Brian menggerutu dengan kesal menuruni anak tangga dan pergi kearah dapur. Ia terus mengumpat dengan kesal karena Celsi.
B**agaimana wanita itu bisa berteriak-teriak di rumah orang, aku benar-benar heran, apakah ada orang yang mau tinggal dengan wanita aneh seperti dirinya.
Banyak umpatan yang Brian ucapakan pada Celsi, bagaimana tidak sejak tadi Celsi selalu berteriak dan menyebutnya orang sombong.
"Hey, orang sombong.....".Teriak Celsi.
"Orang sombong, turunlah cepat....". Teriaknya lagi.
Tentu saja mendengar teriakkan Celsi Brian langsung terbangun, Brian yang sedang asik menikmati mimpi indahnya dalam tidurnya harus mengikhlaskan mimpinya tertunda hanya karena Celsi.
S**epertinya aku harus mengganti Diding kamarku agar kedap suara. Pikir Brian.
Bagaimana tidak, saat Kevin mengantar Celsi pada sebuah kamar mewah yang ada di rumah itu, Celsi langsung tidur dan saat ia terbangun ternyata hari sudah malam.
"Sangat lapar". Gumam Celsi.
Celsi langsung turun kebawah dan menuju dapur, dan ia sangat terkejut mendapati meja makan yang kosong.
A**staga, aku rasa hanya rumah ini yang besar tapi isinya kosong.
Bagaimana Celsi tidak kesal, perutnya sudah demo sejak tadi, tapi malah tidak mendapati makanan di rumah ini, karena itu Celsi langsung berteriak memanggil Brian.
"Kenapa kau berteriak?". Ucap Brian saat sudah sampai di dapur.
Dengan cepat Celsi langsung menunjuk keatas meja makan yang kosong.
"Ada apa dengan mejanya?, apa mejanya ada masalah?". Tanya Brian tidak mengerti.
Ia sama sekali tidak mengerti maksud dari Celsi yang menunjuk meja makan.
"Dasar bodoh...". Umpat Celsi dengan kesal.
"Hey, wanita aneh, beraninya kau mengatai ku bodoh". Tunjuk Brian dengan menatap Celsi tajam.
"Namaku Celsi, Celsi Yanova Putri". Ucap Celsi.
"Dan jangan memanggilku wanita aneh". Tunjuk Celsi dan membalas tatapan tajam Brian.
"Dan perlu kau ketahui nona Celsi Yanova Putri, namaku Brian" ucap Brian dengan penuh penekanan.
"Dan kau tidak dibenarkan memanggilku pria sombong maupun bodoh". Lanjutnya kembali dengan menunjuk Celsi.
A**staga, kenapa kata-katanya sangat dalam, huh...., sepertinya jantungku ditusuk dengan kata-katanya . Batin Celsi.
Mendengar kata-kata Brian yang penuh penekanan Celsi menelan Saliva sendiri, namun dalam pikirannya tetap saja ia tidak mau kalah, ia malah kembali menatap Brian dengan tajam.
"Kau memang bodoh". Ucap Celsi kembali dengan mengatai Brian bodoh.
"Hey, tuan Brian yang terhormat, anda telah membawa nona cantik ini ke rumahmu, tapi anda tidak memberinya makan". Ucap Celsi dengan tegas, ia bahkan berbicara dengan bahasa formal.
Mendengar perkataan Celsi, barulah Brian tersadar dan sekarang bisa mengerti maksud dari Celsi menunjuk meja makan yang kosong, ia berpikir pantas saja Celsi berteriak, kalaupun ia diposisi Celsi ia juga akan berteriak meminta makan.
"Kenapa kau tidak memanggil pelayan saja?". Tanya Brian kemudian.
"Wah tuan...". Ucap Celsi dengan tertawa pahit.
"Aku rasa kau lupa, kalau rumah besar mu ini tidak memiliki pelayan satupun". Ucap Celsi dengan kemudian.
"Jangan asal bicara. Aku memiliki banyak pelayan di rumah ini". Ucap Brian tidak setuju dengan ucapan Celsi.
Bagaimana Brian bisa setuju, ia mempekerjakan 20 orang pelayan wanita dan 10 orang pelayan pria dirumahnya yang mewah ini, dan di sana belum termasuk supir dan pengawalnya atau penjaga rumah itu.
Celsi menatap Brian dengan jengah, sekarang ia benar-benar akan mengakui kalau brian orang bodoh. Ia berpikir jika pelayan ada tidak mungkin ia berteriak, ia juga masih mempunyai rasa malu untuk berteriak di rumah orang sembarangan.
"Fasar bodoh". Umpat Celsi kembali dengan keras.
"Kau.....". Geram Brian.
"Apa?, kau ingin memarahiku?, kau ingin memukulku?". Tanya Celsi dengan berlagak berani.
Sebenarnya Celsi sama sekali tidak berani, apalagi menghadapi Brian, walau bagaimanapun ia tetap wanita cantik yang lemah lembut, ia hanya berlagak berani untuk menghadapi Brian.
"Apa kau pikir aku akan berteriak jika ada pelayan di rumahmu ini?". Tanya Celsi dengan menunjuk wajah Brian.
Mendengar pernyataan Celsi, Brian langsung berpikir, dan benar juga untuk apa Celsi berteriak jika ada pelayan sekarang ia baru menyadari kalau pelayan akan pulang saat sore hari dan akan kembali pada pagi hari.
"Maaf aku lupa kalau pelayan sudah pulang, dan mereka akan kembali besok pagi". Sahut Brian.
"Hah, apa sekarang aku harus menahan rasa lapar sampai besok". Keluh Celsi dengan. suara lemas.
"Kenapa kau tidak memasak saja?, di kulkas pasti banyak sayur". Ucap Brian memberi saran.
"Tidak, tidak. Aku tidak mau memasak". Tolak Celsi dengan menggelengkan kepalanya.
"Apa kau tidak bisa memasak?". Tebak Brian dengan menatap mata Celsi.
"Bukan, aku bisa masak. Hanya saja aku takut menyalakan kompor". Jawab Celsi dengan suara yang sendu dan lemah.
Brian mengernyit heran dengan ucapan celsi, ia tidak habis pikir bagaimana seseorang takut menyalakan kompor, apa mungkin Celsi memiliki trauma. Namun Brian tidak ingin bertanya lebih jauh lagi, karena menurutnya itu bukan urusannya.
"Kau tunggu disini, aku akan memasak untukmu". Ucap Brian dan menyuruh Celsi duduk di meja makan.
"Kau bisa masak?". Tanya Celsi.
"Tidak ". Jawab Brian.
"Tapi aku bisa memasak mie instan". Lanjutnya kembali.
Brian memang tidak bisa masak, namun ia bisa memasak mie instan, karena hanya cukup merebusnya saja tanpa harus memasukkan bumbu-bumbu yang lain.
Celsi hanya diam, ia berpikir tidak ada salahnya makan mie instan dari pada tidak makan sama sekali.
Brian mengambil mie instan yang tersimpan di lemari bagian atas yang ada di dapur, ia segera memanaskan air dan, dengan cepat ia langsung menyajikannya.
"Jangan berkomentar, makan saja". Ucap Brian memperingati.
"Siapa yang ingin berkomentar?, aku hanya berpikir apa kau menaruh sesuatu di dalam mie ini?". Tanya Celsi dengan penuh selidik.
Brian berdecak sebal mendengar pertanyaan Celsi, ia kemudian langsung menarik piring yang berisi mie tersebut dari hadapan Celsi.
"Jika kau tidak mau, biar aku yang memakan semuanya". Ucap Brian tanpa menoleh kearah Celsi sedikitpun.
Melihat itu, Celsi langsung melongo ia tidak tau kalau Brian akan menanggapi perkataannya dengan serius padahal ia hanya bercanda.
"Tidak, tidak. Aku hanya bercanda". Ucap Celsi dengan lembut sambil menarik kembali pingin tersebut dari hadapan brian.
"Kau sangat sensitif, kau sama sekali tidak bisa diajak bercanda". Omel Celsi sambil menyendok mie nya kedalam mulutnya.
"Sekarang kau sudah tau, jadi jangan coba-coba bercanda denganku". Ucap birian dengan menatap Celsi tajam.
"Dasar gunung es". Umpat Celsi kembali.
Brian sama sekali tidak peduli, ia menghabiskan mie tersebut dengan tenang, dan begitu juga dengan Celsi. Celsi malah lebih cepat menghabiskan mie tersebut karena dia memang lapar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Ani you
baca sampai di sini dulu. Thor. like.💓👍
2020-08-03
0
Kadek
mmpir kk
ijin baca
titip like disini ya
2020-07-16
0
Roisatul
hai Thor...
semangat terus ya nulisnya..
aq sudah boom like cerita kamu
jangan lupa feedback di ceritaku ya
kalau Jodohku adalah Mantanku
yuk saling dukung 😍
2020-06-12
1