Happy Reading 🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡
Cia menunduk dengan jari saling meremas satu sama lain dan keringat yang tampak mengucur didahinya. Berbeda dengan Delvano yang tampak tenang-tenang saja seolah tak terjadi sesuatu
“Cia kamu bisa jelasin kenapa bisa pulang sama Tuan Delvano?” Tanya Zaenab menyelidik.
“Ehem, itu anu-nu Bu, Cia…” Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar bingung cara menjelaskannya.
Sedangkan Adit menatap Delvano tak suka. Dia masih ingat tadi siang Delvano membawa Cia dengan paksa tanpa meminta dulu padanya. Sementara Netthy, Natha dan Mela menatap Delvano kagum. Ketiga gadis itu saling colek mencolek menatap ketampanan Delvano, pria kesayangan sejuta umat yang banyak dikagumi oleh kaum hawa. Namun sayang lelaki itu malah alergi wanita dan hanya Cia yang bisa mencairkannya.
“Cia kamu tahu kan kesalahan kamu dimana? Peraturan di kost ini enggak boleh bawa orang luar apalagi beda jenis kelamin?” ucap Zaenab.
Kost ini memang berbeda dari kost-kost pada umumnya, ada peraturan yang tidak boleh dilanggar. Zaenab sebagai pemilik kost memiliki tanggung jawab terhadap semua anak-anak kostnya, apalagi isinya kebanyakkan anak gadis tentu tanggungjawabnya tidaklah mudah. Meski mengomel setiap pagi membangunkan mereka itu adalah sebagai didikan supaya anak-anak kostnya mentaati aturan yang dia buat.
“Maaf Bu, Cia…”
“Saya hanya mengantar Cia sampai kost untuk memastikan dia baik-baik saja. Enggak mungkin saya membiarkan dia pulang sendirian, itu akan sangat bahaya bagi keselamatan dia,” ucap Delvano membela dia kasihan melihat Cia yang terpojokkan seperti ini.
“Maaf Tuan Delvano hubungan Tuan dengan Cia apa ya?” Tanya Zaenab penasaran, melihat Delvano yang membela Cia dia yakin jika kedua orang ini memiliki hubungan khusus.
“Saya calon suaminya.”
“Apa?” Pekik mereka bersamaan.
“Astaga kalian ini, enggak usah teriak-teriak. Kalian pikir ini pantai apa?” Gerutu Cia mengusap telingannya.
“Calon suami?” Ulang Zaenab, Netthy, Natha dan Mela bersamaan karena terkejut.
Adit tak kalah terkejut dengan yang baru saja dia dengar, dia menatap Cia tak percaya bagaimana bisa Cia akan dilamar oleh lelaki paling berpengaruh di kota ini. Tanpa sadar tangannya terkepal begitu kuat. Rody dan Hendro juga saling melihat tak percaya sambil mengangkat bahu menandakan bahwa mereka tidak tahu apa-apa.
“Om.” Cia mendengus kesal
“Kenapa Sayang?” Delvano menyelipkan anak rambut Cia ke daun telingannya “Saya kan emang calon suami kamu, ada yang salah?” Tanya nya lembut sambil tersenyum menggoda.
Netthy, Natha dan Mela langsung klepek-klepek melihat keromantisan Delvano memperlakukan Cia. Mereka baper sendiri sehingga jiwa jomblo itu meronta-ronta.
Cia mengerjab-ngerjabkan matanya melihat wajah Delvano yang begitu dekat dengannya, waktu seolah berhenti berputar dan hanya ada dia dan Delvano saja disana. Jantungnya sudah berdisko didalam sana. Cia tidak tahu rasa apa ini, mungkin karena dia baru pertama kalinya dekat dengan seorang pria, apalagi pria dewasa seperti Delvano.
‘God kenapa dia sangat menggemaskan. Bolehkah kubawa pulang makhluk-Mu yang satu ini?’ ucap Delvano dalam hati.
“Ehem.” Zaenab berdehem saat melihat kedua orang itu “Sudah tatap-tatapannya?” Singgung Zaenab.
“Tuan Delvano, apakah benar jika anda calon suami Cia?” Tanya Zaenab memastikan “Apakah anda sudah lama mengenalnya? Anda mengenalnya dimana? Dia ini masih kecil Tuan, tidur juga suka kesiangan. Apakah anda yakin ingin menikahi Cia?” Sambung Zaenab bertubi-tubi.
“Bu.” Cia mendengus kesal saat dia dibilang tidur suka kesiangan, padahal itu adalah kenyataannya dan setiap hari dia pasti kesiangan.
“Saya mencintainya, itu saja.” Jawab Delvano singkat padat dan jelas.
.
.
.
.
.
“Aisshhhh, Nenet jangan tarik-tarik, tangan gue bukan tali.” Gerutu Cia.
“Loe harus jelasin sama kita gimana cerita loe bisa jadi calon istri Tuan Delvano.” Ketiga gadis itu membawa Cia masuk kedalam kamar Cia lalu mengunci kamar gadis itu.
Kost ini termasuk mewah dan elit dengan segala fasilitas lengkap tak heran jika perbulannya sampai satu juta keatas, tapi bagi Cia yang kalangan bawah itu harga kost dengan nilai demikian sangatlah mahal, makanya dia harus bekerja paruh waktu agar tak merepotkan kedua orangtua nya yang ada dikampung.
"Jelasin apaan sih?" Cia melempar tubuhnya di kasur miliknya.
"Mandi dulu Cia, loe bau," Mella menarik tangan Cia sambil menutup hidungnya "Bau asem, loe habis ngapain sihh?" Tanya Mella masih menutup hidungnya "Aneh dehh kok Tuan Delvano bisa betah didekat loe?" Mella geleng-geleng kepala.
"Enggak ahh dingin." Gadis itu malah berbaring santai.
Netthy ikut berbaring disamping Cia. Kebetulan kasur ini ukuran nya cukup besar, muatlah tiga sampai empat orang kalau badannya kecil seperti Cia. Tapi kalau besar seperti Ibu kost yang hanya muat sendiri.
"Cia, serius loe mau nikah sama Tuan Delvano?" Tanya Netthy penasaran, "Baek amat nasib loe Cia di sunting cowok cakep kaya melintir. Andai gue." Seru gadis itu sambil membayangkan dirinya yang bersanding dengan Delvano.
"Sadar muka, dodol." Natha mendorong kening Netthy.
"Iihhh apaan sih loe, gue lagi asyik ngebayangin roti sobek nya Babang Delvan." Gerutu Netthy kesal. Khayalan nya membayangkan roti sobek Delvano gagal gara-gara Natha
Cia acuh saja. Jika semua wanita tertarik pada Delvano dia malah biasa saja. Menurut Cia lelaki itu sungguh menyebalkan dan pemaksa, dia seenaknya saja mengklaim kalau Cia adalah calon istrinya. Sungguh keterlaluan diluar batas negara, pikir gadis itu.
"Cia, loe kok malah diam?" Netthy menyenggol lengan gadis itu. Mereka berempat sama-sama berbaring dikasur Cia.
Dikost ini, Cia termasuk anak kost yang spesial mungkin karena dia adalah jawara paling bandel dan tukang tidur tanpa tahu kalau hari sudah siang. Hingga tak heran jika dia dijadikan salah satu anak kost yang memiliki kasus terbanyak selama tinggal disini. Anggap saja dia spesial, saking spesial nya segala hal diperhatikan oleh sang Ibu kost dan jika saja yang kurang maka hukumannya adalah mencuci semua toilet yang ada dikost.
"Ehem, gue harus jawab apa?" Ketus Cia. Dia masih memakai gaun dan make up tebal diwajahnya
"Loe pakai pelet apa Cia?" Celetuk Mella.
"Pelet online, gue pesan langsung dari luar negeri makanya dapat Om bule ganteng." Sahut Cia asal.
"Udah ahh gue mau mandi dulu. Mending loe bertiga keluar dari kamar gue. Gue pengen ngelukis, kalau loe semua kagak mau wajah loe jadi bahan percobaan mending minggat sono." Usir Cia.
Ketiga gadis itu berhambur keluar dari kamar Cia. Mereka sudah tahu bahan percobaan yang dimaksud Cia, apalagi kalau bukan wajah mereka akan dilukis dengan hidung dan mata yang entah kemana-mana sebagai bahan percobaan Cia.
Cia ngakak sambil menggeleng melihat wajah ketiga sahabat nya takut. Jurus andalan kalau ketiganya suka menjahili dirinya.
Bersambung...
Jangan lupa like komen vote dan gift buat author love kalian banyak-banyak....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Sandisalbiah
hah.. seru banget bacaanya.. kok aku bisa telat banget nemu nya ya..? Thank's to author atas karya yg warbiasa menghibur dan bikin keram perut ini.. 🤗🤗 luv² sekebon raya buat authornya..
2023-09-15
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘥𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘊𝘪𝘢
2023-05-20
0
Dewi @@@♥️♥️
seneng loh ngkost kalau ibu kost kayak Bu Zaenab ,seperti d rumah sendiri ,marah²nya seperti ibu sendiri
2023-04-23
0