Bab 17

Penjelasan Filghofin membuat lintah yang paling besar terkejut dan mendekatkan diri di antara putri Amatheia dan Filghofin, dan berbisik. "Wahai kalian berdua, tidakkah kalian salah membawa pendamping seperti dia," pandangan matanya mengarah kepada Bargibanti yang lemas tidak berdaya di atas ranting pohon tempat ia di gantung oleh lintah.

"Dia sosok kecil tapi bisa saja menjadi pengkhianat bagi kalian, seharusnya kalian paham itu," lagi-lagi lintah itu berbicara sambil menghela nafas berat.

"Aku ingatkan pada kalian! Berhati-hatilah dengan, dia bisa lemah juga bisa memangsa kalian di saat ia terjepit."

Putri Amatheia dan Filghofin sebenarnya sangat paham, akan tetapi sulit bagi mereka untuk melepaskan begitu saja Bargibanti, apalagi jarak untuknya kembali ke istana Gkinzerniyu Sangatlah jauh.

"Kalau boleh tau, siapa namamu dan bagaimana aku bisa memanggil mu?" Tanya Filghofin menengahi kegusaran para lintah itu.

"Namaku Slimpert, kalian bisa memanggilku Slimpert atau sesuka kalian memanggilku."

"Sebentar lagi burung-burung itu akan datang dan mengobrak abrik tempat kami, ku mohon kalian bisa membantu kami."

Filghofin menatap tajam kearah luasnya lembah dan rimbunnya pepohonan dan semak-semak itu, sesaat kemudian dia memberikan jawaban bagi kegelisahan kawanan Slimpert itu.

Tangan cekatan Filghofin melakukan pekerjaan dengan di bantu mereka, sedangkan Putri Amatheia juga menaruh beberapa umpan beracun yang ia dapat dari Hank di saat perpisahan mereka waktu itu.

Terik matahari menyengat kulit tidak mereka hiraukan, hingga pada saat matahari tepat diatas kepala dan panas menyengat. Tiba-tiba dari arah matahari terbenam terlihat ribuan burung terbang mendekat ke lembah.

"Arrghhh....to.. tolong, se selamatkan saya dari burung-burung itu," teriak Bargibanti yang masih tergantung di dahan, dan hampir saja mengalami dehidrasi karena tergantung si bawah terik matahari.

Filghofin segera menyambar tubuh Bargibanti dan membawanya berlindung di dalam gua yang tertutup rimbunnya pepohonan.

"Kalian, cepatlah merayap, selamatkan nyawa kalian sendiri-sendiri," Slimpert berteriak lantang dan berlalu untuk mencari tempat berlindung.

"Aku harus menggunakan kekuatanku, sepertinya umpan dan racun yang terpasang tidak akan mampu menghabiskan burung-burung yang mencapai ribuan," bathin putri Amatheia yang masih berdiri di atas batu yang besar.

Kepak sayap burung dan jerit kegirangan burung-burung pemakan bangkai itu sesaat memekakkan telinga.

Hiaattt....uhhh... Cress...

Putri Amatheia melancarkan serangannya yang bertubi-tubi di sekitarnya.

"Wahai makhluk hidup yang bersayap, atas nama siapa yang menyuruh kalian untuk menyerang bangsa lintah tanpa ampun? Pergilah sebelum tubuh kalian menjadi membeku," teriak Putri Amatheia dengan beraninya, dan terus melancarkan serangannya ke udara untuk menghalau burung-burung yang siap dengan paruhnya yang tajam.

"Wahai kau manusia duyung, pergilah! Kami tidak mempunyai urusan dengan mu, atau kau juga akan mati dengan kami cabik-cabik tubuhmu yang indah itu akan menjadi santapan bagi kami, ha..ha..ha.." tawa melengking dan bersahutan para burung itu mengusik kesabaran putri Amatheia yang sudah berada di ujung kesabarannya.

Pertarungan pun tidak bisa terelakkan, angin kencang seperti ****** beliung menyerang putri Amatheia, lalu di susul suara jeritan dari lintah yang berusaha membantu, malah terpelanting jatuh tertimpa pohon yang tumbang.

Pertarungan semakin sengit dan tidak seimbang, Filghofin mulai turun membantu dengan memakai pedang pemberian Slimpert.

"Filghofin, mundurlah! Lindungi dirimu," putri Amatheia mengeluarkan kekuatan mustika jingga miliknya dan menyemburkan hawa dingin serta racun yang akan membunuh lawannya.

Teriakan melengking kesakitan, dan tidak terhitung jumplah burung yang jatuh karena membeku lalu mati, "Aakkhhh.....ampun Putri, jangan bunuh kami, kami hanya sebagai utusan dan kami akan berjanji untuk tidak kembali mengusik ketentraman lembah ini, ampun."

Bangkai burung berjatuhan dalam kondisi membeku karena terkena gempuran kekuatan mustika jingga yang menyemburkan hawa dingin bagaikan es dari kutub selatan.

"Katakan! Siapa dalang di balik semua ini?" Filghofin menghunuskan pedang pemberian Slimpert kearah leher burung itu.

"Tuan...aahhkkk sakit! Ampuni hamba, jangan bunuh hamba," erang kesakitan itu membuat Slimpert yang dari tadi sembunyi menyelamatkan diri keluar sambil tertawa.

"Wahai burung penguasa udara, kamu sendiri sudah merasakan kesakitan, lalu kenapa masih juga mengganggu kehidupan kami, dengan cara merusak lahan kami lihatlah! Anak cucu kami beserta kaum wanita yang seharusnya kami lindungi harus merasakan kelaparan dan tidak jarang juga mereka mati sia-sia."

"Katakan! Siapa yang menyuruhmu dan apa yang tersimpan di balik itu semua?" Slimpert meluahkan segala rasa dan kemarahannya dengan ucapan, karena dia sendiri lemah.

"Kami hanya utusan dari gagak hitam bernama Rorru, dan dia adalah burung kesayangan pangeran kegelapan Sharklys, tujuan utama dari penyerangan ini adalah, untuk melumpuhkan makhluk yang berada di daratan lalu tunduk pada ketentuan dan kekuasaan mereka."

Bluumm...duarrr....

Belum selesai pembicaraan itu tiba-tiba sinar panas menukik menyerang burung pemakan bangkai yang sudah lemah itu, dan membakar hingga hangus di susul kemudian jerit sisa-sisa burung yang masih hidup pun terpanggang hangus menyisakan abu kematian mereka.

Serangan misterius yang datang menghabiskan para burung yang masih tersisa.

"Putri!" Pekik Filghofin dan menyelamatkannya dari sinar kiriman entah dari siapa yang mengirimkannya.

Dorongan Filghofin membuat Putri Amatheia hilang keseimbangan, membuat mereka saling terpental Putri Amatheia jatuh menindih di dada bidang Filghofin.

Rasa nyaman itu seketika menjalar pada perasaan putri Amatheia, dia bahkan menikmati sesaat. Degup jantung Filghofin yang terpacu keras bagaikan nyanyian merdu di saat musim semi tiba.

"Ehemm...ehemmm..." Deheman Slimpert mengusik keindahan alami yang tercipta antara putri Amatheia dengan Filghofin. Mereka buru-buru menyadarkan diri dan bangkit dari tanah tempat mereka terjatuh, rona merah dan malu putri Amatheia tidak bisa di sembunyikan, Filghofin kembali meraih tangan putri Amatheia dan mengambil daun kering yang melekat pada rambut ikalnya.

"Arrhhhh...tuan putri Amatheia, oh... Dia mendapatkan serangan, kasihan..." gumam Bargibanti berlinang air mata, sambil berjalan mendekat.

"Tuan Filghofin, putri Amatheia tidak terhingga terima kasih kami atas segala bantuan kalian berdua, apa yang bisa kami lakukan untuk membalas semua kebaikan tuan?" Slimpert dengan membungkukkan tubuhnya yang tambun mengucapkan rasa terimakasihnya.

"Tunjukkan kami arah jalan menuju laut merah, dan ijinkan kami bertiga bermalam untuk menanti mentari esok kami akan melanjutkan perjalanan."

Slimpert tersenyum penuh hormat kepada mereka berdua, "sebagai rasa terimakasih kami, terimakasih. Terimalah pedang dari moyang kami sebagai penunjuk jalan kalian menuju laut merah. Perjalanan menuju kesana sangat tidak mudah dan akan kalian temui berbagai kendala rintangan."

Malam pun merangkak dengan pelan dan damai tanpa ada rasa ketakutan kaum lintah lagi oleh serangan burung yang telah musnah.

Dengan api unggun yang menjadi penghangat tubuh mereka, dengan bercengkerama dan bertukar cerita tentang kejadian demi kejadian.

"tuan Filghofin, perjalanan untuk membawa kalain keluar dari lembah ini sangat panjang sekali, dan itu bisa memakan waktu tidak singkat, di ujung lembah ini adalah tempatnya para tarantula bertapa. Jadi alangkah baiknya kalian mempersiapkan tenaga dan istirahatlah." Slimpert mempersiapkan tempat kepada mereka berdua.

Di saat mereka sedang asyik bercengkerama tiba-tiba putri Amatheia terpejam rapat matanya dan memegang jantungnya serta duduk bersila menjawab panggilan dari putri Galene melalui telepati bathin mereka.

🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬

To be continued 😉

Beri saya jempol like dan komen 😘 supaya menjadi penyemangat saya untuk melaju berkarya.

Tidak pernah lupa doa ku, sayang dan salam sejahtera untuk kalian semua, love by RR 😘

Terpopuler

Comments

Keyboard Harapan

Keyboard Harapan

cie cieu uhuyyyyy

2023-03-09

0

Keyboard Harapan

Keyboard Harapan

cie, cie ... uhuyyyy

2023-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 EXTRAORDINARY LOVE SESION 2
55 Cemburu putri Galene
56 kelemahan putri Galene
57 Penerus Aisegea
58 Kejujuran Bargibanti
59 Bersatunya dua kerajaan
60 MENGEJAR CINTA GALENE
61 Teman Baru
62 Beradaptasi dengan tempat baru
63 Laki-laki misterius
64 Ke pusat kota
65 Ajang pencarian bakat
66 Tragedi kaoliang
67 Caillani yang rakus
68 Kekacauan kamar tuan muda
69 Misi mulai berjalan
70 Sopir untuk Lauren dan Galene
71 Bola kristal
72 Bangkitnya Kerajaan Aisegea
73 Penyamaran Caillani Yang Gagal
74 Keusilan Caillani
75 Delivered Boy
76 Bau Jengkol lewat
77 Miniatur Museum Oceanography
78 Party Weekend's
79 Keturunan Tarantula
80 Siasat Lauren
81 Kelicikan Nona Charlotte
82 Racun Tarantula
83 Caillani Yang Lemah
84 Penyamaran Lauren
85 Negosiasi Zhang kai
86 Kedatangan Bargibanti
87 Upaya Penyelamatan
88 Mustika Merah Delima
89 Kematian Yamameri
90 Kemenangan Nona Charlotte
91 Rencana tertunda putri Amatheia
92 Kekejaman nona Charlotte
93 Pantai Koleacinder
94 Siasat Bargibanti
95 Nilai Cinta Suci
96 Kegilaan Nona Charlotte
97 Memasang Strategi
98 Malam Bulan Purnama
99 Kepergian Pangeran Caillani
100 Mustika jingga
101 Zhang Kai Yang Lemah
102 Menyusun Siasat
103 Penyesalan Putri Galene
104 Mutiara Hitam
105 Lauren Bercanda dengan Hiu
106 Penolakan Lauren
107 Pelarian
108 Pangeran Caillani vs Nona Charlotte
109 Lauren bersama Zhang Kai
110 Nona Charlotte yang tetap berambisi
111 Kegelisahan David
112 Pertemuan David dengan Bargibanti
113 Janji Putri Galene
114 Berita Untuk Ratu
115 Pengobatan Zhang Kai
116 Ulasan Tabib Wlyrus
117 Sebuah Perjanjian
118 Wanita Misterius
119 Ratu Elinor
120 Kegalauan David
121 Kota Bavaria
122 Penyesalan
123 Pertemuan Dengan Raja Tarantula
124 Pertemuan Yang Indah
125 Perpisahan
126 Menyambut Kedatangan Tuan Muda
127 pangeran Caillani dan Putri Galene
128 Akhir Dari kisah
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
EXTRAORDINARY LOVE SESION 2
55
Cemburu putri Galene
56
kelemahan putri Galene
57
Penerus Aisegea
58
Kejujuran Bargibanti
59
Bersatunya dua kerajaan
60
MENGEJAR CINTA GALENE
61
Teman Baru
62
Beradaptasi dengan tempat baru
63
Laki-laki misterius
64
Ke pusat kota
65
Ajang pencarian bakat
66
Tragedi kaoliang
67
Caillani yang rakus
68
Kekacauan kamar tuan muda
69
Misi mulai berjalan
70
Sopir untuk Lauren dan Galene
71
Bola kristal
72
Bangkitnya Kerajaan Aisegea
73
Penyamaran Caillani Yang Gagal
74
Keusilan Caillani
75
Delivered Boy
76
Bau Jengkol lewat
77
Miniatur Museum Oceanography
78
Party Weekend's
79
Keturunan Tarantula
80
Siasat Lauren
81
Kelicikan Nona Charlotte
82
Racun Tarantula
83
Caillani Yang Lemah
84
Penyamaran Lauren
85
Negosiasi Zhang kai
86
Kedatangan Bargibanti
87
Upaya Penyelamatan
88
Mustika Merah Delima
89
Kematian Yamameri
90
Kemenangan Nona Charlotte
91
Rencana tertunda putri Amatheia
92
Kekejaman nona Charlotte
93
Pantai Koleacinder
94
Siasat Bargibanti
95
Nilai Cinta Suci
96
Kegilaan Nona Charlotte
97
Memasang Strategi
98
Malam Bulan Purnama
99
Kepergian Pangeran Caillani
100
Mustika jingga
101
Zhang Kai Yang Lemah
102
Menyusun Siasat
103
Penyesalan Putri Galene
104
Mutiara Hitam
105
Lauren Bercanda dengan Hiu
106
Penolakan Lauren
107
Pelarian
108
Pangeran Caillani vs Nona Charlotte
109
Lauren bersama Zhang Kai
110
Nona Charlotte yang tetap berambisi
111
Kegelisahan David
112
Pertemuan David dengan Bargibanti
113
Janji Putri Galene
114
Berita Untuk Ratu
115
Pengobatan Zhang Kai
116
Ulasan Tabib Wlyrus
117
Sebuah Perjanjian
118
Wanita Misterius
119
Ratu Elinor
120
Kegalauan David
121
Kota Bavaria
122
Penyesalan
123
Pertemuan Dengan Raja Tarantula
124
Pertemuan Yang Indah
125
Perpisahan
126
Menyambut Kedatangan Tuan Muda
127
pangeran Caillani dan Putri Galene
128
Akhir Dari kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!