidak akan datang ke undangan makan malam sederhana nya ini.
"Ayo masuk." Rianti menggandeng tangan Cia.
"Makasih Kak." Senyum Cia canggung.
"Selamat Cia." Sapa wanita paruh baya yang tidak lain adalah Ibu nya Rianti.
"Malam Tante." Balas Cia menyalami kedua orangtua Rianti.
"Panggil Mami aja sama kayak Rianti," ucap Yupita.
"Hehhe iya Mi. Berasa anak angkat aja." Celetuk Cia.
"Ayo duduk Cia." Ajak Ferdy, Papi Rianti.
"Iya Om." Cia duduk.
"Panggil Papi yaaa?"
"Ohhh iya Pi." Senyum Cia canggung.
Cia disambut hangat oleh keluarga Rianti. Apalagi Rianti sering menceritakan tentang Cia membuat Ferdy dan Yupita penasaran dengan sosok Cia.
Seorang pemuda tampan menghampiri meja makan. Wajahnya sangat tampan dan tak lupa ekspresi dinginnya. Padahal dia pria yang dingin tak tersentuh.
"Ayo Ryan ikut gabung." Ajak Yupita pada putra bungsunya.
"Hem." Pria itu mendelik.
"Cia, kenalin ini Ryan. Dia adik Kakak. Ayo kenalan," ucap Rianti.
"Cia Kak." Sambil mengulurkan tangannya pada Ryan.
Namun lelaki itu malah acuh dan mengambil makanan. Dia tidak suka basa-basi. Bukankah setiap wanita yang dikenalkan dengan nya berakhir dengan perjodohan.
"Alah, lama amat sih Kak. Perkenalkan Cia. Kak Ryan kan?"
Ryan terkejut saat Cia menarik tangan nya dengan paksa dan mencium punggung tangannya. Begitu juga dengan Ferdy dan Yupita.
Sementara Rianti hanya tersenyum dan kekeh dia sudah kenal Cia, orang nya memang seperti itu.
"Kamu...."
"Silahkan lanjutkan makannya Kak." Dia tersenyum tanpa dosa.
Ryan menatap Cia tajam baru kali ini ada wanita yang berani padanya.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kenapa feeling aku mengatakan kalo CEO itu adeknya Rianti,Semoga aja gak ya..
2024-03-25
0
Qaisaa Nazarudin
Nah kan...Dari tingkah nya Adit aja aku udah tau kalo Adit itu ada rasa ke Cia,Tapi sayang Cia udah tandain sang si CEO..🤭🤭😁😁
2024-03-25
0
Qaisaa Nazarudin
Nama nya Adit apa Bima sih thor?
2024-03-25
0