Bab 14 Ternyata Manis

"Nih salepnya, olesi tanganku!" Sebuah salep ia berikan pada Prilya yang masih berbaring di atas ranjangnya. Gadis itu meraihnya dan bersiap untuk bangun. Tapi dengan cepat salep itu direbut kembali oleh Samuel Richard.

"Aku yang akan mengolesi kakimu!" ujar pria itu seraya membuka setelan jasnya. Ia menggulung lengan kemejanya dan segera duduk di bagian kaki Prilya. Sedangkan gadis itu hanya terbengong-bengong dengan apa yang terjadi. Ia seperti sedang bermimpi. Ia sampai ternganga di buatnya.

"Hey, tutup mulutmu bodoh! Kamu pikir Aku sangat perhatian padamu hah?! Jangan besar kepala. Aku cuma ingin mengganti kerugianmu karena telah menabrak mu."

"Iya Tuan." Hanya itu yang bisa Prilya katakan. Setelah itu ia hanya diam seraya merasakan dinginnya salep yang dioleskan pria itu pada kakinya.

"Kamu itu sudah jelek ceroboh pula. Lain kali menghindar lah kalau aku ada di Rumah ini." Samuel Richard memandang kaki yang sudah dioleskannya dengan tatapan puas.

Untuk pertama kalinya ia memberikan perhatian kecil seperti ini pada yang namanya seorang pelayan. Biasanya ia hanya memberikan perhatian dan materi pada semua perempuan cantik. Karena menginginkan hal yang lebih dari mereka yaitu kepuasan di atas ranjangnya.

"Nah, sudah selesai. Mulai sekarang kamu tidur disini saja." Pria itu berdiri dari duduknya dan bersiap untuk keluar dari kamar itu.

"A-Apa Tuan?" Prilya merasa kalau pendengarannya sedang tidak baik-baik saja.

"Jangan besar kepala. Itu karena kakimu masih sakit dan tidak mungkin ke kamar belakang 'kan?" Samuel Richard memandang gadis yang tiba-tiba saja menarik perhatiannya itu dengan tatapan tajam.

"Ah iya Tuan.Terima kasih banyak." Meskipun masih sangat bingung dengan apa yang terjadi. Prilya tetap berusaha santai dan tidak ingin baper.

"Bagaimana dengan tangan anda, apa perlu saya kasih salep juga Tuan?" Prilya segera bangun dari posisinya berniat untuk mengobati luka pria itu. Ia ingin membalas kebaikan pria bermulut mercon itu dengan melakukan hal yang sama.

Samuel Richard melihat tangannya yang masih memerah walaupun sudah berkurang sakitnya. Ia pun duduk di atas ranjang dan menyodorkan tangannya di depan gadis itu.

Prilya tersenyum tipis. Sebuah lesung pipi disebelah kanan wajah gadis itu tak luput dari perhatian Samuel Richard. Dan entah kenapa hati pria itu sangat senang melihatnya. Cantik, ujarnya membatin.

"Bisa saya pegang tangannya Tuan?" tanya Prilya dengan suara pelan meminta izin. Samuel Richard tersentak kaget. Ia terlalu terpesona dengan gadis jelek tapi manis dihadapannya itu. Dan ia merutuki dirinya sendiri karena terlambat menyadari kalau gadis ini ternyata menarik juga.

"Tuan?" Sekali lagi Prilya memanggil karena pria dihadapannya hanya terdiam.

"Ya, ada apa?!"

"Tangan anda bisa saya sentuh dan pegang seperti ini?" Prilya dengan takut-takut meraih tangan pria itu dan membawanya ke atas bantal yang ia ambil untuk menutupi pahanya tadi. Pakaian pelayan yang ia pakai tadi hanya sebatas lima sentimeter di atas lututnya.

"Tentu saja bodoh! Memangnya kamu bisa mengobatinya tanpa menyentuhnya?!" Wajah pria itu langsung berubah kesal. Kesenangannya tiba-tiba terganggu oleh pertanyaan yang tidak bermutu seperti itu.

"Ah iya Tuan, maafkan saya." Prilya segera membuka tutup salep itu dan segera meraih tangan kiri pria itu dan mengolesi permukaan kulitnya tipis-tipis. Setelah itu ia meniup-niupnya seperti yang biasa ia lakukan selama ini jika ia terluka.

Samuel Richard tersenyum samar. Entah kenapa dadanya berdebar kencang. Ia sangat suka diperlakukan seperti ini oleh gadis itu. Ia menatap gadis manis dan sederhana itu dengan tatapan yang tak terbaca.

"Sudah selesai Tuan. Maafkan saya, karena telah ceroboh dan membuat anda terluka." Prilya meletakkan tangan pria itu diatas bantal di pangkuannya kemudian menutup tutup salep itu.

"Ah ya, kamu memang sangat ceroboh. Lain kali jangan mengerjakan yang seperti itu lagi!" Samuel Richard pun berdiri dari duduknya dan segera keluar dari kamar itu. Entah kenapa ia jadi tidak nyaman sendiri berdua dengan gadis yang sudah merupakan istrinya itu.

Prilya hanya tersenyum meringis dan memandang punggung lebar pria itu yang semakin jauh dan akhirnya menghilang di balik pintu. Ia pun mengalihkan perhatiannya pada sekeliling kamar yang ia tempati sekarang. Kamar mewah dan berisi hal-hal yang berbau Samuel Richard. Ada banyak gambar pria itu didalam sana dalam berbagai pose.

Jangan besar kepala kamu!

Kamu hanya pelayan dan anak seorang pencuri!

Prilya serasa mendengar kata-kata pedas dari pria itu untuknya. Ia sadar diri. Ia bukanlah siapa-siapa di Rumah besar itu. Dan sekarang, ia ingin kembali ke kamarnya saja bersama deretan kamar pelayan lainnya.

Sementara itu, di sebuah ruangan di dalam rumah itu. Black memandang Devi dengan wajah datarnya. Ia menunggu jawaban dari gadis yang ia perintahkan untuk mengurusi Prilya, sang Nyonya di rumah itu.

"Ya ampun Tuan Black, kamu tidak perlu menatap saya seperti itu." Devi berpura-pura bergidik ngeri di depan pria berwajah datar dengan setelan hitam-hitam itu.

"Kita bisa duduk dan mengobrol dengan santai bukan?" Devi tersenyum manis untuk mengambil perhatian pria itu. Akan tetapi, sepertinya usahanya sia-sia saja. Pria datar dan dingin itu masih saja berdiri di tempatnya dengan tatapan tajam padanya.

"Jadi anda tidak mau duduk ya, baiklah. Saya yang duduk." Devi kemudian mendudukkan tubuhnya di atas sofa dengan santai.

"Jangan banyak bicara Dev! Katakan saja apa yang sudah kamu lakukan pada Nyonya muda hingga ia ada di sana dengan membawa minuman panas seperti itu!" Akhirnya suara Black keluar juga setelah cukup kesal dengan tingkah cerewet gadis dihadapannya.

"Hum, baiklah Tuan Black. Dengarkan ini baik-baik. Nyonya Prilya yang memaksa ingin membalas kebaikan ku padanya dengan membuat minuman itu untukku Tuan Black. Eh, bukan untukku saja sebenarnya. Untuk kami berdua, catat itu. Ia ingin belajar cara minum teh seperti budaya bangsawan Inggris, keluarga dari suaminya. Sudah jelas sampai di sini Tuan Black?" Devi menjelaskan dengan wajah serius. Ia sungguh tak mau disalahkan sepenuhnya oleh asisten kepercayaan Samuel Richard itu.

"Kamu bisa meminta pelayan yang lain untuk membuatnya Dev!" Black masih saja menyalahkan gadis cantik itu padahal ia sudah menjawab dengan sebenarnya.

"What ever! Kamu tidak pernah puas dengan pekerjaanku Tuan Black yang terhormat. Sekarang saya pergi dari sini. Dan dengarkan baik-baik. Saya berhenti!" Devi berdiri dan mengambil tasnya di atas meja dihadapannya.

Gadis itu segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu dengan wajah kesal. Ia melalui tubuh Black yang sejak tadi berdiri di dekat pintu.

"Berhenti Dev!" Devi berpura-pura tidak mendengar titah pria itu padanya. Ia terus saja melangkahkan kakinya untuk keluar.

"Saya bilang berhenti kamu Devi Aldiva!"

🌻🌻🌻

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya Okey?

Nikmati alurnya dan happy reading ya gaess 😍

Terpopuler

Comments

Normah Basir

Normah Basir

bagus dev,berhenti sj klau kamu TDK dihargai/Grimace/

2024-07-25

0

Mammeng

Mammeng

klau semua pelayan bgtu..bgmn jadix tuanx???😎

2023-03-12

1

erma irsyad

erma irsyad

eh Lupa aq udh setor kopi y thor,jgn lupa Up lgi, bnykin donk blm puas bcnya udh abis aja😂🤭

2023-03-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kejamnya Ibu Tiri
2 Bab 2 Gara-gara Kopi
3 Bab 3 Keinginan Terkabul
4 Bab 4 Menjadi Penebus Kesalahan
5 Bab 5 Pernikahan Paksa
6 Bab 6 Perasaan Praja Wijaya
7 Bab 7 Dahi Benjol
8 Bab 8 Anak Pencuri
9 Bab 9 Nyonya Baru
10 Bab 10 Lumayan Montok
11 Bab 11 Masa Pertumbuhan
12 Bab 12 Konspirasi Black
13 Bab 13 Keanehan Samuel Richard
14 Bab 14 Ternyata Manis
15 Bab 15 Devi Aldiva
16 Bab 16 Teman Tidur
17 Bab 17 Black Angkat Tangan
18 Bab 18 Pelukan Bantal Guling
19 Bab 19 Gedebong Pisang
20 Bab 20 Sarapan Bersama
21 Bab 21 Kembali Ke Sekolah
22 Bab 22 Bertemu Pria Baik
23 Bab 23 Prilya Bimbang
24 Bab 24 Getaran Aneh
25 Bab 25 Ukurannya Belum Cocok
26 Bab 26 Sebuah Belalai Panjang
27 Bab 27 Hasrat Tak Terbendung
28 Bab 28 Sugar Baby
29 Bab 29 Ardina Lagi
30 Bab 30 Antara Dua Pria
31 Bab 31 Nargya Martha
32 Bab 32 Tekad Miss Gagal
33 Bab 33 Pengukuran Tubuh
34 Bab 34 Malam Yang Dingin
35 Bab 35 Tawaran Rendra
36 Bab 36 Masa Lalu
37 Bab 37 Butuh Pelepasan
38 Bab 38 Tak Bisa Tidur
39 Bab 39 Ujian Sekolah Selesai
40 Bab 40 Buku Nikah
41 Bab 41 Berakhir Sebagai Tersangka
42 Bab 42 Ternyata Ada Di Rumah Sakit
43 Bab 43 Paham Tugas Istri
44 Bab 44 Ayah Harus Dirujuk
45 Bab 45 Jantung Koroner
46 Bab 46 Keinginan Ardina
47 Bab 47 Saling Memaafkan
48 Bab 48 Semua Akan Kembali
49 Bab 49 Bertemu Mama Mertua
50 Bab 50 Cut Cut Cut
51 Bab 51 Kembali Dari Nirwana
52 Bab 52 Ingin Belajar
53 Bab 53 Move On
54 Bab 54 Harus Diruqyah
55 Bab 55 Sihir Dan Syetan
56 Bab 56 Doa Pengantin Baru
57 Bab 57 Sadar Diri
58 Bab 58 Devi Aldiva Ternyata???
59 Bab 59 Bermain Kotor
60 Bab 60 Cemburu Dan Dendam
61 Bab 61 Nargya Martha Lagi
62 Bab 62 Prilya Terguncang
63 Bab 63 Tak Tahu Malu
64 Bab 64 Temani Aku
65 Bab 65 Sebuah Paket Mistis
66 Bab 66 Istri Kedua
67 Bab 67 Bekas Gincu
68 Bab 68 Perang Panas
69 Bab 69 Salahkah?
70 Bab 70 Belum Bisa Dipercaya
71 Bab 71 Sebuah Balasan
72 Bab 72 Perasaan Samuel Richard
73 Bab 73 Rahasia Masa Lalu
74 Bab 74 Maafkan Aku
75 Bab 75 Prilya Egois
76 Bab 76 Bersatu Menuju Bahagia
77 Lanjutan Kisah ini Gaess
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 Kejamnya Ibu Tiri
2
Bab 2 Gara-gara Kopi
3
Bab 3 Keinginan Terkabul
4
Bab 4 Menjadi Penebus Kesalahan
5
Bab 5 Pernikahan Paksa
6
Bab 6 Perasaan Praja Wijaya
7
Bab 7 Dahi Benjol
8
Bab 8 Anak Pencuri
9
Bab 9 Nyonya Baru
10
Bab 10 Lumayan Montok
11
Bab 11 Masa Pertumbuhan
12
Bab 12 Konspirasi Black
13
Bab 13 Keanehan Samuel Richard
14
Bab 14 Ternyata Manis
15
Bab 15 Devi Aldiva
16
Bab 16 Teman Tidur
17
Bab 17 Black Angkat Tangan
18
Bab 18 Pelukan Bantal Guling
19
Bab 19 Gedebong Pisang
20
Bab 20 Sarapan Bersama
21
Bab 21 Kembali Ke Sekolah
22
Bab 22 Bertemu Pria Baik
23
Bab 23 Prilya Bimbang
24
Bab 24 Getaran Aneh
25
Bab 25 Ukurannya Belum Cocok
26
Bab 26 Sebuah Belalai Panjang
27
Bab 27 Hasrat Tak Terbendung
28
Bab 28 Sugar Baby
29
Bab 29 Ardina Lagi
30
Bab 30 Antara Dua Pria
31
Bab 31 Nargya Martha
32
Bab 32 Tekad Miss Gagal
33
Bab 33 Pengukuran Tubuh
34
Bab 34 Malam Yang Dingin
35
Bab 35 Tawaran Rendra
36
Bab 36 Masa Lalu
37
Bab 37 Butuh Pelepasan
38
Bab 38 Tak Bisa Tidur
39
Bab 39 Ujian Sekolah Selesai
40
Bab 40 Buku Nikah
41
Bab 41 Berakhir Sebagai Tersangka
42
Bab 42 Ternyata Ada Di Rumah Sakit
43
Bab 43 Paham Tugas Istri
44
Bab 44 Ayah Harus Dirujuk
45
Bab 45 Jantung Koroner
46
Bab 46 Keinginan Ardina
47
Bab 47 Saling Memaafkan
48
Bab 48 Semua Akan Kembali
49
Bab 49 Bertemu Mama Mertua
50
Bab 50 Cut Cut Cut
51
Bab 51 Kembali Dari Nirwana
52
Bab 52 Ingin Belajar
53
Bab 53 Move On
54
Bab 54 Harus Diruqyah
55
Bab 55 Sihir Dan Syetan
56
Bab 56 Doa Pengantin Baru
57
Bab 57 Sadar Diri
58
Bab 58 Devi Aldiva Ternyata???
59
Bab 59 Bermain Kotor
60
Bab 60 Cemburu Dan Dendam
61
Bab 61 Nargya Martha Lagi
62
Bab 62 Prilya Terguncang
63
Bab 63 Tak Tahu Malu
64
Bab 64 Temani Aku
65
Bab 65 Sebuah Paket Mistis
66
Bab 66 Istri Kedua
67
Bab 67 Bekas Gincu
68
Bab 68 Perang Panas
69
Bab 69 Salahkah?
70
Bab 70 Belum Bisa Dipercaya
71
Bab 71 Sebuah Balasan
72
Bab 72 Perasaan Samuel Richard
73
Bab 73 Rahasia Masa Lalu
74
Bab 74 Maafkan Aku
75
Bab 75 Prilya Egois
76
Bab 76 Bersatu Menuju Bahagia
77
Lanjutan Kisah ini Gaess

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!