Seperti biasanya, pagi ini bel sebelum bel sekolah berbunyi ketiga gadis ini sedang ngegibah di sepanjang koridor menuju kelasnya, siapa lagi yang di bicarakan kalau bukan idol k_pop nya, hah kebiasaan.
"Sebenarnya gue greget tau gak kalau ada yang bilang semua wajah orang korea itu sama, apa lagi kalau sampe ada yang bilang wajah mereka plastik" Kata Devi dengan tatapan tidak sukanya.
"Tau, pada gak bisa bedain apa, mereka kan gak ada mirip miripnya sekali" Timpal Novi.
"Ah udahlah gues, kembalikan pada bias masing masing, kita kembali ke topik awal yaitu idol K_pop kita, tau gak kita kecolongan jungkook, jin, suga, Rm, j hope, Jimin, sama V udah konser di indonesia malam senin bulan lalu, sumpah ya gue kesel banget" Ujar Niela dengan tampang kesalnya.
Kedua sahabatnya Niela membelalakan mata mereka masing masing, kenapa hal sepenting ini bisa terlewatkan? Ah pasti ini karna efek mereja yang sibuk latihan basket dan nonton drakor hingga melewatkan konser idol k_pop mereka.
"Kok lo bisa tau?" tanya Devi menyelidik.
Niela memperlihatkan layar ponselnya yang memperlihatkan vidio konser idol K_pop mereka yang sengaja Niela Download, Novi dan Devi mendecak secara bersamaan, kesal? Sudah tentu, karna hari hari yang mereka tunggu tunggu malah terlewatkan, ah sungguh malang nasib mereka.
Bruk
Tiba tiba ponsel Niela terjatuh, bukan tanpa sebab alasan melainkan ada seseorang yang tak sengaja menyinggol lengan Niela secara kasar dan tentu saja itu membuat ponsel Niela jatuh.
Niela membulatkan matanya saar melihat sang pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah.............
Nungguin ya😄
Yah dia adalah anak dari sang pemilik yayasan, tatapan keduanya saling bertemu seakan menumpahkan segala kekesalan yang terjadi di antara keduanya, tak mau berdebat dengannya Niela mengambil ponsel yang tergelatak di lantai karna adegan barusan dan langsung mengejak kedua sahabatnya pergi kedalam kelas.
AUTHOR : Hahahaha sengaja biar kepo🤣🤣tapi jangan beranjak dulu ya gues
😊😊😁😁
...***...
Pagi ini sehabis sarapan Aufal di suruh untuk ngecek sekolah yang di kelola oleh keluarga Rafael, entah apa motifnya yang pasti Aufal terus terusan di desak supaya berangkat lebih pagi, kan padahal bisa berangkat agak siangan mengingat pagi ini Aufal ada rapat dengan koleganya yang dari luar negri.
"Aufal ada rapat sama kolega dari luar negri Pa" Sahut Aufal.
"Biar papa yang Handle, Soalnya papa terlanjur bilanh sama kepsek kalau hari ini kamu yang akan ke sana Fal" Ujar Rafael sedikit membentak.
Kalau sudah begini Aufal hanya bisa nurut sajalah dari pada kena omel dan masalahnya bakal bertambah. Belum lagi masalah perjodohan, masak di tambah dengan masalah spele sih? Kan gak banget.
"Ya sudah iya deh, Aufal gak pernah kesana juga kan? Jadi Aufal iyain aja deh" Ucap Aufal, lalu mulai berpamitan kepada kedua orang tuanya dan beranjak pergi meninggalkan kedua orang tuanya.
Saat di jalan menuju sekolah, Aufal terus menerus tak henti hentinya memikirkan kejadian semalam, bukan karna memikirkan wajah cupu Niela tapi ia memikirkan keinginan kedua orang tuanya yang menurutnya tak seharusnya di lakukan. Sesekali Aufal memukul mukul setir dengan sedikit keras, tak lupa dengan luapan emosi yang ia tahan semenjak tadi malam.
"Gak ada gadis yang lain apa selain gadis ingusan nan cupu? Babar pula, kalau seperti ini kan sulit buat nolak perjodohan ini" Menolog Aufal pada dirinya sendiri dengan penuh penekanan.
Setibanya di halaman sekolah, Aufal langsung memarkirkan mobilnya dan berjalan kearah ruang kepsek dengan sangat kesal dan terburu buru tentunya, hingga tak sengaja menabrak seorang siswi di depannya itu.
Bruk
Aufal membulatkan matanya sempurna saar sadar siapa orang yang telah di tabraknya barusan, terlihat Niela memungut ponselnya yang jatuh karna perbuatan Aufal lalu pergi meninggalkan Aufal. Aufal merasa ada yang aneh dengan perbuatannya Niela, biasanya kalau cewek bar bar pasti akan marah kalau barang berharganya jatuh, tapi ini malah berbanding terbalik meski tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Niela, tapi Aufal merasa seakan gadis itu enggan memperpanjang masalah.
Tak mau berlama lama berkelana dengan lamunannya, Aufal kembali melanjutkan langkahnya kearah ruang kepsek dan mengetuk pintu ruang kepsek yang tak lama kemudian ada suara dari dalam yang menyuruh Aufal untuk masuk, tak mau menunggu lebih lama lagi Aufal langsung masuk keruang kepsek tersebut.
Di waktu bersamaan Niela terlihat mengecek ponselnya, siapa tau ada yang harus di perbaiki atau apapun itu, sedangkan Novi dan Devi penasaran apa yang terjadi pada sahabatnya ini hingga enggan untuk memperpanjang tentang keadaan ponselnya, biasanya kalau ada apa apa dengan ponsel kesayangannya itu pasti akan di perpanjang atau pasti di lawan.
"Tumben, ponsel lo jatuh tapi si pelaku di biarkan bebas gitu aja?" Tanya Novi penasaran.
"Lo gak liat siapa pelakunya barusan? Dia itu anaknya pemilik yayasan bestie, gue gak mau ada hal hal yang gak gue inginkan terjadi apa lagi kejadian tadi malam bikin gue sebal setengah mati" Sahut Niela masih fokus pada ponselnya.
Kedua sahabat Niela membulatkan matanya, ada hubungan apa Niela dengan anak pemilik yayasan tersebut? Dan kejadian apa yang terjadi semalam? Kedua sahabat Niela penasaran ingin bertanya apa yang sebenarnya terjadi, namun melihat raut wajah Niela di balik wajah cupunya itu kedua sahabatnya Niela merasa ada yang tidak beres.
"Gue di jodohin sama tuh orang, sumpah gue kesel banget tau gak bikin mood gue rusak and rasanya tuh gue pengin mati aja tau gak" Omel Niela seakan mengerti tentang apa yang ada di pikiran kedua sahabatnya itu.
Lagi lagi kedua sahabatnya Niela membulatkan matanya sempurna mendengar pernyataannya Niela, bukannya apa tapi mereka merasa luka Niela masih belum sembuh masak main di jodoh jodohkan gitu aja? Mengingat kondisi Niela yang tak memungkinkan untuk bisa di ajak kompromi, kedua sahabat Niela hanya bisa memeluk Niela dengan penuh kehangatan.
"Lo yang sabar ya Niela, kita tau luka lo masih belum sembuh total tapi lo harus bisa melupakan segalanya, jujur kita rindu sama lo yanh dulu" Kata Novi dengan tangisnya merasakan apa yang si rasa Niela.
Sakit? Itu yang di rasakan Niela sekarang, rasa untuk menghilangkan sebuah kenangan buruk tak bisa terlepaskan begitu saja, padahal Niela mencoba semak simal mungkin untuk menghilangkan kenangan buruk yang sedari dulu berkelana di dalam fikirannya.
"Gue pengin mati saja rasanya" Lirih Niela pelan namun mampu di dengar oleh Novi dan Devi.
"Lo gak boleh berkata seperti itu, ingat di sini masih ada kita yang ngebantu suport, ada mama dan papa lo yang masih menyayangi lo seutuhnya, ada banyak orang yang hidupnya masih bergantung pada lo" Kata Devi berusaha menenangkan hati Niela meski sebenarnya dirinya juga masih mengharapkan Niela kembali seperti yang semula
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
🌻͜͡ᴀsArfan Abdillah 🌟
kalau kamu tak mau melawannya sampai kamu menua tetap akan kamu ingat Niela
2023-07-30
1
🌻͜͡ᴀsArfan Abdillah 🌟
kayak nya mereka ketemu ini nanti
2023-07-30
1
🌻͜͡ᴀsArfan Abdillah 🌟
punya idola masing masing ini
2023-07-30
1