Celsi masih menganga menatap wajah pria yang tengah sedang menatapnya tajam.
"Kenapa kau meneriaki ku?". Tanya pria itu dengan aura dingin.
Celsi terkesiap mendengar ucapan dingin pria itu, ia langsung menelan ludahnya saat mendengar suara serak pria tersebut, satu kata yang bisa Celsi ucapkan.
"Tampan...". Gumamnya tanpa sadar.
Mendengar ucapan Celsi pria itu mengernyit bingung.
"Master, apa saya perlu melakukan sesuatu?". Tanya salah seorang pria yang berdiri sejak tadi tidak jauh dari pria tampan itu.
"Tidak perlu". Ucap pria itu.
Sementara Celsi masih bengong dan terus bergulat dengan pikirannya sendiri.
"Nona....". Panggil pria tampan itu.
Celsi sama sekali tidak sadar dengan panggilan pria itu, ia masih sibuk memandang wajah tampan dan maskulin pria yang dihadapannya.
Melihat Celsi yang tak kunjung sadar membuat pria itu langsung tersenyum usil.
"Nona air liur mu menetes". Ucap pria itu sambil menunjuk mulut Celsi yang menganga.
Mendengar ucapan pria itu, dengan spontan Celsi langsung menghapus mulutnya menggunakan tangannya.
Sementara pria tampan itu hanya terkekeh melihat Celsi.
Menyadari ada yang tidak beres Celsi dengan cepat menatap pria itu dengan tajam.
"Kau menipuku". Ucap Celsi dengan kesal.
Pria itu hanya menatap Celsi dengan tidak peduli.
"Kau sendiri yang berteriak padaku". Balas pria itu.
Seketika Celsi tersadar tujuannya meneriaki pria tersebut.
"Tentu saja aku berteriak, kau telah berani menutupi bayanganku ". Ucap Celsi dengan sedikit membentak pria tampan itu.
"Jadi hanya karena itu?". Tanya pria tersebut.
Celsi kemudian langsung mengangguk.
Pria tersebut menarik nafasnya dan membuangnya dengan kasar, ia tidak habis pikir bagaimana seseorang bisa berteriak hanya karena bayangannya tertutup.
"Dasar gila...". Umpat lelaki itu.
Celsi menganga mendengar umpatan pria tersebut.
"Beraninya kau....., kau....". Geram Celsi.
Pria itu sama sekali tidak peduli ia memilih langsung meninggalkan Celsi dan menjauh dari Celsi.
Saat Celsi ingin mengejar pria tersebut langkahnya terhenti saat mendengar suara yang sangat ia kenal.
"Celsi......, ". Teriak seorang ibu-ibu.
Celsi langsung menoleh dan ia sangat terkejut melihat orang tersebut.
"Mati aku, gentong sudah menemukan aku". Ucapannya dengan pelan.
Orang yang memanggil Celsi tidak lain adalah ibu-ibu yang punya kontrakan, sebenarnya ia tidak sengaja melihat Celsi, jadi daripada Celsi kabur setiap ketemu dengannya lebih baik ia langsung meminta langsung sekarang.
Saat Celsi ingin kabur, langkahnya kembali terhenti mendengar ancaman ibu itu.
"Berani kau kabur, maka kau tidak boleh kembali pulang". Teriak ibu itu
Seketika langkah Celsi langsung terhenti, ia hanya bisa mematung menunggu ibu itu sampai di tempatnya.
"Lihatlah, tubuhnya saja sudah tidak sanggup ia bawa, dan sekarang dia berusaha dengan cepat menghampiriku". Pikir Celsi.
Celsi tidak habis pikir bagaimana orang segendut ibu kontrakannya masih dengan sangat berambisi untuk marah-marah dan mengejar-ngejar dirinya hanya karena ia menunggak 2 bulan.
"Ibuk...". Ucap Celsi dengan tersenyum ramah.
"Jangan basa-basi, mana uang kontrakan mu?". Ucap ibu itu pada Celsi dengan sedikit meninggikan suaranya.
Celsi memutar otaknya agar bisa selamat dari amukan ibu kontrakan itu, mau bayar juga ia sama sekali tidak punya uang.
"Ibuk tenang saja, Celsi pasti bayar". Ucap Celsi mencoba meyakinkan.
"Alah, kamu pasti mau kabur lagi. Aku sudah tidak percaya, setiap hari kau selalu bilang ingin bayar, tapi mana?, sampai sekarang kau belum bayar". Bentak ibu itu.
Celsi terkesiap mendengar bentakan ibu itu, ia tidak tau harus berkata apa lagi, saat ia menoleh ke samping, matanya langsung terkunci pada pria tampan yang ia teriaki tadi.
Seketika Celsi langsung memiliki ide cemerlang.
"Ibu tunggu disini. Pacar Celsi ada di sana". Tunjuk Celsi pada pria tampan tadi.
Ibu itu langsung melihat ke arah yang ditunjuk Celsi, dan ia langsung bisa melihat seorang pria tampan bertubuh tinggi sedang mengobrol dengan seorang lelaki seusianya.
"Celsi akan pinjam uang pada pacar Celsi dulu". Ucap Celsi kemudian.
Setelah mengatakan hal itu, Celsi langsung menghampiri pria tampan itu lagi, sebenarnya ia tidak tau apa yang harus ia lakukan. Tapi demi selamat dari ibu kontrakan ia harus bisa berakting.
"Sayang......". Teriak Celsi sambil berlari menghampiri pria tadi.
Kedua pria yang sedang mengobrol itu langsung melihat Celsi.
Graaappp....
Dengan cepat Celsi langsung memeluk pria itu.
Pria tampan itu langsung terbelalak kaget, matanya langsung melotot saat Celsi memeluknya.
Sama halnya dengan pria yang disebelahnya, ia juga ikut kaget saat melihat Celsi memeluk tuannya.
Sebenarnya Celsi hanya spontan saja memeluk pria itu, dan itu dia lakukan agar ibu kontrakannya percaya kalau pria itu pacarnya.
"Sayang, mana dompetmu?". Tanya Celsi.
Celsi langsung memasukkan tangannya ke saku celana pria itu , untuk mengambil dompet pria tersebut.
"Aku harus bayar kontrakan, jadi aku pinjam uangmu ya ?". Ucap Celsi kembali.
Celsi langsung membuka dompet yang sudah ia temukan di saku belakang pria itu, ia langsung mengambil beberapa lembar dari sana. Ralat bukan beberapa lembar tapi semua uang yang ada di sana.
"Kau kan pacarku, jadi tidak apa-apa jika aku meminjam uangmu". Lanjut Celsi kembali.
Sementara lelaki itu hanya melongo melihat aksi ajaib Celsi, ia bahkan tidak bisa berbicara apa-apa sangking shock nya melihat Celsi.
Setelah mendapatkan apa yang Celsi cari, ia langsung memanggil ibu Kontrakan itu, dan dengan cepat ibu kontrakan itu langsung menghampiri Celsi.
"Mana ?". Ucap ibu itu pada Celsi.
"Sabar buk, ini uangnya". Kata Celsi sambil memberikan semua uang yang ia ambil.
Melihat banyaknya uang yang Celsi berikan membuat ibu itu langsung tersenyum menatap Celsi.
"Nah begitu dong, jadi kalau setiap bulan kayak gini. Ibuk gak bakalan marah sama kamu". Ucap ibu itu dengan lembut.
Celsi memutar bola matanya dengan malas.
Setelah mendapat apa yang ibu itu inginkan, dengan cepat pula ia langsung meninggalkan Celsi.
Celsi membuang nafasnya dengan lega karena ibu kontrakan yang selalu mengganggunya sekarang sudah pergi, dan ia sudah bisa tenang sekarang.
Celsi langsung meraih botol minuman yang sedari tadi pria tampan itu pegang, dengan cepat ia langsung meneguk semua isi botol itu tanpa peduli dengan orang yang punya.
Setelah habis, Celsi dengan spontan langsung memberikan botol kosong itu kembali pada pemiliknya.
Saat Celsi memutar langkahnya ingin pergi, ujung bajunya tiba-tiba saja langsung di tarik oleh seseorang.
Dengan cepat Celsi langsung membalikkan badannya lagi, saat melihat tatapan tajam pria tampan itu dengan kasar Celsi menelan Saliva nya sendiri.
Celsi langsung tersenyum melihat pria itu, ia menunjukkan senyum termanis yang pernah ia miliki saat menatap pria tampan tersebut.
Sementara pria itu hanya menunjukkan tatapan tajam dan aura marah pada Celsi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Ani you
lucu
2020-08-03
0
Ekawijiastuti
wah suka ini
2020-07-18
0
Renti Taufik
hahaa keren
2020-07-17
2