"Hey, siapa kalian?!" Sofyan berusaha melepaskan cengkraman orang-orang berseragam hitam-hitam itu pada tubuhnya. Ia yang sedang bersama dengan Asna tiba-tiba saja diseret keluar dari rumahnya sendiri.
"Hey! lepaskan aku brengsek!" Sofyan terus saja mengumpat dan minta dilepaskan. Akan tetapi pria-pria berbaju hitam itu seolah tidak mempunyai telinga. Ia tidak mendengar meskipun Asna dan Ardina berteriak keras-keras dan meminta tolong.
"Tolong kami! Ada penculik!" Asna memanggil orang-orang yang sedang lewat untuk menolong mereka. Akan tetapi tidak ada yang berani mendekat karena orang-orang itu tampak sangat berbahaya.
Pria-pria dengan bentuk yang tinggi dan besar, berpakaian serba hitam-hitam, dan juga membawa senjata, mana ada orang yang berani mendekat.
"Apa maksud kalian hah?" Sofyan kembali bersuara saat tubuhnya sudah berada di dalam mobil itu dalam keadaan terpaksa.
Para pria itu tidak ada yang menjawab. Mereka tak ada wewenang untuk menjawab. Mereka hanya diperintahkan untuk membawa Sofyan dalam keadaan hidup-hidup.
"Hey! Kalian bisu ya?" Sofyan kembali bertanya dengan wajah yang sangat jengkel. Sekali lagi tidak ada jawaban yang keluar dari mulut mereka. Sampai mereka tiba di sebuah rumah mewah. Salah satu dari mereka baru bersuara, "Turunlah!"
Sofyan merapikan pakaiannya dan memandang rumah bagaikan istana itu dengan tatapan takjub.
"Masuklah!" Terdengar kembali sebuah suara yang memerintahkannya untuk memasuki rumah itu. Ia pun melangkahkan kakinya dengan sikap waspada. Ia tidak tahu siapa ada apa di dalam sana.
"Aaaargh!" Sofyan mengerang kesakitan saat baru memasuki pintu langsung mendapatkan sambutan pukulan di area perutnya.
"Hey, Tuan Black?" Ia menatap pria dihadapannya dengan wajah yang berubah takut. Black, adalah pria kepercayaan dari Samuel Richard. Pria itu sedang berdiri dihadapannya dengan ekspresi tak terbaca. Dan sekarang ia baru sadar kalau saat ini ia sedang berada di dalam kekuasaan Samuel Richard.
"Selamat datang Tuan Sofyan, kamu ternyata baru berani menghadapi ku saat mendapatkan paksaan? Hem hebat sekali." Samuel Richard yang baru datang langsung bertepuk tangan.
"Ampun Tuan Sam. Saya tidak bermaksud seperti itu."
"Tidak bermaksud apa hah?!" Samuel Richard menatap tajam pria itu.
"Menipu dan mencuri dariku itu bukan maksudmu?" Samuel Richard langsung meraih kerah kemeja pria paruh baya itu kemudian mengangkatnya tinggi-tinggi lalu melemparkannya hingga membentur dinding.
"Kembalikan uang ku sekarang juga!" Sofyan hanya meringis. Mana bisa ia mengembalikan uang itu sedangkan ia sudah kalah berjudi.
"Ampun Tuan Sam. Tapi uang itu sudah habis saya pakai berjudi. Saya kalah."
Bugh
Satu lagi pukulan kembali mendarat pada tubuh pria itu dari kaki Black. Pria kepercayaan Samuel Richard itu benar-benar tak punya perasaan seperti Tuannya. Sofyan sudah hampir mati karena dipukuli.
"Ambil saja rumahku Tuan, tapi jangan bunuh saya," ujar Sofyan untuk meminta penawaran.
"Cih! Rumah kumuh seperti itu dengan kerugian ku yang milyaran?! Kamu pikir itu pantas hah?!" Samuel berdecih. Sofyan terdiam. Ia tidak punya harta lagi yang bisa ia gadaikan.
"Berikan putrimu padaku sebagai gantinya!" Samuel berucap dengan wajah datar. Hatinya sebenarnya sangat menolak tapi demi membalas pria brengsek dihadapannya ini ia harus melakukannya. Yang penting rasa sakit hatinya bisa sedikit terobati dengan balas menyakiti pria itu.
"Tidak Tuan. Saya tidak mungkin menyerahkannya pada anda. Saya saja, biarkan saya yang menjadi pelayanmu seumur hidup tapi jangan menyentuh putriku." Sofyan merangkak untuk memohon. Sejahat-jahatnya dirinya ia tidak akan menyerahkan darah dagingnya untuk pria cassanova seperti Samuel Richard. Dia bukan hanya pria kejam tetapi ia adalah seorang penjahat ke*lamin yang selalu bergonta-ganti pasangan.
Pimpinan mafia kejam itu langsung mencibir. Ia sangat suka kalau Sofyan sakit hati.
"Bawa putrinya Kemari Black!"
"Baik Tuan."
"Hey apa-apaan ini. Tolong jangan sentuh putriku!" Sofyan berdiri dari posisinya. Ia berusaha menahan langkah Black agar tidak mengambil putrinya. Akan tetapi tangannya hanya ditepis oleh pria tinggi besar itu. Tak lama kemudian Pria itu datang bersama dengan Prilya yang sudah berganti pakaian. Seorang pelayan di rumah itu memberinya sebuah gaun sederhana tapi tampak sangat elegan di tubuhnya yang ramping.
"Ayah?"
"Prilya?"
Dua orang ayah dan anak itu saling menyebut nama mereka masing-masing. Sofyan langsung berlari kearah putrinya dengan perasaan yang sangat menyesal. Ia tahu kalau ia sudah tidak punya pilihan lain sekarang.
"Sudah! Tidak ada Drama. Sekarang berikan restumu pada putrimu untuk Tuan Richard nikahi."
"Hah?!" Mulut Dan mata bulat Prilya membola. Ia menatap semua orang di dalam ruangan itu dengan wajah tidak percaya.
Menikah? Bukannya pria itu mengatakan kalau ia akan dijadikan pelayan?
Gadis muda itu hanya terdiam sampai akad nikah telah terjadi di depan matanya. Sofyan menangis. Ia menyesal melakukan penipuan pada pria jahat seperti Samuel Richard.
"Maafkan Ayah Pril, ibumu pasti tidak akan memaafkan ku karena membuatmu seperti ini." Sofyan memeluk putrinya dengan air mata sedih. Janjinya pada almarhumah istrinya untuk kesekian kalinya tak bisa ia tepati. Ia selalu memberikan luka pada buah cinta mereka setelah kepergian perempuan itu.
Prilya hanya mematung. Kejadian ini terlalu mendadak buatnya. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia hanya berharap dengan keluarnya ia dari rumah bagai neraka itu, ia bisa mendapatkan sedikit saja ruang untuk bernafas di tempat ini meskipun hanya akan dijadikan pelayan.
"Prilya Sofyan, sekarang kamu- Samuel Richard merasakan lidahnya sangat keluh untuk menyatakan kalau gadis kurus kering itu adalah istrinya.
"Tugasmu sudah jelas. Kamu adalah pelayanku seumur hidupmu. Tak ada gaji atau keistimewaan yang lain yang bisa kamu dapatkan. Karena semuanya sudah diambil oleh ayahmu yang brengsek ini di muka."
"Ini adalah aturan.Jadi kamu tidak bisa menuntut saya di lembaga manapun, mengerti?!" Samuel Richard menatap dua orang dihadapannya itu dengan tatapan benci. Dalam hati ia menyalahkan Black yang memberinya ide konyol seperti ini. Sungguh ia tidak mendapatkan keuntungan dalam pernikahan paksaan ini.
Prilya menunduk dengan tangan saling meremas. Airmatanya menetes satu-satu. Dadanya sesak. Bahkan di tempat baru ini pun hidupnya masih saja menderita.
"Pril, kamu baik-baik disini ya, ayah mungkin akan mengunjungimu sewaktu-waktu." Sofyan mencium pucuk kepala putrinya dengan hati bagaikan diremas-remas sakit.
Ia pun pergi dari sana dan tak ingin menoleh lagi. Ia berharap bisa mendapatkan uang banyak untuk menebus putrinya.
"Tunjukkan tugas apa yang harus dikerjakan pelayan ini Black, bagiku waktu adalah uang. Jadi mulai sekarang ia harus mulai bekerja!' Samuel menatap Black dan Prilya bergantian. Setelah itu ia pergi dari sana untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Baik Tuan." Black menjawab dengan membungkukkan tubuhnya hormat.
"Mari, ikuti saya," titah pria itu pada Prilya. Gadis itu menurut. Ia menyusut airmatanya dan mengikuti langkah pria yang bernama Black itu. Saat ini ia harus kuat. Tidak masalah ia bekerja sebagai pelayan. Toh, di rumahnya yang lama ia juga hanya seorang pelayan.
🌻🌻🌻
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading ya gaess 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
RACHMAH PARAUDDIN
yg tegar prilly....
2024-07-30
0
Normah Basir
sakit2dahulu prilya,kesabaranmu membuahkan hasil
2024-07-25
1
Atik Marwati
dengar Sam kamu nanti pasti jadi bucin
2023-04-14
0