Happy Reading 🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡
Motor Ninja Adit terparkir di caffe Rianti. Tempat biasa Cia bekerja. Kalau hari Minggu Cia memang libur karena dia karyawan spesial yang sudah bersertifikat halal.
"Ayo masuk." Ajak Adit.
"Iya Kak."
Mereka berdua masuk kedalam caffe. Tampak pengunjung caffe ramai meski di hari Minggu. Caffe ini memang unik dan menarik.
"Hai Yan, udah lama nunggu?" Tanya Adit langsung duduk.
"Baru sampai juga." Sahut lelaki itu.
Cia terdiam melihat lelaki yang sedang berbincang dengan Adit. Begitu juga dengan lelaki itu. Dia ingat, Cia gadis perusuh yang membuatnya kesal setengah mati.
"Kamu....."
"Ehhh Kak Ryan. Apa kabar Kak?" Cia malah menyalami tangan Ryan tanpa rasa bersalah.
"Yan, loe kenal sama dia?" Tanya Adit heran. Jangan sampai Cia jadi korban keplayboan Ryan.
"Kenal. Dia cewek perusuh yang gue ceritain sama loe kemarin." Sahut Ryan kesal. Dia masih ingat Cia membungkam dengan ucapan yang aneh-aneh, alhasil dirinya yang diomeli oleh sang Ibu.
Sementara Cia tersenyum saja tanpa dosa dan duduk disamping Adit. Dia kan hanya menjalankan perintah Rianti. Salahkan Kakak nya sendiri yang meminta dirinya mengerjai Ryan.
"Ngapain kamu disini?" Ryan menatap Cia tajam.
"Nemuin Kak Ryan yang ganteng nya tujuh turunan ehh pas tanjakkan ganteng nya hilang." Celetuk Cia sambil menahan tawanya.
Tangan Ryan terkepal kuat. Si playboy kakap ini kalah telak kalau berbicara dengan Cia. Dia tidak habis pikir, makhluk aneh seperti Cia sebenarnya diciptakan diplanet mana? Sudah kecil suka membuat kesal, menggundang emosi saja.
Sedangkan Adit terkekeh, tak pernah Ryan kalah telak seperti itu. Biasanya para wanita bersimpuh dikakinya hanya untuk menghabiskan satu malam dengan pria Playboy itu. Tapi Cia berhasil membuatnya bungkam.
"Udah... Udah, enggak usah debat. Mending pesan makan sambil ngobrol," ucap Adit menangahi perdebatan kedua orang itu.
Ryan menatap Cia tajam seolah siap melahap gadis itu hidup-hidup. Gadis bermulut ember ini benar-benar menyebalkan dan membuat dirinya kesal.
"Ohh gimana proyek lho yang di Bali?" Tanya Adit memulai pembicaraan.
"Hem lancar." Sahut Ryan. Tapi tatapannya tak beralih dari Cia.
"Hem, Kak. Cia mau ketemu Kak Bagas dulu ya." Cia berdiri dari duduknya, "Lah, jangan lama-lama ntar pesanan kamu datang malah dingin lagi kalau kamu kelamaan," ucap Adit
"Siap Kak."
Ryan menatap punggung Cia yang berjalan menjauh dari mereka. Cia benar-benar seperti anak kecil. Anehnya, gadis itu sama sekali tak tergoda dengan dirinya yang tampan luar biasa itu. Padahal dia adalah playboy kelas kakap yang selalu bisa menaklukkan hati Ara wanita.
"Ehem," Adit berdehem saat melihat tatapan mata Ryan terarah pada Cia
"Cia siapa loe Dit?"
"Salah satu anak kost Ibu. Kenapa? Loe kenal dia dimana?" Tanya Adit menyelidik.
Ryan mengangguk "Dia gadis perusuh yang buat gue di omeli sama nyokap. Enggak habis pikir tuh anak lahir diplanet mana sih? Ngomongnya aja asal keluar enggak disaring-saring dulu," ucap Ryan kesal.
Adit ngakak. Cia memang begitu orangnya. Kalau bicara asal keluar selaku blak-blakan. Tapi biasanya orang-orang seperti Cia adalah orang yang selalu berkata jujur terhadap apa yang dia rasakan.
"Awas lho ntar kesal malah suka loe," ledek Adit, "Jangan bilang loe adiknya Kak Rianti yang kata si Cia mau dikenalin sama loe itu?" Tebak Adit.
Ryan mengangguk. Tanpa sadar lelaki itu tersenyum saat mengingat tingkah Cia di rumah nya. Perkataan dan ucapannya yang terkesan blak-blakan memang menarik. Kadang Ryan berpikir, apakah kosa kata dikepala Cia tidak habis-habis. Karena gadis itu kalau berbicara seperti mesin jahit saja.
Cia datang dengan membawa nampan bersama Bagas. Gadis ini selalu tak bisa diam. Padahal dia libur hari ini karena hari Minggu Cia memang tidak masuk bekerja.
"Ayo Kak makan." Cia duduk disamping Adit.
Mereka bertiga makan. Ryan mendelik sambil geleng-geleng kepala salut melihat cara Cia. Tidak menjaga image sama sekali. Tidak malu sama sekali. Padahal dia makan diantara Ryan dan Adit harusnya dia menjaga sikap sebagai wanita dan ini dia malah seperti orang sesat tiga hari.
"Pelan-pelan Cia." Adit mengusap punggung Cia saat melihat gadis itu makan dengan lahap.
"Cia laper banget Kak. Habis di suruh bersihin toilet sama Ibu, capeknya pake banget," jawab Cia dengan mulut yang terus mengunyah.
Ryan menggeleng sambil tersenyum salut. Seperti nya dia perlu pertimbangkan tawaran Rianti untuk menerima Cia sebagai salah satu kandidat calon istrinya. Gadis ini unik dan menarik. Masih muda dan tampil apa adanya. Cerdas, meski menyebalkan. Seperti nya yang menjadi suami Cia nanti harus menyetok banyak kesabaran.
"Minum dulu," Adit menyedorkan gelas berisi jus pada Cia.
"Wahhh makasih Kak Adit yang ganteng. Berasa di Drakor, diperhatiin sama cowok cakep. Ngerasa cakep juga." Gadis itu ngakak.
Ryan dan Adit menggeleng kepala saja melihat Cia yang tertawa lepas seperti tak berdosa padahal baru selesai menggoda orang lain.
"Kamu..."
"Cia, Kak," secepat nya Cia memotong ucapan Ryan sebelum dia salah panggil nama, "Ada apa Kak kangen?" Godanya, "Tapi jangan kangen-kangenan sama Cia Kak, soalnya bentar lagi Cia nikah Kak. Ntar Kakak di demo lagi sama calon suami Cia," jelas gadis itu jujur.
Ryan mendelik dan terlihat bingung. Dia melirik kearah Adit yang tampak mengangkat bahu sebagai tanda bahwa dia tidak tahu. Lebih tepatnya tidak mau tahu. Mengingat wajah Delvano yang menyebalkan membuat mood Adit memburu.
"Calon suami? Siapa?" Tanya Ryan tak suka. Kenapa dia jadi panas mendengar Cia sudah memiliki calon suami. Siapa calon suami Cia? Apakah jauh lebih baik dari dirinya?
"Om Delvano, Kak,"
Uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk
Ryan langsung tersendak secepatnya lelaki itu mengambil gelas nya lalu menunggak isinya hingga tandas. Wajahnya merah akibat tersendak ketika mendengar jawaban Cia.
Apakah benar Delvano? Delvano Laurent Koscielny? Putra pemilik Koscielny group? Seorang pengusaha kaya.
"Delvano? Delvano siapa?" Tanya Ryan tetap dengan wajah tenangnya padahal sebenarnya dia ketar-ketir dan panas.
Ryan tidak tahu kenapa dia bisa merasakan hatinya panas saat mendengar jawaban Cia
"Itu lho Kak, Om Delvan yang tua tapi belum laku-laku itu lho," Cia ngakak, "Tapi enggak tahu kenapa dia bisa jadi calon suami Cia Kak, cuma gara-gara numpahin jus di jas nya," ucap gadis itu
"Ehem,"
Ketiga nya menoleh kearah sumber suara.
"Astaga," Cia berjingkrak.
"Kamu pikir saya hantu?" Tatap laki-laki itu menatap Cia tajam.
"Perasaan Cia enggak mikir gitu kok Om," gadis itu cenggesan sambil tersenyum tanpa dosa.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Sandisalbiah
Delvano kek jin botol ya... Cia, disebut namanya langsung nongol.. 😅😅
2023-09-15
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘩𝘳𝘴 𝘨𝘦𝘳𝘤𝘦𝘱 𝘋𝘦𝘭𝘷𝘢𝘯𝘰 𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘪𝘯 𝘊𝘪𝘢
2023-05-20
0
Dewi @@@♥️♥️
delvan seperti hantu ya baru d bicarain dah nongol aja
2023-04-23
0