Satu bulan Niela menjalani hari harinya seperti biasa, tak ada lagi yang membahas tentang perjodohan ataupun hal lainnya selain Niela yang di sibukan oleh lamaran magangnya, sungguh membosankan memang, apa lagi setelah kejadian malam itu Niela tak pernah pulang ke rumah orang tuanya, Niela memilih untuk sementara waktu tetap tinggal di rumahnya dan beralasan rindu apartnya dengan begitu kedua orang tuanya tak ada yang tau tentang keberadaan Niela.
Hari ini adalah hari pertama Niela magang, Niela di tempatnkan menjadi sekertaris CEO meski lumayan berat tapi Niela sudah terbiasa, jadii sekertaris menurutnya adalah hal yang mudah asalkan bisa magang dan memperoleh nilai yang sangat baik. Kalau boleh jujur, Niela hari ini berpenampilan layaknya Niela yang dulu, mengenakan seragam magangnya, tak ada lagi kecamata, serta tambut yang di biarkan tergerai, dan itu semua tak lepas dari rayuan Novi dan Devi yang menyuruh Niela untuk kembali menjadi dirinya sendiri, toh tak ada yang tau siapa Niela dan tak ada yang akan mengenali Niela mengingat kedua sahabatnya itu satu kantor dengan Niela saat magang.
"Wah..... lo masih sama ya kayak dulu, tapi makin lebih cantik aja" Novi mulai memuji kecantikan yang di miliki oleh Niela.
Niela hanya tersenyum dan memeluk kedua sahabatnya itu, kini ketiga gadis tersebut sedang berada di salah satu perusahaan tempat ketiganya magang.
"Makasih, dan rencananya gue maunya kalian jangan panggil gue Niela, panggil aja Putri karna gue takut ada yang ngenali gue, kan kalian tau geu itu dulunya Selebgram yang sudah lama menghilang" Pinta Niela melepas pelukannya.
"Ok" Sahut keduanya serempak.
"Oh ya Gues, gue mau keruangan gue duluan ya" Pamit Niela yang di jawab dengan anggukan keduanya.
...***...
Di waktu yang bersamaan, Aufal tampak sibuk berkutat dengan laptopnya, hari ini skertarisnya tidak masuk karna sudah izin untuk Quality time bersama keluarganya, minggu lalu ada tiga siswi dari sekolah milik keluarganya yang melemar untuk magang di perusahaannya.
Aufal yakin salah satu siswi yang ngelamar magang pasti gadis yang di jodohkan oleh orang tuanya, makanya Aufal menyuruh pada salah satu stafnya supaya gadis itu di tempatkan di bagian skertaris supaya Aufal dengan leluasa ngejailin dan bahkan memberi pelajaran dan gadis itu pun mau membatalkan perjodohannya.
Tok tok tok
Aufal mendongakan kepalanya "Masuk" Perintah Aufal.
Tak lama pintu terbuka dan menampakan seorang gadis cantik yang mengenakan seragam magang, Aufal mengernyitkan kedua alisnya pasalnya gadis tersebut diam mematung di tempatnya seakan kaget dan tak percaya dengan apa yang gadis itu lihat.
"Ehem, kok malah jadi patung?" Tanya Aufal membuyarkan lamunan gadis tersebut.
Gadis tersebut menundukan kepalanya melangkah menghampiri Aufal dengan beberapa berkas di tangannya, setibanya di depan meja Aufal gadis tersebut meletakan berkas yang di bawanya di atas meja kerja Aufal.
"Saya Putri Aisyah Deniela Az-zahra sekertari baru bapak, barusan ada seseorang yang nyuruh saya untuk kasih berkas ini ke bapak, katanya ini dokumen penting yang harus bapak pelajari untuk meeting kita nanti" Kata gadis itu yang tak lain adalah Niela.
Yah, barusan Niela kaget saat mengetahui bahwa atasannya selama ia magang adalah Aufal, namun untungnya Niela tidak berpenampilan cupu dan di lubuk hatinya berdo'a supaya Aufal tidak mengenalinya, toh Aufal tidak tau siapa sebenarnya Niela.
"Iya, saya sudah membaca surat lamaran kerja kamu, saya kita kamu adalah orang yang saya kenal" Sahut Aufal dingin dan sedikit berbasa basi.
Niela tersenyum "Emang kita pernah ketemu sebelumnya pak?" Niela pura pura bertanya.
"Tidak, dan jangan panggil saya bapak, panggil saya mas Aufal saya tidak setua itu"
"Baik pak, eh mas" Sahut Niela sedikit terbata.
"Kamu tau kan ruangan kamu di mana?" Tanya Aufal.
"Iya, Putri sudah tau" Jawab Niela sengaja menyebut Putri di depan Aufal supaya tidak curiga, dan sebagai tanda perkanalan tentunya.
"Setelah ini kamu siap siap kita ada meeting beberapa jam lagi" Pinta Aufal.
"Baik Pa_eh mas maksudnya, kalau begitu saya permisi dulu" Pamit Niela lalu meninggalkan Aufal yang tampak menyunggingkan senyum manisnya.
"Cantik" Satu kata yang mampu Aufal katakan ketika punggung Niela sudah tak terlihat lagi.
Sungguh ini pertama kalinya Aufal memuji seseorang yang pada kenyataannya baru bertemu beberapa menit lamanya, entah mengepa Aufal merasa dekat dan pernah bertemu sebelumnya.
"Putri Aisyah Deniela Az-zahra nama yang bagus, Putri panggilan yang unik, wajahnya yang cantik" Tampa sadar Aufal telah memuji Niela, sungguh ini adalah suatu hak yang baru Aufal katakan meski secara tidak langsung pada orangnya.
Seakan dunia berhenti untuk sementara, Aufal masih mengingat secara detail suara merdunya, senyum manisnya, serta segala yang di miliki oleh Niela yang mengaku sebagai Putri itu
Tanpa sadar senyum Aufal terbit di wajahnya, dia tak menyangka akan secepat itu luluh pada seorang gadis, namun tiba tiba senyumannya luntur ketika mengingat gadis yang di jodohkan oleh orang tuanya.
"Coba saja kalau Noela se cantik dan se baik Putri, tanpa di tanyapun pasti bakal nerima apa adanya" Ujar Aufal mulai membandingkan Putri sekertaris barunya dengan Niela gadis yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya.
Di sisi lain Niela yang berada di ruangannya tak henti hentinya meruntuki kesalahannya, bisa bisanya Niela melamar magang di perusahaan orang yang telah di jodohkan oleh kedua orang tuanya, mana jabatannya sebagai sekertaris lagi kan kalau ketahuan bisa bisa kacau nanti, belum lagi ia berusaha untuk menjauhinya.
"Kenapa bisa bisanya gue terjebak di kandang hantu sih? Kan nyerimin, mana kaku dingin lagi" Runtuk Niela pada dirinya sendiri.
...***...
Siang ini sesuai dengan yang di rencanakan sebelumnya, Meeting di sebuah cafe yang sudah di tentukan oleh sang klien, ah rasanya Niela pengin lari saja, apa lagi meetingnya di cafe Niela sendiri, selain itu para kriawannya sangat mengenali dengan betul Niela, karna setiap kali Niela se sana selalu berpenampilan elegab dan meninggalkan penampilan cupunya dan itu semakin membuatnya tak nyaman.
Lain halnya dengan Aufal yang kini mulai presentasi di depan calon mertua dengan sangat profesional tanpa gangguan sekali pun, selesai berpresentasi Niela menimpali sedikit pendapatnya saat Daniel mulai bertanya.
"Oke, saya rasa cukup dan saya sangat puas dengan semua yang kamu sampaikan" Kata Daniel sambil menjabat tangan Aufal lalu berpamitan untuk pergi karna masih ada satu meeting lagi yang harus Daniel tangani.
Setelah kepergian Daniel dan sang sekertarisnya, kini tinggal Aufal dan Niela yang sibuk dengan makanan yang di pesan oleh keduanya.
"Mas, urusan kantor kan sudah selesai, saya mau izin pulang duluan mas karna harus bantuin orang tua dulu" Alibi Niela yang padahal ia ingin tawuran di tempat yang sudah di rencanakan.
Aufak mendongakan kepalanya menatap Niela dengan intens, lalu menjawab dengan anggukan serta senyum manusnya.
Tak mau biang waktu, Niela tersenyum lega dan beranjak pergi meninggalkan Aufal yang terlihat masih dengan senyum manisnya, sunggu Niela benci dengan senyum manis Aufal karna menurutnya semua lelaki itu sama, sama sama bejatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀
hmm Aufal nggak tau aja kalau cewek yang dijodohkan dengan dirinya adalah cewek yang sama yang jadi sekretarisnya sekarang.
2023-07-05
1
@𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 𝓐ⷨ𝖒ⷷ𝖊ᷞ𝖑𝖑♛⃝꙰ ❤
gimana ya Aufal pas sadar kalo mereka orang yang sama
2023-07-05
0
𝐀⃝🥀🏘⃝Aⁿᵘ🍾⃝ᴄͩнᷞıͧᴄᷠнͣı📴
gak suka dg versi cupu tapi sukanya dg versi cantik...
kalau udah dapet orangnya ntar disuruh pkk versi cupu terus lagi takut dilirik orang lain 🤭🤭
2023-07-05
1