Balikin hp Zha, Om.

"Kok murung? Bukannya zha mau hp baru?" tanya wika dalam perjalanan pulang keduanya.

Ya, mereka pulang dari toko gadget, dan zha baru saja mendapat hp baru yang lebih canggih dari sebelumnya. Tapi ia justru murung dan diam selama perjalan mereka yang panjang itu, "Zha maunya hp itu. Disana ada foto ayah sama zha, bahkan wakktu malam sebelum ayah meninggal." Jawab gadis itu dengan wajah sendunya.

Wika kembali memijat kepala. Ia tak pernah tega jika zha membahas itu lagi didepan matanya, dan ia juga sedih melihat zha yang kembalii larut dalam sedihnya. Ia ingin zha yang kembali ceria meski mungkin harus beradu lagi dengan om bekunya.

"Nanti kita pindah saja data dari sana kesini. Kami hanya mau lihat kamu sesuai dengan mereka yang ada disana nanti, supaya kamu ngga dibully sama mereka semua." Terang wika padanya.

Tapi zha tetap menggeleng. Demi apapun ia tetap ingin hp lamanya itu kembali, "Zha mau mohon sama om deh, supaya om kasih hpnya balik ke zha," jawabnya dengan antusias dan mengusap air matanya seketika. "Lagian, kalau Cuma dibully zha bisa lawan. Zha bukan gadis cengeng kok."

Wika hanya ternganga melihatnya. Antara heran, dan tak percaya dengan cepatnya perubahan sikap zha saat itu didepan mata. Bahkan zha meminta agar hari ini zha dibawa untuk menemui om edo dengan segera dimanapun ia berada. "Zha ngga capek?" tanya wika padanya. Tapi zha menggelengkan kepala. Asal sudah makan siang maka capek itu bukan hal besar baginya.

Wika akhinrya pasrah dengan segala permohonan zha padanya. Ia membawa zha ke kantor om edo agar segera bertemu dan menyelesaikan semua permasalahan mereka hari ini juga. Ia tak ingin mereka perang dingin lagi setelah ini dan bisa membuat seisi rumah pusing tujuh keliling akibat keduanya.

Mereka tiba dikantor megah itu. Zha ternganga, melihat dan mendapati jika itu adalah tempat dimana ayahnya bekerja selama ini untuk menafkahinya. Andai uang ayah tak dipakai untuk membayar hutang peninggalan mama zha, pasti mereka sudah kaya raya, karena tak mungkin gaji ayah kecil ketika bekerja dikantor sebesar itu.

"Wuaaa," kagum zha, yang masuk diiringi wika yang slulu ada bersamanya.

Wika segera mengetuk pintu ruangan bosnya, dan segera masuk ketika tak mendapat jawaban. Dan benar, jika saat itu om edo tengah memejamkan mata dengan begitu lelapnya.

"Om edo," panggil zha dengan suara lembutnya.

Om edo saat itu masih memejamkan mata. Ia merasa bayang-bayang zha saja yang muncul kedalam mimpinya, dan ia berusaha mengusir itu semua. Ia masih diam, berucap dalam hati agar zha segera pergi dan tak mengganggunya kali ini. Tapi suara itu makin lama makin jelas terdengar dalam telinganya, meneror terus mengelilingi isi kepala.

Hingga terasa guncangan ditubuh kekar itu, dan pada akhirnya ia terpaksa membuka mata saat itu juga. "Astaga!" Betapa terkejut om edo ketika benar-benar melihat zha tersenyum didepan mata menjadi orang pertama yang ia lihat ditidur siangnya. Ia bahkan tersentak, dan langsung menghindari zha saat itu juga.

"Om kenapa? Lebay," celetuk zha padanya.

"Bisakah tak mengagetkanku? Ada apa?" tanya om edo padanya.

"Zha mau meminta sesuatu, boleh?"

"Apa?" Suara dingin dan datar om edo kembali terdengar keluar dari mulutnya. Ia juga segera meraig sebatang cerutu dan menyalakannya.

Zha mengeluarkan hp baru yang ia beli, saat itu wika pamit karena ingin memberi kedua orang itu kesempatan untuk menyelesaikan permasalahan diantara mereka. Meski ia juga tak yakin, dan mungkin harus kembali beberapa saat lagi untuk kembali menjadi penengah diantara keduanya.

"Zha, mau hp zha yang lama aja. Zha mau kenangan ayah dan zha yang ada disana," ucap zha yang kembali menyerahkan hp barunya pada om edo.

"Bodoh,"

"Om boleh bilang apa aja tentang zha. Zha memang bodoh, nakal dan mungkin bagi om menyebalkan. Tapi kalau urusan dengan semua kenangan zha tentang ayah, zha selalu serius." Jawab zha, yang memang saat itu memperlihatkan keseriusan dari tatapan matanya.

"Memohonlah... Aku ingin lihat, bagaimana caramu memohon padaku." Om edo justru menantang zha agar benar-benar melakukannya.

Saat itu zha memanyunkan bibir, mendengkus kesal dengan tantangan om edo tanpa belas kasihann sama sekali padanya. Bagai pria tak punya hati, yang bahkan menyuruh anak kecil memohon untuk meminta hpnya kembali. Padahal zha sudah benar-benar serius dengan ucapannya saat ini, apalagi membawa nama sang ayah dengan segala kenangan yang ada didalamnya.

Om edo santai, berdiri dan terus menghisap dua benda yang diapit diantara kedua jarinya saat itu. Ia menunggu bagaimana cara zha memohon untuk memperoleh haknya kembali, asal dengan cara yang baik menurutnya.

"Huaaa!!!" Zha justru meraung dan menangis lagi didepan matanya.

"Bisakah kau tak menangis? Kau harusnya sudah mulai belajar dewasa zha,"

"Engga! Ngga bisa kalau ngga nangis. Kan zha udah bilang, kalau itu semua adalah kenangan dari ayah!" pekik zha sejadi-jadinya. Ia bahkan meraih jas om edo agar mendekat, dan ia memeluk pinggangnya dengan begitu erat.

"Om, balikin hp zha... Zha mohon," rengeknya dengan air mata yang berderai membasahi pipi. Entah bagaimana pusingnya om edo saat ini, yang ingin rasanya memiting kembali gadis itu dan melemparnya keluar dari ruangan yang baru saja membuatnya tenang.

"Zha!!" bentak om edo. Tapi zha justru mengusel kepalaya disana, tepat didepah bagian perut om edo yang Ia peluk.

"Zha, lepas. Lepas sebelum ada yang berfikir aneh tentang kita berdua saat ini." Om edo meraih kepala zha dan berusaha melepaskan dari tubuhnya.

"Arrghh! Om sakit!"

"Apalagi? Makanya ku bilang lepas, zha."

"Jangan, Om. Ini sakit, rambut zha nyangkut di kancing om," 

Terpopuler

Comments

Erina Situmeang

Erina Situmeang

sungguh zha yg unik😂😂😂😂

2023-05-03

0

ꪶꫝ𝐀⃝🥀🍁senjaᴳ᯳ᷢᏦ͢ᮉ᳟ଓε⒋ⷨ͢⚤❣️

ꪶꫝ𝐀⃝🥀🍁senjaᴳ᯳ᷢᏦ͢ᮉ᳟ଓε⒋ⷨ͢⚤❣️

🤣🤣🤣 tadinya kasian tapi akhirnya ngakak juga.kelakuan zha bener2 bikin ngakak.auto pusing tuh om edo🤦‍♀️😂

2023-04-01

2

Susi saswita kunum

Susi saswita kunum

ajaib sekali ya om dari mimpi kebawa nyata,dikira bayang bayang zha ada dimana mana eh ternyata beneran ada didepan mata😁🤣🤣

2023-03-05

3

lihat semua
Episodes
1 Jangan menangis Zha
2 Ayah, dinginkah?
3 Dia hanya anak kecil.
4 Apakah, zha adalah penebus hutang?
5 Aku tahu semua tentangmu
6 Lagi-lagi menangis
7 Zha dapat teman baru
8 Kesayangan Om Yan
9 Kalian ngapain?
10 Om Edo yang tak terbantahkan.
11 Ketangkap basah
12 Om Jahat!!
13 Tanggung jawabku besar padamu
14 Sekolah baru Zha
15 Zhavan
16 Ada apa dengan Om Edo?
17 Balikin hp Zha, Om.
18 Hari pertama masuk sekolah baru.
19 Dia mirip seperti mamanya
20 Aaa... Ganteeeng!
21 Zha ingin bertemu mama.
22 Kau suka pria lemah?
23 Di kompres, bukan di rendem.
24 Perhatian Van pada zha.
25 Bukan tidak, tapi belum
26 Diam tapi masih perhatian
27 Simpenan om om!
28 Apakah kita kencan?
29 Memaafkan, tapi tak lupa
30 Diam tapi perhatian
31 Insiden disekolah
32 Van tentang Dinda
33 Firasat
34 Sudah bisa tertawa?
35 Trauma Van pada perempuan
36 Alah Emboh!
37 Antara Dinda dan Zavan
38 Aku bukan orang tua Zha
39 Dia masih bisa memilih
40 Zha belum milik siapapun
41 Zha Tantrum
42 Prom night
43 Kalian kenapa sih?
44 Janji Om Yan
45 Astaga, semarah itu kah?
46 Dijilat dulu, baru dimasukin
47 Aku ingin membahagiakanmu
48 Zha pengen punya pacar!
49 Kau sudah lama di bully?
50 Aku titip zha padamu,
51 Kepergok
52 Izin ke prom night.
53 Zha, Van dan Dinda
54 Serakah!
55 Tak mau mendengarkan penjelasan
56 Om ngga percaya sama zha?
57 Penjelasan Van dan siapa dinda.
58 Dinda oh Dinda
59 Zhavira Vs Dinda
60 Om Edo, bukanlah Om Yan
61 I Love You Om edo
62 Aku mencintaimu, Zha.
63 Kenapa dia datang?
64 Aku mau Dia!
65 Resmi pacaran
66 Malam minggu
67 Kepergok pacaran
68 My first kiss
69 Kita putus!
70 Wedding Om yan dan Wika
71 Rebutan hak atas Zhavira
72 Aku juga ingin membuatmu bahagia
73 Maafin zha,
74 Kencan dengan Om Om
75 Papa Bear
76 Van dan Janji mama ana
77 Harusnya kita sekutu
78 Mama ana yang tak pernah menyerah
79 Astaga, Mama!!
80 Pertarungan dimulai.
81 Zha bukan anak kecil!!
82 Ikut Mama
83 Rumah baru untuk zha
84 Zha vs Mama
85 Papa Sambodo
86 Kenapa berbeda, Zha?
87 Tak akan rela
88 Pertemuan, mukbang
89 Berusaha menepis kenyataan
90 Larangan, adalah alasan untuk pergi
91 Zha, Aku kakakmu!
92 Singkat tapi nikmat
93 Kabur dari kencan
94 Maafkan Aku, Zha.
95 Wajah asli mama ana
96 Membawa Zha
97 Aku tak mau menjadi kakakmu
98 Siapa Kau?
99 Taktik om edo dan Lidya.
100 Aku menginginkanmu.
101 Janji Lidya
102 Honey moon
103 Mencari Zavan
104 Mama ana vs Lidya
105 Kedatangan Van
106 Permintaan maaf Van
107 Satu tahun kemudian
108 Welcome Lidya
109 Bye sayang
110 Demit!
111 Pemberhentian darurat
112 Nethink
113 Belum kapok, Ma?
114 Will You Marrie Me?
115 Full service
116 Firasat buruk
117 Kenapa sih?
118 Jadi suami serba salah
119 Perhatian semua orang
120 Sebelum pergi ke pesta
121 Dimana Dia?
122 Mama Ana dan Vina
123 Zha menjadi sandera mama
124 Anak Syurga
125 Janji bahagia untuk zha
126 Terima kasih
127 Ngidam bau suami
128 Manjanya bumil
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Jangan menangis Zha
2
Ayah, dinginkah?
3
Dia hanya anak kecil.
4
Apakah, zha adalah penebus hutang?
5
Aku tahu semua tentangmu
6
Lagi-lagi menangis
7
Zha dapat teman baru
8
Kesayangan Om Yan
9
Kalian ngapain?
10
Om Edo yang tak terbantahkan.
11
Ketangkap basah
12
Om Jahat!!
13
Tanggung jawabku besar padamu
14
Sekolah baru Zha
15
Zhavan
16
Ada apa dengan Om Edo?
17
Balikin hp Zha, Om.
18
Hari pertama masuk sekolah baru.
19
Dia mirip seperti mamanya
20
Aaa... Ganteeeng!
21
Zha ingin bertemu mama.
22
Kau suka pria lemah?
23
Di kompres, bukan di rendem.
24
Perhatian Van pada zha.
25
Bukan tidak, tapi belum
26
Diam tapi masih perhatian
27
Simpenan om om!
28
Apakah kita kencan?
29
Memaafkan, tapi tak lupa
30
Diam tapi perhatian
31
Insiden disekolah
32
Van tentang Dinda
33
Firasat
34
Sudah bisa tertawa?
35
Trauma Van pada perempuan
36
Alah Emboh!
37
Antara Dinda dan Zavan
38
Aku bukan orang tua Zha
39
Dia masih bisa memilih
40
Zha belum milik siapapun
41
Zha Tantrum
42
Prom night
43
Kalian kenapa sih?
44
Janji Om Yan
45
Astaga, semarah itu kah?
46
Dijilat dulu, baru dimasukin
47
Aku ingin membahagiakanmu
48
Zha pengen punya pacar!
49
Kau sudah lama di bully?
50
Aku titip zha padamu,
51
Kepergok
52
Izin ke prom night.
53
Zha, Van dan Dinda
54
Serakah!
55
Tak mau mendengarkan penjelasan
56
Om ngga percaya sama zha?
57
Penjelasan Van dan siapa dinda.
58
Dinda oh Dinda
59
Zhavira Vs Dinda
60
Om Edo, bukanlah Om Yan
61
I Love You Om edo
62
Aku mencintaimu, Zha.
63
Kenapa dia datang?
64
Aku mau Dia!
65
Resmi pacaran
66
Malam minggu
67
Kepergok pacaran
68
My first kiss
69
Kita putus!
70
Wedding Om yan dan Wika
71
Rebutan hak atas Zhavira
72
Aku juga ingin membuatmu bahagia
73
Maafin zha,
74
Kencan dengan Om Om
75
Papa Bear
76
Van dan Janji mama ana
77
Harusnya kita sekutu
78
Mama ana yang tak pernah menyerah
79
Astaga, Mama!!
80
Pertarungan dimulai.
81
Zha bukan anak kecil!!
82
Ikut Mama
83
Rumah baru untuk zha
84
Zha vs Mama
85
Papa Sambodo
86
Kenapa berbeda, Zha?
87
Tak akan rela
88
Pertemuan, mukbang
89
Berusaha menepis kenyataan
90
Larangan, adalah alasan untuk pergi
91
Zha, Aku kakakmu!
92
Singkat tapi nikmat
93
Kabur dari kencan
94
Maafkan Aku, Zha.
95
Wajah asli mama ana
96
Membawa Zha
97
Aku tak mau menjadi kakakmu
98
Siapa Kau?
99
Taktik om edo dan Lidya.
100
Aku menginginkanmu.
101
Janji Lidya
102
Honey moon
103
Mencari Zavan
104
Mama ana vs Lidya
105
Kedatangan Van
106
Permintaan maaf Van
107
Satu tahun kemudian
108
Welcome Lidya
109
Bye sayang
110
Demit!
111
Pemberhentian darurat
112
Nethink
113
Belum kapok, Ma?
114
Will You Marrie Me?
115
Full service
116
Firasat buruk
117
Kenapa sih?
118
Jadi suami serba salah
119
Perhatian semua orang
120
Sebelum pergi ke pesta
121
Dimana Dia?
122
Mama Ana dan Vina
123
Zha menjadi sandera mama
124
Anak Syurga
125
Janji bahagia untuk zha
126
Terima kasih
127
Ngidam bau suami
128
Manjanya bumil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!