Aaa... Ganteeeng!

Istirahat kedua baru zha beranjak ke kantin. Ia memilih kantin yang ada diatas dengan suasanya indahnya, memesan sebuah makanan yang cukup berat disana bersama dinda. Karena memang hanya dinda yang mau menemaninya saat ini. "Kamu makan ini semua abis?" tanya dinda yang kagum melihat posri zha saat itu.

"Abis, kenapa?"

"Aku... Aku bukan mau apa-apa. Tapi, disini menunya mahal, apalagi dengan menu yang kamu pesan," Dinda seperti ragu untuk mengatakannya, karena ia takut jika zha akan tersinggung. Namun, untungnya zha bukan tipe yang gampang tersinggung seperti itu. Dan ia justru hanya tersenyum menawarkan semua makanan itu untuk dinda.

Dinda adalah sosok yang ramah, zha akui itu. Tapi ia penakut, mungkin karena ia masuk ke strata rendah dibanding mereka yang ada disana. Ia hanya anak seorang sekretaris, dengan gaji dibawah dengan setiap anak yang ada disana, yang rata-rata ayahnya adalah Direktur, pejabat, dan pengusaha. Dinda saja masuk kesana karena beasiswa, dan modal nekat kepercayaan dari ayahnya.

Mendadak hp zha berdering. Sebuah keajaiban ketika om edo menghubungi, dan zha segera mengangkatnya didepan dinda. "Ya, Om?" sapa zha padanya.

"Kau, sedang apa?" Om edo berbasa basi untuk bertanya.

"Zha lagi makan. Disini makanannya enak, om. Om udah makan? Nanti maghnya kumat loh,"

"Ya, sebentar lagi. Bagaimana sekolahmu?" Om edo kembali bertanya mengenai perkembangan zha disana. Zha jujur, karena memang semua lancer dan tak ada kendala sama sekali dihari pertama sekolahnya.

Zh bahkan tak segan memperkenalkan teman barunya pada om edo yang sejak tadi mendengar dari sana. Om edo diam, terus mendengar semua racauan ara dengan begitu tenangnya meski ia sendiri tengah mengunyah makanan dimulutnya.

"Om, ada apa?" Zha kembali bertanya.

"Tidak... Hanya ingin tahu kabar darimu," jawab om edo, yang kemudian segera mematikan teleponnya.

"Ya, mati..." ucap zha yang kemudian melanjutkan makan siangnya.

Om edo menggenggam kuat hp ditangan, begitu kuat hingga memperlihatkan semua uratnya. Ia menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya kembali, yang entah kenapa terasa sakit jika berbicara pada zha dalam keadaan yang seperti ini. Ya, jantungnya terasa nyeri dan sesak kembali.

Sreek!

Bahkan tubuh om edo terhuyung kebelakang, untung saja menabrak meja meski sedikit nyeri dibagian belakangnya. Dasi yang dipakai ia longgarkan, berusaha agar tak meraih obat yang ada dilaci dan menenangkan dirinya sendiri.

"Loh, Tuan... Anda kenapa?" tanya sang sekeretaris yang masuk kedalam ruangan. Ia dengan segera meraih tubuh bosnya itu dan membawanya duduk dikursi, membuka sedikit kemeja bagian atasnya agar lega dan memberikan air putih yang selalu tersedia. Nyaris saja memberikan obat penenang, jika om edo tak mencekal tangannya.

"Aku tak apa," ucap om edo dengan nada yang cukup lemah.

Sekretaris itu segera mendinginkan ac karena om edo mulai berkeringat, dan bahkan menambah dengan kibasan kertas yang ada ditangannya. "Tuan pusing lagi? Apa harus saya_"

"Tidak, pergilah..."

"Saya hanya mau menyerahkan beberapa dokumen pada Anda," sambung sekeretaris itu padanya.

Om edo menghela napas lagi, sedikit lebih panjang dari sebelumnya, pertanda jika ia Sudah benar-benar lega. Dan ia meraih dokumen itu untuk segera ia baca. "Pergilah," titah om edo pada sekretarisnya.

Wanita itu begitu patuh, hingga akhirnya mengangguk dan keluar. Tapi segera menghubungi om yan usai tiba diruanganya. Saat itu om yan bertanya, apa saja yang baru om edo lakukan sebelumnya. "sepertinya, baru saja menelpon nona zha," jawab Wanita itu dalam laporan yang ia berikan.

"Baiklah, terima kasih..." Om yan kemudian menutup teleponnya saat itu.

Ia membuka helm yang ia pakai, lalu berjalan lemah menuju ruang istirahat sembari terus mengawasi semua anak buahnya yang tengah bekerja. Ia merenungkan sahabatnya yang masih seperti ini, padahal sudah beberapa hari setelah seto pergi meninggalkannya. Ia masih saja terjebak dalam semua rasa bersalah, padahal taka da sama sekali menyalahkan dirinya ata meninggalnya sang sahabat.

"Kau kenapa, Do? Kenapa jadi seperti ini? Kau tahu, jika aku tak bisa mengawasimu seperti dulu lagi. Aku menggantikan seto saat ini," gumamnya ditengah kebingungan yang ada.

Dan memang benar, jika om yan saat ini tengah menggantikan posisi ayah zha ditambang. Padahal ia seharusnya ada dikantor sebagai wakil direktur yang bertugas mengurus om edo dan mewakilinya kemanapun berada. Mereka dalam posisi sulit, karena bagian ayah zha juga tak mudah untuk mencari penggantinya.

Tapi, om yan saat itu tak menghubungi sahabatnya secara langsung. Ia hanya meminta pada seluruh staf yang ada dikantor sana untuk terus mengawasi om edo bagaimanapun caranya, dan harus segera lapor akan apapun yang terjadi disana.

"Mungkin lusa, aku akan kesana..." ucap om edo yang langsung dituruti mereka semua.

**

"Zha," panggil Zavan pada zha, yang saat ini tengah duduk merenung menunggu jemputannya.

"Ya, Kak... Ada apa?" tanya zha yang berusaha bersikap ramah padanya. Saat itu zha juga tengah asyik memainkan hp usai menelpon wika jika ia telah keluar dari kelasnya

"Kau belum pulang? Nunggu jemputan?"

"Ya, Zha tunggu Om jek sama kak wika. Katanya sebentar lagi sampai. Kenapa?" Zha akhirnya menoleh ketika kembali melempar pertanyaan.

Saat itu zavan duduk, ia melipat kaki dan bersandar ditiang besar yang ada. Ia bahkan meraih cerutunya, tanpa sungkan dan tanpa rasa takut sama sekali mengisapnya didepan zha. Gadis itu hanya membulatkan mata, tapi ia juga tak berani menegurnya.

"Kau kaget? Kau tak pernah melihat pria merokok?" lucu van ketika melihat ekspresi zha padanya.

"Ayah zha, meroko. Om zha semuanya juga meroko sih. Tapi, kan kita Sekarang ada disekolah. Bukannya ngga boleh?" tanya zha padanya.

"Adakah yang berani melarangku? Bahkan mereka yang kadang memarahi saja tak pernah berani menghukumku. Kau tak menghukum ayahmu?" Zha menggelengkan kepalanya. Wajah cantik itu seketika memudar tertunduk lesu dan tampak pilu. Van tahu apa maksudnya, dan berhenti tersenyum seketika.

"Maaf," ucap Van yang segera mematikan cerutunya.

"Kenapa dimatiin? Ngga papa kok, zha udah biasa."

"Tidak... Kau tak suka, maka aku mematikannya." Ucapan sederhana, tapi entah kenapa membuat zha terkesima. Tertunduk dan tersipu malu melihat senyum manis van padanya.

"Aaaaaa... Ganteng," 

Terpopuler

Comments

ꪶꫝ𝐀⃝🥀🍁senjaᴳ᯳ᷢᏦ͢ᮉ᳟ଓε⒋ⷨ͢⚤❣️

ꪶꫝ𝐀⃝🥀🍁senjaᴳ᯳ᷢᏦ͢ᮉ᳟ଓε⒋ⷨ͢⚤❣️

cakepan mana zha om beku atau zavan☺

2023-04-01

1

CANTIKA

CANTIKA

zha km pilih yg mana nih,om ganteng apa bronis😂.aku terserah author sajalah meletakkan jodohnya kmn😇

2023-03-07

0

Susi saswita kunum

Susi saswita kunum

penesirin jangan2 Aaa..ganteng zhavan memang kakak zha beneran ini anak ibunya zha dengan suami baru🤔🤔🤔,,,ou...zha om beku mau dikemanain tu,,kayanya udah ada rasa rasa tu si om tapi dia belum menyadarinya

2023-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Jangan menangis Zha
2 Ayah, dinginkah?
3 Dia hanya anak kecil.
4 Apakah, zha adalah penebus hutang?
5 Aku tahu semua tentangmu
6 Lagi-lagi menangis
7 Zha dapat teman baru
8 Kesayangan Om Yan
9 Kalian ngapain?
10 Om Edo yang tak terbantahkan.
11 Ketangkap basah
12 Om Jahat!!
13 Tanggung jawabku besar padamu
14 Sekolah baru Zha
15 Zhavan
16 Ada apa dengan Om Edo?
17 Balikin hp Zha, Om.
18 Hari pertama masuk sekolah baru.
19 Dia mirip seperti mamanya
20 Aaa... Ganteeeng!
21 Zha ingin bertemu mama.
22 Kau suka pria lemah?
23 Di kompres, bukan di rendem.
24 Perhatian Van pada zha.
25 Bukan tidak, tapi belum
26 Diam tapi masih perhatian
27 Simpenan om om!
28 Apakah kita kencan?
29 Memaafkan, tapi tak lupa
30 Diam tapi perhatian
31 Insiden disekolah
32 Van tentang Dinda
33 Firasat
34 Sudah bisa tertawa?
35 Trauma Van pada perempuan
36 Alah Emboh!
37 Antara Dinda dan Zavan
38 Aku bukan orang tua Zha
39 Dia masih bisa memilih
40 Zha belum milik siapapun
41 Zha Tantrum
42 Prom night
43 Kalian kenapa sih?
44 Janji Om Yan
45 Astaga, semarah itu kah?
46 Dijilat dulu, baru dimasukin
47 Aku ingin membahagiakanmu
48 Zha pengen punya pacar!
49 Kau sudah lama di bully?
50 Aku titip zha padamu,
51 Kepergok
52 Izin ke prom night.
53 Zha, Van dan Dinda
54 Serakah!
55 Tak mau mendengarkan penjelasan
56 Om ngga percaya sama zha?
57 Penjelasan Van dan siapa dinda.
58 Dinda oh Dinda
59 Zhavira Vs Dinda
60 Om Edo, bukanlah Om Yan
61 I Love You Om edo
62 Aku mencintaimu, Zha.
63 Kenapa dia datang?
64 Aku mau Dia!
65 Resmi pacaran
66 Malam minggu
67 Kepergok pacaran
68 My first kiss
69 Kita putus!
70 Wedding Om yan dan Wika
71 Rebutan hak atas Zhavira
72 Aku juga ingin membuatmu bahagia
73 Maafin zha,
74 Kencan dengan Om Om
75 Papa Bear
76 Van dan Janji mama ana
77 Harusnya kita sekutu
78 Mama ana yang tak pernah menyerah
79 Astaga, Mama!!
80 Pertarungan dimulai.
81 Zha bukan anak kecil!!
82 Ikut Mama
83 Rumah baru untuk zha
84 Zha vs Mama
85 Papa Sambodo
86 Kenapa berbeda, Zha?
87 Tak akan rela
88 Pertemuan, mukbang
89 Berusaha menepis kenyataan
90 Larangan, adalah alasan untuk pergi
91 Zha, Aku kakakmu!
92 Singkat tapi nikmat
93 Kabur dari kencan
94 Maafkan Aku, Zha.
95 Wajah asli mama ana
96 Membawa Zha
97 Aku tak mau menjadi kakakmu
98 Siapa Kau?
99 Taktik om edo dan Lidya.
100 Aku menginginkanmu.
101 Janji Lidya
102 Honey moon
103 Mencari Zavan
104 Mama ana vs Lidya
105 Kedatangan Van
106 Permintaan maaf Van
107 Satu tahun kemudian
108 Welcome Lidya
109 Bye sayang
110 Demit!
111 Pemberhentian darurat
112 Nethink
113 Belum kapok, Ma?
114 Will You Marrie Me?
115 Full service
116 Firasat buruk
117 Kenapa sih?
118 Jadi suami serba salah
119 Perhatian semua orang
120 Sebelum pergi ke pesta
121 Dimana Dia?
122 Mama Ana dan Vina
123 Zha menjadi sandera mama
124 Anak Syurga
125 Janji bahagia untuk zha
126 Terima kasih
127 Ngidam bau suami
128 Manjanya bumil
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Jangan menangis Zha
2
Ayah, dinginkah?
3
Dia hanya anak kecil.
4
Apakah, zha adalah penebus hutang?
5
Aku tahu semua tentangmu
6
Lagi-lagi menangis
7
Zha dapat teman baru
8
Kesayangan Om Yan
9
Kalian ngapain?
10
Om Edo yang tak terbantahkan.
11
Ketangkap basah
12
Om Jahat!!
13
Tanggung jawabku besar padamu
14
Sekolah baru Zha
15
Zhavan
16
Ada apa dengan Om Edo?
17
Balikin hp Zha, Om.
18
Hari pertama masuk sekolah baru.
19
Dia mirip seperti mamanya
20
Aaa... Ganteeeng!
21
Zha ingin bertemu mama.
22
Kau suka pria lemah?
23
Di kompres, bukan di rendem.
24
Perhatian Van pada zha.
25
Bukan tidak, tapi belum
26
Diam tapi masih perhatian
27
Simpenan om om!
28
Apakah kita kencan?
29
Memaafkan, tapi tak lupa
30
Diam tapi perhatian
31
Insiden disekolah
32
Van tentang Dinda
33
Firasat
34
Sudah bisa tertawa?
35
Trauma Van pada perempuan
36
Alah Emboh!
37
Antara Dinda dan Zavan
38
Aku bukan orang tua Zha
39
Dia masih bisa memilih
40
Zha belum milik siapapun
41
Zha Tantrum
42
Prom night
43
Kalian kenapa sih?
44
Janji Om Yan
45
Astaga, semarah itu kah?
46
Dijilat dulu, baru dimasukin
47
Aku ingin membahagiakanmu
48
Zha pengen punya pacar!
49
Kau sudah lama di bully?
50
Aku titip zha padamu,
51
Kepergok
52
Izin ke prom night.
53
Zha, Van dan Dinda
54
Serakah!
55
Tak mau mendengarkan penjelasan
56
Om ngga percaya sama zha?
57
Penjelasan Van dan siapa dinda.
58
Dinda oh Dinda
59
Zhavira Vs Dinda
60
Om Edo, bukanlah Om Yan
61
I Love You Om edo
62
Aku mencintaimu, Zha.
63
Kenapa dia datang?
64
Aku mau Dia!
65
Resmi pacaran
66
Malam minggu
67
Kepergok pacaran
68
My first kiss
69
Kita putus!
70
Wedding Om yan dan Wika
71
Rebutan hak atas Zhavira
72
Aku juga ingin membuatmu bahagia
73
Maafin zha,
74
Kencan dengan Om Om
75
Papa Bear
76
Van dan Janji mama ana
77
Harusnya kita sekutu
78
Mama ana yang tak pernah menyerah
79
Astaga, Mama!!
80
Pertarungan dimulai.
81
Zha bukan anak kecil!!
82
Ikut Mama
83
Rumah baru untuk zha
84
Zha vs Mama
85
Papa Sambodo
86
Kenapa berbeda, Zha?
87
Tak akan rela
88
Pertemuan, mukbang
89
Berusaha menepis kenyataan
90
Larangan, adalah alasan untuk pergi
91
Zha, Aku kakakmu!
92
Singkat tapi nikmat
93
Kabur dari kencan
94
Maafkan Aku, Zha.
95
Wajah asli mama ana
96
Membawa Zha
97
Aku tak mau menjadi kakakmu
98
Siapa Kau?
99
Taktik om edo dan Lidya.
100
Aku menginginkanmu.
101
Janji Lidya
102
Honey moon
103
Mencari Zavan
104
Mama ana vs Lidya
105
Kedatangan Van
106
Permintaan maaf Van
107
Satu tahun kemudian
108
Welcome Lidya
109
Bye sayang
110
Demit!
111
Pemberhentian darurat
112
Nethink
113
Belum kapok, Ma?
114
Will You Marrie Me?
115
Full service
116
Firasat buruk
117
Kenapa sih?
118
Jadi suami serba salah
119
Perhatian semua orang
120
Sebelum pergi ke pesta
121
Dimana Dia?
122
Mama Ana dan Vina
123
Zha menjadi sandera mama
124
Anak Syurga
125
Janji bahagia untuk zha
126
Terima kasih
127
Ngidam bau suami
128
Manjanya bumil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!