Happy Reading 🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡
Mobil yang dikendarai Okkhy memasuki sebuah pekarangan rumah yang begitu besar seperti istana. Apalagi memiliki taman dan air mancur didalamnya.
Cia turun dari mobil gadis itu berdecak kagum. Luar biasa besarnya. Rumah sebesar ini hanya pernah dia lihat di televisi atau di majalah-majalah.
"Kenapa kamu terpesona?" Sindir Delvano.
"Enggak Om, cuma bingung aja yang mana pintu masuk sama pintu keluar nya?"
Delvano merenggut kesal, dia pikir Cia akan terkagum-kagum melihat kekayaan nya ternyata gadis ini malah bingung yang mana pintu masuk dan pintu keluar.
"Wajah Om kenapa kok kusut gitu? Perlu Cia setrika biar rapi lagi Om?" Celetuk Cia sambil tersenyum tanpa dosa.
"Kamu...." Delvano merangkul bahu Cia.
"Ihhh Om, jangan pegang-pegang. Kata Bapak belut Om bisa bangun nanti." Cia menyingkirkan tangan Delvano dari bahunya
"Belut?" Ulang Delvano. Bukan hanya Delvano yang bingung tapi juga Okkhy.
"Ihh itu aja enggak paham si Om nya." Sindir Cia "Itu lho Om, burungnya laki-laki itu disebut belut sama Bapak." Jelas Cia sabar tanpa ada rasa malu atau sungkan mengatakan barang berharga milik laki-laki.
Untuk sejenak Delvano tercengang dengan mulut ternganga mendengar penjelasan Cia. Apalagi gadis itu menjelaskan nya dengan cara blak-blakan tanpa rasa malu sedikit pun.
Okkhy menelan salivanya susah payah. Cia benar-benar luar biasa membuat orang bingung dan terkejut.
"Sudahlah jangan bahas ucapan Bapak mu lagi." Ketus Delvano. "Peluk tangan saya." Tintahnya menunjukkan lengannya agar Cia memeluk nya.
"Enggak mau Om apa-apaan sih pakai acara peluk tangan segala?" Gerutu Cia.
"Tidak usah membantah atau kamu mau saya cium biar hamil?" Ancamnya.
"Iya Om, Cia peluk tangan Om." Secepat kilat gadis itu memeluk tangan Delvano takut jika Delvano sampai mencium nya.
Delvano tersenyum gemes penuh kemenangan. Ancaman paling ampuh dan seketika membuat gadis kecil ini menurut, ancam saja dengan ciuman. Pasti Cia akan menurut dengan cepat.
"Ayo masuk." Ajak Delvano.
"Iya Om." Sahut Cia.
Okkhy tersenyum menggeleng. Dia berharap Delvano dan Cia menjadi pasangan sungguhan pasti rumah akan ramai dengan perdebatan keduanya. Yang satunya dingin cuek dan suka marah-marah dan satunya polos setengah mati. Tidak hanya polos, diancam sedikit saja langsung menurut.
Mereka masuk, semua pelayan yang berjejer rapi terkejut seterkejut-kejut nya melihat Delvano yang menggandeng tangan seorang gadis cantik yang berjalan sambil terseok-seok akibat sepatu tinggi yang menghiasi kakinya.
"Selamat datang Tuan Muda. Nona Muda." Sapa mereka bersamaan.
Cia hampir membungkuk hormat juga untung Delvano segera menahannya. Kalau tidak Cia pasti sudah membungkuk hormat seperti para pelayan itu.
"Del...."
Semua anggota keluarga yang tengah yang berkumpul diruang keluarga itu tercengang melihat Delvano menggandeng wanita. Permandangan langka yang belum pernah terjadi sebelumnya. Semua anggota keluarga dirumah ini tahu kalau Delvano putra bungsu keluarga Laurent Koscielny itu adalah pria OCD dan alergi wanita. Tak bisa sama sekali bersentuhan dengan wanita.
"Van." Wanita paruh baya itu menghampiri putra bungsu nya. "Dia siapa Van?" Tanya nya menatap Cia yang tersenyum ramah sambil melambaikan tangannya.
"Perkenalkan Mom ini Cia dia calon istriku," ucap Delvano.
Semua kembali tercengang termasuk kedua saudara Delvano yang juga sedang menggandeng kekasih mereka.
"Calon istri?" Ulang Laurent dan Koscielny
"Iya Dad. Mom. Ini calon istriku." Dia menarik pinggang Cia agar mendekat.
"Om." Gadis itu seperti mati kutu apalagi tangan Delvano yang melingkar di pinggang nya yang ramping.
.
.
.
.
.
Cia menatap aneh makanan diatas meja. Sedangkan Lea wanita yang dijodohkan dengan Delvano tampak menatap Cia dengan rendah.
Devan dan Dave, Kakak Delvano merasa seperti mimpi melihat betapa lengket nya Delvano pada Cia.
"Om, ini cara makanya gimana?" Cia mengangkat piring berisi makanan khas luar negeri itu "Cia belum pernah makan Om." Dia memutar-mutar piring itu.
"Sini Sayang, biar aku ajarin cara makannya." Delvano mengambil alih piring Cia.
"Cihh dasar kampungan." Cibir Koscielny menatap tak suka kearah calon menantu nya itu. Dari mana Delvano memunggut gadis aneh ini dan menjadikan calon istrinya.
"Cia emang dari kampung kok Kek." Sahut Cia.
"Prufffft." Delvano, Devan dan Dave menahan tawa.
"Kenapa kamu panggil saya Kakek?" Hardik Koscielny menatap Cia tajam.
"Cia kan panggil Om Delvan Om, jadi Cia panggil Ayahnya Om Delvan Kakek aja." Jawab Cia tanpa takut melihat tatapan mematikan pria paruh baya itu.
"Kamu....."
"Dad, udah enggak usah diladeni." Sergah Laurent pada suaminya.
Wenny calon istri Devan dan Sri calon istri Dave menatap Cia tak suka. Gadis itu sungguh berani dengan calon Ayah mertuanya.
"Iya Kek, ayo lanjut makan nanti keburu dingin enggak enak lho." Cia tersenyum menampilkan rentetan gigi putihnya.
Sementara Delvano menahan tawanya. Tak pernah ada yang bisa membungkam Ayah nya itu termasuk sang Ibu, semua akan jadi korban jika dia mengamuk dan marah.
"Jangan panggil saya Kakek. Saya bukan Kakek kamu." Hardik Koscielny kesabaran nya hampir habis gara-gadis kecil ini.
"Emang bukan Kek. Kakek kan enggak nikah sama Nenek nya Cia. Tapi kata Bapak harus sopan sama yang lebih tua, apalagi setua Kakek." Sahut Cia santai sambil makan.
Brakkkkkkkkkkkkkk
Koscielny memukul meja kasar hingga semua orang yang ada dimeja makan itu terkejut karena pukulan pria itu.
"Sabar Dad." Laurent berdiri sambil menenangkan suaminya.
"Iya Kek, sabar. Orang sabar itu pasti kesel." Cia ikut menimpali. Gadis kecil itu tak takut sama sekali dengan wajah marah Koscielny.
"Kamu...."
Koscielny tidak nafsu makan dia melenggang pergi dari sana. Bisa-bisa nya dia dipermainkan oleh gadis sekecil Cia.
"Lanjut aja makan," ucap Laurent.
Semua menurut dan lanjut makan. Delvano menatap Cia kagum, seperti nya dia perlu memberikan tepuk tangan untuk cia atau memberi gadis itu hadiah.
Sejak lahir Delvano dirawat oleh Ayah nya tentu dia tahu bagaimana sifat Ayahnya itu. Keras tidak bisa dibantah. Apa saja yang dia katakan harus dituruti kalau tidak dia bisa mengamuk pada semua orang.
"Hem kamu..."
"Cia, Nek." Secepat nya Cia memperkenalkan dirinya.
"Jangan panggil saya Nenek ya. Panggil saya Mommy karena kamu calon istrinya Delvan," ucap Laurent tersenyum hangat. Sebagai seorang Ibu tentu dia senang karena Delvano tidak alergi wanita lagi.
"Ohh iya Mom." Gadis itu seketika menurut.
"Kamu beneran calon istrinya Delvan? Kamu enggak tahu aku ini yang calon istri nya Delvan?" ucap Lea menatap Cia jijik.
"Tante tanya aja sama Om Delvan, Cia mana tahu." Sahut Cia
"Aku bukan Tante-tante, jangan panggil aku Tante." Hardik Lea.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Alhamdulillah ternyata ada juga yg berpihak ke Vano dan Cia, Berarti perjodohan ini kemahuan daddy nya dong..
2024-03-25
0
Qaisaa Nazarudin
Ckk semuanya pengampu dan penjilat, Cewek2 yg bermuka dua..
2024-03-25
0
Qaisaa Nazarudin
Yeeezzzz💪💪💪 Cia diem aja ya,jangan ngebantah,Biarkan Vano yg bicara..
2024-03-25
0