Bab 9 Nyonya Baru

"Tuan Black yang meminta saya membawa makanan ini Pril." Yani menjawab pertanyaan temannya itu dengan senyum diwajahnya. Entah kenapa setiap mengingat dan menyebut nama itu, hatinya langsung berdebar kencang. Pelayan yang masih muda itu begitu mengidolakan Black.

"Oh, baik banget ya, andaikan pria itu saja yang menikahiku pasti saya akan sangat bahagia, Hem," ujar Prilya seraya menutup matanya. Ia membayangkan pria dingin dan selalu berpakaian hitam-hitam itulah yang mengucapkan ijab kabul untuknya. Dan bukannya pria bule tampan tapi bermulut mercon itu.

"Aaawwwww!" Gadis itu berteriak kesakitan karena tiba-tiba mendapat pukulan pada bahunya.

"Rakus kamu ya, udah dinikahi sama pemilik rumah ini malah minta asistennya juga. Berikan padaku saja Tuan Black itu." Yani mendengus kesal. Ia tidak rela kalau ada yang menyebut dan mengharapkan pria dingin tapi berhati hello Kitty itu selain dirinya.

"Ish, Saya dinikahi hanya untuk disiksa aja Yan. Hidupmu lebih baik karena bisa mengkhayalkan Tuan Black dengan bebas. Sedangkan saya? Hanya bisa gigit jari hehehe," kekeh Prilya kemudian memperlihatkan jarinya yang ia gigit.

"Hush! Jangan bilang seperti itu. Mengkhayalkan tapi tidak bisa memiliki sama saja bohong Pril. Sakit rasanya." Yani berucap seraya menunjukkan wajahnya yang penuh penderitaan.

Puffft

Prilya tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi Yani-teman barunya itu. Ia bahagia, karena setidaknya ia memiliki teman yang sama dengannya. Sama-sama pelayan yang memiliki cita-cita setinggi langit.

"Udah, ah, kayaknya kamu udah segar dan kuat. Sekarang bantu saya mencuci." Yani berdiri dari duduknya. Ia harus melaksanakan tugasnya di rumah itu atau ia akan mendapatkan kuliah tujuh menit dari Ibu Anita.

"Wokeh, siap Mrs. Black!" Prilya ikut berdiri dengan posisi siap. Sudah selesai acara mengkhayal nya. Hidup itu harus bekerja karena itu adalah hal yang paling nyata yang harus mereka hadapi.

Mereka berdua pun keluar dari kamar itu menuju sebuah ruangan laundry di bagian belakang rumah bagai istana itu.

Mencuci adalah tugas Yani. Hanya itu tugasnya di rumah itu. Ia harus memastikan semua perlengkapan yang terbuat dari kain di rumah itu selalu bersih. Termasuk adalah pakaian yang dipakai oleh Samuel Richard, sang pemilik rumah itu.

"Tugas kamu mudah ya Yan, cuma mencuci aja. Gak harus masak dan membersihkan," ujar Prilya seraya membantu gadis itu memisahkan kain-kain yang berwarna dengan yang berwarna putih.

"Kalau dibilang mudah gak juga sih, ini semua harus dikerjakan dengan baik lho. Salah sedikit saja, Bu Anita pasti mencak-mencak." Yani menjawab dengan tangan tak diam. Ia terus bergerak memisahkan pakaian-pakaian kotor itu sesuai jenis bahan kainnya.

"Setelah ini saya bisa kerjakan apa lagi Yan?"

"Kamu bisa menyeterika pakaian Tuan Richard. Dibagian rak sana ya, sudah saya simpan terpisah dengan yang lainnya." Yani menunjuk rak pakaian khusus yang ada di sudut ruangan.

"Siap bos Yan!" Prilya langsung menghampiri rak pakaian yang dimaksud. Ia pun menyalakan setrika dan mulai meraih pakaian-pakaian mahal milik Tuan kejam dan pemarah itu.

"Kamu bisa 'kan Pril menyeterika," Yani mendekati Prilya seraya memperhatikan cara kerja gadis muda itu. Ya usia mereka bertaut 7 tahun, akan tetapi ia tidak mau dipanggil kakak karena tak mau merasa lebih tua.

"Insyaallah bisa. Saya kan juga punya setrika dirumah." Prilya menjawab dengan senyum lebar diwajahnya. Tangannya sibuk maju mundur menjalankan tugas dari alat elektronik itu.

"Okelah. Saya tinggal ya, kalau begitu saya bisa mengerjakan yang lainnya. Terimakasih banyak ya, Pril." Yani tersenyum seraya melangkahkan kakinya keluar ruangan itu. Ia ingin mengambil pakaian-pakaian yang sudah kering yang ada di jemuran di belakang rumah itu.

Prilya menganggukkan kepalanya seolah-olah Yani melihatnya. Padahal gadis itu sudah tidak berada di dalam ruangan itu.

Gadis itu bersenandung kecil dengan ceria. Tangannya tak berhenti memaju mundurkan setrika yang ada di atas pakaian milk Samuel Richard. Tanpa sadar ia pun hampir menyelesaikan pakaian-pakaian itu. Ia menarik nafas lega. Sungguh hari ini ia ia merasa sangat senang.

Rasa sakit hatinya karena tuduhan Samuel Richard padanya tadi pagi kini sudah ia lupakan. Nikmat yang lain lebih banyak daripada harus memikirkan hal yang tidak penting.

"Aaaaa senangnya," ujarnya seraya mengangkat kedua tangannya ke atas tinggi-tinggi. Ia merenggangkan otot-ototnya yang lumayan lelah juga hanya dengan menyetrika saja.

Matanya kini memandang semua hasil kerjanya. Semua sudah rapih. Dan sekarang ia pun mematikan sambungan listrik pada setrika itu dan menyimpannya pada tempat semula. Ia pun ikut keluar dari ruangan itu dan mencari Yani.

"Yan, saya sudah selesai, apa ada lagi yang perlu saya kerjakan?"

"Gak ada lagi. Masukkan saja pakaian-pakaian Tuan ke dalam keranjang trus bawa ke depan kamarnya. Nanti Pak Angga yang akan ambil dan mengaturnya di dalam lemari pakaian Tuan Richard."

"Oh gitu ya?"

"Iya Pril. Selalu seperti itu. Semua pakaian saya simpan di depan pintu saat Tuan sudah tidak ada di rumah. Dan Pak Angga yang akan melanjutkan mengatur semuanya ke dalam kamar-kamar dan lemari.

"Hum, baiklah. Saya bawa semuanya ya," ujar Prilya meminta persetujuan Yani, sebagai orang yang paling bertanggung jawab dengan urusan ini.

"Iya Pril. Mohon maaf ya, kamu saya repot kan. Padahal kamu Nyonya besar di rumah ini." Yani tiba-tiba merasa sangat tidak nyaman dengan apa yang ia lakukan.

"Ya ampun Yan. Kamu kok gitu sih? Kita ini sama-sama aja kok. Saya bahkan tidak tahu harus melakukan apa di sini. Saya belum menerima tugas yang jelas dari Bu Anita dan Tuan Black."

"Hahahaha, itu karena kamu itu istimewa Pril. Udah ah, saya mau menyetrika pakaian ini dan merapikannya. Pak Angga pasti akan butuh semua seprei dan bedcover ini."

"Ah iya deh. Saya lanjutkan bawa pakaian Tuan ya," ujar Prilya dan segera pergi dari halaman belakang rumah itu. Ia ingin melakukan pekerjaan ini dengan sempurna agar ia merasa berguna di rumah itu.

Satu keranjang pakaian ia masukkan kedalam trolley dan ia dorong keluar dari ruangan itu. Tujuannya adalah Kamar utama rumah itu.

"Nyonya Prilya?" Anita memandang gadis itu dengan tatapan tak percaya. Prilya balas memandang perempuan paruh baya itu dengan wajah meringis.

Sejak kapan Ia dipanggil Nyonya seperti itu oleh Bu Anita?

Apa ada aturan baru di rumah itu?

🌻🌻🌻

*Bersambung.

Ada yang belum mampir di karya othor yang baru gak? mampir dong akak-akak cantik.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Normah Basir

Normah Basir

walau kita kerja, tp hati senang,salah satu kebahagian tersendiri bagi prilya

2024-07-25

1

erma irsyad

erma irsyad

sdikit2 ad kemajuan nihh,senang liat prily bhagia wlaupun dy bhgia cuma msih mnjbat sebgai pembantu sihh😂

2023-03-08

0

Mammeng

Mammeng

tambah prnasaran dm si black....🤣

2023-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kejamnya Ibu Tiri
2 Bab 2 Gara-gara Kopi
3 Bab 3 Keinginan Terkabul
4 Bab 4 Menjadi Penebus Kesalahan
5 Bab 5 Pernikahan Paksa
6 Bab 6 Perasaan Praja Wijaya
7 Bab 7 Dahi Benjol
8 Bab 8 Anak Pencuri
9 Bab 9 Nyonya Baru
10 Bab 10 Lumayan Montok
11 Bab 11 Masa Pertumbuhan
12 Bab 12 Konspirasi Black
13 Bab 13 Keanehan Samuel Richard
14 Bab 14 Ternyata Manis
15 Bab 15 Devi Aldiva
16 Bab 16 Teman Tidur
17 Bab 17 Black Angkat Tangan
18 Bab 18 Pelukan Bantal Guling
19 Bab 19 Gedebong Pisang
20 Bab 20 Sarapan Bersama
21 Bab 21 Kembali Ke Sekolah
22 Bab 22 Bertemu Pria Baik
23 Bab 23 Prilya Bimbang
24 Bab 24 Getaran Aneh
25 Bab 25 Ukurannya Belum Cocok
26 Bab 26 Sebuah Belalai Panjang
27 Bab 27 Hasrat Tak Terbendung
28 Bab 28 Sugar Baby
29 Bab 29 Ardina Lagi
30 Bab 30 Antara Dua Pria
31 Bab 31 Nargya Martha
32 Bab 32 Tekad Miss Gagal
33 Bab 33 Pengukuran Tubuh
34 Bab 34 Malam Yang Dingin
35 Bab 35 Tawaran Rendra
36 Bab 36 Masa Lalu
37 Bab 37 Butuh Pelepasan
38 Bab 38 Tak Bisa Tidur
39 Bab 39 Ujian Sekolah Selesai
40 Bab 40 Buku Nikah
41 Bab 41 Berakhir Sebagai Tersangka
42 Bab 42 Ternyata Ada Di Rumah Sakit
43 Bab 43 Paham Tugas Istri
44 Bab 44 Ayah Harus Dirujuk
45 Bab 45 Jantung Koroner
46 Bab 46 Keinginan Ardina
47 Bab 47 Saling Memaafkan
48 Bab 48 Semua Akan Kembali
49 Bab 49 Bertemu Mama Mertua
50 Bab 50 Cut Cut Cut
51 Bab 51 Kembali Dari Nirwana
52 Bab 52 Ingin Belajar
53 Bab 53 Move On
54 Bab 54 Harus Diruqyah
55 Bab 55 Sihir Dan Syetan
56 Bab 56 Doa Pengantin Baru
57 Bab 57 Sadar Diri
58 Bab 58 Devi Aldiva Ternyata???
59 Bab 59 Bermain Kotor
60 Bab 60 Cemburu Dan Dendam
61 Bab 61 Nargya Martha Lagi
62 Bab 62 Prilya Terguncang
63 Bab 63 Tak Tahu Malu
64 Bab 64 Temani Aku
65 Bab 65 Sebuah Paket Mistis
66 Bab 66 Istri Kedua
67 Bab 67 Bekas Gincu
68 Bab 68 Perang Panas
69 Bab 69 Salahkah?
70 Bab 70 Belum Bisa Dipercaya
71 Bab 71 Sebuah Balasan
72 Bab 72 Perasaan Samuel Richard
73 Bab 73 Rahasia Masa Lalu
74 Bab 74 Maafkan Aku
75 Bab 75 Prilya Egois
76 Bab 76 Bersatu Menuju Bahagia
77 Lanjutan Kisah ini Gaess
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 Kejamnya Ibu Tiri
2
Bab 2 Gara-gara Kopi
3
Bab 3 Keinginan Terkabul
4
Bab 4 Menjadi Penebus Kesalahan
5
Bab 5 Pernikahan Paksa
6
Bab 6 Perasaan Praja Wijaya
7
Bab 7 Dahi Benjol
8
Bab 8 Anak Pencuri
9
Bab 9 Nyonya Baru
10
Bab 10 Lumayan Montok
11
Bab 11 Masa Pertumbuhan
12
Bab 12 Konspirasi Black
13
Bab 13 Keanehan Samuel Richard
14
Bab 14 Ternyata Manis
15
Bab 15 Devi Aldiva
16
Bab 16 Teman Tidur
17
Bab 17 Black Angkat Tangan
18
Bab 18 Pelukan Bantal Guling
19
Bab 19 Gedebong Pisang
20
Bab 20 Sarapan Bersama
21
Bab 21 Kembali Ke Sekolah
22
Bab 22 Bertemu Pria Baik
23
Bab 23 Prilya Bimbang
24
Bab 24 Getaran Aneh
25
Bab 25 Ukurannya Belum Cocok
26
Bab 26 Sebuah Belalai Panjang
27
Bab 27 Hasrat Tak Terbendung
28
Bab 28 Sugar Baby
29
Bab 29 Ardina Lagi
30
Bab 30 Antara Dua Pria
31
Bab 31 Nargya Martha
32
Bab 32 Tekad Miss Gagal
33
Bab 33 Pengukuran Tubuh
34
Bab 34 Malam Yang Dingin
35
Bab 35 Tawaran Rendra
36
Bab 36 Masa Lalu
37
Bab 37 Butuh Pelepasan
38
Bab 38 Tak Bisa Tidur
39
Bab 39 Ujian Sekolah Selesai
40
Bab 40 Buku Nikah
41
Bab 41 Berakhir Sebagai Tersangka
42
Bab 42 Ternyata Ada Di Rumah Sakit
43
Bab 43 Paham Tugas Istri
44
Bab 44 Ayah Harus Dirujuk
45
Bab 45 Jantung Koroner
46
Bab 46 Keinginan Ardina
47
Bab 47 Saling Memaafkan
48
Bab 48 Semua Akan Kembali
49
Bab 49 Bertemu Mama Mertua
50
Bab 50 Cut Cut Cut
51
Bab 51 Kembali Dari Nirwana
52
Bab 52 Ingin Belajar
53
Bab 53 Move On
54
Bab 54 Harus Diruqyah
55
Bab 55 Sihir Dan Syetan
56
Bab 56 Doa Pengantin Baru
57
Bab 57 Sadar Diri
58
Bab 58 Devi Aldiva Ternyata???
59
Bab 59 Bermain Kotor
60
Bab 60 Cemburu Dan Dendam
61
Bab 61 Nargya Martha Lagi
62
Bab 62 Prilya Terguncang
63
Bab 63 Tak Tahu Malu
64
Bab 64 Temani Aku
65
Bab 65 Sebuah Paket Mistis
66
Bab 66 Istri Kedua
67
Bab 67 Bekas Gincu
68
Bab 68 Perang Panas
69
Bab 69 Salahkah?
70
Bab 70 Belum Bisa Dipercaya
71
Bab 71 Sebuah Balasan
72
Bab 72 Perasaan Samuel Richard
73
Bab 73 Rahasia Masa Lalu
74
Bab 74 Maafkan Aku
75
Bab 75 Prilya Egois
76
Bab 76 Bersatu Menuju Bahagia
77
Lanjutan Kisah ini Gaess

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!