Raffaello terus mendesak Mazaya alias Caroline agar cepat-cepat pergi ke rumah sakit. Sementara wanita itu terlihat bingung karena dari rumah Arnold ke rumah sakit juga memakan waktu yang cukup lama.
“Aku bukan malaikat sepertimu yang bisa menghilang dan jalan dengan cepat!” bentak Mazaya saat Raffaello terus merecokinya saat menunggu taksi.
Satpam di rumah Arnold sampai kebingungan karena Mazaya bicara sendiri sepanjang menunggu taksi. Wanita itu seperti orang gila karena meladeni Raffaello yang tak bisa dilihat siapa pun kecuali Mazaya.
Tak lama menunggu, akhirnya taksi yang akan mengantarkan Mazaya ke rumah sakit pun tiba. Wanita itu segera masuk ke taksi, dan parahnya Raffaello juga ikut duduk di sebelah Mazaya, membuat wanita itu tak bisa tenang.
“Ke rumah sakit Lekas Sehat ya, Mbak?” tanya sopir taksi dengan ramah.
“Iya, Pak. Tolong cepat ya!” jawab Mazaya yang kemudian memeriksa ponselnya.
Ini adalah jam makan siang, dan dia belum sempat makan karena Raffaello yang membuatnya terburu-buru. “Pantas saja aku merasa sangat lapar,” gumamnya sambil memegangi perut yang kelaparan.
“Sudahlah, nikmati saja. Nanti juga makan!” sahut Raffaello acuh tak acuh.
Mazaya melirik laki-laki itu dan menatapnya dengan sinis. “Enak sekali kamu bicara. Memangnya menahan lapar itu mudah? Kamu malaikat sih jadi enak nggak akan merasakan kelaparan, makanya kamu bicara dengan mudah tanpa pikir lagi.”
Mendengar Mazaya yang bicara sendirian, mendadak sopir taksi itu merasa ngeri. Baru kali ini dia mendapat penumpang Indigo tapi bicara dengan terang-terangan mengenai apa yang dia lihat.
“Mbak, di taksi saya banyak hantunya ya?” tanya sopir taksi yang merasa bulu kuduknya berdiri karena melihat Mazaya berbicara sendiri.
Mazaya baru menyadari bahwa saat ini dia sudah membuat orang salah paham karena bicara sendiri. “Em, maaf, Pak!”
Sepanjang perjalanan, Raffaello terus berusaha mengajak Mazaya bicara, tapi wanita itu sudah belajar untuk menahan diri dan tidak terpancing dengan Raffaello. Sampai akhirnya, mereka pun tiba di rumah sakit.
Mazaya segera bergegas menuju ruangan tempat Caroline dirawat. Di sana, sudah ada Sandra yang sedang berbicara dengan perawat.
Untuk kedua kalinya Sandra dan Mazaya bertemu. Sahabat Caroline yang telah berhianat itu rupanya datang dalam keadaan bersedih. Terlihat dari wajahnya yang sembab dan juga hidungnya yang memerah.
“Kamu siapa?” tanya Sandra pada Mazaya yang tengah menatapnya dengan ekspresi tidak suka.
“Aku. Aku yang ditabrak oleh Caroline. Aku sudah mendapat izin dari mamanya untuk datang ke sini menjenguknya,” jawab Mazaya. “Kamu datang ke sini, untuk apa?”
Mendengar pertanyaan Mazaya yang terdengar meremehkan posisinya. Sandra yang mudah terpancing, akhirnya menjawab pertanyaan Mazaya itu. “Aku adalah sahabat terdekat Caroline. Kami sudah seperti saudara, jadi, saat Caroline dalam kesusahan seperti ini,” jelasnya dengan percaya diri.
Mazaya yang mendengar itu, hanya bisa menahan emosi. Mana ada sahabat yang sudah dianggap saudara sendiri, tapi hamil dengan calon suami sahabatnya?
“Oh, begitu. Manis sekali hubungan kalian,” kata Mazaya dengan senyum paksa. Dia lalu segera masuk ke ruangan Caroline dan membiarkan wanita itu pergi.
Saat Sandra benar-benar pergi seperti harapan Mazaya, wanita itu justru keluar lagi dari ruangan Caroline. Hal itu membuat perawat yang menjaga ruangan Caroline pun merasa heran dan kesal.
“Anda jadi besuk apa tidak? Ini ruangan pasien koma bukan tempat main-main!” marah sang perawat saat Mazaya hendak meninggalkan ruangan.
Karena peringatan dari sang perawat itulah, bisa dipastikan Mazaya akan kehilangan jejak Sandra, dan misinya untuk membongkar perselingkugan Sandra dan Romy akan gagal. “Em, itu, saya mau ....”
***
Kembang kopi sama vote dulu 🙃🙃🙃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Siti solikah
ckck sahabat terbaik apa
2025-03-26
0
Siti solikah
Sandra sahabat terbaik tapi berkhianat
2024-10-19
1
Mrs.Riozelino Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
mantul nama RS nya 😆😆😆
2024-10-08
0