17 : Berubah

Selain menjadi regu terbaik, ternyata Pia juga menjadi ketua regu tebaik. Amanda langsung bersorak heboh sambil terus bertepuk tangan. Sementara di sebelahnya, pak Samudra juga tak hentinya tersenyum sambil bertepuk tangan. Amanda pergoki, pria yang mengajaknya untuk memulai hubungan mereka itu sampai berkaca-kaca.

“Enggak usah malu, Pi! Kamu keren! Kamu hebat, ayo!” seru Amanda lantaran di dekat api unggun sana, Pia yang tengah ditanya-tanya mengenai perasaan bocah itu setelah membuat regunya menang, selain Pia yang juga menjadi ketua regu terbaik, malah kebingungan. Pia terlihat sangat tidak begitu percaya diri, padahal anak itu sangat berbakat.

Pia langsung menatap ke arah Amanda. “Makasih banyak, Mamah!” ucapnya berkaca-kaca apalagi Amanda langsung memberinya gerakan finger heart menggunakan kedua tangan.

“Bagaimana rasanya punya anak berprestasi, Pak? Sumpah aku bersyukur banget untung datang ke sini dan lihat semua ini. Candu banget!” ucap Amanda masih menjadikan Pia sebagai fokus perhatian.

“Yang jelas bangga banget!” ucap pak Samudra yang kemudian juga meminta Amanda untuk berprestasi juga agar orang tua Amanda juga bangga.

“Kayaknya ceritanya bakalan beda deh Pak kalau aku yang berprestasi. Buktinya kemarin, dua hari berturut-turut saya dapat nilai paling tinggi, sama sekali enggak ada yang ngucapin selamat. Malahan gurunya saja kayak dendam,” balas Amanda.

“Sekarang hal semacam itu enggak akan pernah terjadi lagi karena mereka tahu, kamu adik saya,” ucap pak Samudra masih menatap Amanda. “Intinya, kamu harus jadi orang hebat. Kamu harus jadi orang keren biar mereka mau lihat bahkan menghargai kamu. Karena kalau bukan siapa-siapa apalagi orang yang malah hobi bikin onar, jangankan dilihat, jangan diinjek saja untung.” Setelah berucap demikian, pak Samudra juga berkata, “Makanya banyak orang yang numpang tenar karena mereka ingin dilihat, diperhatikan, kemudian diakui.”

Amanda mendengkus pasrah. “Tiap saat dikasih ceramah kayaknya bentar lagi aku bakalan jadi orang bener!” lirihnya.

“Saya akan selalu menunggu sampai kamu siap,” ucap pak Samudra.

Amanda merasa geli mendengarnya, dan ia memberikan ekspresi wajah menjengkelkan kepada sang suami. Namun hadirnya Pia membuatnya kembali ceria dan segera memeluk bocah itu. Pia memakai dua kalung piagam sekaligus.

“Sepertinya saat ini Pia memang jadi satu-satunya alasan Amanda bahagia,” batin pak Samudra. Bersama Amanda, ia mengenalkan diri sebagai orang tua Pia kepada teman-teman anaknya itu.

“Papah mamah kamu masih muda banget. Apalagi mamah kamu kayak anak SMP!” ucap salah satu dari mereka.

“Bukan karena masih kecil, tapi ini efek kami yang awet muda!” balas Amanda.

“Orang tuanya awet muda kok anaknya tua!” ucap bocah itu lagi dan membuat yang lain tertawa.

“Tua bagaimana?” jengkel Amanda. “Mohon maaf, coba lihat baik-baik. Wajah kalian juga kelihatan sebaya, meski memang tubuh Pia sedikit lebih besar dari kalian. Alasan tubuh Pia lebih besar kan memang proses pertumbuhan. Ini masih normal. Yang enggak normal itu kalau kepala yang besar tapi tubuh kecil.”

“Setelah ini kalian jangan ejek-ejek Pia lagi, ya. Sekolah kan buat belajar, bukan buat ejek-ejekan. Kalaupun sekolah juga sambil buat cari teman, bukan berarti kalian sibuk mengejek teman yang menurut kalian enggak lebih baik dari kalian,” ucap Pak Samudra.

“Ya sudah, Mamah sama Papah sudah siapin hadiah buat Pia. Teman-teman Pia mau ikut?” sergah Amanda berusaha bersikap manis kepada teman Pia.

Semuanya kompak menggeleng dan berdalih sudah ditunggu orang tua masing-masing. Karenanya, Amanda dan pak Samudra hanya pergi bersama Pia menuju tempat parkir.

Di tempat parkir, Amanda segera menggelar tikar, sementara pak Samudra sengaja membuat bagasi mobil terbuka sempurna.

“Kita panggang-panggang pakai taflon dan kompor mini!” ucap Amanda makin ceria.

Pak Samudra yang menjadi kerap senyum karena keceriaan Amanda berkata, “Memang bisa? Saya enggak yakin kamu bisa. Sini, saya saja yang urus.”

Amanda langsung minggir, membiarkan pak Samudra mengurus semuanya. Amanda memilih mengepang dua rambut panjang Pia sambil menunggu semua daging, sosis, udang, termasuk ramen mereka matang dikerjakan oleh pak Samudra.

“Sini, aku yang aduk-aduk ramennya, Pak!” ucap Amanda bersemangat.

Ada dua kompor kecil di sana hingga mempercepat masak-masak mereka.

“Pi, lain kali kalau mereka masih gangguin kamu, kamu laporin ke Papah, ya!” ucap pak Samudra yang kemudian memberikan sepiring sosis panggangnya kepada Pia.

Walau ragu, Pia berangsur mengangguk-angguk.

“Kamu itu pinter, Pi. Kamu keren, kamu berharga, jadi jangan mau diejek-ejek apalagi kalau kamu enggak salah,” sambung Amanda yang langsung membawa kabur panci berisi ramennya.

“Ini saya enggak dikasih ramennya?” tegur pak Samudra.

Pia langsung mesem menyaksikan tingkah menggemaskan sang papah yang minta diperhatikan Amanda.

“Kita makannya di dekat Papah saja,” ucap Pia.

Amanda tak jadi mendekati Pia. Jadilah demi Pia yang terlihat langsung bahagia hanya karena melihat interaksi kedekatannya dengan pak Samudra, Amanda memberikan perhatiannya kepada pria itu. Amanda tak hanya menyuapi Pia maupun dirinya sendiri karena ia juga menyuapi pak Samudra menggunakan sumpit yang sama.

“Minggu depan kita jadi kemah sendiri?” tanya Pia yang baru saja menerima suapan daging panggang dari sang papah. Tak hanya kepadanya, sang papah juga menyuapi Amanda. Meski ketika menerima suapan dari pak Samudra, Amanda terlihat malu-malu sekaligus canggung.

“Jangan Minggu depan, nanti kalau Mamah sudah beres ujian kelulusan sekolah saja,” ucap Pia.

“Oh ya udah. Aku beneran bahagia banget!” ucap Pia.

Pak Samudra dan Amanda langsung mesem memandangi Pia.

“Besok Papah harus jemput pukul berapa?” tanya pak Samudra.

“Sebelum pukul delapan yah, Pah.” Pia langsung menerima suapan ramen dari Amanda lagi.

Menyuapi pak Samudra, lagi-lagi Amanda merasa deg-degan.

“Besok, kamu juga harus melakukan yang terbaik!” ucap pak Samudra yang kemudian menerima suapan dari Amanda. Amanda langsung tidak berani menatapnya, tapi ia sengaja memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menunjukkan rasa sayangnya. Ia menciuum kening Amanda, dan langsung mendapat lirihan ciee dari sang putri.

“Bapak, ih!” lirih Amanda sambil menatap sebal pak Samudra.

“Kenapa?” balas pak Samudra tak merasa bersalah.

Amanda langsung mendengkus sebal, tapi ia langsung membuka mulutnya ketika sumpit pak Samudra yang dihiasi potongan daging panggang, siap menyuapinya. Hanya saja tepat ketika ia akan melahapnya, daging itu malah diarahkan ke dalam mulut pak Samudra sendiri.

Dengan mulut penuh, Pia menertawakan itu. “Tumben Papah begitu? Biasanya Papah cuman diem!” ucapnya.

Detik itu juga Amanda sadar, pada kenyataannya, sebuah perubahan tidak akan pernah terjadi jika dirinya saja tidak melakukannya lebih dulu. Tidak ada yang mampu mengubah orang lain tanpa kemauan dari yang bersangkutan. Jadi, pantas papah Amanda memilih membuang Amanda karena Amanda saja tidak berubah seperti yang papahnya mau.

“Ini memang sudah saatnya. Sudah saatnya aku berubah, membuat diriku lebih dihargai. Aku harus membuat hidupku lebih berarti,” pikir Amanda.

Terpopuler

Comments

Erina Munir

Erina Munir

good Amandaa...semangaat

2024-02-17

0

adning iza

adning iza

semangat amanda ayo bangkit

2023-11-27

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

kadang yg namanya ank walaupun tau tp pura² gak ngerti hanya krn ingin diperhatikan, dan terkadang orang tua tdk sepeka itu terhadap ke inginkan anak...

2023-11-10

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Amanda Ceselia (Versi baru)
2 2 : HAH?!
3 3 : Langsung Tidur Bareng?
4 4 : Merasa Terjebak
5 5 : Guru Galak Itu Suamiku!
6 6 : Pacar Amanda?
7 7 : Pak Samudra
8 8 : Sebagian Beban Hidup Amanda
9 9 : Harus Terbiasa Sayang
10 10 : Korban Ibu Tiri yang Menjadi Ibu Tiri
11 11 : Demi Pia
12 12 : OK!
13 13 : Hukuman Tak Masuk Akal
14 14 : Kepergok
15 15 : Pacaran Dulu
16 16 : Deg-degan
17 17 : Berubah
18 18 : Amanda yang Belum Siap
19 19 : Hadiah
20 20 : Jebakan
21 21 : Dan Akhirnya ....
22 22 : Setelah Tragedi
23 23 : Orang Tua Tak Berguna
24 24 : Boleh Peluk?
25 25 : Hadiah Manis
26 26 : Bocah Ini, Istriku!
27 27 : Sisi Lain Pak Samudra
28 28 : Kabar Penangkapan Pak Edo
29 29 : Bangkit Dan Memulai Lembaran Baru
30 30 : Gengsi
31 31 : Mulai Romantis
32 32 : Gangguan Dari Miko
33 33 : Terlalu Khawatir
34 34 : Masakan Istri
35 35 : Persiapan Kencan
36 36 : Kencan
37 37 : Mendadak Disidang
38 38 : Permintaan Maaf Miko
39 39 : Permintaan Maaf yang Terlambat
40 40 : Izin
41 41 : Amanda yang Sekarang
42 42 : Suami Siaga
43 43 : Pesta Perpisahan Sekolah
44 44 : Hadiah Malam
45 45 : Sepenggal Masa Lalu Pak Samudra
46 46 : Sangat Bahagia
47 47 : Lima Tahun Berlalu
48 48 : Ikatan Antara Amanda Dan Pia
49 49 : Mendadak Liburan Rame-Rame
50 Tamat
51 Novel Baru : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
52 Novel : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
53 Novel : Serangan Balik Dokter Terbaik
54 Novel : Mendadak Menikahi Mantan
55 Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
56 Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
57 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
58 Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia (Menikahi Gadis Amnesia)
Episodes

Updated 58 Episodes

1
1 : Amanda Ceselia (Versi baru)
2
2 : HAH?!
3
3 : Langsung Tidur Bareng?
4
4 : Merasa Terjebak
5
5 : Guru Galak Itu Suamiku!
6
6 : Pacar Amanda?
7
7 : Pak Samudra
8
8 : Sebagian Beban Hidup Amanda
9
9 : Harus Terbiasa Sayang
10
10 : Korban Ibu Tiri yang Menjadi Ibu Tiri
11
11 : Demi Pia
12
12 : OK!
13
13 : Hukuman Tak Masuk Akal
14
14 : Kepergok
15
15 : Pacaran Dulu
16
16 : Deg-degan
17
17 : Berubah
18
18 : Amanda yang Belum Siap
19
19 : Hadiah
20
20 : Jebakan
21
21 : Dan Akhirnya ....
22
22 : Setelah Tragedi
23
23 : Orang Tua Tak Berguna
24
24 : Boleh Peluk?
25
25 : Hadiah Manis
26
26 : Bocah Ini, Istriku!
27
27 : Sisi Lain Pak Samudra
28
28 : Kabar Penangkapan Pak Edo
29
29 : Bangkit Dan Memulai Lembaran Baru
30
30 : Gengsi
31
31 : Mulai Romantis
32
32 : Gangguan Dari Miko
33
33 : Terlalu Khawatir
34
34 : Masakan Istri
35
35 : Persiapan Kencan
36
36 : Kencan
37
37 : Mendadak Disidang
38
38 : Permintaan Maaf Miko
39
39 : Permintaan Maaf yang Terlambat
40
40 : Izin
41
41 : Amanda yang Sekarang
42
42 : Suami Siaga
43
43 : Pesta Perpisahan Sekolah
44
44 : Hadiah Malam
45
45 : Sepenggal Masa Lalu Pak Samudra
46
46 : Sangat Bahagia
47
47 : Lima Tahun Berlalu
48
48 : Ikatan Antara Amanda Dan Pia
49
49 : Mendadak Liburan Rame-Rame
50
Tamat
51
Novel Baru : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
52
Novel : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
53
Novel : Serangan Balik Dokter Terbaik
54
Novel : Mendadak Menikahi Mantan
55
Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
56
Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
57
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
58
Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia (Menikahi Gadis Amnesia)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!