Happy Reading 🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡
Cia melonggo melihat banyak paper bag didepannya. Dia sampai menelan salivanya kasar. Lalu melihat kearah Delvano yang sudah melipat kedua tangannya didada.
Delvano pasti berpikir jika Cia akan tertarik dan terharu dengan kebaikan nya. Jelas sudah, wanita mana yang akan menolak jika di belikan baju-baju mahal dan bagus sebanyak ini?
"Om yang benar aja. Kayak mau dagangan aja? Banyak amat," Cia geleng-geleng kepala. "Wah boleh juga ntar Cia jual di kost lumayan buat nambah uang jajan," gadis itu cekikikan sambil melipat satu persatu isi dari paper bag didepannya.
Raut wajah Delvano langsung berubah yang benar saja gadis ini ingin menjual barang-barang pemberiannya. Awas saja kalau Cia berani menjual nya.
"Ck, jangan berani mikir macam-macam. Awas aja kalau kamu berani jual barang-barang pemberian saya? Saya bakal gantung kamu di Monas," ancam Delvano kesal
"Sensian amat sih Om," Cia memutar bola matanya malas, "Lagian Om itu aneh. Beliin Cia baju sebanyak ini, Cia sampai bingung mau pakai yang mana Om! Beli satu aja udah cukup, di kost banyak baju-baju Cia yang enggak ke pake," jelas Cia kesal.
Delvano malah geleng-geleng kepala. Dia pikir Cia akan terharu dan memuji nya sampai ke langit tujuh karena telah membelikannya baju-baju mahal ini. Tapi ternyata gadis ini malah berpikiran untuk menjual baju-baju pemberian nya. Jelas Delvano tidak mau. Baginya hanya Cia yang pantas dan boleh memakai baju-baju yang dia berikan.
"Ayo," ajak Delvano.
"Lho Om ini siapa yang bawa? Tangan Cia cuma ada dua. Ini banyak gimana cara banyak nya?"
"Itu sudah ada yang bawa. Ayo cepat," Delvano menarik tangan Cia agar gadis itu berjalan cepat.
"Om mau kemana lagi?" Cia merenggut kesal. "Om ini suka amat tarik-tarik tangan Cia. Ntar tangan Cia panjang, malah panjang tangan lagi habis tuh Cia rambut hartanya Om," celoteh gadis itu.
Delvano tak menanggapi dia malah membawa gadis itu terus berjalan bersamanya. Gadis berisik dan menyebalkan, bisa gila dia kalau terus mendengar celotehan Cia.
"Om tunggu bentar," Cia menahan tangan Delvano seperti anak kecil.
"Ada apa?" Delvano menatap gadis itu tajam
"Om, Cia mau es cream," pintanya dengan wajah imut dan menggemaskan nya.
"Ck, enggak boleh. Nanti kamu sakit perut," tolak Delvano. Seumur hidup dia tidak pernah makan barang aneh itu. Sebab Delvano sangat menjaga kesehatan nya. Kalau sakit pasti merepotkan makanya dia benar-benar menjaga kesehatan nya.
"Om, Cia mau es cream," renggek Cia. Cia adalah gadis keras kepala, apa saja yang dia mau harus segera dituruti.
"Tidak boleh Cia," ihhhh Delvano gemes sendiri. Dia seperti sedang berhadapan dengan anak kecil saja.
"Ck, Om jahat. Cia marah sama Om. Cia enggak mau ngomong sama Om," gadis itu melipat kedua tangannya didada dan merajuk kesal pada Delvano.
Delvano menghela nafas panjang. Pria itu sampai mengelus dadanya. Ini resiko dia memiliki pasangan bocah seperti Cia. Delvano juga heran kenapa hanya pada Cia saja dia tidak alergi? Seandainya dia bisa bersentuhan dengan wanita lain yang sifatnya lebih kalem mungkin Delvano takkan mengenal Cia. Tapi sekarang, sungguh menyebalkan kenapa Tuhan malah mempertemukannya dengan gadis aneh seperti Cia.
.
.
.
.
Delvano kesal sendiri saat menemani Cia makan es cream. Gadis ini benar-benar seperti anak kecil. Entah mengidam apa dulu Ibu nya Cia sehingga bisa melahirkan anak seaneh Cia.
"Tidak boleh banyak dua itu aja udah cukup," tegas Delvano.
"Iihhh Om apaan sih, mana cukup dua Om. Cia tambah satu lagi ya," rayu nya.
Mereka menjadi pusat perhatian. Delvano duduk disamping Cia sambil menemani Cia makan es cream. Sedangkan Cia makan es cream sambil blepotan. Alhasil mereka menjadi pusat perhatian. Siapa yang tak kenal Delvano?
Ada yang berbisik-bisik. Ada yang iri. Ada juga menatap kagum. Ada sebagian yang diam-diam memotret dengan ponsel mereka. Namun baik Delvano atau pun Cia sama sekali tidak peduli. Mereka berdua malah asyik berdebat. Untung Okkhy tidak mengikuti mereka, kalau ada Okhhy sudah pasti pria itu akan menahan malu setengah mati.
"Makan itu pelan-pelan," Delvano membersihkan sudut bibir Cia seperti seorang Ayah membersihkan bibir putrinya.
"Enak banget Om. Om enggak mau coba?"
"Tidak. Tidak," tolak Delvano. "Cepat kamu makan," suruh Delvano jenggah.
Cia menikmati beberapa potong es cream. Dia suka sekali jajanan es cream. Di kampung susah mencari es cream. Dulu Cia makan es cream sebulan sekali pas kalau pergi ke Jakarta. Karena dikampung tidak ada yang jual.
"Sudah kan?" Delvano mulai jenggah sambil melirik arloji yang melingkar ditangannya.
"Om mau lagi?" Pinta Cia. Belum puas juga gadis itu setelah menghabiskan beberapa potong es cream
"Tidak boleh. Kamu makan udah banyak. Nanti sakit perut," tegas Delvano sambil berdiri.
"Om_"
Delvano merenggut kesal. Dia langsung menangkat tubuh Cia dan memanggul tubuh gadis itu seperti karung beras. Kalau menuruti keinginan Cia bisa-bisa mereka tidak pulang nantinya.
"Om lepasin Cia. Cia bisa jalan sendiri Om," gadis itu memberontak sambil menggoyang-goyangkan kakinya diudara.
Namun Delvano tak menggubris. Dia malah berjalan sambil memanggul tubuh kecil Cia tanpa peduli dengan tatapan orang-orang yang dia lewati.
Sampai dimobil Cia terus menggerutu kesal. Laki-laki ini selalu membuat nya kesal setengah mati.
"Persiapkan diri kamu," Delvano menutup pintu mobil.
"Persiapkan buat apa Om?" Tanya Cia bingung.
"Minggu depan orang tua saya mau menemui orang tua kamu dan melamar kamu," ketus Delvano.
"Apa?" Pekik Cia terkejut.
"Bisa kah kamu tidak membuat saya marah dan kesal?" Gerutu Delvano sambil mengusap telinganya akibat teriakkan Cia didalam mobil.
"Om," gadis itu langsung lemes.
"Kenapa lagi?" Tanya Delvano malas.
"Om beneran yakin mau nikah sama Cia? Enggak dipikirin dulu Om? Skripsi Cia belum kelar Om," ucap gadis itu sendu. Ahh dia belum siap menikah muda. Dia masih ingin kuliah dan menikmati masa muda nya.
"Apa hubungannya sama skripsi?" Tanya Delvano tak habis pikir sambil menggeleng saja.
"Ya enggak ada. Tapi..." Gadis itu menghela nafas panjang.
"Tapi apa?" Delvano menatap Cia menunggu jawaban dari gadis cantik dengan rambut sebahu disampingnya ini
"Ayah mertua gimana? Ayah mertua kan enggak suka sama Cia Om? Emang Ayah mertua mau datang ke kampung Cia? Disana jalannya jelek Om," ucap gadis itu siapa tahu Delvano mempertimbangkan perkataan nya
"Nanti akan saya perbaiki," jawab Delvano enteng
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Sandisalbiah
nah lo... sultan di lawan.. jalan jelek langsung di perbaiki, demi melancarkan tujuan ke rumah calon mertua.. 😅😅😅
2023-09-15
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘬𝘢𝘺𝘢𝘬 𝘵𝘰𝘮 𝘢𝘯𝘥 𝘑𝘦𝘳𝘳𝘺
2023-05-20
0
Dian Ndari
ya Allah ya Gusti... mau ngelamar...pake perbaikan jalan dulu...🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-04-21
0