Hero In The Shadows (Pahlawan Dalam Bayangan)
Indonesia 23:00 wib.
Suasana pada sebuah tempat di pinggiran kota sangat mencekam, angin berhembus dengan sangat kencang, semua pepohonan seakan melambai-lambai dan menari-nari mengikuti arus gelombang angin, derasnya hujan membuat orang sulit untuk melakukan aktivitas di luaran.
"Dady, apa yang harus kita lakukan ?". Tanya salah seorang anak lelaki yang berusia 10 tahun.
"Jangan khawatir, kita pasti bisa selamat". Jawab orang yang dipanggil Dady oleh anak lelaki itu.
Sementara tak jauh dari mereka sekelompok orang tersenyum menyeringai melihat ayah dan anak yang sudah tidak berdaya lagi.
"Kalian tidak akan bisa kabur, sekarang lebih baik kalian bersiap-siap untuk mati". Ucap salah seorang lelaki yang berada tepat di hadapan anak dan ayah itu.
"Kami tidak akan mati, tapi kaulah yang akan mati...". Teriak anak lelaki itu.
"Wow, aku tidak menyangka kalau putramu sangat berani". Ucapnya pada sang ayah.
Ayah lelaki itu melihat orang yang mengepung mereka dengan tatapan tajam, jika saja dia tidak bersama dengan putranya mungkin dia sudah menghabisi mereka semua, tapi mengingat nyawa putranya yang lebih berharga membuat ia tetap diam dan berusaha mencari celah.
"Boy, dengarkan Dady, kau harus lari ok". Bisik ayahnya pada putranya.
"No Dady, aku tidak mau meninggalkan Dady sendiri". Tolaknya.
"Dady, akan baik-baik saja, Dady janji akan menjemputmu saat keadaan sudah lebih baik". Ucap ayahnya meyakinkan putranya.
"Tapi Dady, bagaimana dengan Dady?". Tanya anak lelaki itu dengan polos.
"Percaya sama Dady, kita akan baik-baik saja nanti".
Anak lelaki itu hanya bisa pasrah, ia juga tidak bisa berbuat apa-apa mengingat keadaan sekarang, usianya yang baru 10 tahun membuat ia harus menjauh dari rombongan orang-orang yang berusaha mengincar nyawanya dan juga ayahnya.
"Baik Dady".
Ayahnya tersenyum lembut menatap putranya, sebenarnya ia tidak rela melepas putranya, tapi apa boleh buat hanya dengan cara seperti itu ia bisa melawan semua orang yang berniat ingin menghabisinya dan menyelamatkan putranya.
"Ingat untuk jangan melepas cincin yang Dady berikan, Dady janji akan segera menjemputmu nanti". Ucap ayahnya kembali.
Anak lelaki itu kembali mengangguk.
Setelah itu ayahnya langsung mengalihkan perhatian orang-orang yang menghadang mereka, dan pada kesempatan itu bocah lelaki tersebut langsung berlari menjauh meninggalkan ayahnya menghadapi orang-orang tersebut.
Salah seorang lelaki yang menyadari pergerakan anak lelaki itu langsung memerintahkan beberapa orang untuk mengejarnya.
"Kejar dia...." Teriak salah seorang lelaki.
"Lari nak...., lari sejauh mungkin....". Teriak ayahnya.
Bocah lelaki itu terus berlari dengan sekuat tenaga, ia terus menerobos derasnya hujan dan kencangnya angin, dengan sekuat tenaga anak lelaki itu mengindari kejaran pria-pria dewasa yang mengejarnya.
Anak lelaki itu langsung memasuki gelapnya hutan untuk menghindari orang-orang yang mengejarnya, ia bahkan tidak memperdulikan luka goresan yang terus mengenai kulitnya lagi.
Saat sudah merasa kelelahan anak lelaki itu melihat kebelakang, tatapannya hanya bisa melihat kegelapan saja, karena ia memang berada di tengah-tengah hutan yang lebat.
Sesaat anak lelaki itu beristirahat untuk memulihkan tenaganya lalu ia melanjutkan langkahnya kembali untuk keluar dari hutan itu.
Keadaan cuaca yang sangat buruk di tambah hutan yang lebat membuat anak lelaki itu sulit untuk menemukan jalan keluar, walau begitu ia tetap berusaha.
Anak lelaki itu hanya bisa meraba-raba tempat yang akan ia lalui karena keadaan yang benar-benar sangat gelap.
Setelah menempuh perjalanan 7 jam barulah anak lelaki itu bisa keluar dari hutan lebat itu, ia benar-benar sangat lelah karena berjalan semalaman.
Tubuh anak lelaki itu langsung tumbang begitu ia melihat jalan yang tidak jauh dari hutan tersebut, ia sudah tidak sanggup lagi berdiri karena luka-luka yang berada di sekujur tubuhnya, dan pada saat itu matanya juga ikut terpejam.
"Ayah....ayah..., Ada orang pingsan". Teriak seorang anak perempuan berusia 5 tahun.
"Ada apa Celsi". Tanya Sang ayah yang bernama Wira.
"Ayah apa dia tertidur ?". Tanya Celsi dengan polos.
Wira kemudian langsung melihat ke arah yang ditunjuk oleh putri kecilnya, ia sangat terkejut mendapati seorang anak lelaki yang tergeletak.
Dengan cepat Wira langsung memeriksa anak lelaki itu, karena ia merasakan jika anak lelaki itu masih bernafas ia segera mengangkat tubuh anak lelaki itu.
"Celsi, kau bisa berjalan sendiri kan?". Tanya Wira pada putrinya.
Hummm...jawab Celsi sambil mengangguk.
"Baiklah, pegang baju ayah, agar kau tidak tertinggal". Ucap Wira kemudian.
Dengan cepat ia langsung meraih baju ayahnya dan mengikuti langkah Wira.
Wira langsung membawa anak lelaki itu ke rumahnya, dengan cepat ia langsung mendorong pintu.
Ibu Celsi yang bernama Dini langsung menoleh saat mendengar seseorang membuka pintu dengan kasar.
"Siapa yang kau bawa ini". Ucap Dini dengan sedikit terkejut karena suaminya pulang bersama dengan seorang anak lelaki yang tampak memprihatinkan.
"Aku tidak tau, aku menemukannya di pinggir hutan". Jawab Wira.
Wira segera membawa anak lelaki itu ke sebuah kamar tamu yang ada di rumahnya.
"Panggilkan dokter". Ucap Wira pada istrinya.
Dini segera menghubungi dokter, tidak lama dokter langsung tiba.
Dokter tersebut langsung memeriksa keadaan anak lelaki itu dan memberi obat pada setiap luka goresan yang ada di sekujur tubuhnya.
Celsi hanya diam dan duduk di samping anak lelaki itu, ia terus memperhatikan wajah anak lelaki itu dengan seksama.
Saat anak lelaki itu membuka matanya, Celsi langsung berteriak memanggil ayah dan ibunya.
"Ayah..., Ibu...., Dia sudah sadar". Ucap Celsi dengan berteriak.
Mendengar suara melengking putri kecil mereka Dini dan Wira langsung menghampiri, di sana mereka langsung melihat anak lelaki itu yang sudah sadar.
"Kau sudah sadar?". Tanya Wira.
Anak lelaki itu hanya mengangguk menanggapi perkataan Wira.
"Siapa namamu?, Apa kau bisa bahasa Indonesia?". Tanya Wira kemudian.
Wira yang menanyakan hal tersebut karena ia melihat wajah tampan anak lelaki itu yang tidak seperti orang Indonesia, atau bisa dibilang lebih mirip turis, tapi rambut anak lelaki itu warna hitam, jadi Wira bisa simpulkan kalau anak lelaki itu adalah blasteran.
Anak lelaki itu hanya mengangguk kembali, ia tidak menjawab pertanyaan Wira, tapi ia mengakui kalau ia bisa bahasa Indonesia.
"Kakak, kakak, siapa nama kakak?". Tanya Celsi dengan suara imutnya.
Anak lelaki itu langsung melihat kearah Celsi, ia bisa melihat anak yang sangat imut dan tersenyum menatap dirinya.
Dini dan Wira meninggalkan anak lelaki tersebut karena sejak tadi ia hanya diam saja, tapi Celsi tetap berada di sana.
"Kakak, sebutkan nama kakak, agar Celsi bisa dengan mudah memanggil kakak". Celoteh Celsi.
Anak lelaki itu hanya diam, ia tidak berniat menjawab ucapan Celsi, namun Celsi selalu berbicara terus menerus bahkan celsi juga bercerita banyak hal.
Sesekali anak lelaki itu tersenyum mendengar celotehan Celsi.
"Kemarin Celsi digigit semut, sakit....". Ucap seksi.
"Celsi tidak menangis, tapi Ayah bilang kalau Celsi menangis karena air mata Celsi yang keluar". Celotehnya kembali.
Anak lelaki itu hanya diam dan terus mendengarkan celotehan Celsi.
Sesekali anak lelaki itu terkekeh melihat Celsi.
"Kakak tidak menyebutkan nama, jadi Celsi akan panggil dengan sebutan kakak Hans". Ucap Celsi.
Anak lelaki itu hanya menautkan kedua alisnya mendengar nama yang Celsi berikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
W.Willyandarin
aku mampir kak
2020-09-14
0
Ani you
Menarik. Salam kenal. 5 rate, like 💓
2020-08-03
0
Sept September
hiii kak aku mampir nih
2020-07-29
0