7 : Pak Samudra

Terbangun dengan tubuh yang terasa jauh lebih rileks sekaligus ringan, Amanda langsung menghela napas dalam. Di sebelahnya sudah tidak ada siapa-siapa tapi di sana seperti bekas ditempati. Belum sempat mengalihkan tatapannya dari sana, pintu kamar mandi dibuka dari dalam menyeruakkan aroma sampo sekaligus sabun mahal yang tercium sangat segar. Pak Samudra keluar dari sana dalam keadaan sudah rapi tanpa sedikit pun membagi step apalagi sengaja tebar pesona kepada Amanda.

“Memangnya sekarang jam berapa? Sudah rapi gitu?” tanya Amanda sambil menyingkirkan selimut dari tubuhnya dengan malas.

“Paling setengah tujuh kurang,” balas pak Samudra cuek. Padahal yang mendengar langsung panik. Amanda refleks loncat buru-buru membuka lemari kemudian mengambil seragamnya yang tergantung dari sana.

“Siapa yang enggak bangunin kamu? Kepalamu bisa peot andai itu terbuat dari cor-coran saking seringnya aku ngegeplak tuh kepala pakai penggaris.”

“Pakai alarm kenapa?” Amanda yang sudah nyaris masuk kamar mandi sambil kerepotan membawa pakaian ganti sekaligus handuk baru, masih sempat berkomentar.

“Telinga kamu enggak tembus dikasih alarm. Memangnya kamu pikir dari tadi tuh alarm nganggur? Kalau tuh alarm beneran mulut, sudah busuk kayaknya gara-gara teriak enggak ditanggepin. Nah bunyi lagi. Ini bukti bahwa aku sudah kasih kamu alarm cuma-cuma.”

Setelah sempat menyimak omelan pak Samudra panjang lebar, Amanda buru-buru menutup sekaligus mengunci pintu kamar mandinya. Detik itu juga ia yang tak sengaja melihat telapak kakinya mendapati keanehan dari tubuhnya. Ada koyok di kedua telapak kakinya, juga bagian tubuh lainnya.

“Apa gara-gara ini, badanku jadi rileks, ringan, dan beneran enak makanya aku bisa tidur nyenyak?” pikir Amanda sembari menatapi setiap koyok di tubuhnya. Ada yang sampai di bagian pinggang, punggung, dan juga tengkuk. “Dan semua ini, pak Samudra yang ngelakuin?” pikir Amanda lagi.

“Sepuluh menit lagi kamu belum turun juga aku tinggal!”

Suara tegas pak Samudra dari luar terdengar mengancam. Buru-buru Amanda berseru dari balik pintu yang sengaja tetap ditutup.

“Memangnya sepuluh menit lagi, mau ngapain?”

“Kamu mau sekolah, enggak? Awas saja kalau berani bolos, aku potong telinga kamu!”

“Berangkat bareng, maksudnya?”

“Kalau kamu enggak berangkat sama aku, kamu mau berangkat sama siapa? Pia sudah berangkat dari tadi apalagi hari ini dia ada lomba!” Setelah berucap demikian, pak Samudra juga berkata, “Sudah cepetan. Aku dobrak pintunya kalau kamu enggak keluar-keluar.”

Mendengar itu, Amanda langsung mendengkus kesal. “Sabar, ih!” Buru-buru ia mandi, sebelum akhirnya ia melakukan segala sesuatunya penuh kecekatan layaknya seorang ninja. Ia terus berlari dalam melakukan segala sesuatunya termasuk itu ketika akhirnya ia membonceng pada pak Samudra yang sudah menunggunya di depan gerbang rumah.

“Bekalnya dibawa buat sarapan di sekolah karena kamu belum sarapan.” Ibu Sintia ikut sibuk. Berlari membawa kotak bekal yang dibungkus kantong warna ungu.

Amanda membiarkan mamah mertua yang begitu menyayanginya itu menaruh bekal di dalam tas yang menghiasi punggungnya. “Makasih banyak, Mah!” ucap Amanda yang sampai menyalami tangan kanan ibu Sintia dengan takzim.

“Pakai helmnya yang benar,” ucap pak Samudra masih galak.

Amanda yang menyimak hanya mencebik kemudian menelan ludah tanpa balasan berarti. Bahkan semacam pegangan kepada pak Samudra saja, Amanda tidak sudi. Meski ketika pak Samudra mendadak menarik gas motornya secara spontan, Amanda yang nyaris terpental refleks mendekap pinggang pria itu sangat erat. Tubuhnya langsung menempel ke punggung pak Samudra. Lain dengan ibu Sintia yang sudah langsung sibuk mengomel ke pak Samudra, setelah sebelumnya wanita itu juga sampai menjerit.

“Nih orang sebenarnya perhatian, tapi caranya beneran bar-bar!” batin Amanda kesal. Sebelah tangannya sengaja mendorong kepala pak Samudra sekuat tenaga. Laju motor pria itu langsung agak oleng dan untungnya di sana tidak ada pengemudi lain.

Berpikir pak Samudra tidak membalas, kenyataan pria itu yang memilih jalan terjal untuk dilewati hingga Amanda yang membonceng menjadi teramat tersiksa, dirasa gadis itu menjadi balasan nyata dari sang suami.

“Bisa bawa motor enggak, sih? Kalau enggak, sini aku saja yang bawa!” omel Amanda kesakitan lantaran sampai detik ini, pak Samudra nekat memilih jalanan tak rata hanya untuk membalasnya.

“Jangan lewat jalan situ. Di sana jalannya enggak banget apalagi kalau habis hujan kayak semalam, jadi banyak kolam dadakan!” Sepanjang perjalanan, Amanda terus berteriak lantaran pak Samudra terus saja mengerjainya dengan memilih jalan berlobang atau malah terjal untuk dilewati.

“Kalau kayak gini caranya, kapan-kapan kita balapan, biar Bapak enggak pamer! Kemampuan rasa krupuk saja pamer!” oceh Amanda saking kesalnya.

Perjalanan yang harusnya terasa singkat menjadi terasa sangat lama sekaligus tersiksa untuk seorang Amanda. Di tempat parkir sekolah, suaminya itu menurunkannya dengan aman. Malahan, pak Samudra sampai membantunya membuka helm karena sekadar menulis saja, Amanda jadi melakukannya dengan tangan kiri.

“Saya paling enggak suka sama wanita berisik!” tegas Samudra setelah menarik paksa helmnya kala melepasnya dari kepala Amanda.

“Dan saya tidak pernah berharap Bapak menyukai saya! Ingat, sekadar berharap pun tidak!” kesal Amanda sambil merapikan rambutnya yang menjadi awut-awutan.

Melalui lirikan, Amanda masih memperhatikan pak Samudra yang terlihat begitu kesal kepadanya.

“Kita lihat saja apa yang terjadi nanti,” sergah pak Samudra sambil membawa kedua helm bekasnya dan juga Amanda. Ia melangkah lebih dulu menerobos Amanda.

Amanda yang merasa makin kesal, mendengkus kemudian melipir ke tembok sebelah. Setelah yakin pak Samudra tidak ada, Amanda yang kerap menatap lorong menuju lorong ruang guru, buru-buru lari menuju gerbang sekolah. Namun ketika Amanda balik badan dan siap kabur pergi dari sekolah, pak Samudra sudah berdiri di pinggir gerbang.

“Mau ngapain? Bolos? Tawuran? Balap liar?” sindir pak Samudra yang bahkan masih menenteng dua buah helmnya.

Amanda melirik takut suaminya.

“Saya geprek kamu pakai dua helm sekaligus kalau kamu berani bolos-bolos lagi!” lanjut pak Samudra. “Sudah sana masuk kelas!” omelnya lagi.

Walau Amanda terlihat ketakutan, pak Samudra yakin gadis itu masih akan berusaha melarikan diri dari aktivitas sekolah. Entah apa yang sebenarnya Amanda cari dari kesibukan tak terpujinya. Pak Samudra sampai merasa tak habis pikir. Kecuali jika alasan Amanda bolos itu untuk nongkrong semacam bersenang-senang atau menghabiskan uang.

“Dia beneran cuma buat semacam tawuran sama balap liar. Hobi banget setor nyawa tuh anak!” keluh pak Samudra. “Tapi pas aku seusia dia, aku lebih parah sih,” batinnya lagi. Di depan sana, Amanda yang terus melangkah buru-buru sambil sesekali menoleh kepadanya, mendadak menjulurkan lidah dan jelas tengah meledeknya.

“Tuh anak ya!” lirih pak Samudra yang kemudian menghela napas dalam. “Dia istriku, dan aku bakalan selalu momong dia kalau begini keadaannya!”

“Istri? Pak Samudra sudah menikah? Menikah sama dia? Dia siapa?” ucap seseorang dari belakang. Seseorang yang sangat pak Samudra hafal walau pak Samudra baru beberapa hari ada di sana. Benar, itu Miko.

Terpopuler

Comments

Erina Munir

Erina Munir

wahh miko denger

2024-02-16

0

adning iza

adning iza

satpammu skarag 24jam manda😁😁😁😁

2023-11-27

0

Raffa

Raffa

asli ngakak tor top banget pokoknya 👍👍

2023-11-16

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Amanda Ceselia (Versi baru)
2 2 : HAH?!
3 3 : Langsung Tidur Bareng?
4 4 : Merasa Terjebak
5 5 : Guru Galak Itu Suamiku!
6 6 : Pacar Amanda?
7 7 : Pak Samudra
8 8 : Sebagian Beban Hidup Amanda
9 9 : Harus Terbiasa Sayang
10 10 : Korban Ibu Tiri yang Menjadi Ibu Tiri
11 11 : Demi Pia
12 12 : OK!
13 13 : Hukuman Tak Masuk Akal
14 14 : Kepergok
15 15 : Pacaran Dulu
16 16 : Deg-degan
17 17 : Berubah
18 18 : Amanda yang Belum Siap
19 19 : Hadiah
20 20 : Jebakan
21 21 : Dan Akhirnya ....
22 22 : Setelah Tragedi
23 23 : Orang Tua Tak Berguna
24 24 : Boleh Peluk?
25 25 : Hadiah Manis
26 26 : Bocah Ini, Istriku!
27 27 : Sisi Lain Pak Samudra
28 28 : Kabar Penangkapan Pak Edo
29 29 : Bangkit Dan Memulai Lembaran Baru
30 30 : Gengsi
31 31 : Mulai Romantis
32 32 : Gangguan Dari Miko
33 33 : Terlalu Khawatir
34 34 : Masakan Istri
35 35 : Persiapan Kencan
36 36 : Kencan
37 37 : Mendadak Disidang
38 38 : Permintaan Maaf Miko
39 39 : Permintaan Maaf yang Terlambat
40 40 : Izin
41 41 : Amanda yang Sekarang
42 42 : Suami Siaga
43 43 : Pesta Perpisahan Sekolah
44 44 : Hadiah Malam
45 45 : Sepenggal Masa Lalu Pak Samudra
46 46 : Sangat Bahagia
47 47 : Lima Tahun Berlalu
48 48 : Ikatan Antara Amanda Dan Pia
49 49 : Mendadak Liburan Rame-Rame
50 Tamat
51 Novel Baru : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
52 Novel : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
53 Novel : Serangan Balik Dokter Terbaik
54 Novel : Mendadak Menikahi Mantan
55 Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
56 Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
57 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
58 Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia (Menikahi Gadis Amnesia)
Episodes

Updated 58 Episodes

1
1 : Amanda Ceselia (Versi baru)
2
2 : HAH?!
3
3 : Langsung Tidur Bareng?
4
4 : Merasa Terjebak
5
5 : Guru Galak Itu Suamiku!
6
6 : Pacar Amanda?
7
7 : Pak Samudra
8
8 : Sebagian Beban Hidup Amanda
9
9 : Harus Terbiasa Sayang
10
10 : Korban Ibu Tiri yang Menjadi Ibu Tiri
11
11 : Demi Pia
12
12 : OK!
13
13 : Hukuman Tak Masuk Akal
14
14 : Kepergok
15
15 : Pacaran Dulu
16
16 : Deg-degan
17
17 : Berubah
18
18 : Amanda yang Belum Siap
19
19 : Hadiah
20
20 : Jebakan
21
21 : Dan Akhirnya ....
22
22 : Setelah Tragedi
23
23 : Orang Tua Tak Berguna
24
24 : Boleh Peluk?
25
25 : Hadiah Manis
26
26 : Bocah Ini, Istriku!
27
27 : Sisi Lain Pak Samudra
28
28 : Kabar Penangkapan Pak Edo
29
29 : Bangkit Dan Memulai Lembaran Baru
30
30 : Gengsi
31
31 : Mulai Romantis
32
32 : Gangguan Dari Miko
33
33 : Terlalu Khawatir
34
34 : Masakan Istri
35
35 : Persiapan Kencan
36
36 : Kencan
37
37 : Mendadak Disidang
38
38 : Permintaan Maaf Miko
39
39 : Permintaan Maaf yang Terlambat
40
40 : Izin
41
41 : Amanda yang Sekarang
42
42 : Suami Siaga
43
43 : Pesta Perpisahan Sekolah
44
44 : Hadiah Malam
45
45 : Sepenggal Masa Lalu Pak Samudra
46
46 : Sangat Bahagia
47
47 : Lima Tahun Berlalu
48
48 : Ikatan Antara Amanda Dan Pia
49
49 : Mendadak Liburan Rame-Rame
50
Tamat
51
Novel Baru : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
52
Novel : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
53
Novel : Serangan Balik Dokter Terbaik
54
Novel : Mendadak Menikahi Mantan
55
Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
56
Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
57
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
58
Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia (Menikahi Gadis Amnesia)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!