Happy Reading 🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡
"Om lepasin Cia." Cia memberontak ketika Delvano memangku nya.
Sontak Delvano melepaskan gadis itu. Kasihan juga kalau Cia dipaksa nanti gadis itu malah semakin menolak untuk menikah dengannya.
"Om itu kebiasaan banget sih Om suka peluk-peluk Cia. Ntar Cia laporan sama Ibu kost." Gerutu Cia memperbaiki penampilan nya.
"Hemmmmmm." Delvano hanya berdehem.
"Udah ah Om, enggak usah ganggu Cia lagi. Cia enggak mau lagi ketemu sama Om." Cia menatap Delvano malas.
Dia memugut piring-piring diatas meja dan membawanya kedapur.
Delvano malah tersenyum gemes melihat Cia yang mengomel sambil menyusun piring diatas meja menjadi satu tumpukkan agar mudah membawanya. Delvano terkekeh sendiri apalagi Cia komat-kamit seperti dukun baca mantra. Gadis ini benar-benar cerewet cocok sekali dengan dirinya yang irit bicara.
"Bye Om, Cia kerja dulu." Walau marah dia masih berpamitan pada Delvano.
"Iya Sayang nanti aku temuin di kost ya?" Ucap Delvano tersenyum menggoda.
Langkah kaki Cia terhenti dia menatap Delvano tajam. Matanya memincingkan curiga.
"Ngapain Om ke kost Cia. Kost'an enggak nerima cowok Om. Nanti digerebek warga Cia enggak mau tanggungjawab ya." Setelah berbicara gadis itu melenggang keluar sambil menghentakkan kakinya kesal.
Delvano tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah kesal Cia yang justru terlihat manis dan menggemaskan. Apalagi saat kesal begitu.
"Oh astaga kenapa dia menggemaskan sekali?" Delvano menyeka sudut matanya yang berair karena tertawa.
"Hem lihat saja gadis kecil kamu akan jadi milikku. Kemana pun kamu pergi aku akan mengejar dan mencarimu sampai kamu jatuh kedalam pelukanku," ucap Delvano masih tersenyum mengingat wajah menggemaskan Cia.
Delvano berdiri dari duduknya. Dia sudah puas mengerjai gadis polos dan lucu itu. Ingin mengerjai Cia lagi tapi takut jika gadis itu nanti malah menjauh darinya. Delvano takkan rela, dia akan memaksa Cia menikah dengannya.
Delvano keluar dari ruangan VVIP, wajahnya yang tadi kusut menggembang karena pertemuan nya dengan Cia apalagi dia puas tertawa karena tingkah lucu gadis polos itu.
Langkah Delvano terhenti ketika melihat Cia sedang berbincang dengan seorang pria yang duduk diatas motor sambil memberikan helm padanya.
"Kakak enggak usah repot-repot jemput Cia Kak. Cia jadi ngerasa enak." Gadis itu tersenyum malu.
"Enggak enak Cia." Adit meralat ucapan Cia "Kan motor kamu lagi rusak. Kamu mau pulang sama siapa?" Adit geleng-geleng sambil tersenyum manis.
"Cia ngerasa spesial aja Kak. Tapi kan bukan martabak." Cia tersenyum menggoda.
Adit tertawa lebar "Udah ayo pulang. Sini Kakak pasangin helmnya." Adit mengambil alih helm dikepala Cia.
"Iya Kak." Cia dengan senang hati membiarkan Adit memasang helmnya.
"Sayang."
Mereka berdua kompak menoleh kearah Delvano yang berjalan sambil tersenyum menghampiri mereka berdua.
"Om."
"Tuan Delvano." Gumam Adit
"Kamu mau pulang?" Dia langsung merangkul bahu Cia.
"Ihh Om apa-apaan sih, pegang-pegang sembarangan?" Ketus Cia berusaha memberontak.
Sementara Adit malah tercengang ketika Delvano merangkul bahu Cia. Semua orang yang tinggal dikota ini tahu jika Delvano alergi wanita tapi kenapa dia malah merangkul bahu Cia.
"Sayang pulang sama aku aja ya?" Delvano mengedipkan matanya jahil
"Enggak mau." Tolak Cia.
"Hemm kamu mau saya buat berita tentang caffe ini?" Bisik Delvano nakal sambil meniup telinga Cia.
Bulu kuduk Cia terasa berdiri ketika hembusan nafas Delvano mengenai telinganya.
"Maaf Tuan Cia akan pulang sama saya," ucap Adit tak suka melihat Delvano merangkul bahu Cia.
"Dia pulang sama saya saja." Sahut Delvano tersenyum "Iya kan Sayang." Delvano mengedipkan matanya dan tersenyum smirk.
"Iya Kak, Cia pulang sama Om ini aja." Terpaksa gadis itu membuka helmnya.
"Biar aku yang buka Sayang." Delvano dengan cepat melepaskan helm itu dari kepala Cia.
"Ini helm nya." Dia memberikan helm itu pada Adit
"Ayo Sayang."
Cia tak bisa lagi membantah. Dia hanya mengikuti Delvano. Percuma juga menolak Delvano tak menerima penolakan.
Delvano membuka pintu dan mempersilahkan Cia masuk. Cia masuk dengan wajah ditekuk kesal
"Dasar pemaksaan." Ketus gadis itu kesal setengah mati.
Delvano ikutan masuk dan duduk disamping Cia dengan senyum penuh kemenangan. Dia takkan melepaskan gadis unik yang sudah masuk kedalam hidupnya ini.
"Jalan Ky."
"Baik Tuan."
"Dasar pemaksaan." Cia menatap Delvano kesal "Om itu apa-apaan sih pakai acara mau antar Cia pulang segala lagi. Di kost enggak boleh bawa cowok Om nanti digerebek warga. Mau dikawinin?" Cia menatap Delvano tajam
"Kamu mau? Saya siap nikahin kamu." Seru Delvano.
Okkhy hampir tersendak ludahnya sendiri mendengar ucapan Delvano. Untung saja dia tidak menginjak rem secara mendadak saking terkejutnya.
"Cia udah bilang sama Om, Cia enggak mau nikah sama Om, titik enggak pake koma," ujar Cia sambil melipat kedua tangannya didada dengan mulut menggerecut kesal.
Delvano menahan senyumnya. Dia harus tetap jaga wibawa didepan Okkhy. Jangan sampai Okkhy tahu sisi lain dirinya.
"Saya tetap memaksa." Sahut Delvano "Bersiap-siap lah menjadi Nyonya Delvano." Sambung nya lagi.
"Kayak mau perang aja Om siap-siap segala." Ketus Cia "Om, Cia mau dibawa kemana sih Om. Cia mau pulang." Renggeknya
"Udah kamu diam aja enggak usah ngomel mulu. Pusing saya," ucap Delvano.
"Om itu ya keterlaluan banget. Om mau culik Cia, percuma Om Cia cuma orang kampung. Orang miskin, mau minta tebusan sama orangtua Cia juga percuma enggak bakal ditebus Cia nya. Mending turunin deh Cia disini Om."
Delvano tak menanggapi dia malah tersenyum sendiri sambil membuang muka kearah jendela sambil menikmati ocehan Cia yang tak berhenti mengomel.
Okkhy yang menyetir dibangku depan hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya saja. Seperti nya pria yang bersama Cia harus memiliki stok kesabaran mendengar omelan Cia.
"Saya heran sama kamu, kok enggak bisa diam ya? Kamu enggak bosan ngoceh melulu?" Delvano geleng-geleng kepala.
"Tahu ahhh Om jahat. Pemaksaan." Ketus Cia.
"Saya sudah bilang sama kamu terima tawaran saya maka kamu bebas."
"Kayak penjara aja Om? Kan Cia enggak salah apa-apa cuma kotorin baju Om juga. Itu aja jadi masalah." Gerutu Cia.
"Enggak akan jadi masalah kalau kamu mau terima saya sebagai suami kamu."
Lagi-lagi Okkhy yang duduk dibangku depan mendelik mendengar ucapan Delvano. Ucapan Tuan-nya itu diluar nalar, dia sendiri sampai tak percaya jika itu Tuan-nya yang alergi wanita itu.
**Bersambung.....
Hai semua...
Selamat datang di novel terbaru author..
Makasih buat yang sudah komen wkwkwk.
Kalau ada saran dan masukan kalian boleh coret-coret dibawah ya**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Aku yg bacanya ketawa ketiwi sendiri bacanya kayak org gila 🤣🤣🤣🤣
2024-03-25
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘊𝘪𝘢 𝘬𝘢𝘺𝘢𝘬 𝘦𝘮𝘢𝘬" 𝘯𝘨𝘰𝘮𝘦𝘭 𝘮𝘦𝘭𝘶𝘭𝘶
2023-05-20
0
Aidah Djafar
🤣🤣🤣luci banget 🤣🤣🤣
yg sati mulutnya cablak ...yg satu pemaksa 🤣🤣🤣
2023-04-18
0