Happy Reading 🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡
"Loe kenapa Cia? Kok muka nya kusut gitu kayak baju kagak disetrika?" Tanya Mela duduk disamping Cia.
Mereka sedang makan malam bersama dan wajah Cia bad mood seperti benang kusut.
"Lagi malas. Pengen makan orang," jawab gadis itu kesal.
"Tumben galau Cia? Belanjaan tadi siang banyak amat sisa uang nya?" Tanya Zaenab heran.
"Iya Bu. Itu semua dibeliin sama Om Delvano," jawab Cia. "Nih uang nya Cia kembaliin. Kalau Ibu ikhlas buat Cia aja," seru Cia memberikan kembali uang belanja yang dititip Zaenab padanya.
"Kamu ini udah mau di lamar sultan juga masih ngemis-ngemis," sindir Zaenab "Nihh buat uang bensin. Kagak usah boros Cia. Kamu itu es cream terus kayak anak SD aja," omel Zaenab.
"Wahhh makasih Bu. Rejeki anak Sholeh emang enggak kemana," ucap Cia mengambil uang dari tangan Zaenab, "Nih buat kalian bertiga."
"Makasih Cia," seru ketiga gadis itu menyambut uang berwarna merah dari tangan Cia. Padahal hanya satu lembar tapi senangnya sudah setengah mati.
"Malam semua," Adit datang dan ikut makan malam bersama yang lainnya.
"Cia," sapanya tersenyum hangat pada gadis itu. Padahal Adit kesal karena Delvano tiba-tiba membawa Cia pergi.
"Malam Kak Adit," balas Cia.
Mereka semua makan dan diselingi dengan obrolan serta candaan. Apalagi keempat gadis somplak itu yang semakin membuat meja makan seperti tengah konser.
"Cia kamu kenapa? Kok kayak melamun gitu?" Adit meletakkan sepotong ayam goreng di piring Cia.
"Makasih Kak," Cia tersenyum. "Cia enggak apa-apa kok Kak. Lagi pengen ngelamun aja, udah lama enggak ngelamun," gadis itu cengengesan.
Zaenab tersenyum menggeleng melihat betapa pedulinya Adit pada Cia. Namun sayang seperti nya perasaan Adit tidak akan terbalaskan karena sebentar lagi Cia akan dipersunting oleh lelaki kaya raya.
"Iya Cia, enggak biasanya kamu diam gini. Lagi dapat tagihan ya?" Celetuk Rodi.
"Lagi disuruh kerja paksa, Bang," jawab gadis itu asal.
Mereka kembali terkekeh. Cia walaupun galau tapi masih bisa-bisa nya membuat orang kesal dengan ucapan dan celotehan nya yang membuat orang gemes dan tertawa apalagi melihat wajah lucunya.
Cia makan dengan kesal. Mengingat pembahasan nya dengan Delvano kemarin membuat moodnya kembali berantakan. Haruskah dia merelakan masa muda nya dan menikahi lelaki yang sama sekali tidak dia cintai itu? Tidak hanya tidak dia Cia tapi juga rentang usia yang sangat jauh serta Delvano yang terlahir dari keluarga kaya. Belum tentu kedua orang tua Cia setuju, apalagi orang tua Cia begitu kritis terhadap pasangan hidup anak-anak nya.
"Makan itu pelan-pelan Cia, kamu kayak mau lomba makan aja," tegur Zaenab sambil geleng-geleng kepala.
"Tahu ahhh Cia lagi kesal Bu. Pengen makan orang. Pengen masuk lagi ke perut Ibu," kesal nya memasukkan makanan itu ke mulut nya dengan mulut komat-kamit seperti dukun baca mantra
"Kamu kenapa? Kok kesal gitu, tadi kan udah Ibu kasih uang jalan karena udah belanjain Ibu," Zaenab tersenyum gemes.
"Tahu ahhh,"
Setelah selesai makan seperti biasa harus piket dan mencuci piring agar besok tidak perlu repot-repot lagi kalau bangun kesiangan.
Zaenab memang membuat jadwal piket untuk keenam anak kostnya. Bagi siapa yang tidak piket akan di denda dan mendapat hukuman membersihkan toilet dan kandang ayam peliharaan Zaenab yang terletak di belakang kost ini. Alhasil ancaman itu berhasil membuat keenam anak kost nya patuh terhadap aturan tapi tidak dengan Cia karena sering kesiangan dia selalu mendapat hukuman membersihkan toilet dan kandang ayam.
"Huffhhhhhhh," gadis itu menghembuskan nafasnya kasar dan duduk disamping Natha.
"Loe kenapa sih?" Tanya Natha heran melihat Cia yang galau seperti ini.
Cia merebahkan kepalanya dibahu Natha. Dia tidak tahu harus bercerita pada siapa. Apakah keputusan nya sudah tepat menikah dengan Delvano? Cia takut, Delvano bukan orang sembarangan sedangkan Cia sembarangan orang.
"Iya Cia, kalau loe ada masalah cerita sama kita," Netthy terganggu dengan Cia yang banyak diam seperti ini, "Loe lagi butuh duit. Gue ada kok, sekedar buat beli permen," canda Netthy cenggesan.
"Tahu ahhh loe bikin perut gue sakit aja," cibir Cia. Dia memeluk lengan Natha sambil terpejam berusaha menahan perasaan nya.
Mella, Netthy dan Natha saling melihat satu sama lain. Pasti Cia ini sedang ada masalah karena tak biasanya gadis ini diam tanpa banyak bicara seperti ini.
"Cia," Adit datang membawa segelas susu
"Iya Kak?" Cia bangkit dari bahu Natha.
"Minum susu dulu," sambil menyerahkan segelas susu pada Cia.
"Makasih Kak," gadis itu tersenyum.
"Ehem, ehem." Netthy terbatuk-batuk. "Jangan bikin iri si jomblo ini Kak, kasihan," singgung Netthy.
Adit malah terkekeh dan tersenyum mendengar singgungan Netthy.
"Maksih Kak," Cia meletakkan gelas itu diatas meja.
"Kamu baik-baik aja 'kan?" Adit memperbaiki rambut Cia yang sedikit berantakan.
Mella, Netthy dan Natha malah baper sendiri sambil saling memeluk lengan. Ingin juga di istimewa kan seperti Cia.
"Cia enggak apa-apa kok Kak," gadis mengigit bibir bawahnya menahan tangisnya. Bagaimana pun dia berusaha menyembunyikan masalahnya dia tetap lah gadis yang selalu terbuka.
"Cia,"
Mereka panik termasuk ketiga sahabat nya, tak pernah mereka melihat Cia menangis. Kalau pun ada masalah gadis itu selalu saja menghadapi nya dengan senyuman ceria.
"Cia kamu kenapa?" Tanya Adit panik, "Cia ayo bilang sama Kakak kamu kenapa? Kenapa nangis?" Adit mengusap pipi Cia.
"Iya Cia loe kenapa sih? Hiks hiks ngomong dong!" Ucap Natha juga ikutan menangis. Natha adalah salah satu sahabat yang berhati lembut kalau melihat temannya menangis dia pasti menangis juga.
"Kenapa loe nangis dodol?" Netthy menoyor kening Natha.
"Ihhh jahat amat sih Net," gerutu Natha mengusap keningnya.
"Cia loe kenapa? Kenapa loe nangis? Ada yang nyakitin loe. Ayo bilang sama gue biar gue hajar sekalian," berbeda dengan Netthy yang sifatnya bar-bar, dia selalu suka melabrak orang kalau berani membuat para sahabat atau orang-orang yang dia sayangi menangis.
"Hiks hiks hiks hiks hiks,"
Cia malah menangis sambil menutup wajahnya. Dia tidak tahu kenapa dia bisa segalau ibi memikirkan pernikahan nya.
"Cia,"
Ketiga gadis itu memeluk Cia dan ikut menangis bersama sahabat mereka yang selalu membuat kesal dengan ucapan nya yang tidak masuk akal.
"Huaaaa... Hikssssss."
Adit melihat Cia yang menangis dengan wajah marah. Ini pasti ada hubungan nya dengan Delvano. Lihat saja nantia dia akan membuat perhitungan dengan lelaki itu karena sudah berani membuat gadis kecilnya menangis seperti ini.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Sandisalbiah
hadehh.. bisa melow juga nih si cewek tengil plus bar bar... sabar ya Cia.. tp yg pasti jd perempuan itu lebih baik di cintai dr pada mencintai..
2023-09-15
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘯𝘨𝘢𝘱𝘢𝘪𝘯 𝘈𝘥𝘪𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘢𝘶 𝘋𝘦𝘭𝘷𝘢𝘯𝘰 𝘣𝘬𝘯 𝘶𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘢𝘯 🤔🤔
2023-05-20
0
Aidah Djafar
jangan marah Adit...🤗
Delfano bermajsud baik lho mau nikahin Cia 🤗😀😍
2023-04-19
1