Wiraditya berjalan perlahan menyusuri lorong rumah sakit, mencari dimana kamar ibunya secara perlahan, semalaman tidak pulang dikabarkan ibunya jatuh pingsan, syukurnya orang-orang nona Queen cepat dan gercap, datang kekediaman ibunya dan membawa orang yang paling dia cintai tersebut ke rumah sakit. Adiknya Alhamdulillah baik-baik saja, dipindahkan ke ruangan yang jauh sangat layak di kamar VVIP dengan sistem pengobatan umum dan akan dipindahkan pengobatan nya ke luar negeri dalam waktu dekat setelah semua urusan surat menyurat diselesaikan. Gadis tersebut benar-benar bergerak cepat diam-diam dibelakang semua orang.
Begitu tiba di ruangan dimana ibunya dirawat, Wiraditya bergerak cepat membuka pintu kamar tanpa berpikir dua tiga kali dan bola matanya seketika mencari sang ibunya dengan cepat. Dalam hitungan detik wajah tua dan pucat didalam ruangan tersebut yang berbaring di atas kasur terlihat menoleh kearah pintu masuk dimana dia berada.
"Wiraditya..." Ibunya bicara cepat, menatap nya dengan tatapan berkaca-kaca.
Wiraditya secepat kilat berhamburan masuk ke pelukan ibunya, membiarkan diri dipeluk wanita paruh baya lebih tersebut.
"Kamu kemana saja semalam?"Ibunya bertanya dengan gelisah ingin tahu kemana putranya semalam.
"Ibu telepon berkali-kali tapi tidak kamu angkat, bahkan Kamu tidak pergi ke acara hajatan di belakang rumah. Ibu membungkus makanan untuk kamu dan dibawa pulang tapi sampai lewat tengah malam kamu tidak kunjung pulang " bola wanita tersebut terlihat berkaca-kaca menunggu jawaban putranya ke mana semalaman yang masih memeluk nya erat, bahkan saat dia mulai jatuh tidak sadarkan diri, dia belum kunjung mendapatkan putra nya, pagi ini juga masih belum bisa bertemu Wiraditya hingga akhirnya sekarang baru bisa melihat nya.
"Ibu benar-benar khawatir" Ucap wanita itu lagi.
Mendengar apa yang diucapkan oleh ibunya yang tidak tahu tentang kejadian yang menimpanya semalam membuat Wiraditya diam, dia pikir Queen W tidak memberitahukan soal kesulitan nya hingga tidak harus membuat ibunya cemas. Yah minimal wanita tua itu tidak tahu soal apapun dan tidak perlu mengkhawatirkan soal apapun tentang dia semalaman.
"Maafkan abang, Bu" dan Wiraditya melepaskan pelukannya.
Sang ibu jelas saja seketika terkejut saat menatap wajah wiraditya yang babak belur dan juga lebam di beberapa tempat, baru menyadari nya karena Wiraditya langsung datang memeluk dirinya.
"Oh astaghfirullahul'adzim....apa yang terjadi?" berbagai macam pemikiran menghantam wanita tersebut, dia menyentuh wajah putranya yang lebam dan babak belur dimana-mana.
"Kamu berkelahi?" dan dia pikir apa kamu mungkin putranya berkelahi atau dikeroyok seseorang atau bahkan ingin dibegal, tapi bagaimana bisa motor butut tidak berharga ada yang menginginkan nya? atau jangan-jangan putranya ada berbuat salah?!.
"Maafkan abang, bu" Wiraditya memilih bungkam, tidak menjawab pertanyaan dari ibunya, menjatuhkan air matanya didepan wanita paruh baya lebih tersebut.
Hidup kenapa berat sekali?.
*******
Mereka tidak meneruskan persoalan kenapa Wiraditya babak belur, ibu memilih untuk tidak melanjutkan tanya, dia tahu mungkin putranya butuh waktu untuk menjawab apa yang menjadi pertanyaannya, mungkin ada hal yang berat ini disembunyikan yang belum ingin diceritakan saat ini.
Bola mata ibu dan Wiraditya sejenak menatap kearah pintu masuk saat tiba-tiba pintu tersebut diketuk, mereka pikir dokter yang datang nyatanya beberapa orang yang membawa berbagai macam bungkusan yang isinya entah apa.
"Pesanan tuan Wiraditya?" Tanya perempuan berusia sekitar 40 tahunan.
mendengar apa yang diucapkan oleh perempuan tersebut membuat Wiraditya mengernyitkan dahi nya.
"Itu nama saya, tapi saya tidak memesan apapun" Dia jelas sedikit gelagapan dan tidak merasa memesan apapun saat, agak ngeri juga jika disuruh membayar karena dia tidak punya banyak uang untuk membayar pesanan yang bukan miliknya.
"nona bilang tuan dan ibu tuan membutuhkan asupan gizi yang seimbang, ini makanan yang tepat untuk dikonsumsi ibu dan tuan sendiri" perempuan tersebut bicara kemudian membiarkan temannya meletakkan beberapa macam bungkusan keatas meja, setelah itu mereka menundukkan kepala mereka, pamit pergi dari sana.
Kata nona membuat Wiraditya langsung berpikir apakah mungkin itu Queen W?.
"Siapa itu nona abang? seperti panggilan kamu saja, W? kamu ga nyamar jadi manusia jadi-jadian kalau malam?" tidak tahu kenapa tiba-tiba pemikiran ibunya berkelana entah kemana-mana, panggilan Wiraditya juga W kalau dirumah, jadi saat perempuan tadi berkata Queen W otak wanita tersebut langsung berpikiran yang tidak-tidak.
"Kami tidak jual diri kan bang?"
"Astaghfirullah hul'adzim" Wiraditya seketika istighfar.
"Ibu..." Wiraditya menggelengkan kepalanya.
"Otak ibu tiba-tiba terkontaminasi" setelah berkata seperti itu wanita paruh baya tersebut terkekeh kecil ia kemudian melirik ke arah kantong kresek yang telah diletakkan di atas meja untuk beberapa waktu.
"aromanya seperti makanan, ibu jadi lapar" wanita itu bicara dengan polosnya melirik ke arah wiralitnya kemudian kembali menoleh ke arah kantor plastik yang ada di sisi kanannya.
putranya tidak banyak bicara hanya bergerak mendekati kantong kresek tersebut meraihnya dan mulai membukanya untuk melihat apa saja isi di dalam kantong tersebut. Seperti apa yang dikatakan ibunya ada berbagai macam makanan di dalam sana, disusun di dalam kotak makanan yang serupa di mana isinya merupakan makanan-makanan mewah tidak pernah mereka temui dalam seumur hidup mereka.
"Subhanallah, Alhamdulillah. Ini rejeki tidak terkira, siapa yang mengirimkan nya?" ibu bertanya sembari menatap dalam bola mata putranya.
Wiraditya memilih mengembangkan senyumannya kemudian dia membiarkan sang ibu untuk menikmati makanan tersebut tanpa dia menjawab pertanyaan dari wanita tersebut.
*******
"Bu" Wiraditya menggenggam erat telapak tangan ibunya setelah memastikan wanita itu telah menyelesaikan sesi makannya, dia bicara sambil memilih duduk tepat di hadapan ibunya.
"Abang mau bicara soal sesuatu" Serius dia bicara dengan wanita dihadapan nya itu.
Ibunya mengernyitkan keningnya, setelah makan memilih menyalakan televisi dihadapan mereka yang tertempel di dinding.
"Ekspresi kamu bikin ibu khawatir" Sang ibu bicara pelan, menatap netra putranya gelisah.
"Kalau Abang menikah bagaimana?" Dan Wiraditya bertanya perlahan kearah ibunya.
Wanita tersebut terkejut, dia menatap wajah putra dengan tubuh sedikit bergetar.
"Dengan Amanda?" Ibunya bicara pelan.
"Bukankah dia bilang menyelesaikan S1 nya lebih dulu?" Wanita itu ingat gadis yang seringkali bertandang ke rumah mereka, jatuh cinta dengan Wiraditya sejak masih di bangku SMP, dia ingin Wiraditya melamar nya tapi orangtuanya jelas belum merestuinya.
"Biarkan Amanda menyelesaikan kuliahnya, setelah itu cari pekerjaan kemudian baru menikah, kamu kerja yang benar, cari uang untuk menyiapkan mahar" Itu pesan bapak nya.
Dia tahu sebenarnya bapak nya memang restu, tapi ibunya jelas tidak memberikan restu tahu mereka orang susah dan tidak layak dengan putri mereka.
Tapi karena Amanda berkata dia akan menyelesaikan kuliah dan pergi berkerja demi Wiraditya, mereka merestui keinginan Amanda tapi Wiraditya selalu mengingatkan Amanda.
"Jodoh itu Allah SWT yang mengatur bukan?, jadi jangan pernah khawatir soal apapun" Wiraditya hanya menjalani tapi tidak memaksakan diri sebab tahu dimana batas kapasitas nya.
"Bukan" dan Wiraditya menggelengkan kepalanya saat ibu nya bertanya apakah itu Amanda.
"Gadis itu..." Laki-laki tersebut baru mau menjawab tapi tiba-tiba bola mata ibunya tertuju pada televisi yang ada dihadapan ibunya, dimana posisi nya ada dibelakang Wiraditya.
"Hahhhhh?" dan sang ibu langsung menutup mulutnya dengan kedua belah tangannya, bola matanya terbelalak kaget melihat ke layar kaca.
Wiraditya tampak panik.
"Bu...?"
"Kau...gadis itu...?" dan saat ibunya berkata begitu, wiraditya seketika menoleh kearah layar televisi dibelakang nya.
Pernikahan digadang-gadang akan diselenggarakan dalam waktu dekat, identitas calon suami putri dari group Hillatop......
Begitu kira-kira potongan dari kata-kata pembawa berita menyampaikan tentang pernikahan mereka.
"Astaghfirullah hul'adzim" Wiraditya seketika istighfar dan tercekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
HNF G
emaknya auto syock😄😄😄😄
2023-06-20
1
Budiwati
hahaha
2023-05-13
0
leni Sari
masih mau minta restu tapi berita nya keburu pecah aja,,,😄😄 ibu wiradtya jangan shok ya,,karna calon mantu mu gadis konglomerat 😉😉
2023-03-31
2