Hari pertama masuk sekolah baru.

"Astaga, Zha!!" Om edo kembali hanya bisa menghela napas panjang dengan situasi yang terjadi, apalagi jika ada yang mendadak datang keruangan itu. Tapi om edo serba salah, ia juga tak bisa kemana mana karena ia bergerak maka zha akan kesakitan karena rambutnya yang tertarik dengan kuat.

Keduanya kebingungan. Posisi mereka sungguh tak enak dipandang, hingga akhirnya om edo berusaha melepas kancing kemeja yang membuat zha tersangkut disana. Tapi ketika om edo berusaha membukw kancing, maka rambut zha menjadi korbannya. "Om, pelan-pelan! Ini sakit, perih." Rengek zha, karena yang tersangkut cukup banyak apalagi rambutnya diikat saat itu.

"Buka ikat rambutmu agar lebih mudah aku membuka kancing bajuku," pinta om edo padanya.

Zha mengangguk, dan sebisanya ia membuka ikat rambut dengan tangannya sendiri meski dengan merintih perih. Rasanya sudah beberapa tercabut akibat Gerakan om edo saat itu.

Suara yang ada didalam terdengar oleh om yan dan wika dari luar. Mereka mendadak cemas dan segera membuka pintu itu bersama, "Astaga! Edo!" pekik om yang dengan segala fikiran buruk dikepalanya.

"Kau kira aku melakukan apa?" sergah om edo pada keduanya.

"Om yan, tolongin." Rengek zha yang bahkan sulit menegakkan kepala.

Mereka berdua segera berlari. Om yan meraih kemeja om edo dan wika berusaha menahan kepala zha agar tak pegal karena menunduk sejak tadi. Entah sudah berapa lama, dan mereka tak memanggil keduanya sama sekali.

"Aaahh!" Mereka menarik napas lega bersama ketika semuanya bisa lepas. Saat itu zha benar benar berantakan hingga wika segera merapikannya.

"Kalian kenapa?" tanya om yan sekali lagi pada keduanya.

Om edo menjelaskan, tak ada bantahan sama sekali dari zha dengan ucapan yang ia lontarkan. Semua memang benar, karena zha yang membuat masalah barusan.

"Maaf," sesal zha.

"Zha, sesekali bisa ngga sih, nurut. Om edo udah kasih semuanya buat zha loh, apalagi." Wika kembali menasehati anak asuhnya itu.

"Tapi om edo yang tantang zha tadi, jadi_"

"Bukan begitu cara memohon, Zha." om edo merapikan dirinya. Ia diam, lalu kemudian berjalan menuju meja kerja.

Wika membujuk. Zha untuk pulang, dan mencoba melupakan masalah hp itu sekarang. Ia membujuk zha agar mulai fokus dengan sekolah baru yang akan ia masuki esok hari.

Gadis itu menganggukkan kepalanya. Digandegng wika, ia berdiri dan berjalan menuju keluar dari pintu ruangan setelah mencium tangan om yan untuk pamitan. Ia nyaris lupa pada om bekunya, dan ia membalik badan meraih tangan itu kemudian mengecupnya.

Deggg! Terasa berdebar jantung om edo karenanya.

"Hp itu ada dilaci. Minta wika mengambilkannya diruang kerja," lirih om edo, dan saat itu zha melengkungkan senyum bahagianya.

Zha berjalan dengan begitu ceria lagi, menghampiri wika dan keluar bersama dari sana. Ia bahkan tak berkata apapun meski wika terus bertanya, hanya diam dan senyum selama perjalanan mereka..

"Apa yang kau inginkan dari zhavira?"

"Dewasa_"

"Itu akan mengalir sesuai usianya."

"Menemaninya hanya sebentar, Yan. Bahkan aku tak tahu, kapan dia akan cepat pergi dariku. Aku hanya sementara mengasuhnya,"

"Kau tak ingat wasiatnya?" tegas om yan, yang sekali lagi mengingatkan wasiat sahabat mereka.

"Aku hanya tak ingin memaksa keadaan. Aku ingin semua berjalan sesuai bagaimana semestinya,"

Om yan berkacak pinggang. Ia mendongakkak kepala dan beberapa kali menghembuskan napasnya, "Baiklah, jika itu keputusanmu. Aku hanya bisa mendukung kalian dari belakang." Om yan kemudian keluar lagi, membiarkan om edo merenung dalam kesendiriannya disana.

Sampai dirumah, zha segera membawa wika keruang kerja omnya. Ia baru menceritakan jika om edo membiarkan zha mengambil kembali hp yang ada disana dan kembali memakainya.

Wika segera menurut. Ia meraih kunci dan membuka laci, kemudian meraih hp itu dan memberikannya pada zha. Betapa bahagia zha ketika mendapatkan barang kesayangannya, meski mereka sudah mengganti dengan yang dua kali lipat lebih bagus dari itu.

"Tapi, nomornya semua dihapus. Daftar panggil, dan_"

"Tapi foto zha sama ayah masih ada kan?" tanya wika. Zha langsung menganggukkan kepala, dan memeluk kembali hpnya.

"Bersyukur, Zha. Setidaknya Om edo sedikit luluh sama kamu,"

"Iya, Kak wika." Zha kemudian membalik badan dan keluar dari ruang kerja itu. Ia berlari menaiki tangga dan segera kembali ke kamarnya.

Foto-foto itu begitu berharga, memperlihatkan senyum ayah zha untuk yang terakhir kalinya. Bahkan tak ada firasat zha sama sekali jika ayah akan pergi darinya dan tak akan pernah kembali.

"Makasih, Om..." peluk zha pada bear besarnya.

**

Pagi ini, Zha telah begitu cantik dengan seragam barunya. Ia siap untuk kesekolah dan melakukan kegiatan seperti biasa, dan ia akan belajar lebih baik untuk membanggakan ayahnya. Membalas jasa om edo juga penting baginya.

" Jangan buat ulah disekolah baru."

"Kalau zha dibully, apa zha ngga boleh melawan?" tatap zha pada om bekunya itu. Tapi langsung tertunduk ketika om beku membalas tatapannya tak kalah tajam. "Iya, zha kalem." imbuhnya yang kemudian menghabiskan sarapan.

Waktu telah tiba, dan ok jek sudah menunggu di mobilnya. Ia memang tak banyak bicara, tapi dengan begitu baik dapat melakukan segala tugas yang diberikan padanya.

Zha telah tiba disekolah. Ia takjub lagi dengan keadaan disana pagi ini, begitu ramai dengan para siswa yang bahkan membawa mobilnya masing-masing dengan begitu tertib dan rapi.

"Zha, om pulang dulu. Nanti zha om jemput lagi, Okey?"

"Okey, om Jek." jawab zha mengacungkan jempolnya.

Zha kemudian berjalan, dengan yakin ia menembus semua kerumunan yang bahkan nyaris menenggelamkan dirinya saat itu. Mereka semua seperti model, dandannya menarik dengan ciri khas masing-masing. Dan bahkan mereka memiliki kelas-kelasnya sendiri untuk mencari teman sesuai dengan strata sosial mereka.

Lalu zha akan mendapat teman seperti apa nantinya. Karena yang termiskin saja orang tuanya masih manager atau setingkatnya. Ara bahkan tak tahu apa jabatan sang ayah dikantor om edonya.

"Woy... Woy... Awas woy!" pekik seorang murid yang masuk aula menggunakan skateboardnya.

Mereka semua menyingkir, membentuk sisi kanan dan kiri memberi jalan pada pria dan beberapa temannya itu. Tapi karena zha belum terbiasa, ia hanya bisa kebingungan ditengah jalan dan entah harus kemana.

"Woy! Awaaasss!" pekik pria itu sekali lagi.

Zha nyaris saja tertabrak dibagian depan, ia bahkan menutup matanya dengan pasrah karena kebingungan. Hingga kemudian sebuah tangan meraih pinggang zha dan akhirnya menyingkir tak jadi ditabraknya.

"Kau tak apa?" pria kemarin memeluknya saat ini. Ia bahkan menatap zha dengan intens, tersenyum kembali seperti kemarin begitu ramah padanya.

Terpopuler

Comments

Rara Kusumadewi

Rara Kusumadewi

zhavira dan zhavan

2023-05-08

0

ꪶꫝ𝐀⃝🥀🍁senjaᴳ᯳ᷢᏦ͢ᮉ᳟ଓε⒋ⷨ͢⚤❣️

ꪶꫝ𝐀⃝🥀🍁senjaᴳ᯳ᷢᏦ͢ᮉ᳟ଓε⒋ⷨ͢⚤❣️

zha masih terlalu kekanakan yaah.semoga aja om edo sabar ngadepin tingkah zha

2023-04-01

1

Susi saswita kunum

Susi saswita kunum

sabar ya om jangan terlalu dipikirin tingkahnya zha ntar pusingnya kumat lagi,,,untung wika orangnya baik dan bijak jadi bisa pelan pelan kasih sedikit sedikit pengertian untuk zha,,supaya zha juga bisa memahami om beku🥰
ops..zhavan teman baru zha yang nolongin,,haduh... zha kalau om beku lihat ntar salah faham lo trus om beku keluar tanduknya🤭

2023-03-05

3

lihat semua
Episodes
1 Jangan menangis Zha
2 Ayah, dinginkah?
3 Dia hanya anak kecil.
4 Apakah, zha adalah penebus hutang?
5 Aku tahu semua tentangmu
6 Lagi-lagi menangis
7 Zha dapat teman baru
8 Kesayangan Om Yan
9 Kalian ngapain?
10 Om Edo yang tak terbantahkan.
11 Ketangkap basah
12 Om Jahat!!
13 Tanggung jawabku besar padamu
14 Sekolah baru Zha
15 Zhavan
16 Ada apa dengan Om Edo?
17 Balikin hp Zha, Om.
18 Hari pertama masuk sekolah baru.
19 Dia mirip seperti mamanya
20 Aaa... Ganteeeng!
21 Zha ingin bertemu mama.
22 Kau suka pria lemah?
23 Di kompres, bukan di rendem.
24 Perhatian Van pada zha.
25 Bukan tidak, tapi belum
26 Diam tapi masih perhatian
27 Simpenan om om!
28 Apakah kita kencan?
29 Memaafkan, tapi tak lupa
30 Diam tapi perhatian
31 Insiden disekolah
32 Van tentang Dinda
33 Firasat
34 Sudah bisa tertawa?
35 Trauma Van pada perempuan
36 Alah Emboh!
37 Antara Dinda dan Zavan
38 Aku bukan orang tua Zha
39 Dia masih bisa memilih
40 Zha belum milik siapapun
41 Zha Tantrum
42 Prom night
43 Kalian kenapa sih?
44 Janji Om Yan
45 Astaga, semarah itu kah?
46 Dijilat dulu, baru dimasukin
47 Aku ingin membahagiakanmu
48 Zha pengen punya pacar!
49 Kau sudah lama di bully?
50 Aku titip zha padamu,
51 Kepergok
52 Izin ke prom night.
53 Zha, Van dan Dinda
54 Serakah!
55 Tak mau mendengarkan penjelasan
56 Om ngga percaya sama zha?
57 Penjelasan Van dan siapa dinda.
58 Dinda oh Dinda
59 Zhavira Vs Dinda
60 Om Edo, bukanlah Om Yan
61 I Love You Om edo
62 Aku mencintaimu, Zha.
63 Kenapa dia datang?
64 Aku mau Dia!
65 Resmi pacaran
66 Malam minggu
67 Kepergok pacaran
68 My first kiss
69 Kita putus!
70 Wedding Om yan dan Wika
71 Rebutan hak atas Zhavira
72 Aku juga ingin membuatmu bahagia
73 Maafin zha,
74 Kencan dengan Om Om
75 Papa Bear
76 Van dan Janji mama ana
77 Harusnya kita sekutu
78 Mama ana yang tak pernah menyerah
79 Astaga, Mama!!
80 Pertarungan dimulai.
81 Zha bukan anak kecil!!
82 Ikut Mama
83 Rumah baru untuk zha
84 Zha vs Mama
85 Papa Sambodo
86 Kenapa berbeda, Zha?
87 Tak akan rela
88 Pertemuan, mukbang
89 Berusaha menepis kenyataan
90 Larangan, adalah alasan untuk pergi
91 Zha, Aku kakakmu!
92 Singkat tapi nikmat
93 Kabur dari kencan
94 Maafkan Aku, Zha.
95 Wajah asli mama ana
96 Membawa Zha
97 Aku tak mau menjadi kakakmu
98 Siapa Kau?
99 Taktik om edo dan Lidya.
100 Aku menginginkanmu.
101 Janji Lidya
102 Honey moon
103 Mencari Zavan
104 Mama ana vs Lidya
105 Kedatangan Van
106 Permintaan maaf Van
107 Satu tahun kemudian
108 Welcome Lidya
109 Bye sayang
110 Demit!
111 Pemberhentian darurat
112 Nethink
113 Belum kapok, Ma?
114 Will You Marrie Me?
115 Full service
116 Firasat buruk
117 Kenapa sih?
118 Jadi suami serba salah
119 Perhatian semua orang
120 Sebelum pergi ke pesta
121 Dimana Dia?
122 Mama Ana dan Vina
123 Zha menjadi sandera mama
124 Anak Syurga
125 Janji bahagia untuk zha
126 Terima kasih
127 Ngidam bau suami
128 Manjanya bumil
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Jangan menangis Zha
2
Ayah, dinginkah?
3
Dia hanya anak kecil.
4
Apakah, zha adalah penebus hutang?
5
Aku tahu semua tentangmu
6
Lagi-lagi menangis
7
Zha dapat teman baru
8
Kesayangan Om Yan
9
Kalian ngapain?
10
Om Edo yang tak terbantahkan.
11
Ketangkap basah
12
Om Jahat!!
13
Tanggung jawabku besar padamu
14
Sekolah baru Zha
15
Zhavan
16
Ada apa dengan Om Edo?
17
Balikin hp Zha, Om.
18
Hari pertama masuk sekolah baru.
19
Dia mirip seperti mamanya
20
Aaa... Ganteeeng!
21
Zha ingin bertemu mama.
22
Kau suka pria lemah?
23
Di kompres, bukan di rendem.
24
Perhatian Van pada zha.
25
Bukan tidak, tapi belum
26
Diam tapi masih perhatian
27
Simpenan om om!
28
Apakah kita kencan?
29
Memaafkan, tapi tak lupa
30
Diam tapi perhatian
31
Insiden disekolah
32
Van tentang Dinda
33
Firasat
34
Sudah bisa tertawa?
35
Trauma Van pada perempuan
36
Alah Emboh!
37
Antara Dinda dan Zavan
38
Aku bukan orang tua Zha
39
Dia masih bisa memilih
40
Zha belum milik siapapun
41
Zha Tantrum
42
Prom night
43
Kalian kenapa sih?
44
Janji Om Yan
45
Astaga, semarah itu kah?
46
Dijilat dulu, baru dimasukin
47
Aku ingin membahagiakanmu
48
Zha pengen punya pacar!
49
Kau sudah lama di bully?
50
Aku titip zha padamu,
51
Kepergok
52
Izin ke prom night.
53
Zha, Van dan Dinda
54
Serakah!
55
Tak mau mendengarkan penjelasan
56
Om ngga percaya sama zha?
57
Penjelasan Van dan siapa dinda.
58
Dinda oh Dinda
59
Zhavira Vs Dinda
60
Om Edo, bukanlah Om Yan
61
I Love You Om edo
62
Aku mencintaimu, Zha.
63
Kenapa dia datang?
64
Aku mau Dia!
65
Resmi pacaran
66
Malam minggu
67
Kepergok pacaran
68
My first kiss
69
Kita putus!
70
Wedding Om yan dan Wika
71
Rebutan hak atas Zhavira
72
Aku juga ingin membuatmu bahagia
73
Maafin zha,
74
Kencan dengan Om Om
75
Papa Bear
76
Van dan Janji mama ana
77
Harusnya kita sekutu
78
Mama ana yang tak pernah menyerah
79
Astaga, Mama!!
80
Pertarungan dimulai.
81
Zha bukan anak kecil!!
82
Ikut Mama
83
Rumah baru untuk zha
84
Zha vs Mama
85
Papa Sambodo
86
Kenapa berbeda, Zha?
87
Tak akan rela
88
Pertemuan, mukbang
89
Berusaha menepis kenyataan
90
Larangan, adalah alasan untuk pergi
91
Zha, Aku kakakmu!
92
Singkat tapi nikmat
93
Kabur dari kencan
94
Maafkan Aku, Zha.
95
Wajah asli mama ana
96
Membawa Zha
97
Aku tak mau menjadi kakakmu
98
Siapa Kau?
99
Taktik om edo dan Lidya.
100
Aku menginginkanmu.
101
Janji Lidya
102
Honey moon
103
Mencari Zavan
104
Mama ana vs Lidya
105
Kedatangan Van
106
Permintaan maaf Van
107
Satu tahun kemudian
108
Welcome Lidya
109
Bye sayang
110
Demit!
111
Pemberhentian darurat
112
Nethink
113
Belum kapok, Ma?
114
Will You Marrie Me?
115
Full service
116
Firasat buruk
117
Kenapa sih?
118
Jadi suami serba salah
119
Perhatian semua orang
120
Sebelum pergi ke pesta
121
Dimana Dia?
122
Mama Ana dan Vina
123
Zha menjadi sandera mama
124
Anak Syurga
125
Janji bahagia untuk zha
126
Terima kasih
127
Ngidam bau suami
128
Manjanya bumil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!