Episode 2

"Kak Hans....". Teriak Celsi dari dalam rumah.

Orang yang dipanggil Hans oleh Celsi langsung menoleh dan melihat Celsi yang berdiri di ambang pintu belakang.

Anak lelaki yang dipanggil Hans oleh Celsi sekarang ini sudah mulai akrab dengan Celsi, karena dia sudah tinggal di keluarga itu selama 4 hari, orang tua Celsi juga memanggilnya dengan sebutan Hans.

Celsi langsung berlari menghampiri Hans.

"Kakak mau kemana?". Tanya Celsi sambil mendongakkan kepalanya melihat wajah Hans yang kalah tinggi dengannya.

"Kakak hanya ingin ke taman". Jawab Hans.

"Celsi ikut". Rengek Celsi dengan manja.

Hans kemudian langsung mengangguk, ia langsung menggandeng tangan mungil Celsi untuk berjalan beriringan dengannya.

"Kak Hans, orang mana?, Ibu bilang kakak bukan orang sini?". Celoteh Celsi.

"Kakak orang luar negri". Jawab Hans.

"Luar negri itu dimana kak?".

"Luar negri itu tempat yang sangat jauh...". Jawab Hans kemudian.

"Sejauh mana?". Celoteh Celsi kembali.

Hans tampak bingung untuk menjawab pertanyaan polos Celsi, ia kemudian langsung memiliki ide cemerlang.

"Sejauh ini.....". Ucap Hans sambil merenggangkan kedua tangannya.

Celsi melihatnya dengan menganga saat Hans merentangkan kedua tangannya, lalu kemudian ia tertawa saat Hans tiba-tiba menggelitiknya.

"Kakak hentikan". Pekik Celsi saat Hans terus menggelitiknya.

Hans kemudian langsung mengehentikan kegiatannya, karena ia melihat Celsi sudah kewalahan.

"Kak Hans, kenapa kakak sangat tampan ?". Tanya Celsi dengan polosnya.

"Hemmmm, kakak tidak tau ?" Jawab Hans.

"Kalau kakak tampan nanti banyak yang naksir". Celoteh Celsi tanpa henti.

Hans menatap Celsi dengan bingung.

"Di sekolah Celsi, ada orang tampan, lalu banyak cewek-cewek langsung mendekatinya". Jelas Celsi kembali.

Sesekali Hans hanya terkekeh mendengar celotehan Celsi.

"Lalu apa hubungannya dengan kakak ?". Tanya Hans sambil menahan senyumnya melihat Celsi yang terus mengoceh panjang lebar.

"Kakak tidak boleh suka sama cewek lain". Jawab Celsi polos.

"Kenapa?" Tanya Hans bingung.

"Karena kakak milik Celsi". Jawab Celsi dengan tegas.

Hans terkesiap mendengar jawaban Celsi yang seperti mengatakan kau ia suka Hans.

"Hey, dari mana kau belajar semua itu?". Tanya Hans kemudian.

"Tidak ada, Celsi hanya tidak ingin kakak dekat-dekat dengan orang. Yang boleh dekat kakak hanya Celsi". Jawab Celsi.

Hans kemudian menatap mata Celsi yang indah, ia langsung berjongkok di bawah Celsi karena Celsi duduk di kursi.

"Kakak hanya akan milik Celsi seorang". Ucap Hans kemudian.

"Benarkah?". Ucap Celsi kegirangan.

"Tapi bagaimana Celsi bisa tau?". Ucap Celsi polos.

Hans berpikir sejenak memikirkan kata-kata apa yang cocok untuk anak usia lima tahun agar percaya dengan ucapannya.

"Apa Celsi bisa melihat itu?". Tanya Hans kemudian.

Hans langsung menunjuk bayangan celsi

Celsi langsung Meliah ke arah yang ditunjuk oleh Hans.

"Itu namanya bayang, jika Celsi melangkah maka bayangan Celsi akan mengikuti Celsi kemanapun". Jelas Hans.

"Jadi kakak akan selalu ada di dalam bayangan Celsi dan tidak akan ada yang bisa mengambil kakak dari Celsi". Lanjutnya kembali.

Celsi hanya mendengarkan perkataan Hans, setelah itu ia langsung berjalan dan melihat bayangannya sendiri.

"Apa kakak akan ada disitu?". Tanya Celsi polos. Sambil menunjuk bayangannya sendiri.

Hans mengangguk menjawab pertanyaan Celsi.

"Yeeee..., Kak Hans akan mengikuti Celsi kemampuan". Ucapannya kegirangan sambil berlari-lari dan sesekali melihat bayangannya.

"Kak Hans, apa kakak akan ada setiap Celsi panggil?". Tanya Celsi kembali.

"Tentu saja kakak akan selalu datang setiap Celsi memanggil kakak, Celsi hanya cukup melihat bayangan Celsi saja dan pada saat itu kakak akan hadir". Ucap Hans kemudian.

Celsi sangat senang mendengar ucapan Hans, ia langsung tertawa dan tersenyum senang.

Melihat Celsi Yang sangat bahagia membuat Hans juga ikut bahagia.

......

Genap satu Minggu Hans tinggal di kediaman Celsi, dan hari ini ia sudah di jemput oleh seseorang untuk kembali ke negaranya new York.

Sementara Celsi menangis dengan histeris karena tidak rela jika hans pergi.

Celsi tidak rela kalau Hans jauh darinya, ia sudah sangat dekat dengan Hans walau hanya dalam tujuh hari, karena setiap malam ia selalu tidur di samping Hans, Hans juga memperlakukan Celsi dengan sangat baik sehingga membuat hubungan mereka juga menjadi sangat baik.

"Sayang kak Hans harus pulang". Ucap Wira memberi pengertian pada putrinya.

Wira terus berusaha memberi pengertian pada putrinya agar bisa membiarkan Hans untuk pergi, karena bagaimanapun juga Hans bukan orang Indonesia dan pada suatu saat nanti dia juga akan meninggalkan mereka

"Tidak, kak Hans tidak boleh pergi, kak Hans........hiks...hiks.....". Tangis Celsi membuat orang yang mendengarnya juga ikut sedih.

Dini juga mencoba membujuk putrinya agar bisa tenang, sebenarnya mereka juga sudah sangat dekat dengan mereka walau Hans tidak banyak bicara tapi pada putri mereka Hans selalu hangat, kerena itu dini juga sangat senang menerima kehadiran Hans di rumah mereka.

Sementara Hans menatap Celsi dengan iba, ia juga sudah sangat dekat dengan Celsi, karena itu dia juga sangat berat berpisah dengan Celsi.

"Celsi, kakak harus pergi. maafkan kakak". batin hans

Namun dengan sangat berat Hans harus tetap pergi karena itu bukan negaranya, ia harus pulang ke tempat asalnya.

"Kakak......". Teriak Celsi dengan kencang saat hans berjalan menjauhinya.

Hiks...hiks..

"Kakak jangan tinggalin Celsi". Isak nya dengan kencang.

Hans semakin tidak tega melihat Celsi, yang menangis sampai membuat mata indahnya menjadi sangat merah karena menangis.

Namun kemudian Hans langsung mempercepat langkahnya sampai ke mobil yang sudah menunggunya sejak tadi.

Melihat Hans yang sudah masuk mobil dini dan juga Wira segera membawa Celsi masuk kedalam rumah.

"Kak Hans....., Kakak tidak boleh pergi...., Kakak harus sama Celsi..., Hiks...hiks...". Isak Celsi saat sudah sampai di dalam rumah.

Selama seminggu Celsi selalu murung, ia bahkan sangat jarang makan, dini dan Wira sangat cemas Melihat keadaan putri semata wayang mereka.

"Jika Celsi tidak makan nanti kak Hans nya tidak datang". Ucap dini membujuk putrinya agar mau makan.

Mendengar perkataan dini Celsi langsung membuka mulutnya untuk makan, dini sangat senang karena sekarang Celsi sudah mau makan, walau ia harus berbohong.

Setiap hari Celsi akan selalu pergi ke taman belakang dan memandangi bayangannya sendiri.

Wira yang setiap hari melihat putrinya terus berbicara pada bayangannya sendiri merasa kwartir, namun karena istrinya yang mengatakan kalau Celsi baik-baik saja membuatnya sedikit tenang.

"Kakak Hans harus datang, sekarang Celsi panggil kakak". Celoteh Celsi pada bayangannya sendiri.

"Kakak tau, tadi di sekolah Celsi di ganggu,". Celotehnya kembali.

Setiap hari Celsi tidak pernah absen untuk selalu mengajak bayangannya sendiri untuk berbicara.

Terpopuler

Comments

Ani you

Ani you

kasihan

2020-08-03

1

Sept September

Sept September

hiii kak aku mampir lagi nih membawa jempollll untukmu 💕

2020-07-29

1

Renti Taufik

Renti Taufik

smanagat sejauh ini keren

2020-07-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!