Episode 6

Celsi mengeram dengan kesal karena Kevin mengemudikan mobil dengan sangat kencang.

"Apa kau tidak bisa pelan-pelan?". Tanya Celsi dengan sedikit membentak Kevin.

"Maaf Nona, tidak bisa". Jawab Kevin datar.

"Kalian ingin membunuhku?". Tanya Celsi dengan menatap mata tajam Brian .

"Tidak, tapi bisa saja kau mati sekarang jika kau tidak bisa diam". Jawab Brian dengan dingin.

"What ?"..., are you crazy...?" Teriak Celsi dengan kencang.

Brian menutup telinganya mendengar teriakkan Celsi.

"Apa kau ingin membuatku tuli". Bentak Brian dengan menatap Celsi tajam.

"Kalau iya kenapa?". Ucap Celsi dengan membalas tatapan tajam Brian.

"Oh my, wanita ini benar-benar membuatku akan gila". Umpat Brian dengan frustasi.

"Kau memang pantas gila". Sambung Celsi dengan menatap Brian kesal

Tidak lama suara tembakan langsung terdengar.

Dorrr....

Aaaaa.....Pekik celsi dengan kencang.

Dengan spontan Celsi langsung memeluk erat Brian dan menyembunyikan wajahnya dibalik jas yang Brian kenakan.

Brian langsung kaget, bukan karena suara tembakan melainkan kaget karena teriakan Celsi.

"Ada apa denganmu?". Tanya Brian.

Celsi langsung mengangkat wajahnya dan menatap wajah Brian tanpa melepas pelukannya.

"Apa kau tidak dengar?, Suara tadi sangat menyeramkan". Ucap Celsi dengan mendongakkan wajahnya melihat Brian.

"Astaga, kenapa wajahnya sangat imut". Pikir Brian.

Biran yang melihat wajah polos dan imut Celsi tiba-tiba saja menjadi gugup.

"Itu suara tembakan". Jawab Brian dengan berusaha bersikap biasa-biasa saja.

"Tembakan?". Pikir Celsi.

Tidak lama kemudian terdengar lagi...

Dorrr....

Lagi-lagi Celsi berteriak dan memeluk erat Brian kembali.

"Astaga, aku benar-benar akan mati sekarang". Pekik Celsi dengan khawatir.

"Apa kau tidak bisa tenang?". Tanya Brian.

"Bagaimana aku bisa tenang, sebentar lagi kita akan mati disini". Jawab Celsi dengan sedikit mendongakkan wajahnya melihat Brian.

Brian meraih bahu Celsi dan mendudukkan kembali Celsi dengan tenang.

"Kita akan mati jika kau terus seperti ini". Ucap Brian dengan menatap mata Celsi tajam.

Celsi menatap bingung Brian, ia sama sekali tidak mengerti maksud dari perkataan Brian.

"Coba lihat kebelakang". Saran Brian pada Celsi agar menoleh kebelakang.

Dengan cepat Celsi langsung menggeleng, ia tidak mau melihat kebelakang karena terlalu takut melihat langsung orang-orang yang akan menembak mereka.

"Lihatlah". Pinta Brian kembali.

Celsi kembali menggeleng, ia tetap tidak mau melihat kebelakang.

Melihat Celsi yang terus menolak, Brian langsung memegang kedua wajah Celsi dan mengarahkannya kebelakang agar bisa melihat bagaimana keadaan di belakang.

"Apa yang terjadi?". Tanya Celsi dengan bingung.

Celsi bingung melihat kaca mobil bagian belakang yang tidak kenapa-napa.

"Kaca mobil ini anti peluru, jadi kau tidak akan mati". Ucap Brian seketika.

Seketika wajah panik Celsi langsung berubah, yang tadinya ketakutan tiba-tiba menjadi sedikit tenang.

"Aku pikir, aku akan mati sekarang". Gumam Celsi.

"Dasar wanita aneh". Cibir brian.

Mendengar cibiran brian, Celsi langsung menatap Brian dengan tajam.

Brian sama sekali tidak peduli, ia bahkan tidak membalas tatapan tajam Celsi.

"Kevin, segera cari tempat aman, kita akan menghabisi mereka di sana". Perintah Brian pada Kevin.

"Tapi master, kita tidak bisa melakukannya disini, ini adalah negara hukum". Jawab Kevin menjelaskan.

Brian mendesah kasar kerena kesal, inilah yang ia tidak suka saat di negara orang, dia tidak bisa melakukan apapun yang ia suka saat ini.

"Baiklah, sekarang putar ke rumah". Perintah Brian.

"Baik master". Jawab Kevin seketika.

Kevin langsung memutar arah, dan kembali ke kediaman Brian yang berada di Indonesia.

Saat sudah sampai, Brian langsung keluar tanpa memperdulikan Celsi.

"Dimana ini?". Gumam Celsi melihat sekeliling.

"Astaga, kenapa tempat ini sangat terpencil?". Pikirnya terus bertanya-tanya.

Tempat Biran saat ini berada ditengah-tengah hutan, yang merupakan tempat terpencil dan jauh dari keramaian, tempat itu sangat tersembunyi dan hanya beberapa orang yang mengetahui tempat itu.

Di sekeliling tempat itu dipenuhi oleh perangkap yang mematikan, dan di setiap penjuru hutan sudah di tempatkan orang-orang yang akan menghalangi siapapun yang ingin masuk dan melakukan penyerangan.

Melihat Brian yang turun dari mobil, Celsi juga ikut turun. Wajah Celsi langsung berubah saat melihat bangunan megah yang ada didepannya.

"Apa ini yang dinamakan Istana". Gumam Celsi.

Celsi sangat takjub melihat rumah yang begitu besar dan mewah, rumah itu bernuansa putih terang, dengan desain yang mewah dan unik.

"Aku rasa aku sedang bermimpi". Batin Celsi.

Celsi langsung mengikuti langkah Brian dari belakang, dalam langkahnya ia tidak henti-hentinya melihat ke kiri dan ke kanan bahkan sesekali dia malah memutar tubuhnya.

Celsi benar-benar sangat takjub melihat keindahan dan desain mewah rumah itu. Sangking asiknya melihat rumah tersebut Celsi sampai tidak menyadari kalau Brian dan Kevin tengah sedang menatap dirinya tajam.

"Apa kau sudah selesai melihat semuanya". Tanya Brian dengan sinis.

Mendengar ucapan Brian, Celsi langsung mendesis karena kesal.

"Cih, dia benar-benar sombong dan arogan". Gumam Celsi dengan pelan.

"Kau bilang apa?". Sombong ?, arogan?". Tanya Brian dengan menatap Celsi dengan sangat tajam.

Melihat tatapan tajam Brian seketika Celsi langsung menciut, ia benar-benar seperti akan mati saat melihat tatapan Brian.

"Ti....,tidak, aku tidak mengatakan itu, aku hanya bilang kau sangat kaya, yah... kaya...". Ucap Celsi dengan bohong.

Brian menatap Celsi dengan jengah, ia benar-benar kesal saat berhadapan dengan Celsi, amarahnya langsung naik saat mendengar cibiran Celsi.

"Kevin, kau urus wanita aneh ini. Aku benar-benar pusing saat melihatnya". Ucap Brian.

Setelah mengatakan hal itu, Brian langsung pergi menaiki anak tangga dan menuju kamarnya untuk merebahkan diri.

Setelah kepergian Brian Kevin langsung menatap tajam Celsi.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?". Tanya Celsi dengan membalas tatapan tajam Kevin

"Maaf nona, aku hanya tidak mengerti bagaimana bisa master masih membiarkan Anda hidup". Jawab Kevin dengan biasa-biasa saja.

"What?, maksudmu?" Tanya Celsi keheranan.

"Nona.....". Ucap Kevin langsung terputus.

"Celsi ". Ucap Celsi menyebutkan namanya.

"Baiklah, nona Celsi, perlu nona ketahui. Biasanya seseorang yang menggangu master akan langsung dihabisi, apalagi ada orang yang berani menyentuh master, pasti akan langsung di cincang". Jelas Kevin.

"Dan nona bukan hanya mengganggu, tapi juga telah menyentuh master". Lanjutnya kembali.

Celsi menelan ludahnya dengan kasar mendengar penjelasan Kevin, sekarang ia benar-benar takut, jika Brian akan mencincangnya dan memasukkan potongan tubuhnya kedalam kantong resek.

"Apa kau serius?". Tanya Celsi dengan suara gemetar.

Kevin kembali mengangguk menandakan kalau perkataannya memang benar, Kevin memang mengetahui sikap Brian, karena ia sudah lama mengikuti Brian.

Sekarang Celsi benar-benar sangat takut, sepertinya dia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian saat ini.

Terpopuler

Comments

Angela Jasmine

Angela Jasmine

Semangat kakak 🙌

2020-07-30

0

Renti Taufik

Renti Taufik

keren thor

2020-07-17

1

Kadek

Kadek

semngt jangan lupa mmpir y

2020-07-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!