"Zha mau?" tanya Wika yang mendadak menghampiri.
Zha awalnya menggeleng, ia takut akan selalu ingat ayah jika boneka itu selalu ada disampingnya. "Nanti malah sedih terus, gimana?"
"Sedih atau engga, itu zha yang putuskan. Kalau mau zha ambil, nanti sekalian yang lain bayarnya."
"Boleh? Beneran? Nanti om marah loh," tanyanya memastikan, agar ia tak menjadi korban PHP saat ini. Tapi wika menganggukkan kepala, dan lantas memanggil pramuniaga guna mengambil boneka itu untuk zha.
Boneka itu sangat besar. Bahkan sepertinya sama besar dengan tubuh mungil zha saat ini. Bahkan untuk memeluknya, tak cukup dengan kedua tangan zha.
Usai dengan semua itu, zha membeli sepatu dan perlengkapan lainnya. Ia tak minta kemana-mana lagi, karena ia sudah merasa puas dengan boneka besarnya yang bahkan tak muat ketika dimasukkan kedalam mobil mereka.
Jangan ditanya bagaimana ekspresi om edo ketika mereka tiba dirumah. Bahwa zha dan bonekanya tengah berada dalam sebuah ketegangan saat ini bagai dua anak yang tengah disidang dalam sebuah kasus kenakalan.
Om edo dengan wajah dingin dan datarnya tengah duduk bertopang kaki didepan zha dan beruangnya. Kedua tangan bersedekap didada, bergantian menatap mereka berdua, "Kau sudah besar, Zha."
"Tujuh belas tahun, Om." jawab zha yang menggandeng boneka besarnya.
"Kau masih butuh boneka? Sebesar itu?" Zha mengangguk mendengar semua pertanyaan yang tertuju padanya. Ia sama sekali tak melepaskan bonka itu sama sekali dari genggaman tangannya.
Ketegangan kembali terjadi diantara mereka berdua. Wika sedikit merasa bersalah dengan keduanya, tapi hatinya tertawa melihat sikap zha pada tuannya. Seperti tak ada takut, tapi ia berusaha menjadi anak yang penurut.
"Lepas, dan singkirkan." Om edo memberi perintah. Namun, zha justru memeluk boneka itu begitu erat seperti memeluk ayahnya sendiri saat itu.
"Zha... Kau tak memerlukan itu. Lepas sekarang juga!"
"Engga! Jangan Om. Jangan pisahin zha sama dia, zha sudah terlanjur sayang. Zha pengen tidur peluk dia seperti peluk ayah seperti ini, Om. Cuma itu kok. Zha janji ngga akan minta macem-macem sama om nanti. Zha akan sekolah dengan baik dan membanggakan semua om yang akan merawat zha setelah ini."
Zha mempererat pelukannya. Ia sama sekali sudah menambatkan hati pada beruang itu saat ini. Bahkan ketika ok edo menyentuh menyentuh dan ingin mengambil boneka itu, zha selalu menepis tangan besarnya. Begitu terus hingga beberapa kali dan om edo begitu marah padanya.
"Aku tak mau ada benda asing masuk kerumah ini. Boneka itu tak penting,"
"Zha juga asing disini, Zha sadar itu. Zha butuh penyesuaian, Om. Zha butuh temen, itu aja."
Zha terus merengek memeluk bonekanya, mencium, bahkan menagis dalam pelukan eratnya. Memang masih seperti anak kecil, apalagi ia masih dalam keadaan berduka yang pasti sensitif dengan rasa sepi dihatinya.
Om edo nyaris kehabisan kata-kata dan hanya bisa kembali diam menyaksikan zha dengan tangisannya.
"Kasihani zha, Om. Kalau mau pulangin zha kerumah, zha ngga papa asal bersama dia. Zha sudah terlanjur cinta..."
Zha kembali mengelus dan mengecupi beruangnya beberapa kali dengan amat mesra. Saat itu, om edo hanya bisa memicingkan mata dan pergi dari hadapannya.
" Tahu apa anak kecil soal cinta?" gerutunya dalam hati.
Kepergian om edo membuat zha menaikkan kepala. Ia lantas memastikan omnya itu sudah pergi jauh dan tak akan mengganggunya lagi setelah ini.
Zha lantas berdiri. Ia sekuat tenaga membawa boneka itu naik ke kamarnya, meski tertatih dan nyaris terjungkal kebawah. Tapi, boneka itu lagi yang justru menyelamatkan nyawa zha ketika ia terpeleset di anak tangga yang ada.
"Gumawo sayangku. Pokoknya, tak ada satupun yang bisa menjauhkanmu dari aku." ucap zha yang berhasil memasukkan Bear ke kekamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Lilly
maklum masih kecil ..
sabar y om 😂😂😂😂😂😂😂😂
2023-05-26
0
Erina Situmeang
hamis mewek sekarang kita tertawa dgn tingkah edo n zha😂😂😂
2023-05-03
0
ꪶꫝ𝐀⃝🥀🍁senjaᴳ᯳ᷢᏦ͢ᮉ᳟ଓε⒋ⷨ͢⚤❣️
🤣🤣🤣 pusing ga tuh om edo liat kelakuan zha
2023-03-31
2