Black meletakkan tubuh putri Sofyan di atas sofa di dalam ruangan itu. Setelah itu ia berdiri di samping sofa itu dengan tegap tanpa bergerak. Ia menunggu kedatangan Samuel Richard disana untuk melaporkan hasil kerjanya.
"Bagaimana Black? Berita apa yang kamu bawa untuk membuatku gembira?!" tanya Samuel Richard dengan tangan sibuk mengancingkan setelan jasnya. Pria yang bernama Black itu tersenyum kemudian menjawab, "Saya tidak membawa barang berharga di dalam rumah itu Tuan tapi hanya membawa putri Sofyan Tuan."
"Putrinya? Apa pria brengsek itu mempunyai putri?" Samuel Richard menatap pria kepercayaannya itu dengan alis terangkat. Sebuah pikiran buruk dengan cepat berkelebatan di dalam otaknya yang sangat suka dengan kata perempuan.
"Iya Tuan. Ini orangnya." Black menjawab seraya menunjuk seorang gadis yang sedang tertidur di atas sofa di hadapan Samuel Richard.
"Itu putrinya si brengsek itu? Apa kamu tidak salah culik?" Samuel Richard melangkahkan kakinya mendekat. Pria tampan itu tidak menyangka kalau ada seorang gadis yang sedang meringkuk di atas sofa mahalnya. Tubuh yang sangat kurus itu samasekali tidak menarik baginya.
Tiba-tiba ia merasa sangat jijik melihat penampilan gadis itu. Dibandingkan dengan para model atau selebritis yang sering melayaninya selama ini, gadis itu bagaikan hanya sebuah keset yang pantasnya hanya dikakinya saja dan bukan berada di atas ranjangnya.
"Gajimu akan saya potong Jack. Pekerjaanmu itu tidak berguna samasekali." Samuel mendengus dan meninggalkan tempat itu. Akan tetapi langkahnya terhenti dan berbalik memandang kembali gadis ringkih itu.
"Turunkan ia dari sofaku Black. Jangan sampai ia membawa virus di sini. Dan ya buang saja ia ke tempat yang cocok buatnya!"
"Tuan!"
"Apa lagi? Sekali kamu bicara maka gajimu akan Saya potong sampai habis." Samuel Richard kembali ingin melangkahkan kakinya tapi suara Black menghentikannya.
"Bukankah anda ingin membalas dan menyakiti hati Sofyan? Balas dia dengan menyakiti putrinya Tuan."
Pria itu menyeringai, ide orang kepercayaannya ini ternyata masuk akal juga. Sofyan harus menderita seperti penderitaan yang akan dialami oleh gadis menyedihkan itu.
"Baiklah. Kita jadikan ia pelayan di rumah ini nonstop tanpa gaji, Black. Kurasa dengan itu ia bisa membayar semua utang penipuan yang dilakukan ayahnya yang brengsek itu." Samuel tersenyum kemudian mengangkat jempolnya atas ide pria itu.
"Nikahi dia Tuan!" Black kembali berucap seolah-olah ia adalah pimpinan di dalam rumah itu. Samuel Richard melotot tidak percaya dengan perkataan pria berseragam hitam-hitam itu.
"Kamu ngomong apa? Saya harus menikahinya? Untuk apa? Bulukan begitu, memangnya kamu pikir saya tidak bisa mencari istri yang lebih baik dari dia hah?!"
"Untuk menunjukkan pada Sofyan kalau anda berhak penuh pada gadis itu. Jadi anda bebas untuk menyiksanya sampai titik darah penghabisan. Dengan begitu ayahnya atau siapapun itu tidak akan mempunyai hak yang lebih dari yang anda miliki."
Samuel Richard tampak berpikir. Ia memandang gadis itu lagi dengan wajah meringis.
"Apa yang bisa ia berikan padaku sedangkan tubuhnya tak berisi begitu," ujarnya pelan dengan wajah meringis. Semua pria normal seperti dirinya pasti suka pada perempuan yang cantik, montok, dan juga pintar di ranjang.
"Anda tidak perlu memikirkan itu Tuan. Nikahi dia untuk anda jadikan pelayan seumur hidup. Bereskan?"
"Hemm terserah padamu saja Black. Yang jelasnya pastikan bahwa Sofyan tahu hal ini." Samuel Richard pun meninggalkan tempat itu untuk melanjutkan aktivitasnya yang terganggu karena urusan yang tidak penting itu.
Black menyeringai, ia langsung mengambil gambar gadis yang ia tidak tahu namanya itu dan mengirimkannya pada Sofyan.
Sementara itu di rumah kediaman Sofyan. Satu keluarga itu sedang sangat marah. Prilya menghilang dari rumah sampai berjam-jam dan tidak meminta izin.
Gadis itu meninggalkan masakannya di dapur yang hampir saja menimbulkan kebakaran. Kompor sudah meledak dengan panci yang sudah terbang.
"Sialan itu Prilya, mau membunuh kami semua apa!" geram Asna seraya menyentuh dadanya yang terasa ingin meledak karena marah.
"Iya Bu. Anak itu harus kita laporkan ke polisi karena telah berniat membuat kita semua celaka." Ardina menjawab dengan perasaan yang sama-sama marah.
"Tentu saja Din. Kita akan buat ia menderita di dalam penjara."
"Tapi jangan ah, Bu. Kalau ia dipenjara siapa yang akan melayani kita. Dia kan pelayan kita di rumah ini."
"Ah iya, kamu betul juga. Pokoknya kalau ia kembali, kira haruslah memberinya hukuman yang sangat berat sampai ia sadar kalau ia diciptakan untuk menderita." Asna tersenyum senang. Rasa marahnya tiba-tiba menguap entah kemana karena sangat senang membayangkan penderitaan yang akan dialami oleh Prilya.
🌻
Prilya membuka matanya dan memandang ke sekeliling ruangan. Kepalanya ia rasakan masih sangat pusing. Ia pun membuka tutup matanya seraya mengumpulkan nyawanya.
"Dimana ini?" tanyanya setelah merasakan perasaannya sudah lebih baik. Ia pun bangun dan merasakan kalau ia mungkin sedang berada di surga. Ruangan tempatnya berada begitu luas dan mewah.
Ia yakin sekali kalau semua barang yang ada di dalam situ adalah barang-barang yang sangat mewah dan tidak pernah ia lihat sebelumnya seumur hidupnya.
"Apakah saya sudah mati dan masuk surga?" tanyanya pada dirinya sendiri. Ia pun berjalan dan mengelilingi ruangan itu. Tangannya menyentuh semua benda-benda mewah itu. Ia mencari debu yang menempel tapi ternyata ia tidak menemukannya samasekali.
"Ya Tuhan, apakah engkau sudah mengabulkan keinginanku untuk keluar dari rumah bagai neraka itu?" ujarnya pelan seraya menatap takjub ke sekeliling ruangan. Ia terus melangkahkan kaki telanjangnya dengan perasaan yang sangat senang. Untuk pertama kalinya ia merasakan perasaan yang sangat istimewa seperti ini.
Matanya tak sengaja menatap sebuah bingkai foto yang berisi gambar seorang pria dewasa tampan yang nampak sangat arogan.
"Apakah rumah ini milik orang itu?" tanyanya lagi dengan wajah yang nampak berpikir. Ia baru ingat kalau ada seorang pria asing yang tiba-tiba saja menculiknya dari rumahnya.
"Oh tidak, saya sedang diculik, dan tempat ini? Eh siapa mereka? Apa maksudnya menculik ku seperti ini?" Prilya terus bertanya-tanya dengan peristiwa yang sangat tiba-tiba ini.
"Sudah sadar kamu?!" Sebuah suara dari arah belakangnya membuatnya tersentak kaget. Ia menoleh dan memandang pemilik suara itu. Wajahnya sangat mirip dengan pria yang ada di dalam bingkai besar itu.
"Apa maksud anda membawa saya ke tempat ini?!" tanya Prilya dengan tatapan lurus ke wajah pria bule itu. Samuel Richard tersenyum miring. Pria itu balas menatap Prilya dengan wajah meremehkan.
"Kamu pikir apa maksud saya hah? Kamu akan jadi pelayanku di rumah ini seumur hidupmu!"
"A-Apa?"
"Ya, sekarang bersihkan tubuhmu itu agar mataku tidak sakit jika melihatmu!" Samuel Richard berlalu dari hadapan gadis itu dengan tubuh bergidik. Ia merasa ada yang tidak beres dengan perasaannya saat ini.
Gadis itu sangat kurus dan menyedihkan tapi entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang sangat menarik disana.
"Sialan si Sofyan itu! Akan kupastikan kamu akan menangis dan menyesal karena telah berani menipuku!"
Samuel Richard segera memasuki kamarnya dan bersiap untuk menikahi gadis itu dan memulai membalaskan kerugiannya oleh ayah sang gadis.
🌻🌻🌻
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading ya 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Normah Basir
kalua dapat gizi baik, prilya bisa cantik...dan perawatan terjamin
2024-07-25
0
Uya Suriya
diciptakan untuk menderita.... kasian Skali Prilly....!!!!
2023-03-30
1
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
nikah karna ada niat ini
2023-03-12
0