Jingga Istri Kedua
Tidak ada pasangan manapun yang menginginkan hadirnya orang ketiga dalam rumah tangga. Tapi, Lidia Angelica, 33 tahun menginginkan suaminya menikah lagi.
"Apa? Kamu sudah gila, Lidia?" Fabian tak bisa berpikir jernih ketika sang istri meminta dirinya menikahi Jingga, sepupu Lidia. Permintaan yang sangat konyol menurut Fabian.
"Mas, kita sudah menikah tujuh tahun lebih tapi kita belum juga dikarunia momongan. Aku merasa ini kesalahanku, Mas. Tolong menikahlah dengan Jingga. Aku hanya percaya padanya karena aku mengenal dia dari kecil. Dia wanita yang baik aku yakin Mas Fabian tidak akan menyesal menikahi dia." Lidia meyakinkan suaminya kalau apa yang dia inginkan sudah dia pikirkan matang-matang.
Tujuh tahun menikah dengan Fabian tapi Lidia belum juga hamil, membuat Lidia frustasi. Dia merasa bersalah karena tidak bisa melahirkan seorang anak yang diharapkan oleh sang suami. Lidia pun malu pada keluarga suaminya. Wanita itu memaksa Fabian menikah lagi agar kelak dia bisa memiliki keturunan.
"Tidak, jangan konyol kamu! Aku tidak akan menikahi wanita mana pun. Aku hanya mencintai kamu, Lidia," tolak Fabian dengan tegas. Dadanya bergemuruh karena emosi.
Lidia menitikkan air mata. "Aku tahu, Mas. Aku tahu. Tapi, kalau kamu benar-benar mencintai aku nikahi Jingga, karena aku ingin kamu bisa memiliki keturunan dari dia. Kita bisa merawat anak itu sama-sama. Kamu mau kan, Mas?"
Lidia merangkul tangan Fabian. Fabian menepis tangan sang istri. "Aku tidak bisa." Fabian keluar dari kamarnya. Setelah itu dia pergi menggunakan mobilnya.
Lidia mengatur strategi agar Fabian terpaksa menikahi sepupunya. Lidia tahu kebiasaan Fabian jika dia sedang frustasi maka dia akan mengajak Axel minum-minum.
"Kenapa, Bro? Kelihatannya elo banyak masalah?" tanya Axel. Mereka sedang berada di sebuah club malam yang biasa mereka datangi.
"Lidia maksa gue buat nikah lagi," jawab Fabian setelah itu meneguk minuman beralkohol yang ada di tangannya.
Axel tertawa. "Enak dong punya dua istri. Kalau gue jadi elo, gue akan turuti kemauannya Lidia."
Axel mendapatkan tatapan tajam dari Fabian. Fabian mencengkeram kerah kemeja Axel. "Gue bukan cowok breng*sek kaya elo yang suka mainin cewek." Fabian begitu emosi apalagi dia sedang mabuk.
Ya, Axel adalah seorang cassanova. Dia sering diajak oleh sepupunya yang dulu pernah menjadi lelaki bayaran Wanda, ibunya Fabian.
Axel menepis tangan Fabian perlahan. "Tenang, Bro. Elo ambil sisi positifnya aja. Bagaimana kalau setelah elo nikah lagi, elo bisa langsung punya anak? Bukankah selama ini elo pengen banget punya anak. April sama Dafi aja udah punya dua anak dari pernikahan mereka, masa elo udah nikah tujuh tahun belum punya anak sama sekali. Jangan-jangan elo mandul lagi?" ledek Axel diiringi tawa mengejek.
Bug
Fabian tidak tahan lagi. Mulut Axel terlalu banyak bicara. "Jaga omongan lo! Gue nggak mandul." Axel mengusap bibirnya yang berdarah.
Setelah memukul Axel, Fabian keluar dari bar itu. Dia mengendarai mobilnya menuju ke rumah.
Sesampainya di rumah, Fabian masuk dengan kunci cadangan yang selalu dia bawa. Dia mencari keberadaan Lidia. "Akan aku buktikan kalau aku tidak mandul," racau Fabian yang masih dalam pengaruh alkohol.
"Lidia, Lidia," teriak Fabian memanggil sang istri.
Fabian mencari ke seluruh sudut rumahnya. Ketika dia di dapur, samar-samar dia melihat seorang wanita tengah memasak. Jingga tak mendengar suara teriakan Fabian karena dia sedang mendengarkan musik sambil memakai headset di telinganya.
Waktu itu Lidia sengaja memanggil Jingga ke rumahnya untuk membantu membuat kue. Lidia beralasan hari ini adalah ulang tahun Fabian, jadi Lidia ingin membuat kue dengan meminta bantuan Jingga. Jingga tidak keberatan datang ke rumah Lidia. Namun, dia tidak tahu kalau Lidia merencanakan ini semua.
Lidia pergi keluar dengan alasan membeli bahan kue yang kurang. Padahal dia sebenarnya sengaja meninggalkan Jingga seorang diri di rumah. Jingga sama sekali tak menaruh curiga.
Setelah kepergian Lidia, Fabian datang dalam keadaan mabuk. Fabian tiba-tiba memeluk Jingga dari belakang. Dia mengira Jingga adalah istrinya.
Jingga tersentak kaget ketika mengetahui bahwa seseorang memeluknya secara tiba-tiba. "Tidak sopan."
Jingga terkejut ketika Fabianlah orang yang memeluk dirinya dengan sengaja. "Mas Fabian, tolong lepaskan aku!" pinta Jingga.
Dia berusaha melepas tangan kekar Fabian tapi tak berhasil. Tenaganya kalah kuat dengan Fabian. Laki-laki itu malah semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku menginginkanmu, Lidia," bisik Fabian di telinga Jingga.
Jingga melotot tak percaya. Dia berusaha mendorong Fabian. Namun, lagi-lagi usahanya gagal. Fabian menangkup kedua pipi Jingga kemudian menciumnya.
Air mata Jingga lolos begitu saja membasahi pipi. Jingga tak kehilangan akal. Dia menggigit bibir Fabian agar laki-laki itu melepas pagutannya.
Jingga hendak lari tapi kakinya malah tersandung meja dapur. Dia terjatuh, Fabian tersenyum menyeringai. "Sayang, jangan melarikan diri. Bukankah kita sudah sering melakukannya?"
"Tidak, jangan lakukan itu, Mas Fabian. Aku bukan Kak Lidia. Kak Lidia sedang pergi." Jingga tak mampu berdiri karena lututnya terluka akibat benturan keras dengan lantai.
Fabian dengan mudahnya menggagahi Jingga. Jingga tak mamu melawan. Dia sudah berusaha tapi dia kalah tenaga. Jingga menangis meraung-raung. Namun, suara tangisannya malah terdengar merdu di telinga Fabian.
Gemuruh petir menyambar diiringi hujan yang turun dengan derasnya malam itu. Akan tetapi walau hawa dingin menusuk hingga ke tulang, Fabian malah merasa kegerahan.
Laki-laki yang dalam kondisi mabuk itu gelap mata. Dia melakukannya dengan kasar. Kehormatan yang Jingga jaga untuk calon suaminya kelak malah terenggut oleh kakak iparnya sendiri.
Setelah puas melakukan itu pada Jingga, Fabian bangkit lalu dia pindah ke kamarnya. Jingga masih terkapar di lantai. Sesaat kemudian gadis yang sekarang tidak perawan lagi itu memunguti pakaiannya yang berserakan. Dia memakai pakaiannya lagi lalu membersihkan dapur meski tubuhnya gemetar.
Jingga tidak mau Lidia melihat kekacauan yang diakibatkan suaminya. "Semoga Kak Lidia pulang nanti saja," gumam Jingga.
Usai membersihkan dapur, Jingga keluar dari rumah Lidia. Dia menggunakan sisa tenaganya untuk berjalan ke depan. Jingga berharap akan segera menemukan taksi. Sayangnya hanya ada ojek malam itu.
Langit masih gerimis. Namun, tak sederas tadi. Jingga menaiki ojek menuju ke rumah kontrakannya. Ya, Jingga tinggal di rumah kontrakan sendirian. Ibunya menikah lagi dengan laki-laki lain, sedangkan ayahnya tidak tahu ke mana dia pergi.
Awalnya setelah perpisahan orang tua Jingga, gadis itu menumpang hidup di rumah Lidia. Namun, Jingga tak mau merepotkan keluarga Lidia lagi sehingga Jingga mengontrak rumah setelah dia mendapat pekerjaan.
Jingga bekerja menjadi menjadi seorang pengajar di sekolah internasional. Gajinya lumayan besar karena sekolah itu milik yayasan. Pemilik yayasan itu tak lain adalah April.
... ♥️♥️♥️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Baby_Miracles
menarik ceritanya. semangat! iklan dan bunga meluncur
2023-03-03
1
Nirwana Asri
jangan lupa subscribe
2023-03-03
1
Merpati_Manis (Hind Hastry)
menarik, semangat 💪
2023-03-03
0