Happy Reading 🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡
Laurent mengajak anak-anak dan para calon menantunya berkumpul diruang keluarga. Agar tali silaturahmi tetap terjalin erat. Dia ingin anak-anak dan para calon menantunya nanti ketika sudah menikah memiliki kehidupan yang bahagia seperti dirinya meskipun memiliki suami yang cerewet.
Laurent memilliki tiga putra yang memang belum menikah masih betah pacaran hingga kini.
Devan Laurent Koscielny, 35 tahun adalah putra pertama nya. Kini Devan menjadi salah satu pemimpin perusahaan nya dan mengembangkan perusahaan keluarga yang sudah turun temurun itu.
Dave Laurent Koscielny, 33 tahun putra kedua Koscielny dan Laurent, dia berprofesi sebagai dokter dirumah sakit milik nya tak hanya dokter dia juga menjabat sebagai direktur rumah sakit untuk memimpin dan menggelola rumah sakit tersebut.
Sedangkan Delvano memilih membangun perusahaan nya Sendiri. Sejak kecil didik oleh Ayahnya yang tegas itu dia pun tumbuh menjadi anak yang mandiri hingga mampu membangun perusahaan nya sendiri. Hingga kini dia masih mengembangkan perusahaan miliknya tapi tentunya atas bantuan sang Ayah.
Mereka berkumpul diruang keluarga. Disana ada Koscielny yang duduk dengan wajah ditekuk kesal akibat berdebat dengan si kecil Cia. Dia geram dan juga gemes karena bisa-bisa nya gadis sekecil Cia mempermainkan dirinya
Delvano dan Cia duduk di sofa yang terpisah lantaran Delvano yang tidak bisa dekat-dekat dengan wanita lain selain Cia.
"Hem, siapa nama kamu?" Koscielny menatap Cia tak suka dari ujung kaki sampai ujung rambut.
"Delicia Ellen Kek, biasa dipanggil Cia." Sahut gadis itu sambil membungkuk hormat.
"Sudah berapa kali saya bilang jangan panggil Kakek. Kamu pikir saya Kakek-kakek apa?" Ketus Koscielny menatap Cia kesal. Dia melipat kedua tangannya didada.
"Terus Cia harus panggil apa Kek?" Ucap gadis itu bingung
"Terserah." Ketus Koscielny. Kenapa dia bisa sekesal ini pada gadis kecil seperti Cia?
Gadis itu menepuk-nepuk pelipisnya seolah sedang berpikir keras.
"Aha!"
"Astaga." Devan dan Dave mengusap dadanya.
Sedangkan Delvano mengusap telinganya. Gendang telinga nya serasa mau pecah gara-gara teriakkan Cia.
"Ck, bisakah kamu jangan berteriak?" Omel Koscielny.
"Heheh maaf pada terkejut ya?" Cia cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Setelah Cia berpikir dengan sangat keras maka Cia putuskan untuk memangil Kakek dengan panggilan Ayah mertua. Kan sebentar lagi Cia jadi bagian keluarga ini," ucap gadis itu dengan senyuman manis nya.
"Cih, siapa yang akan menerima mu jadi calon menantuku?" Koscielny berdecih melihat kepedean gadis kecil itu.
"Ayah mertua ini gimana sih, enggak dengar tadi Om Delvan bilang apa? Cia ini calon istrinya yang artinya calon menantu Ayah mertua." Jelas Cia memutar bola matanya malas.
Delvano tersenyum senang karena Cia menganggapnya sebagai calon suami dari lelaki itu. Perasaan nya melambung tinggi. Gadis ini berhasil membuat hatinya berbunga-bunga.
"Kagak usah senang dulu Om, Cia kalau ngomong suka salah." Bisik gadis itu sehingga membuat senyuman Delvano memudar.
"Hem." Koscielny memperbaiki duduknya. Dia kalah telak karena Cia.
"Kamu asal dari mana Nak?" Tanya Laurent lembut. Dia penasaran apa keistimewaan Cia sehingga Delvano begitu lengket dengan gadis kecil ini.
"Cia asal dari kampung Mom. Cia kuliah di Jakarta tiga tahun yang lalu sekarang lagi sibuk nyusun skripsi. Terus Cia juga kerja di caffe Kak Rianti Mom, buat nyambung hidup." Cerocos gadis itu. Pertanyaan satu tapi jawaban nya bejibun.
"Cih, gadis kampung aja belagu." Cibir Koscielny menatap tak suka
"Dad." Tegur Laurent. Kenapa suaminya ini seperti anak-anak saja?
"Enggak boleh gitu lho Ayah mertua, meski dari kampung begini tapi sekarang Cia udah jadi anak kota kok, kan Cia tinggal di Jakarta." Gadis itu menampilkan rentetan gigi putihnya.
"Ehem." Laurent berdehem menangahi perdebatan antara suami dan calon menantunya.
"Kamu tinggal sama siapa Cia?" Laurent melanjutkan pertanyaannya.
"Cia tinggal sama Ibu Kost, Mom. Teman Cia ada tiga, Ada Memel, Netthy sama Natha. Terus ada juga dua cowok Bang Hendro dan Bang Rodi." Cerocos Cia. Ditanya satu tapi jawaban nya banyak.
"Hem begitu ya." Laurent menggaruk-garuk tengguknya mendengar jawaban Cia.
Sedangkan Wenny, Sri dan Lea menatap Cia dengan tatapan sinis dan juga cicik. Bagaimana bisa gadis itu masuk kedalam keluarga Koscielny yang hanya tak terkenal kaya tapi juga terkenal berwibawa dan hangat. Keluarga ini adalah orang-orang kelas tinggi tentu menjadi keheranan tersendiri jika Cia bisa sampai masuk kedalam keluarga ini.
"Usia kamu berapa Cia?" Tanya Laurent sekali lagi.
"Dua puluh tahun Mom." Jawab Cia.
"Apa dua puluh tahun?" Pekik Wenny, Sri dan Lea.
"Iya Tante kenapa?"
"Ck, kamu pikir aku Tante-tante?" Sergah Sri.
Sementara Devan dan Dave geleng-geleng kepala. Seperti nya Cia ini gadis yang menyenangkan dan lucu. Alangkah bahagianya jika Delvano sungguh-sungguh mempersunting Cia menjadi istrinya. Pasti hari-hari Delvano akan sangat menyenangkan.
"Muda sekali, Nak." Laurent tersenyum lembut. "Apa Cia cinta sama Delvan anak Mommy?"
"Tentu saja dia mencintaiku, Mom." Delvano merangkul bahu gadis itu.
"Om." Cia terkejut.
"Diam! Kamu mau saya cium biar hamil?" Ancamnya. "Turuti apa yang saya katakan," ujarnya
Gadis itu mengangguk patuh. Dia takut dicium, takut hamil. Dia belum menikah. Apa kata orang kampung nanti kalau dia hamil diluar nikah?
"Iya Mom, Cia cinta kok sama Om Delvan." Jawab Cia menampilkan senyuman semanis mungkin. "Om bisa enggak tangannya gak usah peluk bahu Cia. Om itu besar dan Cia kecil, tangan Om berat." Bisik Cia kesal.
"Ehem, enggak bisa. Supaya orang tua saya percaya kalau kita pasangan." Sahut Delvano.
Cia mendengus kesal. Mulut gadis itu komat-kamit seperti dukun baca mantra. Sedangkan Delvano senyum tanpa dosa.
"Delvan, apa kamu yakin mau nikah sama dia?" Tanya Koscielny menatap Cia dengan tatapan jijik nya. Gadis kampung seperti Cia tak ada yang menarik sama sekali.
"Yakin Dad. Aku mencintai nya." Tangannya mengusap kepala gadis itu sambil tersenyum jahil.
"Dari mana kamu munggut gadis aneh ini?" Ujar Koscielny.
"Dad."
"Yaellah Ayah mertua kayak sampah aja Cia dipunggut segala." Gerutu Cia. "Cia itu ketemu Om Delvan di caffe Kak Rianti pas kerja. Cia enggak sengaja tumpahin jus di jas nya Om Delvan tapi bukan jadi jasjus ya." Jelasnya, "Nah setelah ini Om Delvan suruh Cia bersihin jas nya sekalian diajakkin ke pelaminan." Cia menutup mulutnya menahan tawa.
"Saya enggak nanya kamu." Ketus Koscielny
"Tapi Cia mewakili Om Delvan Ayah mertua." Sahut Cia lagi.
Mereka yang lain menikmati saja perdebatan antara Ayah mertua dan calon menantu itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Asal kalian tau dgn kekayaan dan kehormatan dan kasta kalian nyatanya GAK BISA KAN NGILANGIN ALERGI NYA VANO??? ITU MAKSUDNYA TDKNSEMUA MASALAH BISA DI SELESAIKAN DENGAN KUASA DAN HARTA..NGERTI KALIAAANNN...!!!! TUH BAPAKNYA JUGA AROGANT GAK KENAL TEMPAT..😡😡😡🙄🙄
2024-03-25
0
Qaisaa Nazarudin
Kanapa nama bapaknya susah banget aku nyebut nya Thor,Tergeliat lidah ku..🤣🤣🤣
2024-03-25
0
Sandisalbiah
ayah mertua kagi di brifing ama calon mantu.. 😂😂😆tenang aja bentar lagi juga bakal sayang ama Cia kek anknya...
2023-09-15
0