Om edo saat itu tengah berdiri menatap keluar jendela. Dengan sulutan cerutu dan asapnya yang ia hembuskan begitu tinggi ke udara, memperhatikan semua lingkungan yang ada dirumah besar itu dengan tatapan datarnya, "Sudah kau temukan sekolah barunya?" tanya om edo ketika memndengar ada seseorang masuk kedalam ruang kerjanya saat itu.
"Sudah, aku juga sudah mendaftarkan zha kesana. Untung saja surat pindah dari sekolah lama segera dapat diselesaikan oleh mereka." Om yang langsung duduk di sofa dan ikut menyalakan cerutunya. "Kau harusnya tak sekeras itu pada zha,"
"Karena dia masih kecil?" potong om edo dengan ucapan sahabatnya itu. Ia lantas berjalan dengan santai menghampirinya dan duduk bersama disofa, beradu asap yang membumbung tinggi ke udara.
"Dia memang anak kecil, Yan. Yang bahkan dia baru saja membeli boneka besar dengan ukuran hamper dua meter. Dia bisa menenggelamkan diri dan sembunyi didalam boneka itu,"
"Kau membahas bonekanya, atau sifatnya? Untuk zha yang baru saja ditinggal mati ayahnya kemarin, zha termasuk gadis yang kuat karena sudah bisa tersenyum saat ini." Jawab om yan.
Karena ia tahu bahawa biasanya gadis yang mengetahui dirinya akan hidup seorang diri, pasti akan menangis dan terus mengurung diri meratapi nasibnya hingga beberapa hari, minggu, bahkan beberapa bulan. Tapi tidak untuk zha. Ia kuat, meski terkadang masih ingat dan akhirnya kembali meratap. Tapi ia kuat menurut versinya sendiri sat ini.
"Kenapa kau begitu bersemangat untuk membelanya?" tatap om edo tajam.
"Hey, kau kenapa? Wajar aku membelanya, karena dia adalah keponakanku. Cemburu?" goda om ya pada sahabatnya itu, dan seketika membuatnya semakin memberikan tatapan tajam yang begitu membunuh.
"Bisa kau berhenti menuduhku macam-macam?" sergah om edo dengan rahangnya yang mulai menegang. Tapi saat itu om yang justru tersenyum dan mengedipkan matanya. "Kau ingin ku pecat?" imbuh om edo yang geli melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Bahkan sejak sepuluh tahun lalu, kau selalu mengancamku dengan hal yang sama." Datar om yan pada sahabatnya.
Om edo mendengkus napas dengan begitu kesal, ia lantas mematikan paksa cerutunya saat itu, lalu menelengkan kepala menatap sahabatnya. Tangan ia genggam dengan kuat hingga mengerutuk menampakkan semua urat yang ada berikut urat yang ada dilehernya. Om yang seketika menelan saliva dan memasang kuda-kuda untuk segera pergi dari sana.
Namun telat. Saat itu om edo sudah menarik kakinya dengan kuat hingga ia tak bisa beranjak lagi dari tempatnya. "Hey, aku hanya mengingatkan. Aku bukannya ingin meledekmu saat ini,"
Om yan berpegangan pada ujung sofa. Ia telungkup, sementara om edo yang semakin dekat beberapa kali menyentil telinganya dengan kasar hingga om yan memekik kesakitan.. "Aaarrghhh! Ampun, aku hanya bercanda!"
Semua itu sering dilakukan ayah zha pada mereka berdua jika cari gara-gara pada dirinya, atau berulah kala mereka remaja.
Ya, mereka sudah bersahabat selama itu sejak ayah zha sempat tinggal dan diangkat oleh papa om edo sebagai pengasuh putra semata wayangnya. Sekolah bersama, dan lulus bersama meski ayah zha putus sekolah ketika harus menikahi kekasihnya. Toh ia memang hanya sebagai bawahan, hingga ia berfikir tak perlu sekolah terlalu tinggi semasa hidupnya.
Pekikan dan rintihan itu masih saja terdengar. Telinga om yan sudah memereah akibat ulanh om edo yang terus saja menyentil telinganya sejak tadi, hingga pintu dibuka, dan zha masuk menyaksikan kegiatan absurd mereka.
"Om yan, om edo... Kalian ngapain? Iiiiih, kok gitu?" geli zha disekujur tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Erina Situmeang
😂😂😂😂😂
2023-05-03
0
Siti Lestari
hadir kak
2023-04-25
0
ꪶꫝ𝐀⃝🥀🍁senjaᴳ᯳ᷢᏦ͢ᮉ᳟ଓε⒋ⷨ͢⚤❣️
🤣🤣🤣 ya ampun kena grebek mereka.makanya udah tua ga usah aneh2 deh.bikin zha salah paham aja
2023-04-01
1