Setelah melaksanakan sholat subuh di dalam kamar itu. Prilya melangkahkan kakinya dengan pelan ke arah ranjang. Ia ingin mengecek keadaan pria besar yang masih berbaring dibawah selimut tebalnya.
Ia memanjangkan lehernya untuk melihat apakah pria itu kembali tidur atau sudah terjaga.
"Kamu lihat apa?" Prilya tersentak kaget. Ia tidak menyangka kalau pria itu ternyata tahu kalau ia sedang mengintipnya.
"Eh Tuan, maaf. Sa-saya cuma," gagap gadis itu. Ia juga tidak tahu kenapa pula ia ingin melihat pria itu lagi.
"Sana kamu makan yang banyak! Saya tadi seperti memeluk gedebong pisang, sudah kaku tak berdaging pula."
"A-Apa?!" Prilya merasakan mulutnya terbuka karena tidak percaya dengan pendengarannya. Ia mengepalkan tangannya disisi tubuhnya dengan kesal. Ia tak menyangka kalau pagi ini yang seharusnya ceria justru mendapatkan kata-kata yang cukup mengesalkan.
Samuel Richard membuka selimut yang menutupi tubuhnya kemudian bangun. Ia duduk di bibir ranjang dan menatap istrinya dengan bibir terangkat.
"Kenapa? Kamu tidak percaya kalau tubuhmu itu tidak menarik sama sekali hah? Kupeluk pun tidak membuat ku berselera." Pria itu kembali mengeluarkan kata-kata yang sangat tajam setajam silet.
"Ya sudah, kalau begitu saya pergi saja dari sini." Prilya tak punya jawaban untuk membalas suaminya. Ia akui kalau tubuhnya memang sangat kurus dan tidak menarik tapi ia juga tidak suka kalau dicela seperti itu. Jadi ia lebih baik pergi dari sana daripada kupingnya memanas dan membuatnya berasap.
Gadis itupun memutar tubuhnya dan bersiap untuk pergi dari sana. Akan tetapi tangannya tiba-tiba ditarik oleh pria yang hanya menggunakan bokser itu.
"Mau kemana kamu?"
"Saya mau ke dapur dan makan yang banyak agar tubuh saya tidak lagi seperti batang pisang!" Prilya menghentakkan tangannya dan berhasil terlepas. Ia pun pergi dari sana dengan tawa Samuel Richard.
"Hahaha, rupanya gadis itu bisa juga diajak bermain-main."
Pria itu pun berdiri dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia ingin mandi untuk menyegarkan dirinya. Samar-samar ia jadi ingat kejadian semalam. Ia menuju Club untuk menyegarkan otaknya yang terasa sumpek dan berakhir melihat Nargya Martha berada di tempat itu juga bersama dengan teman prianya. Berikutnya alkohol lah yang menjadi tempat pelariannya.
"Apa gadis kurus itu yang membuka semua pakaianku semalam dan bukannya Black?" gumamnya dengan dahi mengernyit. Setelah itu ia menyalakan shower dan menyiram kepalanya dengan air hangat. Ia ingin melupakan Nargya Martha yang telah sering mengkhianatinya.
Bodoh! Kamu pria bodoh yang mau saja ditipu oleh Martha. Memangnya tidak ada perempuan yang lebih baik dari dia bodoh!
Sebuah suara yang sangat mirip dengan suara Prilya terasa berdengung di dalam kepalanya. Ia seperti mendengar suara itu lagi.
"Heh, beraninya si kurus itu mengatakan kalau Aku bodoh, awas kamu ya!" Ia mengerang kesal kemudian keluar dari kamar mandi itu.
Ia menggosok rambutnya dengan handuk kemudian memakai pakaiannya. Entah kenapa ia sangat ingin melihat gadis itu lagi.
Sementara itu di dalam dapur. Prilya duduk di depan sebuah meja berniat untuk membantu para pelayan untuk memasak. Akan tetapi ia tidak mendapatkan izin dari Ibu Anita. Jadi dengan terpaksa ia hanya duduk disana sembari memperhatikan semua orang bekerja.
"Tuan." Anita membungkukkan badannya hormat saat melihat majikan tertinggi di Rumah itu sedang berdiri di depan pintu dapur.
Tumben, pikir Anita. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya bekerja di rumah mewah itu, ia mendapati seorang Samuel Richard memasuki dapur.
Semua pelayan yang bekerja ikut membungkukkan badan mereka dengan menghentikan apa yang mereka kerjakan. Prilya ikut berdiri dari duduknya dan mengikuti apa yang semua pelayan lakukan. Samuel Richard tersenyum samar melihat istrinya ada disana menghormatinya padahal ia sudah dikatakan bodoh oleh gadis itu.
"Bu Anita, tolong kemari sebentar," panggilnya pada kepala pelayan di rumah itu. Anita langsung datang memenuhi panggilan Tuannya.
"Pastikan berat badan Nyonya muda lebih baik daripada sekarang ya Bu." titah Samuel Richard dengan ekor mata melihat ke arah Prilya yang ternyata juga sedang memandangnya. Untuk beberapa detik mereka berdua saling menatap dengan sebuah perasaan aneh yang menjalar dari dalam hati mereka.
"Baik Tuan." Samuel Richard langsung memutus tatapan itu karena suara Anita.
"Ah ya terimakasih banyak Bu."
"Sama-sama Tuan." Perempuan paruh baya itu pun mundur dari hadapannya. Menit berikutnya ia segera memerintahkan seorang pelayan khusus yang akan menangani kebutuhan gizi Nyonya muda keluarga Richard.
Samuel Richard tersenyum karena Anita sangat cepat dan tanggap dalam melakukan perintahnya.
"Dan kamu!" Pria itu menunjuk Prilya yang masih berdiri di tempat itu tanpa melakukan apa-apa.
"Ah iya Tuan."
"Ke ruang makan sekarang. Temani saya sarapan!" Samuel Richard melangkahkan kakinya ke arah ruang makan dengan diikuti oleh Prilya dibelakangnya.
Semua pelayan langsung bernafas lega karena dua orang itu sudah tidak berada di sana untuk menganggu konsentrasi mereka dalam bekerja. Sedangkan Anita langsung melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah ruang makan untuk memastikan menu sarapan favorit Tuan Richard sudah tersedia dan tertata dengan baik.
🌻🌻🌻
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading ya gaess 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Normah Basir
SDH mulai minta ditemani,cinta tumbuh Krn sering bersama..../Drool//Drool/
2024-07-26
0
Uya Suriya
next.....!!!!!
2023-04-01
0
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
minta di sosor itu priliiiiiii
2023-03-24
1