Arnold mendengar suara Mazaya yang tengah berbincang dengan seseorang di kamarnya. Rasa penasaran membuat laki-laki itu menghampiri Mazaya di kamarnya dan melihat apa yang terjadi.
Begitu pintu terbuka, Caroline terlihat gugup dan memalingkan wajah.
“Ngobrol sama siapa kamu?” tanya Arnold dengan nada tinggi. Dia tidak melihat siapa pun di kamar itu selain Mazaya.
Caroline semakin gugup saat tidak berhasil mengusir Raffaello dari kamarnya. Dia lupa bahwa Raffaello bukan manusia yang bisa dilihat dengan kasat mata oleh Arnold.
“Em, ngobrol sama ….” Otak Caroline terus bekerja untuk mencari jawaban yang tepat.
Namun, Arnold justru kebingungan karena tidak ada siapa pun di kamar itu. Lalu, tiba-tiba Raffaello menghampiri Arnold dan muncul tepat di sampingnya.
“Hai, Arnold! Suami Mazaya!” sapa Raffaello yang dengan iseng menggoda Caroline. Diam-diam dia suka melihat wajah tegang Caroline karena yang Raffaello lihat adalah jiwa Caroline, bukan tubuh Mazaya.
Terang saja suara Raffaello itu membuat Caroline geram dan hendak melayangkan sebuah pukulan. Namun, Arnold justru mencekal tangannya karena mengira bahwa wanita itu ingin menyakitinya.
“Jangan kurang ajar, ya! Aku tanya baik-baik, kamu ngobrol sama siapa?” tanya Arnold sambil menguatkan cekalan pada tangan Mazaya.
Caroline memicingkan mata, merasa ada yang aneh juga dengan Arnold. Tiba-tiba, dia teringat bahwa Raffaello adalah malaikat yang mungkin tidak akan Arnold lihat.
“Kayaknya kamu semakin parah! Jangan-jangan, selain amnesia kamu juga jadi gila!” sentak Arnold yang kemudian melepaskan cengkeramannya dari tangan Mazaya dengan sangat kuat.
“Aduh, kepalaku pusing!” balas Caroline yang akhirnya merebahkan tubuh di kasur sambil memegangi kepalanya.
Jiwa Mazaya yang melihat kedatangan Arnold, rupanya diam-diam melarikan diri. Hal itu tentu membuat Raffaello kelimpungan dan kembali mengejar jiwa Mazaya.
“Caroline, aku akan kembali! Urus suami Mazaya ini dan buat dia mencintai istrinya!” seru Raffaello sebelum akhirnya meninggalkan kamar Mazaya.
Sekarang, tinggal Arnold dan Mazaya saja di ruangan itu.
“Kamu ngapain ke sini? Memangnya kamu tidur di kamar ini juga?” tanya Mazaya saat menyadari bahwa Arnold masih ada di kamarnya. Wanita itu sudah pura-pura tidur dan mengeluh pusing, seharusnya Arnold juga meninggalkannya dan membiarkan Mazaya beristirahat, tapi Arnold sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan kamarnya.
Arnold memperhatikan kamar Mazaya. Terlihat kusam dan tak nyaman menurutnya. Dia menghela napas berat sebelum akhirnya berkata, “Kakek ingin kita tinggal satu kamar. Aku tidak mau tinggal di kamar yang kumuh ini!”
“Bukankah ini rumahmu? Kenapa istri seorang baandit arogan sepertimu harus tinggal di kamar sempit yang tidak lebih baik dari kamar pembantumu? Seharusnya, kalau kamu manusia, perlakukan istrimu dengan baik!” balas Mazaya. Dia bangun dari posisi tidur dan kembali menatap Arnold dengan kesal.
Arnold tak mengindahkan ocehan istrinya itu. Dia justru pura-pura tuli dan kembali menarik tangan Mazaya agar turun dari kasur. “Kita pindah ke kamarku sekarang! Aku tidak mau batuk-batuk tinggal di kamar ini!”
Mazaya menghela napas berat. Meskipun Arnold bertindak kasar, setidaknya Mazaya bisa pindah ke kamar yang lebih baik. Dengan begitu, dia bisa memanfaatkan Arnold untuk mengubah penampilan Mazaya.
Akhirnya, Mazaya dan Arnold sampai di kamar laki-laki itu. Karena mendapat ancaman dari sang kakek, Arnold terpaksa menurut dan membiarkan Mazaya tidur di kamarnya.
“Wah, kamar kamu besar banget ya! Padahal kamu orang kaya, tapi belikan bedak untuk istri aja nggak mampu! Kamu ini nggak mampu, apa emang pelit sih?” tanya Mazaya dengan suara lantang.
Arnold memicingkan mata saat mendengar pertanyaan konyol yang dilontarkan Mazaya. Penghinaan yang istrinya itu lontarkan membuat Arnold meradang hingga rahangnya mulai mengeras.
“Kamu bilang apa?” Arnold menatap Mazaya dan memajukan tubuhnya, membuat wanita itu bergerak mundur dan membentur tembok.
“Aku cuma minta duit buat beli bedak! Aku akan menyulap wajahku supaya kamu tergila-gila dan bertekuk lutut!” balas Mazaya tak kalah emosi.
Arnold menggertakkan gigi dan mengeluarkan dompetnya. “Nih! Buktikan kalau wajah burukmu itu bisa membuatku bertekuk lutut!”
***
Kembang kopinya jangan lupa 💋💋💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Siti solikah
ayo Caroline kamu pasti bisa
2025-03-26
0
Ervina
mazaya keren bisa bikin malaikat pusing😁
2024-12-10
1
Naina Naina
wkwkw malaikat dulunya siapa ya ko sampe keteeran
2024-03-13
2