"Apa sih yang kamu punya sampai Kak Praja suka sama kamu?!" Ardina menyambut kedatangan Prilya didepan pintu dengan tangan bertolak pinggang.
Hati gadis itu sejak tadi mendongkol karena pria yang sangat ia sukai mengajak Prilya keluar rumah dan meninggalkan dirinya. Alasan pria itu membawa Prilya karena permintaan dari Sofyan sang ayah.
"Kamu dibawa kemana saja hah?!" Ardina mencebikkan bibirnya kesal.
"Gak Din. Kak Praja cuma mau traktir aku bakso kok di ujung jalan. Kami tidak kemana-mana." Prilya menjawab pertanyaan tersebut dengan menundukkan wajahnya.
"Halah! Saya tidak percaya. Kamu itu tak tahu malu. Udah tahu kalau saya suka sama Kak Praja kenapa kamu mau diajak jalan hah! Harusnya kamu menolak!"
"Atau kamu sengaja ya, ingin membalas sakit hatimu padaku selama ini, iyya?!" Prilya meringis. Meskipun ia tidak kena pukul tapi ia tetap sakit dengan perkataan saudara tirinya itu.
Sungguh ia tidak pernah ingin membalas rasa sakit hatinya selama ini Ia hanya ingin pergi jauh dan tidak lagi bertemu dengan mereka semua, meskipun itu ayahnya sendiri.
"Kenapa kamu diam Hah?!" Ardina melangkah mendekat dan segera menarik tangan Prilya dan mendorongnya sampai terjatuh dilantai.
"Astaga Din! Ada apa denganmu. Apa salahku padamu? Kenapa kamu selalu saja membuatku menderita." Untuk pertama kalinya Prilya menanyakan apa salahnya hingga selalu mendapatkan perlakuan yang sangat buruk seperti itu. Ia pun berusaha untuk bangun tapi tubuhnya kembali didorong ke lantai.
"Apa kamu tahu Prilya, saya sangat membenci dirimu. Jadi nikmati saja penderitaanmu disini. Dan ingat satu hal, saya tidak perlu punya alasan kenapa." Ardina langsung berlalu dari hadapan Prilya dengan senyum mencibir diwajahnya.
Prilya bangkit dan berlari mendahului langkah Ardina. Ia menatap gadis itu dengan tatapan tajam. Tangannya langsung menarik rambut pendek Ardina dengan keras.
"Aaaargh!" Gadis itu berteriak keras karena kesakitan.
"Lepaskan saya sialan!"
"Kalau saya tidak mau?" Prilya melawan. Sejak makan bersama dengan Praja tadi. Ia sudah mendapatkan wejangan agar tidak boleh kalah dan terinjak-injak terus.
"Melawan lah sekali-kali kalau kamu sudah tidak menahannya," begitu kata pria itu padanya. Dan sekarang ia ingin membuktikannya.
"Ibu! Tolong saya Bu. Prilya ingin membunuhku!" Ardina berteriak-teriak meminta tolong agar ibunya segera datang untuk melepaskannya. Ia tidak menyangka tubuh kurus dihadapannya ini mempunyai kekuatan yang sangat besar seperti ini.
"Berteriaklah! Karena ibumu tidak berada disini!" Gadis itu merasakan hatinya sangat senang. Rupanya membalas adalah hal yang sangat menyenangkan.
"Prilya!" sebuah suara melengking keras dari arah belakangnya membuatnya melepaskan jambakannya pada rambut Ardina.
"Ayah! Lihat apa yang dilakukan oleh Prilya padaku, hikss." Ardina langsung berlari ke pelukan sang ayah yang baru saja datang dari luar kota.
"Prilya, kamu cuci mobil ayah sebagai hukuman!"
"Apa?! Ayah tidak menanyakan kenapa saya menarik rambutnya seperti tadi?!" Sekali lagi Prilya berani bertanya pada ayahnya akan ketidakadilan yang ia dapatkan ini.
"Tidak perlu Prilya. Kamu tetap salah. Kamu seorang kakak. Dan kamu tega melakukan ini semua pada adikmu?!" Pria itu menatap tajam pada putrinya dengan wajah yang sangat marah.
"Ayah!"
"Berani kamu melawan ayahmu?!" Sofyan menghardik gadis itu dengan tangan siap melayang ke wajah Priya. Akan tetapi tangannya menggantung di udara karena teringat akan mendiang istrinya.
"Sudahlah! Cuci cepat mobilnya dengan sangat bersih. Saya masih ada urusan di luar!" Prilya tak bisa lagi berkata-kata. Ia pun keluar untuk mencuci mobil itu.
"Rasakan!" Ardina berteriak disertai dengan tawanya yang sangat menyebalkan. Prilya menyiram kendaraan roda empat itu dengan air dari dalam slang. Air matanya ikut membanjiri pipinya dengan dada yang terasa sangat sesak.
Adakah yang mau membawaku pergi dari neraka ini Tuhan?
🌻
"Brengsek!" Samuel Richard mencengkram kuat pegangan kursinya saat mendengar laporan dari orang kepercayaannya tentang Sofyan. Pria keturunan Inggris Indonesia itu tampak sangat marah.
Sofyan sekali lagi menipunya dan berakhir dengan kerugian yang sangat banyak. Orang yang ia percaya mengembangkan bisnisnya di luar kota malah mencuri darinya dengan sangat banyak. Dan sekarang ia sudah tidak ingin memberinya lagi kesempatan kedua.
"Ambil apa saja yang ada di rumahnya!" titah pimpinan dunia hitam itu dengan rahang mengeras. Orang-orang kepercayaannya tidak menunggu perintah dua kali.
Mereka langsung pergi ke rumah si brengsek Sofyan untuk melaksanakan tugas mereka.
Dua jam perjalanan mereka gunakan untuk sampai di rumah pria tua itu. Pria yang dulunya adalah orang kepercayaan pria berdarah dingin itu. Dan kini sudah berubah status menjadi musuh seorang Samuel Richard.
"Apa benar ini rumahnya?!" tanya Black dari balik jendela mobilnya. Ia memandang rumah berwarna pastel itu dengan tatapan tajam.
"Iya Tuan. Tadinya warna catnya biru, tapi sekarang pastel." Terdengar suara kurang yakin dari sopir yang masih duduk dibelakang kemudinya itu.
"Kamu meragukan. Jangan sampai kita salah masuk Rumah. Bisa-bisa kita dapat masalah." Black berucap dengan pandangan tetap mengawasi rumah itu.
"Lihat Tuan. Ada seorang gadis yang sedang keluar dari rumah itu Tuan. Kita bisa bertanya padanya." Sang sopir menunjuk seorang gadis manis sedang membawa tempat sampah ditangannya. Ia berjalan keluar menuju pagar depan untuk membuang sampah yang ada di dalamnya.
Black tersenyum samar. Gadis itu sekilas mirip dengan Sofyan. Dan sekarang ia sangat yakin kalau Rumah itu adalah milik Sofyan. Pria itu pun turun dari mobil dan menghampiri gadis manis berkuncir kuda itu.
"Kamu putrinya Pak Sofyan?" tanyanya pada gadis itu. Prilya tersenyum dengan ramah. Ia mengangguk dan menjawab," Iya." Black tanpa mengambil waktu langsung mengangkat tubuh kurus dan sangat ringan itu kedalam mobil.
"Hey! Lepaskan Aku! Siapa kamu?! Hey Hmmmpt!" Prilya tak lagi bisa bersuara apalagi berteriak. Mulutnya sudah dibungkam dengan sebuah sapu tangan yang berisi cairan anestesi.
"Jalan!" titah Black pada sang sopir dengan seringai diwajahnya. Ia yakin Samuel Richard pasti sangat senang dengan apa yang sudah dilakukannya saat ini. Ia yakin di dalam rumah sederhana itu ia tidak akan mendapatkan apa yang pimpinannya inginkan.
"Apa yang bisa diambil dari dalam rumah itu untuk membuat Sofyan menderita. Kecuali anaknya tentunya." Black semakin senang dengan apa yang didapatkannya.
Matanya melirik ke samping melihat gadis muda dan manis yang sangat kurus itu. Tiba-tiba saja rasa ragu muncul di dalam hatinya. Ia takut kalau Samuel Richard yang merupakan seorang cassanova kelas kakap akan kecewa dengan gadis itu. Gadis itu sangat tidak memenuhi syarat untuk memuaskan ranjang pria pengembara itu.
Ah sudahlah, mungkin gadis ini hanya akan dijadikan sebagai seorang pelayan atau Upik abu. bisik pria itu dalam hati.
Setidaknya ia tidak perlu membayar pelayan seumur hidup. Hahahaha.
🌻🌻🌻
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading ya gaess 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
RACHMAH PARAUDDIN
pasti prilly senang di culik...
2024-07-30
1
Ira Zerni
huffttt... nice
2023-03-31
1
Uya Suriya
memang betul...ucapan adalah doa...
2023-03-30
1