Bab 20 Sarapan Bersama

"Kemarilah!" titah Samuel Richard pada Prilya yang masih berdiri mematung di belakang kursi pria itu.

"Ah iya Tuan." Prilya mendekat tetapi tetap saja berdiri.

"Duduk!" Gadis itu pun menarik kursi dengan pelan agar tidak menimbulkan bunyi sesuai ajaran Devi sang guru privat. Ia duduk dengan tenang sesuai titah pria itu.

Samuel Richard tersenyum karena gadis itu menuruti semua keinginannya. Ia pun mengambil piring dan mengisinya dengan roti isi daging favoritnya kemudian makan dengan tenang.

Prilya menelan air liurnya melihat pria itu benar-benar menikmati potongan roti yang baru keluar dari oven dan mengeluarkan aroma yang sangat khas.

"Kamu tidak ingin makan?" tanyanya pada Prilya yang sejak tadi diam saja dan tidak melakukan apa-apa.

"Apa saya boleh makan Tuan?" tanyanya dengan mata tertuju pada macam-macam roti yang terhidang di atas meja.

"Tidak."

"Hah tidak?" Wajah gadis itu langsung mengkerut dengan sangat lucu. Ia menghembuskan nafasnya dengan kasar kemudian menjalin jari-jarinya di bawah Meja.

Katanya Saya harus berisi tapi tidak boleh makan, apaan itu!

Samuel Richard tersenyum. Ia tahu kalau gadis itu pun mengambil macam-macam roti diatas meja yang ada dihadapannya. Setelah itu ia menuangkan segelas susu untuk gadis itu.

"Makanlah." Samuel Richard memberikan piring berisi macam-macam roti termasuk roti isi daging seperti yang ia makan tadi.

"Ini untuk saya semua Tuan?" tanya gadis itu dengan menunjuk makanan yang ada di hadapannya.

"Tentu saja. Habiskan semuanya."

"Boleh saya minta nasi terlebih dahulu? Saya biasanya makan nasi saat sarapan Tuan. Kue tidak mengenyangkan bagi saya."

"Benarkah? Itu artinya kamu banyak makan juga ya? Kenapa tubuhmu kurus seperti itu? Apa jangan-jangan kamu cacingan?" Pria itu menatap wajah gadis manis dihadapannya dengan tatapan serius.

Ia memindai gadis dihadapannya dengan pikiran yang tiba-tiba nakal. Ia jadi teringat ketika memeluk gadis itu semalaman. Tubuhnya kurus tapi dua asetnya ternyata lumayan montok, kencang dan juga sangat menggoda.

Ia sampai lupa diri semalam dan menikmati benda kenyal itu tanpa disadari oleh pemiliknya.

"Tidak Tuan. Saya tidak cacingan. Setiap enam bulan sekali saya selalu meminum obat cacing." Bibir Prilya langsung manyun. Ia tidak suka kalau ada yang mengatakan kalau ia cacingan. Di sekolahnya pun ia selalu dibully temannya sebagai gadis cacingan karena ia lumayan kurus.

"Lalu kalau kamu tidak cacingan apa namanya? Gizi buruk?" Samuel menatap istrinya itu dengan berusaha menahan untuk tidak tertawa. Prilya nampak berpikir. Ia akui kalau makannya selama ini tidak banyak karena ia hanya makan sisa dari ibu tirinya. Bahkan dalam sehari Ia pun sering tidak diberikan makanan.

"Hey, atau kamu tidak diberi makan oleh ayah dan ibumu?" Samuel Richard kembali bertanya karena Prilya hanya diam saja. Gadis itu tersentak kaget kemudian tersenyum manis. Lesung pipinya langsung tampak dan begitu sangat menggoda pria tampan di hadapannya.

"Hem, mungkin juga Tuan, saya hanya makan nasi sekali sehari. Selebihnya saya hanya makan kue atau minum air saja untuk mengganjal perut." Prilya menjawab dengan wajah yang tiba-tiba tampak sangat sedih.

Ia menatap roti-roti yang sangat menggoda selera itu dengan perasaan lapar. Tapi karena kebiasaannya makan nasi setiap pagi maka ia tidak berani memakan makanan yang mengandung ragi atau pengembang itu sebelum memakan nasi.

Samuel Richard bisa merasakan kalau gadis itu pasti sangat menderita dengan keluarganya selama ini. Tangannya ia kepalkan marah. Rasa bencinya pada Sofyan kini kembali berkobar. Ia tidak pernah menyangka ada orang tua yang sangat tak berperasaan pada putri kandungnya sendiri.

Ia pun segera memanggil Anita agar menyiapkan menu sarapan berupa nasi putih saat itu juga. Anita dengan tanggap langsung memerintahkan pelayan untuk menyiapkan apa yang diperintahkan oleh pria yang paling berkuasa di rumah itu.

"Makanlah, " ujar pria itu seraya menatap Prilya yang sedang menatapnya. Gadis manis itu tersenyum dengan memperlihatkan kembali lesung pipinya.

"Terimakasih banyak Tuan," ucap Prilya. Samuel Richard entah kenapa merasa sangat ingin menyentuh lesung pipi gadis itu. Ia tak sadar menggerakkan tangannya ke arah pipi Prilya dan mengelusnya lembut. Gadis itu tersentak kaget.

"Saya akan pergi dengan Black. Kamu bisa melakukan apa saja hari ini."

Pria itu pun berdiri dari duduknya dan meninggalkan Prilya yang sedang dalam keadaan tak baik-baik saja. Dadanya berdebar tak karuan sedangkan pipinya ia rasakan menghangat.

Prilya, sadar kamu! Kamu bukan siapa-siapa.

Gadis itu menarik nafasnya panjang untuk meredakan debaran di dadanya. Ia segera menghadapi sarapan paginya dan segera makan dengan lahap.

Oh ya ampun, saya sampai lupa berdoa. Astaghfirullah.

"Bismillah hual awwwaluh wal akhiruhu." Kembali ia menikmati makanannya suap demi suap dengan sangat nikmat. Rasa syukur sungguh ia rasakan di dalam hatinya. Tak sadar ia menitikkan airmatanya karena merasa sangat bahagia.

"Nyonya, jangan menangis. Makanannya nanti tidak terasa nikmat." Devi yang sudah nampak segar ikut bergabung disamping gadis itu. Ia duduk dan ikut sarapan dengan Prilya sang Nyonya besar.

"Saya tidak menangis. Saya hanya merasa sangat bahagia Kak Dev." Prilya meraih beberapa lembar tissue untuk menyusut air matanya.

"Kamu memang harus bahagia Nyonya. Tuan Richard sangat perhatian padamu." Devi berucap kemudian menggigit potongan roti keju favoritnya.

"Mmmm, roti ini enak sekali Nyonya. Saya tidak pernah memakan roti yang sangat lembut seperti ini."

"Oh ya? Saya belum memakannya Kak Dev," ucap istri dari Samuel Richard itu dan langsung membawa piring bekas makannya ke dapur untuk dicuci.

"Mau kemana Nyonya?" Anita menghalangi langkah gadis itu di depan dapur.

"Saya mau mencuci piring kotor ini Bu An."

"Itu bukan tugas anda Nyonya. Biarkan pelayan yang membereskannya. Duduklah dengan santai dan minum susunya."

"Susu? Memangnya saya anak kecil yang harus meminum susu Bu An?" Prilya terkekeh dengan langkah ia lanjutkan ke dapur untuk membawa piring kotor ditangannya.

"Nyonya," Bu Anita tak bisa lagi berkata-kata melihat istri dari Tuannya itu telah mencuci piring kotor di tempat itu. Ia membiarkan gadis itu sampai selesai. Dan setelah itu ia memerintahkan semua pelayan agar melarang Nyonya muda itu untuk masuk lagi ke dapur untuk kedepannya.

"Kak Dev, hari ini kita akan melakukan apa?" tanya gadis itu setelah selesai mencuci piring kotornya.

"Kita akan ke sekolah mu Nyonya. Ujian sekolah akan dilaksanakan sebentar lagi. Jadi kamu harus melaporkan diri agar tetap ikut ujian."

"Oh ya? Apa saya bisa ikut ujian?"

"Tentu saja. Sekarang bersiaplah karena kita akan berangkat."

"Siap Kak Devi!" Prilya tersenyum lebar. Ia begitu senang mendengar kabar ini. Ia pun segera berlari ke kamarnya untuk mandi dan berpakaian.

🌺🌺🌺

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Normah Basir

Normah Basir

minum susu prilya supaya cepat besar dan berisi/Hunger//Facepalm/

2024-07-26

1

Susilawati Rela

Susilawati Rela

heleh prilya itu cuma lasan karna ga mau minum susu, pake bilang emangnya anak kecil mesti minum susu...padahal dia harus banyak minum susu biar lebih montoq....🤭🤭🤭

2023-03-16

2

yuuuu123

yuuuu123

wahh ada kemajuan

2023-03-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kejamnya Ibu Tiri
2 Bab 2 Gara-gara Kopi
3 Bab 3 Keinginan Terkabul
4 Bab 4 Menjadi Penebus Kesalahan
5 Bab 5 Pernikahan Paksa
6 Bab 6 Perasaan Praja Wijaya
7 Bab 7 Dahi Benjol
8 Bab 8 Anak Pencuri
9 Bab 9 Nyonya Baru
10 Bab 10 Lumayan Montok
11 Bab 11 Masa Pertumbuhan
12 Bab 12 Konspirasi Black
13 Bab 13 Keanehan Samuel Richard
14 Bab 14 Ternyata Manis
15 Bab 15 Devi Aldiva
16 Bab 16 Teman Tidur
17 Bab 17 Black Angkat Tangan
18 Bab 18 Pelukan Bantal Guling
19 Bab 19 Gedebong Pisang
20 Bab 20 Sarapan Bersama
21 Bab 21 Kembali Ke Sekolah
22 Bab 22 Bertemu Pria Baik
23 Bab 23 Prilya Bimbang
24 Bab 24 Getaran Aneh
25 Bab 25 Ukurannya Belum Cocok
26 Bab 26 Sebuah Belalai Panjang
27 Bab 27 Hasrat Tak Terbendung
28 Bab 28 Sugar Baby
29 Bab 29 Ardina Lagi
30 Bab 30 Antara Dua Pria
31 Bab 31 Nargya Martha
32 Bab 32 Tekad Miss Gagal
33 Bab 33 Pengukuran Tubuh
34 Bab 34 Malam Yang Dingin
35 Bab 35 Tawaran Rendra
36 Bab 36 Masa Lalu
37 Bab 37 Butuh Pelepasan
38 Bab 38 Tak Bisa Tidur
39 Bab 39 Ujian Sekolah Selesai
40 Bab 40 Buku Nikah
41 Bab 41 Berakhir Sebagai Tersangka
42 Bab 42 Ternyata Ada Di Rumah Sakit
43 Bab 43 Paham Tugas Istri
44 Bab 44 Ayah Harus Dirujuk
45 Bab 45 Jantung Koroner
46 Bab 46 Keinginan Ardina
47 Bab 47 Saling Memaafkan
48 Bab 48 Semua Akan Kembali
49 Bab 49 Bertemu Mama Mertua
50 Bab 50 Cut Cut Cut
51 Bab 51 Kembali Dari Nirwana
52 Bab 52 Ingin Belajar
53 Bab 53 Move On
54 Bab 54 Harus Diruqyah
55 Bab 55 Sihir Dan Syetan
56 Bab 56 Doa Pengantin Baru
57 Bab 57 Sadar Diri
58 Bab 58 Devi Aldiva Ternyata???
59 Bab 59 Bermain Kotor
60 Bab 60 Cemburu Dan Dendam
61 Bab 61 Nargya Martha Lagi
62 Bab 62 Prilya Terguncang
63 Bab 63 Tak Tahu Malu
64 Bab 64 Temani Aku
65 Bab 65 Sebuah Paket Mistis
66 Bab 66 Istri Kedua
67 Bab 67 Bekas Gincu
68 Bab 68 Perang Panas
69 Bab 69 Salahkah?
70 Bab 70 Belum Bisa Dipercaya
71 Bab 71 Sebuah Balasan
72 Bab 72 Perasaan Samuel Richard
73 Bab 73 Rahasia Masa Lalu
74 Bab 74 Maafkan Aku
75 Bab 75 Prilya Egois
76 Bab 76 Bersatu Menuju Bahagia
77 Lanjutan Kisah ini Gaess
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 Kejamnya Ibu Tiri
2
Bab 2 Gara-gara Kopi
3
Bab 3 Keinginan Terkabul
4
Bab 4 Menjadi Penebus Kesalahan
5
Bab 5 Pernikahan Paksa
6
Bab 6 Perasaan Praja Wijaya
7
Bab 7 Dahi Benjol
8
Bab 8 Anak Pencuri
9
Bab 9 Nyonya Baru
10
Bab 10 Lumayan Montok
11
Bab 11 Masa Pertumbuhan
12
Bab 12 Konspirasi Black
13
Bab 13 Keanehan Samuel Richard
14
Bab 14 Ternyata Manis
15
Bab 15 Devi Aldiva
16
Bab 16 Teman Tidur
17
Bab 17 Black Angkat Tangan
18
Bab 18 Pelukan Bantal Guling
19
Bab 19 Gedebong Pisang
20
Bab 20 Sarapan Bersama
21
Bab 21 Kembali Ke Sekolah
22
Bab 22 Bertemu Pria Baik
23
Bab 23 Prilya Bimbang
24
Bab 24 Getaran Aneh
25
Bab 25 Ukurannya Belum Cocok
26
Bab 26 Sebuah Belalai Panjang
27
Bab 27 Hasrat Tak Terbendung
28
Bab 28 Sugar Baby
29
Bab 29 Ardina Lagi
30
Bab 30 Antara Dua Pria
31
Bab 31 Nargya Martha
32
Bab 32 Tekad Miss Gagal
33
Bab 33 Pengukuran Tubuh
34
Bab 34 Malam Yang Dingin
35
Bab 35 Tawaran Rendra
36
Bab 36 Masa Lalu
37
Bab 37 Butuh Pelepasan
38
Bab 38 Tak Bisa Tidur
39
Bab 39 Ujian Sekolah Selesai
40
Bab 40 Buku Nikah
41
Bab 41 Berakhir Sebagai Tersangka
42
Bab 42 Ternyata Ada Di Rumah Sakit
43
Bab 43 Paham Tugas Istri
44
Bab 44 Ayah Harus Dirujuk
45
Bab 45 Jantung Koroner
46
Bab 46 Keinginan Ardina
47
Bab 47 Saling Memaafkan
48
Bab 48 Semua Akan Kembali
49
Bab 49 Bertemu Mama Mertua
50
Bab 50 Cut Cut Cut
51
Bab 51 Kembali Dari Nirwana
52
Bab 52 Ingin Belajar
53
Bab 53 Move On
54
Bab 54 Harus Diruqyah
55
Bab 55 Sihir Dan Syetan
56
Bab 56 Doa Pengantin Baru
57
Bab 57 Sadar Diri
58
Bab 58 Devi Aldiva Ternyata???
59
Bab 59 Bermain Kotor
60
Bab 60 Cemburu Dan Dendam
61
Bab 61 Nargya Martha Lagi
62
Bab 62 Prilya Terguncang
63
Bab 63 Tak Tahu Malu
64
Bab 64 Temani Aku
65
Bab 65 Sebuah Paket Mistis
66
Bab 66 Istri Kedua
67
Bab 67 Bekas Gincu
68
Bab 68 Perang Panas
69
Bab 69 Salahkah?
70
Bab 70 Belum Bisa Dipercaya
71
Bab 71 Sebuah Balasan
72
Bab 72 Perasaan Samuel Richard
73
Bab 73 Rahasia Masa Lalu
74
Bab 74 Maafkan Aku
75
Bab 75 Prilya Egois
76
Bab 76 Bersatu Menuju Bahagia
77
Lanjutan Kisah ini Gaess

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!