Celsi yang sedang sibuk mencari ponselnya didalam tas tiba-tiba saja dikagetkan oleh seseorang yang tiba-tiba saja menepuk pundaknya dari belakang, sontak saja Celsi langsung berbalik dan melihat siapa orang tersebut.
"Maaf, ada yang bisa saya bantu?". Tanya Celsi dengan sopan pada seorang pria bertubuh tinggi dan berisi.
Orang tersebut hanya menatap Celsi dengan menyeringai, seperti tengah sedang mendapatkan keberuntungan mendadak.
Melihat senyum lelaki misterius itu, sontak saja Celsi langsung merinding.
Saat akan bertanya kembali, Celsi kembali dikagetkan oleh kehadiran beberapa pria yang datang tiba-tiba dari belakang.
"Siapa kalian?". Tanya Celsi dengan bingung.
A**da apa ini?, kenapa mereka seperti orang jahat, dan lihatlah senyum mereka, sungguh mengerikan.
Tanpa menjawab pertanyaan Celsi salah seorang mereka, mungkin pemimpin mereka atau bisa disebut sebagi ketuanya, memerintahkan sesuatu pada anak buahnya.
"Tangkap wanita ini". Perintahnya.
What?, apa yang mereka maksud?, astaga, apa mereka orang jahat?. Pikir Celsi.
Melihat pergerakan orang-orang itu yang cepat membuat Celsi tidak bisa memiliki celah untuk berlari.
Sial, mereka mengurungku disini, apa yang harus aku lakukan. Batin Celsi.
Celsi langsung mengambil ancang-ancang untuk menerobos pertahan orang-orang yang tengah mengelilinginya untuk bisa kabur, sepertinya sekarang bukan keadaaan yang menguntungkan bagi Celsi.
"Kau mau kemana ?". Ejek salah seorang lelaki yang tengah sedang menghadangnya.
Celsi langsung menatap sinis orang yang berbicara itu.
"Apa yang kalian inginkan?". Tanya Celsi.
"Kenapa kalian menghadang ku?". Lanjutnya kembali bertanya.
Mendengar pertanyaan Celsi semua orang itu langsung tertawa seakan-akan sedang mengejek Celsi yang tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Y**a Tuhan, kirimkan Malaikat penolong untukku !.
"Hey, aku tidak punya uang untuk kalian rampok". Ucap Celsi dengan suara yang dibuat setenang mungkin.
A**staga Celsi, cukup. Kau pikir mereka ingin merampok?, orang yang melihatmu saja sudah tau kalau kau tidak memiliki uang atau benda berharga untuk dirampok. Lalu untuk apa mereka datang?.
"Nona, kau terlalu percaya diri. Kami tidak membutuhkan uangmu". Ucap salah seorang ketua dari mereka.
Celsi langsung menatap lelaki itu dengan tajam, jika bukan karena uang, lalu untuk apa mereka menahan ku?.
"Mustahil !!". Bentak Celsi dengan menatap mereka tajam.
"Aku yakin, kalian melakukan ini karena uang, iya kan?". Ucap Celsi dengan suara keras.
Mendengar itu sontak saja semua orang yang menghadang Celsi menjadi sedikit kaget. Bagaimana kalau ada orang yang mendengar teriakan Celsi?.
Untung saja hari sudah sore, selain tempat itu jarang dilewati oleh banyak orang, tempat itu juga sedikit terpencil dari keramaian.
Celsi memutar otaknya, agar bisa berpikir dengan cepat, bagaimanpun caranya dia harus lolos dari orang-orang itu, tapi apa yang harus ia lakukan?.
T**idak bisa, bagaimanapun caranya, aku harus bisa kabur. Tunggu dulu, aku bisa membawa mereka ketempat ramai agar mereka tidak bisa menangkap ku. Aku tau mereka pasti tidak bisa melakukan apa-apa saat ditempat ramai, aku yakin mereka pasti takut akan masa.
Celsi kau memang pintar. Batin Celsi.
Celsi menatap sekelilingnya dengan tatapan tajam, ia harus bisa menemukan celah untuk kabur, saat matanya tertuju pada dua orang pria, ia langsung tersenyum misterius.
Ceroboh..., Gumam Celsi.
Bagaimana tidak, kedua orang itu memberi jarak yang cukup jauh dari teman-temannya, ditambah lagi terlihat salah seorang tampak sedang oleng, sepertinya dia mabuk, jadi Celsi bisa manfaatkan kesempatan itu untuk lari sejauh mungkin. Tapi sebelum itu dia harus bisa mengalihkan perhatian mereka.
Seketika sebuah ide langsung terlintas di kepalanya, ia langsung tersenyum licik saat membayangkan idenya akan berhasil.
"Paman........., aku disini......". Teriak Celsi dengan kencang, bahkan ia melompat-lompat sambil melambaikan tangannya kerah depan dan menatap ke sana.
Sontak saja mendengar Celsi memanggil paman, membuat orang-orang itu langsung menoleh kerah tempat Celsi melambai, dan pada saat itu Celsi langsung berlari kabur dari sana.
D**asar bodoh, bagaimana mereka langsung teralihkan hanya kerena ia memanggil paman, padahal itu hanya siasat licik Celsi saja, huh, Bahakan Celsi tidak memiliki kerabat lagi, apalagi paman.
Mereka yang menyadari, kalau Celsi menipu mereka, segera mengejar Celsi yang sudah berlari.
"Kejar dia.....". Perintah ketua mereka.
Aksi kejar-kejaran langsung terjadi saat itu, walau tenaga Celsi tidak sebanding dengan orang-orang tersebut, namun ia tidak menyerah, ia langsung bertekad, bagaimanapun caranya dia harus bisa sampai di tempat keramaian. Setidaknya jika ia tertangkap akan ada saksi mata yang melihatnya.
"Tolong......". Teriak Celsi saat ia sudah sampai disebuah mini market kecil di tempat itu, walau keadaan tidak begitu ramai namun masih bisa dilihat ada beberapa orang yang berlalu lalang melewati tempat itu.
Mendengar teriakan Celsi, semua orang yang ada di sana langsung menatap Celsi, dan mereka dapat melihat Celsi yang tengah sedang berlari menghindari kejaran pria-pria yang berbaju hitam dibelakang Celsi.
Celsi langsung menghampiri salah seorang pria yang sedang tertunduk memeriksa kantong yang ia bawa, sepertinya pria tersebut tengah mencek belanjaannya, karena pria itu baru keluar dari mini market tersebut.
"Tolong aku, aku mohon...." Pinta Celsi dengan memohon.
Sontak saja pria tersebut langsung mendongak dan melihat Celsi.
Celsi tampak ngos-ngosan dan terus memegang lengan pria tersebut, saat ia mengangkat wajahnya ia sedikit terkejut mendapati orang yang ia hampiri.
"Untung kau disini". Ucap Celsi menatap pria itu.
"Tolong aku, mereka ingin menangkap ku". Pinta Celsi dengan wajah yang terlihat khawatir.
Mendengar penuturan Celsi, pria itu langsung melihat kerah orang-orang yang tengah sedang mengejarnya, benar saja ia bisa melihat ada beberapa pria yang tengah sedang berlari menuju kearah mereka, ralat bukan beberapa, mungkin ada sepuluh atau lebih.
Dengan cepat pria itu langsung memencet tombol kecil yang ada di sudut jam tangannya, dan hanya beberapa detik segerombolan orang-orang berbaju hitam dan memiliki logo yang sama di jas yang mereka kenakan langsung berdiri di hadapan Celsi dan pria itu, seperti benteng yang tengah sedang melindungi.
Tanpa pikir panjang, salah seorang langsung menghampiri Celsi dan pria itu.
"Master mari ikut saya". Ucapannya sopan pada pria itu.
Celsi hanya diam dan terus memegang lengan pria itu dan mengikutinya sampai ke mobil.
Sementara ditempat tadi langsung terjadi pertarungan yang begitu mengerikan, Bahakan orang-orang yang ada di sana langsung berlari meninggalkan tempat itu karena takut jika mereka akan menjadi sasaran emosi mereka.
Karena jumlah yang tidak sebanding, dengan cepat pasukan yang mengejar Celsi tadi langsung tumbang, bahkan mungkin ada di antara mereka yang sampai mati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
akun nonaktifkan
sekali lagi 5 like dulu yaa😁😆
Mampir karyaku sekalian like backnya🥺
Pasti aku selalu mampir karyamu loh!😆
Tunggu aja!🙏🏻
2020-07-27
1
Naiina Setyanii
semangat terus thor, aku udah mampir nih❤️
ku beri 15 like dan juga rate 5 nya. manpir ke karya ku yuk!
"Tentang Kita"
2020-07-20
0
ila❤
penasaran
lanjut kak
2020-06-20
0