Hari ini adalah hari ke empat Niela tidak masuk magang, saat di tanya kepada kedua sahabatnya Niela jawabannya pasti 'Kan ke luar kota mas sama keluarganya'entah Aufal mau percaya atau tidak yaang penting kedua sahabatnya Niela ini sudah menjawabnya.
Semenjak Niela tidak masuk magang, kedua sahabatnya itu tau bahwa yang menjadi atasannya saat ini adalah Aufal, bisa di bayangin saat baru pertama kali mereka berdua baru tau, Wah........ gaduh banget bahkan sampai sampai Devi kayak mau nonjok Aufal begitu saja, tapi karna Devi sadar bahwa ia saat itu bawahannya Aufal jadi hanya bisa diam saja, begitu pula Novi tapi karna Novi orangnya kalem gitu jadi hanya bisa ngompat dalam hati dia.
Aufal merasa ada yang di sembunyikan dari kedua sahabatnya Niela, bukan karna apa tapi ia menemukan kejanggalan saat kedua sahabat Niela menjawab pertanyaannya barusan, sadar akan ke pribadiannya Niela yang tertutup, seketika Aufal menyadari bahwa tidak ada hubungan apa pun di antara keduanya, selain layaknya atasan dan bawahan tentunya.
Namun Aufal merasa ada yang kurang dari dirinya hari ini, tapi Aufal tidak tau apa itu entahlah Aufal juga tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sendiri, namun Aufal berusaha tetap bersikap baik baik saja.
Hari ini tidak ada kelas pagi, jadi Aufal berangkat ke kantor agak sedikit pagi karna beberapa hari belakangan ini Aufal sering berangkat siang atau malah siang menjelang sore, itu di karenakan Aufal mesti kekampus dulu.
Aufal langsung masuk keruangannya yang kebetulan melewati ruangannya Niela, Aufal melirik ruangannya Niela yang tampak kosong, ya iyalah kosong kan Niela sudah beberapa hari tidak masuk magang yang otomagis kosonglah.
"Sepi, kapan kamu akan masuk .agang lagi Putri?" Lirih Aufal lalu meneruskan langkahnya menuju ruangannya.
Dua jam Aufal berkutat dengan berkas berkas di ruangannya, Ia tampak masih memikirkan sesuatu yang janggal di hatinya.
Rindu? Mungkin iya atau tidak, Namun Aufal tidak menyangkal akan hal itu, tapi Aufal juga tidak merasa RINDU kepada siapa pun SELAIN NIELA / PUTRI, iyah Aufal memang sedang di mabuk cinta dan saat ini Aufal sedang rindu kepada Niela.
Akhir akhir ini Aufal mungkin sibuk di perusahaannya dan juga kampusnya itu, Aufal bahkan tidak mengetahui kabar Niela, namun yang Aufal tau adalah PUTRInya itu sedang liburan di luar kota.
"Kok kepikiran Putri terus ya? Apa iya aku benar benar sayang sama dia? Tapi kok malah secepat itu ya? Kayak ada benang merah di antara kita" Gumam Aufal pada dirinya sendiri.
Sementara Aufal dengan segala kerinduannya, sedangkan Niela dengan usahanya supaya cepat semb'h dan dapat keluar dari rumah sakit secapat mungkin. Kan tidak lucu kalau Niela izin absen magang, bisa bisa nilainya bakal kurang dari target yang sudah Niela rencanakan, bisa di bilang Niela mempunyai target untuk setiap nilai yang Niela dapat dari pihak sekolah untuk menyemangati setiap apa yang Niela lakukan.
Untuk urusan pria misterius itu Niela sudah menggerakan orang orangnya untuk mencari tau siapa orang tersebut, namun bukan berarti Niela absen untuk memantau perusahaannya, karna Niela tadi pagi sudah memantau kondisi perusahaannya lewat laptop kesayangannya.
"Gue harus bisa cepat sembuh supaya gue bisa menjalankan rencana gue yang selanjutnya" Niela memberi semangat kepada dirinya sendiri.
Sebagai wanita berkarier, tentunya Niela harus berpintar pintar mengatur waktu serta memikirkan situasi dan kondisi yang terjadi kepada dirinya sendiri dan kepada sekitarnya.
Lama bergelut dengan fikirannya, Niela akhirnya menghubungi salah satu sahabatnya untuk menanyakan kondisi kontornya Aufal, bukan karna apa melainkan Niela sudah bosan di rumah sakit tanpa ada orang yang menemaninya.
Baru saja panggilan pertama masuk, tiba tiba pintu ruang inapnya terbuka dan menampilkan kedua sahabatnya yang sedang berdiri di ambang pintu, tanpa aba aba Niela memautuskan sambungan telponnya dan meletakan kembali ponselnya di atas nakas.
"Gimana kabarnya? udah baikan?"
Baru saja Niela melihat kedua sahabatnya ini masuk malah di serang pertanyaan, Niela menghela nafas berat.
"Seperti yang kalian liat, gue udah agak mendingan, tapi gue bosan berbaring terus menerus di sini" Rengek Niela pada kedua sahabatnya itu.
Noela memang tipikal manja, ceria, mudah bergaul, tapi kalau sudah berpenampilan cupu dan berada di depan kedua orang tuanya, Aufal, dan kedua orang tua Aufal pasti sifatnya di ubah menjadi bar bar dan......... yah begitulah seperti yang kalian tau sendiri.
"Manja" Cibir Devi.
"Biarin, kan kalian sendiri yang bilang rindu sama sifat gue yang dulu" Sahut Niela tidak mau kalah.
"Udah dong ya....... Kalian tuh kalau ketemu pasti bakal begitu" Lerai Novi.
"Nggak tiap ketemu" Ralat Niela dan Devi bersamaan.
"Tumben kompak?" Tanya Novi memicingkan sebelah matanya.
"Kita kan bestie" Sahut Niela dan Devi kompak lalu ketiganya berpelukan.
Nahkan kalau sudah begini keliatan sekali kealayannya, itu semua mereka lalukan jika ketiganya rindu saat saat SMP dulu masa masa kebersamaan yang selalu ketiganya kenang sampai akhir nanti.
Lama berpelukan, ketiganya pun melepaskan pelukan masing masing, Niela menghela nafas akhirnya kedua sahabatnya ini berkunjung juga kerumah sakit, padahalkan jika mereka tidak berkunjung akan terasa sumpek sendirian berbaring di rumah sakit tidak ada teman cerita sekaligus ngegibah.
"Kalian udah lama tau, gak kesini. Emang sesibuk apa sih kalian berdua hingga melupakan gue?" Tanya Niela dramastis.
"Kita kan sibuk merangkai jawaban setiap kali di tanya sama mas Aufal, masa iyasetiap harinya nayanya gini 'Kalian ada yang tau gak Putri kapan pulang liburannya?' Nah begitu, kita kan gak tau harus jawab apa" Kata Novi panjang lebar.
"Iya, kayaknya tuh si mas Aufal-Aufal itu seka deh sama lo, cuma dia belum tau kalau Niela sama Putri itu orang yang sama" Timpal Devi.
"Iya, dia emang suka sama Putri tapi tidak Niela, dari dari sini gue nyimpulin kalau dia lebih memangdang Fisik ketimbang sifat dan hatinya, dan gue pun gak nyalain siapa siapa yang penting gue tau apa yang sebenarnya dia inginkan dari seorang wanita setelah bertahun tahun tidak pacaran, semua lelaki itu memang berbeda beda tapi kebanyakan lelaki yang memandang fisik dari pada melihat seperti apa hati si wanitanya, untuk itu berpandai pandailah mencari seorang pria agar kalian tidak terjebak, cukup gue aja yang ngerasain luka ini tidak dengan kalian berdua, cukup gue aja yang trauma dengan ini semua tapi jangan kalian" Sahut Niela tegas.
Kedua sahabatnya Niela terharu, ternyata Niela lebih memikirkan orang lain dari pada dirinya sendiri di saat kondisinya seperti ini, Novi dan Devi tau seperti apa perjuangannya Niela selama ini untuk bisa bangkit kembali. Itulah alasannya mengapa Novi dan Devi tidak bisa meninggalkan Niela di saat saat seperti ini, Niela terlalu baik menurut mereka.
...T B C...
...__________________________________...
..._____________________...
...see you next part...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments