Niela mendengus sebal mendaptkan telpon dari sang atasan yang lumayan mengganggu acara makan siangnya, namun tak urung ia berkata manis di iringi dengan candaan yang mampu membuat Aufal tertarik padanya, dan itu semua tak luput dari pandangan kedua sahabatnya yang melihat tingkah aneh Niela.
Niela tak menggubris tatapan aneh dari kedua sahabatnya itu, yang saat ini ada dalam otaknya hanya menjalankan siasat suapaya kedua orang tuanya Aufal mau membatalkan perjodohan sialan ini, terserahlah apa kata orang untuk saat ini, mau bilang cabe atau apalah itu yang penting ia bisa menjalankan aksinya itu dengan mulus tanpa hambatan.
"Eh bestie, semuanta udah gue bayarin ya, termasuk makanan dan minuman lo pada, so kalau mau nambah nambah aja gue udah bilang sama pelayannya barusan. Gue on the way kantor dulu ya" Pamit Niela berlalu dari hadspan kedua sahabatnya itu tak lupa dengan makanan yang ia pesan tadi.
"Kenapa tuh anak?" Tanya Novi yang heran melihat gelagat Niela hari ini.
"Tau, tapi tak apa yang penting ia tidak aneh aneh" Sahut Devi yang mendapat angguakan deri Novi.
Di sisi lain seorang pria berbadan tegap sedang mencari informasi tentang kekasihnya yang sudah beberapa tahun ini tidak ada kabar, bahkan di dunia maya pun tak lagi muncul, biasanya gedisnya itu akan muncul kalau ia mencari namanya di aplikasi You Tube, Tiktok, Instagram, dan yang lainnya, namun beberapa kali ia cari tidak menemukan satu pun jejak sang kekasih.
"Sudahlah Droo, ngapain lo cari dia lagi? Gue kasian liat lo kayak begini terus akhir akhir ini" Kata seorang lelaki yang seumuran dengan pria tersebut.
Pria yang di panggil Droo tak lain adalah EDROO DHE JHON, seorang pria yang sudah melukai mental dan fisik Niela lalu pergi keluar negri untuk menjalankan bisnis sang Papa yang di kabarkan hampir bangkrut karna beberapa infestor tiba tiba saja menarik uang infes mereka, itu di karenakan proyek keluarga Jhon tidak ada yang memuaskan, terlebih lagi bahan bahannya tidak sesuai dengan yang di harapkan.
Setelah kejadian beberapa tahun lalu, Edroo merasa sangat bersalah karna telah melukai sang kekasih, namun ia juga tidak bisa membohongi perasaannya yang ingin memilikinya, tapi ia sadar caranya salah. Meski begitu, Edroo akan tetap mencari keberadaannya sang kekasih di manapun sang kekasihnya itu berada.
"Pokoknya gue gak mau tau, kalian semua harus cari gadis ini" Perintah Edroo pada beberapa orang yang sedang berada di ruangannya.
"Baik" Sahut orang orang tersebut secara serentak selain pria yang berada di samping kanannya Edroo yang tidak lain dan tidak bukan adalah Gebriel sahabat Edroo.
"Good " Kata Edroo sambil melambaikan tangannya menyuruh orang orang tersebut selain Gebriel keluar.
...* * *...
"Putri, kalau boleh saya tau, kamu....." Aufal memotong ucapannya ragu ragu.
Malam ini Aufal dan Niela sedang berada di sebuah restoran sebelah resort, tadi sore saat Niela ingin pulang Aufal menghampirinya dan mengajaknya untuk makan malam bersama, jadilah sekarang keduanya makan malam bersama di tempat ini.
Seakan mengetahui apa yang akan di tanyakan oleh lawannya, Niela tersenyum licik dalam hatinya berharap rencananya dapat berjalan dengan lancar, meski Niela sendiri ketar ketir saat melihat reaksi Aufal yang tampak mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada Niela.
"Sebenarnya kedua orang tua saya menjodohkan saya dengan anak dari salah satu sahabat kedua orang tuan saya mas, tapi saya tidak menyukainya. Karna menurut saya, dia terlalu mapan untuk saya mas" Kata Niela memancing Aufal untuk mengatakan hal yang sudah Niela ketahui.
"Kenapa kamu beranggapan seperti itu?" Tanya Aufal dengan sedikit kepo, ingat SEDIKIT KEPO.
"Saya butuh orang yang bisa mengerti saya, bukan orang yang hanya melihat fisik saya. Saya juga tidak butuh pria dewasa yang hanya bisa memikirkan diri sendiri tanpa mau memikirkan keadaan pasangannya. Saya cukup lelah di sakiti, di khianati, dan di kecewai, untuk itu saya hanya butuh orang yang bisa mengerti saya, menyayangi saya setulus hatinya, mencintai saya apa adanya, itu aja sih gak ribet" Jawab Niela semakin memancing rasa penasarannya Aufal.
Niela tau, Aufal akan terharu terhadap kata katanya barusan, tidak sia sia ternyata belajar kata kata dari mbak GOOGLE nya yang hasilnya memuaskan juga. Siapa suruh masuk kekandang hantu, yang mungkin kemudian hari akan menyesali semua perbuatannya itu.
Benar dugaannya Niela, Aufal benar benar terharu mendengar ucapannya Niela, tanpa ba bi bu Aufal meraih tangan Niela dan menggenggamnya dengan erat, Aufal bisa merasakan kenyamanan lewat sentuhan itu. Berbeda dengan Niela yang tampak risih dengan sentuhan tangan Aufal, namun sebisa mungkin ia merilekskan keadaan supaya terlihat menikmati sentuhan dari Aufal untuk melancarkan aksinya tersebut.
"Saya bisa menjadi orang yang kamu harapkan, tapi saya juga sepertimu sama sama di jodohkan dengan orang yang tidak pernah saya cintai, saya dari dulu anti cinta, dingin, cuek, dan tidak pernah mau berpacaran, karna yang saya mau itu langsung nikah tanpa pacaran dulu. Maka dari itu, jika saya di paksa untuk memperjuangkan cinta itu, maka saya akan tempuh jalan apa pun itu agar saya bisa tetap bersama dengan orang yang saya cintai, sebelum tuhan menakdirkan dia untuk orang lain" Kata Aufal lembut, namun perkataannya Aufal seperti angin lewat saja bagi Niela.
Niela hanya tersenyum semanis mungkin, meski pada kenyataannya perkataannya Aufal barusan tidak ads yang Niela simpan di dalam memorynya.
'Anda salah orang Tuan AUFALLAH KHOIRUN NIZAR, anda tidak tau seperti apa orang yang saat ini anda ajak bicara Tuan' Batin Niela dengan seringai tipis di bibirnya.
Aufal yang tidak mengerti gelagat Niela hanya memaklumi setiap gelagat Niela yang bisa berubah ubah setiap waktu, namun tidak lepas dari itu semua Aufal lebih memilih mengangumi kepribadian Niela yang menurutnya sangat unik itu.
"Makasih mas, saya pasti akan ikut berjuang untuk membatalkan perjodohan saya ini, supaya saya bisa lepas dari ikatan yang tak pernah saya harapkan, karna gue masih belum sembuh dari luka yang terus menghantui hidup gue, sorry Aufal gue gak bisa jadi orang yang lo harapkan, bahkan gue sendiri gak tau samapai kapan luka ini akan sembuh'" Sambung Niela dalam hatinya.
Rasanya ingin sekali Niela mengajak Aufal untuk pergi kerumahnya dan mengatakan kepada kedua orang tuanya bahwa Aufal akan membatalkan perjodohan ini, Niela sungguh tidak kuat menahan rasa sakit yang membara di dalam hatinya itu, rasanya Niela ingin sekali pergi atau kalau tidak menghilanglah untuk selamanya.
Niela tersenyum semanis mungkin agar Aufal tidak menyadari seberapa besar lukanya itu, Niela melepaskan tangannya dari tangan Aufal, karna takut Aufal merasa tidak nyaman dengan tindakannya, Niela pura pura mengambil minuman miliknya dan meminumnya dengan rakus, meski sebenarnya Niela tidak pernah merasa haus sama sekali.
"Kamu sehausitu ya? sampai tuh minuman kandas aja" Tanya Aufal menyelidik.
"Lumayan mas, tapi saya berharap masa depan saya gak sekandas minuman ini" Jawab Niela penuh harap.
Aufal tersenyum manis mendengar jawabannya Niela, ia lantas menggenggam tangan Niela memberikan kekuatan supaya mampu untuk bertahan melawan segala cobaan yang ada. Niela yang mendapat perlakuan Aufal hanya tersenyum licik dalam hatinya. Bagaimana tidak? Niela mulai bisa menaklukan hati Aufal dan mungkin sebentar lagi rencananya akan berjalan dengan mulus seperti apa yang Niela harapkan.
Keduanya saling menatap satu sama lainnya dengan mendalam, seperti tidak ada tatapan kebencian dari keduanya. Yah, Niela menatap Aufal penuh kebencian, sedangkan Aufal menatap Niela penuh cinta, entah sejak kapan ia merasakan cinta terhadap Niela, bahkan sikap Aufal melunak saat berada di depan Niela Aneh Bukan?.
Niela memutuskan kontak tersebut terlebih dahulu, bukan karna apa tapi Niela merasa risi saat di tatap seperti itu oleh Aufal, orang yang sudah membuatnya harus merasakan sakit lebih dalam lagi setelah rasa sakit yang lebih dalam belum sembuh total.
"Mas, kayaknya kita disini sudah terlalu larut deh, saya takut nanti orang rumah pada ngekhawatirin saya" Niela menggantungkan ucapannya "Kalau gitu saya pamit pulang dulu mas" Pamit Niela.
"Saya antar?" Tawar Aufal yang terkesan memaksa.
"Tidak usah mas, lagian kita bawa mobol sendiri sendiri, kalau begitu permisi mas, makasih atas ajakan sekaligus traktirannya mas" Pamit Niela lalu melenggang pergi meninggalkan Aufal yang masih setia dengan senyum manisnya memandangi kepergiannya Niela dari hadapannya.
Di waktu bersamaan, seorang pria yang mengenakan Hoodie hitam, masker hitam, tidak lupa dengan topi hitamnya yang di tarik kebawah sedari tadi memerhatikan gerak gerik Niela, entah apa motifnya mengawasi Niela sadari tadi yang pasti Pria misterius itu sedari tadi mengawasi Niela dari jarak aman (Karna udah biasa jika dari jarak jauh, jadi dari jarak aman aja. kan cari aman lebih mudah mendengar semua pembicaraan keduanya ketimbang jarak jauh). Supaya tidak menimbulkab kecurigaan dari pengunjung restoran tersebut.
...**T B C...
...______________________________________________________________...
...___________________________________________...
...Maaf lama upnya, soalnya hp lagi eror...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
jangan" orang itu Drooo 😣
2023-06-25
0
Erarefo Alfin Artharizki
keren tus, semangat berkarya
2023-06-06
0