Celsi berlari terburu-buru keluar dari rumah Brian, bahkan pelayan yang melihat Celsi seperti tengah dikejar setan sangat heran, bagaimana tidak Celsi mengenakan kemeja yang kebesaran dan celana jins yang juga kebesaran, itu semua Celsi dapatkan dari dalam lemari Brian. Saat itu....
"Jangan membongkar isi lemari ku". Ucap Brian memperingati Celsi.
"Jika kau tidak ingin isi lemari mu berantakan, sebaiknya kau bantu aku". Jawab Celsi dengan tangannya yang terus membolak-balik isi lemari Brian.
B**eraninya Celsi memerintah Brian, apa Celsi tidak tau siapa Brian sebenarnya, tentu saja mendengar perintah Celsi Brian sangat kesal, baru kali ini ada seorang wanita yang memerintah seorang Brian .
"Berhenti memerintah ku". Ucap Brian dengan tegas.
Celsi kembali berdecak sebal mendengar ucapan Brian.
"Kau memang aneh, bukannya kau sendiri yang bilang jangan membuat isi lemari mu berantakan?". Tanya Celsi kembali.
Memang benar Brian mengatakan hal itu, tapi bukan berarti Celsi bisa dengan seenaknya memerintah dirinya, itu pikir Brian.
"Maka dari itu, bantu aku". Lanjut Celsi kembali.
Brian mendesah panjang melihat Celsi, sepertinya dia memang harus membantu wanita itu, jika tidak, semua isi lemarinya akan keluar dari tempatnya.
S**ekarang saja, sudah ada beberapa kemeja, celana, dan kaos yang berserakan dilantai, sepertinya Celsi memang ingin membongkar semua isi lemari Brian.
Dengan terpaksa Brian mendekati Celsi, dan membantunya mencari baju yang sekiranya bisa Celsi pakai.
Brian mengambil kemeja biru, yang sudah tidak muat lagi ia pakai dan celana jins yang juga kekecilan untuknya, dan dengan cepat ia langsung menyodorkan baju itu pada Celsi.
Setelah mendapatkan apa yang Celsi cari, ia langsung berlari keluar dari kamar Brian dan kembali ke kamar dimana ia tidur semalam.
"Wanita aneh, dia bahkan tidak berterimakasih padaku". Gerutu Brian dengan kesal.
S**etidaknya Celsi harus membantunya membereskan baju-baju yang ia berantakan tadi, namun itu tidak terjadi, dengan perasaan kesal Brian langsung meninggalkan kamarnya.
Brian hanya membiarkan bajunya yang sudah tergeletak di atas lantai, ia tidak bisa merapikan baju, namun ia bisa menyuruh pelayan nanti.
Brian ternganga melihat Celsi memakai baju yang kebesaran, ingin rasanya ia tertawa namun ia terlalu gengsi.
"Kau ingin pergi kemana?". Tanya Brian dengan sedikit berteriak karena Celsi berlari.
"Bukan urusanmu". Jawab Celsi dengan berteriak pula.
B**enar juga, itu bukan urusan Brian, toh ia juga tidak memiliki hubungan khusus dengan Celsi, jadi ia tidak harus peduli tentang Celsi, terserah apa yang ingin wanita itu lakukan.
" Dasar aneh, jelas-jelas dia keluar dari rumahku, tentu saja aku harus bertanya". Gumam Brian sendiri.
Lagipula bagaimana Celsi bisa keluar, rumah Brian berada ditengah-tengah hutan, dan tidak sembarang orang bisa masuk dan keluar dari sana, kecuali Celsi memiliki sejuta akal agar bisa keluar dari sana.
Jangan sebut ia Celsi Yanova Putri jika ia tidak bisa keluar dari kediaman Brian.
Dengan cepat Celsi langsung memanggil salah seorang penjaga Yang ada diluar.
"Hey, kemari kau...". Panggil Celsi pada penjaga itu.
"Ya nona, ada yang bisa saya bantu?". Tanya penjaga itu dengan sopan pada Celsi.
"Aku ingin keluar, bisa kau antar aku?". Tanya Celsi dengan sopan.
"Tentu nona". Jawab penjaga itu.
Tentu saja penjaga itu mengiyakan ucapan Celsi, karena ia memang bertugas untuk mengantarkan para pelayan keluar jika ingin berbelanja, dan melihat penampilan Celsi penjaga itu berpikir kalau Celsi adalah pelayan.
T**idak mungkinkan seorang tamu Brian berpakaian aneh seperti Celsi. Setidaknya tamu Brian akan memakai pakaian mewah, ya setidaknya tamu-tamu Brian pasti orang-orang terpandang.
"Untung saja penjaga ini mau mengantarku". Gumam Celsi seraya bersyukur.
"Tapi kenapa dia bisa dengan mudahnya mengiyakan permintaanku?". Pikir Celsi kemudian.
Celsi sedikit heran kenapa bisa dengan mudah penjaga itu menuruti permintaannya, namun kemudian ia tidak ambil pusing, dalam hatinya asalkan ia bisa keluar.
Saat sudah sampai Celsi Langsung turun dari mobil itu. Ia kemudian kembali berlari kearah supermarket yang ada di tempat itu, ya supermarket itu tidak lain adalah tempat Ana bekerja.
Ana yang melihat Celsi sudah datang segera menghampiri Celsi.
"Ya ampun Celsi..., apa ini?". Tunjuk Ana pada baju yang Celsi kenakan.
"Apa kau sama sekali tidak memiliki uang, sampai-sampai kau harus menjual bajumu?, dan memakai baju seperti ini?". Tanya Ana dengan penuh prihatin.
Celsi terbelalak mendengar penuturan Ana., astaga apa yang ada dipikiran Ana sebenarnya?.
"Ana, apa yang kau katakan?". Tanya Celsi dengan heran.
amAna malah kembali menatap Celsi dengan heran, tentu saja yang ia maksud adalah baju yang Celsi kenakan.
"Aku tidak menjual bajuku, sudahlah, ceritanya sangat panjang, nanti saja aku jelaskan". Potong Celsi kemudian.
Ana menatap heran Celsi, tapi kemudian ia langsung mengikuti langkah Celsi yang sudah lebih dulu berjalan.
"Celsi tunggu". Sahut ana dari belakang.
mendengar itu tentu saja Celsi menghentikan langkahnya dan berbalik melihat ana.
"Ada apa?". Tanya Celsi kemudian.
"Lihatlah kebelakang ku". Ucap Ana.
"Di sana ada tiga orang pria berpakaian hitam. Sejak tadi mereka memperhatikan kita, Bakan mereka seperti mengikuti kita". Ucap ana dengan pelan.
Mendengar ucapan Ana Celsi langsung menoleh, dan ia dapat melihat ada tiga orang pria bertubuh besar dan sepertinya memang sedang memperhatikan mereka.
"Benar, tapi siapa mereka?". Tanya Celsi kembali.
"Mana aku tau". Jawab Ana jujur.
Ana menyadari hal itu pada saat ia tengah sedang menyusul Celsi dan tidak sengaja ia menoleh sebentar kebelakang, awalnya ia mengira ketiga pria itu adalah pelanggan di sana, karena itu dia tidak menghiraukannya, namun kemudian ia merasa aneh, dan mencoba melihat kembali kebelakang, dan ternya ketiga pria itu mengikuti mereka.
"Sebaiknya kita lebih cepat". Usul Celsi.
Ana langsung mengangguk dan segera pergi dari tempat itu, saat sudah sampai di tempat tujuan, Ana dan Celsi berpisah karena mereka memang tidak searah, alias, pekerjaan mereka berbeda, Celsi akan bekerja sebagai pelayan supermarket tersebut sementara Ana sebagai kasir.
Saat Ana dan Celsi berpisah, ketiga pria itu langsung mengikuti Celsi.
Celsi yang menyadari itu, langsung meninggalkan tempat itu, entah kenapa ia menjadi takut sekarang ini.
S**iapa sebenarnya orang-orang itu?, kenapa mereka sampai mengejar Celsi. Banyak pertanyaan dalam pikiran Celsi saat ini.
"Astaga, kenapa mereka masih mengejar ku?". Pikir Celsi.
Karena takut Celsi sedikit berlari keluar dari supermarket tersebut, sekarang ia tidak peduli dengan pekerjaannya, yang ia pedulikan sekarang ini adalah keselamatannya.
Melihat Celsi yang berlari ketiga pria berbaju hitam itu juga ikut berlari dan mengejar Celsi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
As-Sana (IG: rain_session
Semangatt😊😊😚😚
2020-07-07
1
Carmelia Sake
Aku datang lagi
2020-06-25
2
L
Ane dah mampir nih
Semangat
2020-06-15
2